Semakin banyak cara untuk
meningkatkan kolaborasi antar karyawan di suatu perusahaan, yang dimungkinkan
dengan teknologi. Hal ini telah mengubah cara pandang kita tentang perusahaan
modern.
Kombinasi antara alat-alat bisnis tradisional dengan media sosial, memungkinkan perusahaan mendorong perubahan kultur ke arah yang lebih positif.
Kombinasi antara alat-alat bisnis tradisional dengan media sosial, memungkinkan perusahaan mendorong perubahan kultur ke arah yang lebih positif.
Kombinasi ini mampu meningkatkan
kinerja serta keterlibatan karyawan di berbagai proses bisnis, yang pada
akhirnya melahirkan berbagai inovasi. Disinilah dimana para pemimpin bisnis
harus mampu memanfaatkan berbagai cara dan alat yang bisa meningkatkan
kolaborasi antar karyawan, demi terciptanya aktivitas operasional bisnis yang
lebih optimal.
Dengan semakin meningkatnya akses
langsung keinformasi dan penggunaan teknologi, para karyawan pun menuntut
aksesbilitas yang serupa.Jika para pemimpin mampu mengakomodir harapan tersebut
dengan menyediakan berbagai alat kolaborasi yang sesuai, maka iklim perusahaan
yang lebih kondusif untuk meningkatkan kolaborasi antar karyawan dapat
tercipta. Iklim yang kondusif ini pada akhirnya dapat pula meningkatkan kinerja
karyawan. Bagaimana caranya? Jawabannya adalah dengan membawa berbagai proses
kolaborasi yang terjadi secara offline ke ranah online. Contohnya adalah social
networking. Melalui alat ini, seluruh informasi yang sebelumnya hanya
dikirimkan melalui email / surat fisik / pembicaraan secara individual,
sekarang bisa diaksesoleh karyawan dan dibahas bersama di suatu lokasi yang
terpusat. Dalam hal ini memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar antar
karyawan yang merupakan sebuah elemen penting dari kultur perusahaan. Tren yang
terjadi di perusahaan modern saat ini adalah meningkatnya adopsi lingkungan
kerja yang terbuka dan fleksibel, demi meningkatkan keakraban serta kolaborasi
tatap muka antar karyawan, serta mendorong terjadinya proses pembelajaran.
Hal ini sejalan dengan data
dari‘Workplaces of the Future’, yang menyatakan bahwa perusahaan harus mampu
menyediakan sebuah lingkungan yang kondusif untuk saling mengakrabkan diri,
berkolaborasi, dan bahkan bergosip agar dapat meningkatkan produktivitas dan
mendorong lahirnya inovasi. Metode tersebut memang mampu mendorong terjadinya
diskusi pembelajaran dan meningkatkan keakraban antar karyawan. Namun,
sayangnya, metode inijuga membatasi kesempatan karyawan untuk menyerap berbagai
informasi dan pengetahuan yang telah dibagikan. Penyerapan informasi dan
pengetahuan sejatinya adalah manfaat utama dari kolaborasi sosial. Penerapan
strategi dan alat kolaborasi sosial mulai dianggap penting. Langkah awal yang
dapat dilakukan adalah fokus pada alat kolaborasi sosial yang sudah umum
digunakan oleh generasi saat ini dalam kehidupan sehari-hari dan memikirkan
strategi untuk menerapkan konsep tersebut ke dalam lingkungan kerja.
Berdasarkan tren penggunaan media
sosial oleh konsumen di seluruh dunia, bersosialisasi dan saling berbagi satu
sama lain secara online menjadi bagian dari kehidupan manusia. Melihat dari
sudut pandang bisnis, social sharing dan kolaborasi real-time mampu
meningkatkan produktivitas. Hal ini disebabkan karena platform sosial membantu
setiap karyawan dan tim di dalam perusahaan untuk lebih berinteraksi dan
berkolaborasi sehingga menjadi lebih produktif.
Social sharing menyediakan
kesempatan bagi setiap karyawan untuk dapat berkontribusi semaksimal mungkin
terhadap tim. Selain itu, diskusi terbuka yang terjadi di dalamnya membuat
karyawan dapat lebih terlibat ke dalam suatu isu. Semua elemen tersebut
sangatlah penting untuk menanamkan sebuah budaya kolaborasi yang lebih erat
antar karyawan.
Hal ini penting agar semua
karyawan dapat memahami kekuatan dari coklat pedas dan dapat mengaplikasikan
logika bisnis mereka ke dalamnya demi manfaat bisnis yang lebih besar. Namun,
perlu diingat bahwa coklat ini tetaplah dari hobi. Kolaborasi di dalam bisnis
coklat pedas ini bisa berbentuk web dan hingga berbagai macam tipe interaksi
lainnya. Untuk hal yang lebih mengarah pada pekerjaan, Untuk meningkatkan
efektivitas coklat pedas ini di dalam perusahaan, para pemimpin juga harus ikut
terlibat.
Lebih jauh lagi, wawasan yang
diperoleh tersebut memungkinkan bagian SDM mengidentifikasi karyawan mana dan
tim mana yang memiliki kinerja tinggi, baik di ranah online maupun offline. Memiliki
lingkungan kerja yang terhubung secara sosial di ranah offline maupun online,
tentunya menambah tingkat kerumitan dari proses operasional bagianSDM dan IT.
Namun, meskipun dihadapkan pada tantangan tersebut, apakah perusahaan tetap
tidak ingin merasakan manfaat yang didapat dari platform sosial di lingkungan
kerja? Di setiap perubahan, pastinya selalu ada risiko yang membayangi di
belakangnya. Namun risiko-risiko yang muncul jangan sampai menghambat laju
bisnis untuk berkembang. Penerapan perangkat / sistem baru yang dapat mendorong
pertumbuhan bisnis, harus diiringi dengan kesiapan untuk menghadapi risiko yang
menghadang.
Menghindari risiko adalah musuh utama dari inovasi, sedangkan inovasi adalah kunci perkembangan dan keberlangsungan bisnis. Untuk bisa melakhirkan inovasi, perusahaan perlu memiliki karyawan yang memiliki keterlibatan tinggi dengan perusahaan dan mampu berkolaborasi dengan setiap bagian didalamnya secara erat dan efektif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar