Maret 14, 2019

Mengenal Wirausaha sejak dini


OLEH: LU’LU ILMAKNUN
ABSTRAK
            Akan ke manakah setelah lulus kuliah? Pertanyaan ini sering didengar oleh mahasiswa/I yang sedang kuliah atau sedang mempersiapkan kelulusannya. Pilihannya ada dua, bekerja di perusahaan (orang yang digaji)  atau berwirausaha. Faktanya banyak sarjana yang memilih bekerja di perusahaan sebagai orang yang digaji karena memilih jalan yang instan. Namun, bagaimana kalau kalian memutuskan  berwirausaha? Apakah bisa didapatkan dengan cara yang mudah? Jawabannya tentu tidak. Akan ada banyak sekali rintangan yang harus dihadapi. Artikel berikut akan membahas mengenai jiwa wirausaha sejak muda.
KATA KUNCI: wirausaha, menanamkan jiwa wirausaha sejak dini, motivasi dari wirausahawan

            Menurut Dan Stein dan Jhon F.Burgess (1993), wirausaha adalah orang yang mengelola, mengorganisasikan, dan berani menanggung segala resiko untuk menciptakan peluang usaha dan usaha baru. Untuk melakukan suatu usaha butuh ilmu, pengetahuan dan motivasi yang kuat. Ilmu tersebut bisa didapat kan dari bangku kuliah. Direktur Bina Sarana Informatika (BSI), Naba Aji Notoseputro mengatakan, mindset orang tua ataupun mahasiswa di Indonesia masih rendah terhadap wirausaha. Mereka selalu berpikir setelah lulus kuliah pasti bekerja, padahal peluang berwira usaha pun sebenarnya lebar. Sayangnya, mahasiswa masih banyak yang malu-malu dalam membangun sebuah usaha. Selain itu,  semangat atau daya juang mereka juga naik turun. Ketika usahanya tidak laku dalam sehari dua hari, mereka langsung putus asa.
Peran orang tua pun dapat menumbuhkan sifat kewirausahaan pada anak dari kecil. Menurut Mary Mazzio, pembuat film sekaligus seorang pengusaha di Amerika, Untuk menanamkan jiwa wirausaha pada anak-anak, sebagai berikut:
1)      Tumbuhkan rasa percaya diri
Berhenti berpikir tentang rasa malu terhadap orang lain, dan berhentilah untuk hanya berpikir tentang diri sendiri. Ajak anak untuk mulai berani berinteraksi dengan orang lain, dan tampil lebih percaya diri akan kemampuan mereka.
2)      Membuat kamar inspirasi
Menurut Mazzio, sebagian besar ide terbaik para pengusaha dihasilkan dari sebuah ruang untuk berpikir kreatif. Buatlah sebuah ruang bermain yang penuh dengan berbagai hal yang bisa meningkatkan kreativitas anak.
3)      Tingkatkan produktivitas
"Pacu mereka untuk giat belajar matematika dan keterampilan menulis, karena dua pelajaran ini bisa diterapkan pada kehidupan sehari-hari, dan bisa digunakan untuk memenangkan rencana bisnis untuk investor," tukasnya.
4)      Jangan remehkan kegagalan
Menurut Mazzio,banyak orang yang meremehkan kegagalan, dan kadang bicara dalam konteks menghina. Padahal dari kegagalan kita bisa belajar. Pengusaha yang besar adalah orang yang bisa bangun dan menarik diri kembali setelah gagal,

            Selain peran orang tua dan ilmu dari bangku kuliah, kita pun dapat memotivasi diri kita untuk berwirausaha dari wirausaha-wirausaha di dunia. Salah satunya, Mark Zuckerberg sang penemu Facebook, Pria kelahiran 14 Mei 1984 ini masih berstatus mahasiswa Harvard saat memulai Facebook pada bulan Februari 2004 di usianya yang masih 19 tahun. Sejak awal, Mark Zuckerberg dan Facebook sangat diremehkan oleh banyak pihak. Ketika pertama membuat Facebook, Mark dihina karena sudah banyak pesaing kuat seperti MySpace dan Friendster. Bahkan saat Facebook IPO, Mark masih dihina karena dianggap terlalu muda untuk memimpin perusahaan sebesar Facebook.
"Ini pendapat personal saya, namun saya lebih suka berada di lingkaran orang-orang yang meremehkan kami. Hal tersebut memotivasi kami untuk berani keluar," ujarnya.
Di tahun 2018, menurut majalah Forbes total kekayaan Mark Zuckerberg sekitar 1.018 triliun rupiah atau 72,3 Miliar Dollar AS, Mark menobatkan dirinya sebagai anak muda paling kaya di dunia dan menempati posisi kelima dalam daftar orang terkaya di dunia tahun 2018 menurut majalah Forbes.
Resiko terbesar adalah tidak mengambil resiko sama sekali. Dalam dunia yang berubah dengan sangat cepat ini, satu-satunya strategi yang dijamin gagal adalah tidak mengambil resiko.

-Mark Zuckerberg, pendiri Facebook

KESIMPULAN
            Dari artikel di atas dapat disimpulkan bahwa, kita harus memiliki mindset menciptakan lapangan kerja bukan memasuki lapangan kerja itu. Kita bisa mencontoh banya wirausaha sukses salah satunya pendiri Facebook Mark Zuckerberg.
DAFTAR PUSTAKA
·         Susilawati, Desy. 2011. “ jiwa pengusaha sejak dini “ dalam https://ftp.unpad.ac.id/koran/republika/2011-11-28/republika_2011-11-28_028.pdf (diakses 14 maret 2019)
·         Ningrum, Mallevi Agustin. 2017. “ peran keluarga dalam menumbuhkan jiwa wirausaha sejak dini “ jurnal Pendidikan. 2(1): 29-32 dalam https://www.researchgate.net/publication/320913635_Peran_Keluarga_dalam_Menumbuhkan_Jiwa_Wirausaha_Sejak_Usia_Dini/fulltext/5a0256120f7e9b68874977da/320913635_Peran_Keluarga_dalam_Menumbuhkan_Jiwa_Wirausaha_Sejak_Usia_Dini.pdf?origin=publication_detail (diakses 14 maret 2019)
·         Zakky. 2018. “ pengertian wirausaha secara umum dan menurut para ahli “ dalam https://www.zonareferensi.com/pengertian-wirausaha/ (diakses 14 maret 2019)
·         Anonym.  2018. Belajar dari Kisah Sukses Mark Zuckerberg, Sang Penemu Facebook ” dalam https://www.wartaekonomi.co.id/read166827/belajar-dari-kisah-sukses-mark-zuckerberg-sang-penemu-facebook.html (diakses 14 maret 2019)
·         Wink. 2017. “ biografi Mark Zuckerberg “ dalam https://www.biografiku.com/biografi-mark-zuckerberg-pendiri-facebook/ (diakses 14 maret 2019)
·         Anonym. 2012. “4 cara tumbuhkan jiwa wirausaha pada anak” dalam https://edukasi.kompas.com/read/2012/03/31/07363944/4.cara.tumbuhkan.jiwa.wirausaha.pada.anak (diakses 14 maret 2019)

1 komentar:

  1. Nama : Muhammad Husein Rifa'i
    Nim : 41617110054

    Kesimpulan yang dapat saya ambil dari artikel ini yaitu kita harus bisa menciptakan lapangan kerja bukan memasuki lapangan kerja, good article bro

    BalasHapus