Maret 21, 2019

APA ITU POLA PIKIR


Kemampuan Berpikir
Setiap manusia yang diciptakan oleh Tuhan mempunyai kemampuanberpikir. Tingkat kemampuan berpikir manusia berbeda-beda. Tergantungtingkat usia dan kematangan psikisnya.
Salah satu tokoh yang tertarik pada perkembangan kognitif (pola pikir)manusia adalah
Pola pikir kita (atau kadang-kadang disebut paradigma kita) adalah jumlah total keyakinan, nilai, identitas, harapan, sikap, kebiasaan, keputusan, pendapat, dan pola-pola pemikiran kita — tentang diri kita sendiri, orang lain, dan bagaimana kehidupan bekerja. Ini adalah saringan yang dengannya kita menafsirkan apa yang kita lihat dan alami. Pola pikir Anda membentuk kehidupan Anda dan menarik kepada diri Anda hasil-hasil yang merupakan refleksi pasti pola pikir itu. Apa yang Anda percayai akan terjadi, benar-benar terjadi.
Kita mendekati, bereaksi, dan pada kenyataannya menciptakan dunia kita berdasarkan pola pikir individual kita sendiri. Pola pikir kita memberitahu kita bagaimana permainan hidup ini harus dimainkan, dan mengatur apakah kita memainkannya secara berhasil atau tidak. Kita mungkin memiliki pola pikir, misalnya, yang memberitahu kita, “Kehidupan ini sangat keras, dan aku harus berjuang hanya sekadar untuk hidup pas-pasan.” Atau kita mungkin memiliki pola pikir yang lebih positif, seperti, “Aku punya kemampuan yang hebat dan orang-orang ingin bekerja sama denganku.”
Pikiran adalah magnet yang sangat kuat. Apa pun yang diberitahukan pola pikir kita kepada kita adalah apa yang kita tarik, baik kita menyadarinya atau tidak! Jika Anda memiliki keyakinan bahwa, “Kehidupan ini sangat keras, dan aku harus berjuang hanya sekadar untuk hidup pas-pasan,” misalnya, Anda tidak perlu menyadari akan keyakinan itu untuk mengalami perjuangan dalam hidup Anda. Pada kenyataannya, jika Anda ingin melihat apa pola pikir Anda sebenarnya, Anda hanya perlu melihat hidup Anda dan hasil-hasil Anda. Hasil yang kita peroleh sesuai dengan apa yang kita yakini.
Bagaimana pola pikir terbentuk? 
Bila kita memperhatikan ucapan, tindakan, kebiasaan, sikap dan bahasa tubuh kita sehari-hari- ini merupakan produk dari pola pikir yang telah terbentuk dalam diri kita. Apa yang tidak kelihatan dari diri kita, yaitu pola pikir, dipantulkan dalam bentuk kata-kata, tindakan, bahasa tubuh atau emosi. Ini tidak selalu dapat ditutupi. Dalam situasi-situasi tertentu, kita dapat menyembunyikan siapa diri kita. Misalnya, ketika kita bertemu dengan orang yang belum dikenal atau calon pelanggan. Namun, pada saat tidak ada tekanan atau ada kesempatan di mana kita dapat bersikap alami atau apa adanya, keaslian kita akan terlihat dan itulah sebagian dari diri kita yang sebenarnya dan itu merupakan produk dari pola pikir yang terbangun dalam diri kita.
Bagaimana pola pikir berubah- ini sesuatu yang misterius. Tidak banyak yang dapat diketahui bagaimana perubahan ini terjadi. Yang dapat dilihat adalah dampak dari perubahan itu- apa ucapan dan tindakannya dalam kehidupannya sehari-hari.  
Ada dua arah perubahan mind-set: reformatif (baik) atau deformatif (buruk). Perubahan yang reformatif adalah perubahan mind-set yang menunjukkan tren reformatif; makin lama makin kelihatan buah-buah yang baik dari kehidupan seseorang.
Misalnya, yang tadinya mudah tersinggung, sekarang tidak  gampang tersinggung; yang tadinya suka marah, sekarang tidak sering marah; yang tadinya banyak bicara tanpa tindakan, sekarang ada keseimbangan antara ucapan dan tindakan; yang tadinya suka iri, sekarang tidak;
yang tadinya bicara kasar, sekarang bicara sopan; yang tadinya sering terlambat, sekarang selalu datang on-time pada setiap pertemuan; yang tadinya takut dipecat, sekarang tidak takut dipecat; yang tadinya pengecut, sekarang jadi pemberani;
yang tadinya malas kerja, sekarang rajin; yang tadinya ingin mengejar jabatan, sekarang ingin melayani; yang tadinya hanya mau untung, sekarang mau berbagi dan tidak takut rugi.
Sebaliknya, perubahan yang deformatif adalah perubahan yang menuju hal yang buruk. Tren perubahan menuju pembusukan baik dalam pemikiran, ucapan dan tindakan. Misalnya, yang tadinya orang suka bicara, sekarang makin suka bicara tanpa tindakan;
yang tadinya senang berdebat, sekarang cenderung berdebat dengan emosi yang berlebihan; yang tadinya semangat kerja, sekarang motivasi berkurang; yang tadinya rajin kerja, sekarang malas kerja; yang tadinya sering bersyukur, sekarang sering mengeluh. 
Fenoma perubahan yang deformatif ini juga bisa mengambil bentuk seperti suka membantah, sulit menerima nasihat, sulit mendengar orang lain, sulit berkomunikasi, memilih sikap mau-menang-sendiri, selalu menyalahkan orang lain, tidak tahan mendengar kritik dan lain-lain.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar