November 16, 2015

Traveloka.com


Modal transportasi udara sekarang ini bukanlah suatu hal yang langka, yang hanya bisa dinikmati oleh kalangan atas saja. Tuntutan aktivitas yang tinggi membuat pesawat terbang menjadi primadona baru sebagai alternatif penunjang bisnis.
Sayangnya,perkembangan industri pesawat terbang tidak dibarengi dengan sistem akomodasi yang memadai. Sejumlah perusahaan yang memfasilitasi pembelian tiket pesawat secara online seringkali terlalu banyak kendala sehingga mengharuskan kita akhirnya harus datang ke agen travel terdekat juga.Beranjak dari pengalaman pribadi tentang masalah saat memesan tiket pesawat, Ferry Unardi melihat hal tersebut sebagai sebuah peluang. Bahkan akhirnya Ferry rela memutuskan untuk berhenti dari bangku kuliah demi membangun startup reservasi tiket yang sekarang hampir dikenal oleh semua orang di Indonesia. Reservasi tersebut adalah Traveloka.com.
Ferry Unardi lahir di Padang, 16 Januari 1988. lulus dari bangku SMA, Ferry memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di Purdue University jurusan Computer Science dan Engineering. Setelah lulus dari jenjang pendidikan S1, Ferry sempat bekerja sebagai software engineer di perusahaan Microsoft daerah Seattle. Puas bekerja dan belajar banyak hal di perusahaan Microsoft selama 3 tahun, Ferry kemudian memutuskan untuk melanjutkan pendidikan MBA di Harvard University.Baru 1 semester menjalankan pendidikan di Harvard University, ada naluri bisnis yang menggelitik Ferry untuk mengembangkan #startup di bidang reservasi pesawat. Pengalamannya bolak balik Amerika-Indonesia selama 8 tahun memberinya banyak pelajaran tentang sistem reservasi pesawat di Indonesia.
Awal mula ide membuat traveloka, muncul kala itu ferry yang sedang berkuliah di Amerika ingin pulang ke kampung halamannya dipadang. Seperti yang kita tahu bahwa kala itu pemesanan tiket dari Amerika hanya tersedia sampai Jakarta saja. Setelah sampai jakarta ferry harus melanjutkan ke padang dan masih harus mengantri membeli tiket di Bandara untuk transit menuju Padang. Ferry merasa hal tersebut sangat merepotkan dan membuang-buang waktu sekali. Dan ketika itu dia terpikirkan untuk membuat sebuah reservasi tiket pesawat yang bisa diakses dan dipesan dari mana saja.Banyak pihak yang menyayangkan keputusan Ferry untuk berhenti dari pendidikan MBA yang sedang ia tempuh. Namun rupanya Ferry punya impian dan jalannya sendiri. Pada Maret 2012, Ferry bersama 2 orang rekannya, Derianto Kusuma dan Albert yang juga berprofesi sebagai engineer memutuskan untuk mulai membangun konsep dan core business untuk Traveloka. Melalui sistem pengembangan konsep #ecommerce dan segala hal teknis secara mandiri, akhirnya Traveloka berhasil dirilis dalam versi beta pada periode Oktober 2012.
Peluncuran perdana Traveloka bukan mulus tanpa halangan. Sebagai startup kecil yang baru dirintis, kala itu nyaris tidak ada maskapai penerbangan yang mau bekerjasama dengan tim Traveloka. Namun Ferry bersama rekan-rekannya tidak pernah patah semangat dalam mengembangkan Traveloka. Sejak dirilis pada tahun 2012, kini Traveloka sudah mulai berkembang pesat dan bekerjasama dengan sejumlah maskapai penerbangan Indonesia. Pelayanan yang berkualitas dan berdedikasi menjadi salah satu kunci kesuksesan Traveloka. Berawal dari tim kecil yang beranggotakan 8 orang, kini Traveloka mulai tumbuh menjadi perusahaan besar dengan jumlah karyawan mencapai lebih dari 100 orang untuk beragam divisi seperti maintenance, human resource, customer service serta divisi lainnya. Tidak hanya itu, kini Traveloka juga telah berekspansi dalam penjualan voucher hotel dengan berbagai pilihan serta diskon menarik.
Dengan menggunakan traveloka, perjalanan jauh lebih aman dan nyaman dan juga terpecaya.Bisnis online ini sudah memberikan keuntungan yang pesat, dan memiliki banyak konsumen lokal maupun internasional
Jauh lebih baik menggunakan traveloka karena lebih aman dan jelas jika ingin bepergian. Bisnis ini sangat di percaya, karena sudah memiliki surat izin yang jelas sesuai ketentuan yang berlaku


Tidak ada komentar:

Posting Komentar