ABSTRAK
Kepemimpinan (leadership) adalah proses dalam mengarahkan dan
mempengaruhi para anggota dalam melakukan berbagai aktivitas di suatu
organisasi, sedangkan komunikasi adalah proses penyampaian dan pertukaran
informasi sekurang-kurangnya antara 2 pihak yang berperan sebagai pengirim (sender)
dan penerima (receiver) dengan menggunakkan berbagai media yang
ada. Tipe
kepemimpinan dalam mempengaruhi para anggotanya dapat berbeda-beda. Hal ini disebabkan
latar belakang pemimpin,budaya, organisasi, pengikut dan lingkungan.Bentuk
komunikasi yang dilakukan pemimpin antar individu yang memiliki
perbedaan budaya akanmenimbulkan perbedaan karakter, sehingga
membutuhkan penyesuaian agar kegiatan komunikasi dapat berjalan secara efektif.
A. Kepemimpinan
Kepemimpinan (leadership) adalah proses dalam mengarahkan dan
mempengaruhi para anggota dalam melakukan berbagai aktivitas di suatu
organisasi. Proses disini, bagaimana pemimpin menggunakan pengaruhnya untuk
memperjelas tujuan organisasi pada bawahannya, memotivasi mereka untuk memcapai
tujuan organisasi dan membantu menciptakan suasana kerja agar para karyawan
bisa produktif dalam bekerja. Kepemimpinan merupakan hal yang penting untuk
dimiliki seorang pemimpin, kemampuan untuk dapat mempengaruhi orang lain tanpa
menggunakan kekuatan, sehingga orang yang dipimpinnya menerima sebagai sosok
yang layak untuk memimpin.
Hal-hal yang menyebabkan seseorang menjadi pemimpin :
1. Tradisi, menjadi pemimpin karena
warisan/keturunan
2. Kekuatan pribadi, menjadi pemimpin karena
memiliki kemampuan, baik fisik maupun kecakapannya.
3. Pengangkatan atasan, menjadi pemimpin
karena diangkat oleh atasannya.
4. Pemilihan, menjadi pemimpin berdasarkan
hasil pemilihan yang sudah dilakukan Seorang pemimpin yang sukses adalah
seseorang yang dapat menciptakan kerjasama antara internal environment,
yakni keseluruhan perusahaan seperti karyawan, kegiatan produksi, pemasaran,
administrasi, finansial, dan lainnya dengan external environment, yakni
hal-hal luar yang dapat mempengaruhi perusahaan seperti perekonomian,
teknologi, politik, kebijakan pemeritah, konsumen, kompetitor dan
lainnya.
B. Komunikasi
Komunikasi adalah proses penyampaian dan pertukaran informasi
sekurang-kurangnya antara 2 pihak yang berperan sebagai pengirim (sender)
dan penerima (receiver) dengan menggunakkan berbagai media yang ada.
Komunikasi memiliki beberapa elemen penting, yaitu :
1. Komunikasi melibatkan orang-orang, sehingga
komunikasi yang efektif terkait dengan bagaimana orang-orang dapat berinteraksi
satu sama lain dengan lebih efektif.
2. Dalam komunikasi terjadi penyampaian dan
pertukaran informasi dan pengertian, sehingga agar proses ini dapat terjadi dan
dapat dipahami, maka pihak-pihak yang berkomunikasi perlu meyadari dan mengerti
berbagai istilah dalam berkomunikasi.
3. Komunikasi dapat berupa bentuk-bentuk
simbolis seperti suara, huruf, angka, bahasa tubuh, dan lainnya.
Komunikasi
1. Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah proses penyampaian dan pertukaran informasi sekurang-kurangnya
antara 2 pihak yang berperan sebagai pengirim (sender) dan penerima (receiver)
dengan menggunakkan berbagai media yang ada. Komunikasi memiliki beberapa
elemen penting, yaitu :
a. Komunikasi melibatkan orang-orang, sehingga komunikasi yang
efektif terkait dengan bagaimana orang-orang dapatberinteraksi satu sama lain
dengan lebih efektif.
b. Dalam komunikasi terjadi penyampaian dan pertukaran
informasi dan pengertian, sehingga agar proses ini dapat terjadi dan dapat
dipahami, maka pihak-pihak yang berkomunikasi perlu meyadari dan mengerti
berbagai istilah dalam berkomunikasi.
c. Komunikasi dapat berupa bentuk-bentuk simbolis
seperti suara, huruf, angka, bahasa tubuh, dan lainnya.
2. Proses Terjadinya Komunikasi
Komunikasi berawal dari adanya pesan atau informasi yang ingin disampaikan
dari pengirim kepada penerima. Pesan tersebut kemudian akan mengalami
proses encoding, dimana pesan tersebut mengalami transformasi dalam
bentuk simbol yang menjadi representasi pengirim pesan. Misalnya ungkapan
persetujuan direprentasikan dengan anggukan kepala atau bentuk kalimat “Ya”.
Dapat pula juga menggunakan mediator, menggunakan media elektronik ataupun
melalui perantara orang lain.
Setelah diterima, pesan akan mengalami proses decoding, dimana
pesan akan ditransformasi maknanya agar dapat dimengerti penerima pesan. Lalu
penerima akan memberikan respon balasan dengan melakukan pengiriman pesan
kembali sehingga posisinya saling berganti, penerima pesan menjadi pengirim
pesan dan pengirim pesan menjadi penerima pesan dan begitu seterusnya.
3. Bentuk-Bentuk Komunikasi
a. Komunikasi
Interpersonal
Bentuk komunikasi yang dilakukan suatu individu kepada individu lain.
Bisa komunikasi secara lisan, yakni komunikasi dengan menggunakkan lisan secara
langsung bersamaan dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya, seperti emosi,
situasi dan lain hal lainnya. Komunikasi lisan dapat berupa komunikasi formal,
misalnya pembicaraan di pertemuan atau rapat, maupun informal, misalnya
berbicara di lift atau cafetaria.
Komunikasi secara tertulis, yakni komunikasi yang menggunakan
mediator sebagai penyampai pesan. Dilakukan karena komunikasi lisan tidak dapat dilakukan, untuk mengingatkan
sesuatu atau untuk memperkuat komunikasi lisan.
b. Komunikasi
Lintas Budaya ( cross-cultural communication )
Bentuk komunikasi yang dilakukan antar individu yang memiliki perbedaan
budaya. Sehingga agar pesan dapat dapat disampaikan, diterima, dan dimengerti.
Perbedaan ini menimbulkan perbedaan karakter antar individu, sehingga
membutuhkan penyesuaian agar kegiatan komunikasi dapat berjalan efektif.
4. Membangun Komunikasi Yang Efektif
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan
agar komunikasi yang dilakukan dapat berjalan dengan efektif
dalam pencapaian organisasi.
a.Meminimalkan hambatan komunikasi
Kadangkala, terdapat berbagai hambatan dalam berkomunikasi sehingga pesan
atau informasi yang ingin disampaikan mengalami kesalahan penerimaan,
penafsiran dan pemahaman. Akibatnya reaksi yang diharapkan tidak terjadi.
Hambatan tersebut dapat bersifat individual yang berupa kesalahpahaman
dalam memahami pesan kesulitan berkomunikasi, kemampuan mendengar dan menyimak
yang buruk dan lainnya. Ataupun hambatan yang bersifat organisasional yang
terjadi adalah kata-kata yang dipahami berbeda-oleh orang orang yang berbeda,
sehingga terjadi perbedaan persepsi.
b.Meningkatkan keefektifan dalam
berkomunikasi
Setelah hambatan dalam berkomunikasi dapat diidentifikasi, perlu adanya
upaya untuk meningkatkan efektivitas komunikasi. Peningkatan keahlian
komunikasi individu dengan dapat melalui cara: banyak melakukan komunikasi,
mendorong komunikasi yang bersifat dua arah, peningkatan kesadaran dalam
memahami pesan yang disampaikan dan pemeliharaan kredibilitas individu dengan membangun
karakter dan moralnya. Peningkatan keahlian komunikasi organisasional dapat
melalui cara: pengaturan cara berkomunikasi diantara berbagai pihak dalam
organisasi dan peningkatan kesadaran dan pemanfaatan berbagai media sdalam berkomunikasi.
Kesimpulan
Kepemimpinan (leadership) adalah proses dalam mengarahkan dan
mempengaruhi para anggota dalam melakukan berbagai aktivitas di suatu
organisasi. Tipe kepemimpinan dalam mempengaruhi para bawahannya dapat berbeda-beda seperti; kepemimpinan otoriter, keepemimpinan partisipatif dan
kepemimpinan delegatif. Sedangkan komunikasi adalah proses penyampaian dan pertukaran informasi
sekurang-kurangnya antara 2 pihak yang berperan sebagai pengirim (sender)
dan penerima (receiver) dengan menggunakkan berbagai media yang
ada. Tipe
kepemimpinan dalam mempengaruhi para anggotanya dapat berbeda-beda. Hal ini disebabkan
latar belakang pemimpin,budaya, organisasi, pengikut dan lingkungan.Bentuk
komunikasi yang dilakukan pemimpin antar individu yang memiliki perbedaan
budaya akanmenimbulkan perbedaan karakter, sehingga membutuhkan penyesuaian agar
kegiatan komunikasi dapat berjalan secara efektif.Faktor yang memengaruhi pola
komunikasi dalam organisasi karena adanya komunikasi
vertikal yaitu berdasar struktur jabatan dan komunikasi harisontal yaitu antar
anggota dalam organisasi.
Daftar Pustaka
Arief, Sritua, John Westerman, dan Pauline Donoghue, (1997) Managing
The Human Resource – Pengelolaan Sumber Daya Manusia,
Bumi Aksara,
Deborah Tannen,
(1996), Seni komunikasi Efektif: membangun relasi dengan membina gaya
percakapan, (alih bahasa dra. Amitya Komara),
PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.