September 19, 2014

Istana Burung Kenari ( Tugas Observasi Bisnis )

B01-Timmy Christian

Hobi tidak selamanya hanya menghabis-habiskan uang dalam dompet kita, namun dengan ketekunan, keseriusan dan pemikiran yang dewasa, bahkan dapat dijadikan sarana usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup yang ada. Salah satunya kisah nyata dari Pak Yohanes yang sudah berpuluh-puluh tahun malang melintang dalam 'dunia burung kenari'.














Tentunya perjalanan yang ada tidak selalu mulus tanpa halangan, saat awal mencoba memelihara burung kenari pada tahun 1960 yang dimulai dengan 4 ekor burung kenari dengan nilai konversi mata uang yang ada, seharga 500 rupiah, Pak Yohanes harus terlebih dahulu mengalami kegagalan. Tidak langsung kembali memulai usaha sekaligus hobi ini, Pak Yohanes pun vakum beberapa tahun, sampai akhirnya pada tahun 1974, beliau memulai usaha sekaligus hobi ini lagi, dan dengan doa dan kerja keras, Tuhan pun membuka jalan menuju kesuksesannya. Burung kenari betina sangat amat susah untuk dibeli saat itu, karna langka dan tidak ada pemilik yang mau menjualnya, namun beliau dipertemukan dengan seorang peternak lain yang dengan murah hati menjual 4 burung kenari betinanya, yang menjadi cikal bakal titik terang usaha burung kenari dengan nama Istana Burung Kenari ini.

Saat ini total burung indukan dan anakan kenari yang berada di rumahnya di kawasan meruya selatan ini berjumlah kurang lebih 100 ekor, dan jika ditotal dengan semua burung yang pernah beliau kembangbiakan namun telah dijual dan berpindah tangan, ada lebih dari 3000 ekor burung kenari yang sudah beliau tangani dengan 'tangan dinginnya'. Beliau berfokus pada burung kenari dengan jenis Holland.



















Omset yang didapat pun tentunya terbukti, mampu membiayai 3 anaknya sampai sarjana, bahkan sampai sekarang beliau sudah tidak muda lagi dan sudah mempunyai cucu, beliau masih dapat mencari penghasilan sendiri tanpa bergantung pada ke 3 anak-anaknya. Walaupun omset yang ada tak menentu, karna beliau memprioritaskan mutu dibandingkan jumlah, dan tentunya konsekuensinya adalah pedagang pasar burung atau toko burung di jalanan tidak akan menjadi pelangannya dikarenakan harga yang tentunya cukup jauh berbeda dibanding dengan sekedar mengembangbiakkan dalam segi jumlah, berkisar sekitar 500 ribu sampai 1,5 juta rupiah per ekornya.

Jika tertarik untuk memulai bisnis ini, modal yang perlu disiapkan cukup terjangkau bagi khalayak luas. Dengan 3 burung kenari betina dan 1 kenari jantan dengan kisaran harga paling murah sekitar 2 juta per 4 ekor, atau paling mahal 3,4 juta per 4 ekor dan biaya 4 kandang + makanan sekitar 250rb, anda dapat mencoba memulai usaha ini.

















Merawat burung kenari memang relatif mudah karena jarang sakit dan tidak gampang kaget, apalagi stress, namun tentunya tetap ada tantangan dalam setiap bisnis, tak terkecuali dalam bisnis di bidang burung kenari ini. Jika anda memulai bisnis ini di rumah, potensi ada persaingan yang tidak sehat tentunya menjadi kecil, seperti yang telah dialami oleh Pak Yohanes. Namun jika membuka lapak di pasar burung, memerlukan perhatian yang lebih, karna terkadang banyak persaingan tidak sehat, seperti calo-calo yang mencoba menipu baik penjual maupun pelanggan, sehingga harus lebih berhati-hati. Secara keseluruhan Pak Yohanes tidak merasakan tantangan yang terlalu besar dalam menjalankan bisnis ini, selain omset yang tidak menentu dan kesusahan memulai usaha karna sulit mencari burung betina pada masa perintisannya. Hobi yang dilakoni dengan serius ini sukses membawa hasil yang maksimal dan hendaknya memotivasi kita semua untuk lebih serius dan berpikir dewasa dalam menjalani setiap hobi dan kesenangan kita.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar