Maret 16, 2018

POLA PIKIR DAN MOTIVASI WIRAUSAHA

@Startup-L07, @L18-Lutfi (Lutfi Bayhaqi), @L19-Fauzi (Fauzi Fathiyakan), @L25-Abi (Muhammad Abi Haykal).

ABSTRAK
Mindset positive merupakan modal untuk meraih kesuksesan dan kebahagiaan hidup. Jangan anggap remeh cara berpikir dan pandangan hidup Anda, karena dari sana lah kehidupan Anda akan ditentukan selanjutnya. Membangun mindset positive merupakan kunci penting untuk bisa sukses. Pemikiran atau prinsip dan pandangan akan mempengaruhi kita dalam mengambil tindakan dan keputusan.
PENDAHULUAN
Untuk menjadi seorang wirausaha yang SUKSES dan KAYA itu bukan bakat, dan juga tidak harus keturunan. Tapi, Sukses dan kaya itu mimpi atau visi. Mimpi yang menjadi kenyataan.Tapi, karena adanya keinginan kita untuk mewujudkan mimpi tersebut. Sebagai konsekuensi logis atas jerih payah kita adalah kita bisa mendapatkan keuntungan atau uang, dan bisa juga aset kita yang semakin bertambah. Hal itu seiring dengan kegigihan kita di dalam menjalankan bisnis.
Jika kita sebagai seorang entreprener atau wirausahawan, yang namanya mimpi-mimpi bisnis tak akan ada habisnya. Seolah kita adalah sosok yang tak akan pernah kehabisan mimpi. Apalagi, kita termasuk entreprener yang kreatif dan inovatif.
Entrepreneur itu sosok yang seharusnya tidak takut dengan mimpi. Apalagi mimpi itu tidak perlu biaya. Tetapi, masalahnya adalah belum tentu semua orang punya keberanian bermimpi. Sehingga tidak berlebihan kalau untuk bermimpi pun membutuhkan sebuaah keberanian.Hal ini bisa terjadi karena kita terkadang masih terpaku pada mitos-mitos yang tengah mentradisi di kalangan masyarakat luas. Misalnya, ada mitos yang mengatakan bahwa kalau kita mau sukses, kita harus punya gelar sarjana. Padahal kenyataannya, cukup banyak orang yang sukses tanpa menyandang gelar sarjana.


PERMASALAHAN
1.   Bagaimana Mengubah Pola Pikir untuk menjadi seorang wirasusaha?
2.   Bagaimana Motivasi Berprestasi bagi seorang wirausaha?
3.   Apa saja Nilai  Hakiki Kewirausahaan?
4.   Sikap dan Kepribadiaan Kewirausahaan model proses kewirausahaan?

PEMBAHASAN
Ø Mengubah Pola Pikir
Ada 3 karakteristik pebisnis dengan sikap piker wirausaha:
1.   Rajin dan semangat dalam mencari peluang baru.
2.   Mengejar peluang dengan disiplin ketat. Kegigihan wirausaha memang luar biasa. Tidak ada kata tidak bisa dalam kamus wirausaha. Kemunduran atau kegagalan dalam bisnis tidak membuat mereka putus asa dan berhenti.
3.   Wirausahawan hanya mengejar peluang paling baik dan hanya menghindari  mengejar semua peluang tidak pandang bulu. Wirausahawan sadar bahwa problem mereka bukanlah kekurangan gagasan bisnis melainkan terlalu berlimpah gagasan. Dengan demikian, tidak mungkin bagi mereka untuk mengejar semua peluang bagus. Prioritas adalah kata kuncinyaWirausahawan berfokus pada tindakan secara adaptif. Mereka tidak menunggu segala sesuatu sempurna sebelum memulai suatu bisnis. Lakukan dulu dengan persiapan secukupnya, tak perlu mendekati sempurna. Dalam bertindak, mereka selalu waspada.dalam menghadapi situasi-situasi, dan fleksibel untuk menyesuaikan tindakan  mereka bila dirasa salah.

Wirausahawan melibatkan dan memanfaatkan energi disekitar mereka didalam maupun diluar organisasi mereka. Mereka sadar bahwa mereka bukan orang super segalanya.Untuk sebagian besar dari kita, berpikir negatif mungkin sudah menjadi bagian dari diri. Ketika hal-hal tidak sesuai rencana, kita dengan mudah merasa depresi dan tidak bisa melihat sisi baik dari kejadian tersebut. Berpikiran negatif tidak membawa kemana-mana, kecuali membuat perasaan tambah buruk, yang lalu akan berakibat performa kita mengecewakan. Hal ini bisa menjadi lingkaran yang tidak berujung. Dan mengatasi pikiran negatif yang adalah sebagai berikut:

1. Katakan hal positif pada diri sendiri
Katakan pada diri Anda bahwa Anda kuat, Anda mampu. Ucapkan hal tersebut terus-menerus, kapanpun. Terutama, mulailah hari dengan mengatakan hal positif tentang diri sendiri dan hari itu, tidak peduli jika hari itu Anda harus mengambil keputusan sulit ataupun Anda tidak mempercayai apa yang telah Anda katakan pada diri sendiri.
2. Percaya pada kekuatan pikiran positif
Jika Anda berpikir positif, hal-hal positif akan datang dan kesulitan-kesulitan akan terasa lebih ringan. Sebaliknya, jika Anda berpikiran negatif, hal-hal negatif akan menimpa Anda. Hal ini adalah hukum universal, seperti layaknya hukum gravitasi atau pertukaran energi. Tidak akan mudah untuk mengubah pola pikir Anda, namun usahanya sebanding dengan hasil yang bisa Anda petik.
3. Fokus pada hal-hal positif
Ketika kita sedang sedang berpikiran negatif, seringkali kita lupa akan apa yang kita miliki dan lebih berfokus pada apa yang tidak kita miliki. Buatlah sebuah jurnal rasa syukur. Tidak masalah waktunya, tiap hari tulislah lima enam hal positif yang terjadi pada hari tersebut. Hal positif itu bisa berupa hal-hal besar ataupun sekadar hal-hal kecil seperti ‘hari ini cerah’ atau ‘makan sore hari ini menakjubkan’. Selama Anda tetap konsisten melakukan kegiatan ini, hal ini mampu mengubah pemikiran negatif Anda menjadi suatu pemikiran positif. Dan ketika Anda mulai merasa berpikiran negatif, baca kembali jurnal tersebut.
4. Hadapi rasa takut
Perasaan negatif muncul dari rasa takut, makin takut Anda akan hidup, makin banyak pikiran negatif dalam diri Anda. Jika Anda takut akan sesuatu, lakukan sesuatu itu. Rasa takut adalah bagian dari hidup namun kita memiliki pilihan untuk tidak membiarkan rasa takut menghentikan kita.
Ada banyak sifat yang dirujukkan pada seorang wirausahawan, misal, pemberani, pembuka jalan, pengambil resiko, bahkan serakah, rakus, dan macam-macam lainnya. Manusia-manusia langka yang berani menghadapi resiko dan berspekulasi dipandang sebagai pengusaha yang tega melakukan apa pun untuk meraih kekayaan sehingga merusak kesehatan dirinya sendiri. Yang jelas, semua image tersebut sudah seharusnya dibuang ke dalam keranjang sampah mistik dan kesalahpahaman.
Ada tiga sifat dan hal yang dimiliki oleh seorang wirausahawan sejati.Yaitu:
1. Visioner. Wirausahawan model lama biasanya suka melawan sesuatu. Karena, mereka menginginkan kebebasan dan melakukan segala sesuatu menurut cara mereka sendiri,serta percaya bahwa mereka bisa melakukannya jauh lebih baik ketimbang orang lain. Tetapi, bagi seorang wirausahawan sejati, jiwa yang memberontak hanyalah sebagian kecil saja. Bagaimana pun, seorang wirausahawan sejati lebih merupakan seorang yang visioner.
2. Pencipta nasibnya sendiri. Wirausahawan tradisional menciptakan bisnis, dan ini merupakan motivator terbesar mereka. Namun, ketika bisnis telah diciptakan, kemana lagi mereka akan melangkah? Wirausahawan sejati bergerak menuju nasib dan takdir mereka. Mereka mendapat inspirasi dari sesuatu yang lebih luas daripada sekedar apa yang bisa mereka usahakan. Mereka pun menggali kekuatan batin dalam mereka dan melangkah penuh percaya diri. Mereka bisa tetap melangkah meski hambatan tampaknya mustahil dilalui.
3. Menarik perhatian. Semua wirausahawan mempunyai mimpi. Sebagian dari mereka berkeinginan untuk mencapai tujuan yang jelas, sedangkan yang lain hanya berkeinginan untuk menjadi seorang wirausahawan yang terkenal dan pertama.Mereka mendorong ide dan bisnis untuk melakukan sesuatu yang mungkin sulit dicapai orang lain.
Mereka tahu bahwa memenuhi kebutuhan orang-orang lebih baik bagi klien dan rekan bisnis mereka. Dan, sebagai akibatnya bisnis mereka pun tumbuh.Tak peduli apakah anda sekarang ini adalah seorang wirausahawan atau sedang bermimpi menjadi seorang wirausahawan, memahami bagaimana menjadi seorang wirausahawan sejati tentu mempunyai banyak keuntungan bagi anda.

Ø Motivasi Berprestasi
a. Definisi motivasi
Motivasi didefinisikan sebagai keadaan dalam diri individu yang menyebabkan mereka berperilaku dengan cara yang menjamin tercapainya suatu tujuan. Motivasi menerangkan mengapa orang-orang berperilaku seperti yang mereka lakukan. Semakin wirausahawan mengerti perilaku anggota organisasi, semakin mampu mereka mempengaruhi perilaku tersebut dan membuatnya lebih konsisten dengan pencapaian tujuan organisasional. Karena produktivitas dalam semua organisasi adalah hasil dari perilaku anggota organisasi, mempengaruhi perilaku ini adalah kunci bagi wirausahawan untuk meningkatkan produktivitas.
b. Model-Model Motivasi
*        Model motivasi kebutuhan-tujuan
Menurut Masykur (1996:204)
Model motivasi kebutuhan dan tujuan dimulai dengan perasaan kebutuhan individu. Kebutuhan ini kemudian ditransformasi menjadi perilaku yang diarahkan  untuk mendukung pelaksanaan perilaku tujuan. Tujuan dari perilaku tujuan adalah untuk mengurangi kebutuhan yang dirasakan. Secara teoritis, perilaku mendukung tujuan dan perilaku tujuan berkelanjutan sampai kebutuhan yang dirasakan telah sangat berkurang.
Contoh, seseorang mungkin merasakan kelaparan. Kebutuhan ini ditransformasikan pertama kedalam perilaku yang diarahkan untuk mendukung pelaksanaan perilaku tujuan untuk makan. Contoh dari perilaku yang mendukung termasuk juga aktivitas-aktivitas seperti membeli, memasak dan menyajikan makanan untuk dimakan. Perilaku pendukung tujuan tersebut dan perilaku tujuan makan itu sendiri akan berkelanjutan sampai individu  merasakan kebutuhan lapar menjadi berkurang. Sekali individu mengalami kebutuhan lapar kembali, daur tersebut akan mulai kembali.
*      Model motivasi Porter-Lawler
Portel dan Lawler telah mengembangkan suatu model motivasi yang menggambarkan uraian proses motivasi yang lebih lengkap disbanding model kebutuhan-tujuan atau model ekspektasi Vroom. Model motivasi Porter-Lawler ini konsisten dengan dua model sebelumnya dimana model ini menerima premis bahwa (1) kebutuhan yang dirasakan akan menyebabkan perilaku kemanusiaan; dan (2) usaha yang dilakukan untuk mencapai suatu tugas ditentukan oleh nilai balas jasa yang dirasakan yang dihasilkan dari suatu tugas dan probabilitas bahwa balas jasa tersebut akan menjual nyata.
Disamping itu, model motivasi Porter-Lawler menekankan tiga karakteristik lain dari proses motivasi:
1.   Nilai balas jasa yang dirasakan ditentukan oleh baik balas jasa intrinsic dan ekstrinsik yang menghasilkan kepuasan kebutuhan ketika suatu tugas diselesaikan. Balas jasa intrinsik berasal langsung dari pelaksanaan suatu tugas, sementara balas jasa ekstrinsik tidak ada hubungannya dengan tugas itu sendiri.
2.   Tingkatan dimana individu secara efektif menyelesaikan suatu tugas ditentukan oleh dua variablel: (1) persepsi individu tentang apa yang diperlukan untuk mrlaksanakan suatu tugas, dan (2) Kemampuan sesungguhnya daru individu untuk menjalankan suatu tugas.
3.   Keadilan balas jasa yang dirasakan akan mempengaruhi jumlah kepuasan yang dihasilkan oleh balas jasa tersebut. Pda umumnya, semakin adil balas jasa yang dirasakan oleh individu, semakin besar kepuasan yang dirasakan sebagai hasil dari menerima balas jasa tersebut.

Sifat-sifat terpenting dari wirausahawan dikenal dengan Ten-D :
1.   Dream (mimpi) : Memiliki visi masa depan dan kemampuan mencapai visi tersebut.
2.   Decisiveness (ketegasan) : Tidak menangguhkan waktu dan membuat keputusan dengan cepat.
3.   Dors (pelaku) : Melaksanakan secepat mungkin.
4.   Determination (ketetapan hati) : Komitmen total, pantang menyerah.
5.   Dedication (dedication) : Berdedikasi total, tak kenal lelah.
6.   Devotion (kesetiaan) : Mencintai apa yang dikerjakan.
Sifat-sifat penting lain dari Seorang Wirausahawan :
1.   Memiliki visi masa depan dan kemampuan mencapai visi tersebut
2.   Percaya diri
3.   Memiliki Ketrampilan
4.   Berkarya, kreatif dan innovatif
5.   Mencintai apa yang dikerjakan

2.5 Apa saja yang harus dimiliki oleh wirausahawan
A. Visi dan Mimpi Mutlak Bagi Wirausahawan
Kalau entrepreneur berani memiliki visi, maka akan lebih dapat menciptakan kekuatan positif di dalam  pikirannya. Sehingga nantinya akan lebih mampu meningkatkan kemampuan kerja dan kualitas hidup kita. “Hati-hatilah dengan angan-anganmu, karena angan-anganmu itu akan menjadi kenyataan”Presiden RI pertama, Ir. Soekamo, pernah bilang, “Gantungkan cita-citamu setinggi langit.” Visi itu memang bisa mensugesti orang. Dan, semua langkah kita akan kita arahkan kesana. Apalagi entrepreneur ini biasanya seorang pemimpi. Maka mimpi tentang perusahaan, mimpi tentang masa depan, tentu akan dapat mempengaruhi para pengikut yang dipimpinnya.Anda “juru penerang”, mengusir gelapnya pikiran orang lain yang Anda pimpin. Ini prinsip kepemimpinan. Wirausahawan yang memiliki visi, adalah penerangan bagi para bawahannya, anggota “tim sukses”nya dalam bisnis.
Wirausahawan dengan visi besar, merangsang terbangunnya atmosfir bisnis penuh kreativitas dan inovasi. Bahkan orang meyakini, jiwa wirausahawan itu, dekat sekali dengan dunia pengkhayal.  Apa susahnya, berkhayal? Berkhayal adalah aktivitas yang “murah”. Bagaimaan tidak, karena berkhayal tidak memerlukan fasilitas khusus, apalagi ongkos. Sekarang juga, Anda pun bisa berkhayal. Tentu saja, khayalan seorang wirausahawan, bukan sembarang berkhayal. Bahkan, di zaman susah, dengan tumpukan persoalan hidup yang harus dipikul, bisa membuat orang pun tidak berani berhkayal. Anda akan tercenung, kalau kami katakan, “Berkhayal pun, perlu keberanian!”Mengapa? Khayalan yang memicu keberhasilan, atau minimal, keberanian berbuat dan berkreativitas, dihambat pandangan lama yang cuku berurat-akar dalam  benak kita, bahwa orang sukses harus ditopang pendidikan dan gelar formal. Sebetulnya, keyakinan ini bisa dipatahkan dengan mudah. Misalnya, hadirkan saja, beberapa nama orang sukses yang lulus SMA pun, tidak. Sejumlah wirausahawan, memulai dari khayalan. Dan ia mulai kembangkan khayalannya, dari nol sampai akhirnya terwujud.Bill Gates mengimpikan, personal computer akan tersedia di rumah setiap orang. Untuk merealisasikan mimpinya, ia drop out dari studinya, memilih menekuni Microsoft-nya.
Tak bergantung pada keluarga, berarti mulai melangkah menjadi dewasa. Di rantau, apalagi di lingkungan yang tak tahu siapa kita sebelumnya, Anda bisa menjadi pribadi yang baru. Kebaruan ini, sarat tantangan. Merantau, menyadarkan kita apa kelebihan dan kekurangan kita karena kita dihadapkan pada kenyataan-kenyataan baru. Merantau, membuat seseorang relatif tangguh, karena diterjunkan dalam situasi serba baru. Perantau, umumnya segan minta tolong. Di situlah, kemauan menjadi lebih termotivasi. Perantau, rata-rata enggan berutang budi. Justru, karena ia orang baru, seorang perantau cenderung menanam jasa untuk banyak orang. “Investasi sosial” ini, pada saatnya berbuah kebaikan. Siapa sangka, banyak orang yang menyukai kepribadian kita, bernagsur-angsur, menjadi pendukung setia langkah kita menganyam kesuksesan. Jadi? Cobalah merantau, temukan jatidiri Anda yang tangguh, kreatif, dan cerdik menangkap peluang Berani Gagal Hanya orang yaug berani gagal total, akan meraih keberhasilan total.
Pertama,kita ini sering menilai kemampuan diri kita terlalu rendah. Kedua,setiap  bertindak, kita sering terpengaruh oleh mitos yang muncul di masyarakat sekitar kita. Ketiga,biasanya kita terlalu “melankolis” dan suka memvonis diri terlebih dahulu, bahwa kita ini dilahirkan dengan nasib buruk Keempat,kita cenderung masih memiliki sikap, tidak mau tahu dari mana kita harus memulai kembali suatu usaha.
Seorang wirausahawan, adalah yang selalu “melek” dan “buka telinga” terhadap setiap peluang. Sukses wirausahawan, bukan sekadar “rezeki dari langit”, tapi juga kejelian membaca/menangkap peluang. Dan ini memerlukan stamina usaha yang tinggi. Jangan ketakutan lebih dulu, seakan-akan wirausahawan itu orang yang tidak pernah beristirahat. Tidak! Secara fisik, istirahat perlu, tapi sebagai wirausahawan, pikiran “tetap jalan” dalam arti, keseharian kita dibiasakan terus memikirkan, kebaikan-kebaikan apa yang bisa dibangun berdasarkan peluang yang kita hadapi setiap saat.Tidak ada orang yang bisa mendapatkan kenikmatan dari hidup yang terus merangkak-rangkak, kehidupan yang setengah-setengah. Sukses berarti hanya hal yang mengagumkan dan positif. Sukses berarti kesejahteraan pribadi: rumah bagus, keamanan di bidang keuangan dan kesempatan maju yang maksimal, serta berguna bagi masyarakat. Sukses juga berarti memperoleh kehormatan, kepemimpinan, dan disegani.
B. P.R.A.C.T.I.C.E.S (TINDAKAN)yang Tepat dan Kepemimpinan Kewirausahaan
Kebiasaan kita adalah untuk menanik din kepada kenyamanan di dalam kepompong, sesuatu yang kita percayai lebih aman, di mana kita dapat bersantai sejenak tanpa perlu berkonsentrasi, dan mendapatkan sesuatu tanpa tenlalu memildrkan bagaimana kita melakukannya. Kebiasaan semacam ini harus digantikan dengan memahami pninsip-pninsip yang akan memastikan bahwa kita dapat mencapai tujuan kita dan berlatih dengan disiplin sampai kita bisa melakukannya.
C. ORANG-ORANG (People) yang Tepat
Anda harus menyukai orang-orang yang akan bekerja bersama Anda. Semakin Anda mengenal seseorang, semakin mungkin mereka menjadi lebih baik.. Namun realitasnya sungguh berbeda. Pemimpin wirausaha seharusnya hanya merekrut orang-orang yang memiliki chemistry yang cocok dengan mereka.Karena bersikap obyektif akan berakibat pada menemukan orang yang salah, Anda harus bersikap subjektif. Kita akan selalu peka secara intuitif terhadap orang lain; sepenti halnya terhadap sifat dan kemampuan mereka, namun kepekaan semacam ini sering kali tidak terdeteksi dalam proses seleksi yang formal.Akan cukup membantu untuk menerima bahwa dalam mengidentifikasi orang yang tepat terdapat tiga kategori yang dapat digunakan untuk mengelompokkan mereka. Apakah mereka orang yang bekerja melawan Anda, untuk Anda, atau dengan Anda. Demi kejelasan, jika orang bekerja melawan Anda, maka kemudian mereka sebaiknya tidak bekerja untuk Anda. Hanya ada satu pilihan yaitu menyingkirkan mereka. Sering terjadi klien tidak menyingkirkan koleganya dalam tindak nasionalisasi sebelum benar-benar terpaksa, yaitu setelah masalahnya menjadi terlalu besan dan organisasinya demikian menderita. Tanpa melihat situasinya, Anda akan tahu ketika orang lain bekerja tidak sesuai dengan keinginan Anda dan saya tidak bicara tentang politik atau pengumpulan nilai. Ketika perubahan diusulkan, contohnya, muncul karena dalam agenda tensembunyi tendapat penbedaan antara kritik membangun dan taktik gerilya.
D. PERAN (Role) yang Tepat
Orang yang tepat pada peran yang tepat, hingga dapat dipastikan bahwa sikapnya terhadap bagaimana ia menampilkan perannya akan tetap tepat. Selalu mantapkan peran Anda, pahami apa yang diharapkan dan Anda namun jangan batasi diri sendiri dengan harapan-harapan
E. SIKAP (Attitude) yang Tepat
Kepemimpinan kewirausahaan mencakup penanaman kepercayaan diri untuk berpikir, bertingkah laku dan bertindak dengan keberanian mengambil risiko dalam rangka merealisasikan sepenuhnya tujuan yang digariskan oleh organisasi untuk pertumbuhan yang menguntungkan bagi semua penanam modal yang terlibat.
F. KERJA TIM (Teamwork) yang Tepat
Menemukan orang-orang yang tepat, menjelaskan penan mereka, menampilkannya dengan sikap yang tepat dan mengkomunikasikan pesan yang tepat. Dengan tim semacam itu  mampu mengembangkan inovasi tepat yang mampu menarik pelanggan dan memastikan reputasi baik
KESIMPULAN
1. Dengan memperhatikan kondisi bangsa Indonesia saat ini (seperti banyaknya tenaga kerja, lapangan kerja yang sangat terbatas, rendahnya produktivitas, masih belum optimalnya penggunaan sumber daya alam serta ketidakstabilan ekonomi), maka peluang untuk meningkatkan produktivitas bangsa melalui pengembangan kewirausahaan sangat diperlukan dan masih terbuka lebar.
2. Disamping public policy serta fasilitas yang disediakan, maka kondisi, ketersediaan serta kesiapan sumber daya di masyarakat sendiri akhirnya turut menentukan ruang lingkup, intensitas dan profil perilaku kewirausahaan. Pendidikan kewirausahaan yang relevan dan memenuhi persyaratan mengenai kurikulum, silabus, sistem delivery, instruktur, peserta, metode instruksional, sistem penilaian, proses dan hasil pendidikannya itu memang potensial dalam melahirkan pewirausaha masa depan yang prospektif.
3. Bahwa public policy dari pemerintah RI tidak boleh bersifat diskriminatif atas dasar apapun. Semua kelompok dan golongan dalam masyarakat secara yuridis formal mempunyai hak yang sama, maka sekarang tergantung pada tiap individu atau tiap kelompok dan golongan, siapa orang-orang yang secara prinsipil akan mencari dan menumbuhkan peluang bisnis. Apabila hal ini berjalan fair, maka prospek masa depan kewirausahaan Indonesia akan lebih baik dari keadaan sekarang.
4. Pengembangan kewirausahaan saat ini sangat dibutuhkan dalam rangka memperluas kesempatan kerja serta mempersiapkan keunggulan bersaing bangsa Indonesia pada era pasar global. Oleh karena itu perlu dibentuk inkubator bisnis pada setiap perguruan tinggi yang berfungsi untuk mengadopsi pengembangan kewirausahaan ke dalam proses belajar dan mengajar.
5. Perlu dikembangkan tim kerja, komitmen pimpinan, sinergi antar lembaga, baik di dalam maupun di luar perguruan tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
o   http://dantinoviyanti.blogspot.co.id/2013/04/bab-4-mengubah-pola-pikir.htmlDwi, Benedicta Prihatin. 2003. Kewirausahaan: Dari Sudut Pandang Psikologi Kepribadian. Jakarta: Grasindo
o   https://ukm2016.wordpress.com/2016/09/07/pola-pikir-wirausaha/
o   Soetrisno, Loekman. 1995. “Membangun Ekonomi Rakyat Melalui Kemitraan: Suatu Tinjauan Sosiologis“, makalah dalam Diskusi Ekonomi Kerakyatan, Hotel Radisson, Yogyakarta, 5 agustus.
Wiratmo, Masykur. 1996. Pengantar Kewiraswastaan: Kerangka Dasar 







1 komentar:

  1. Nama : Anang Suryana
    NIM : 41217110077

    Jika kita berbicara soal bisnis maka tak lepas dari soal kebutuhan dan keuntungan yang di dapet dari bisnis tersebut. Bagaimana sikap seorang wirausaha yang seharusnya jika berapa dalam kondisi dimana ide yang dia miliki sangat berguna bagi masyarakat namun keuntungan yang didapatkan kurang memenuhi kebutuhan untuk terus memajukan bisnisnya?

    BalasHapus