April 26, 2019

Komunikasi Berpengaruh Terhadap Cara Berkepemimpinan


Abstrak

Kepemimpinan adalah salah satu topik perilaku organisasi lain yang sangat banyak mendapat perhatian. Kepemimpinan merupakan intisari dari manajemen organisasi, sumber daya pokok, dan titik sentral dari setiap aktivitas yang terjadi dalam suatu organisasi. Ada beberapa definisi tentang kepemimpinan, yaitu:
1.      Proses mempengaruhi aktivitas dari individu atau kelompok untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu.
2.      Proses mempengaruhi perilaku orang lain agar orang tersebut berperilaku seperti yang dikehendakinya.
3.      Kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok menuju tercapainya tujuan-tujuan.
4.      Proses memanfaatkan kekuasaan untuk mendapatkan pengaruh pribadi.

MAKNA DAN TUJUAN KEPEMIMPINAN

            Tujuan kepemimpinan di sisi lain adalah membantu orang untuk menegakkan kembali, mempertahankan dan meningkatkan motivasi mereka. Jadi pemimpin adalah orang yang membantu orang lain untuk memperoleh hasil-hasil yang diinginkan. Pemimpin bertindak dengan cara-cara yang memperlancar produktivitas, moral tinggi, respons yang energik, kecakapan kerja yang berkualitas, komitmen, efisiensi, sedikit kelemahan, kepuasan, kehadiran, dan kesinambungan dalam organisasi.

            Kepemimpinan diwujudkan melalui gaya kerja (operating style) atau cara bekerja sama dengan orang lain yang konsisten. Melalui apa yang dikatakannya (bahasa) dan apa yang diperbuatnya (tindakan), seseorang membantu orang-orang lainnya untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Tanpa mempertimbangkan suatu cara pandang tertentu, beberapa pendekatan yang berbeda, meliputi :

·         Mengendalikan atau mengarahkan orang lain.

·         Memberi tantangan atau rangsangan kepada orang lain

·         Menjelaskan atau memberi instruksi kepada orang lain

·         Mendorong atau mendukung orang lain

·         Memohon atau membujuk orang lain

MODEL GAYA KEPEMIMPINAN

         Pembicaraan mengenai model kepemimpinan berawal dari adanya suatu kenyataan bahwa seseorang lebih menonjol dibanding orang lain, seseorang lebih efektif dalam memimpin dibanding yang lain. Demikian pula terdapat fenomena bahwa seorang pemimpin yang telah sukses memimpin di tempat lain ternyata tidak begitu sukses memimpin di tempat dan situasi yang berbeda. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan termasuk model kepemimpinan yang diterapkan sang pemimpin, juga kesiapan dan kematangan bawahan dalam menjalankan arahan dan instruksi pemimpin.
Pendekatan Sifat

Penelitian para ahli ilmu jiwa dalam menjelaskan fenomena bahwa hanya sedikit orang yang mampu menjadi pemimpin dibanding sekian banyak yang menjadi pengikut, mengantarkan pada anggapan bahwa pemimpin mempunyai beberapa ciri unggul yang tidak dipunyai oleh para pengikutnya. Pengamatan awal menunjukkan bahwa sebagian besar pemimpin mempunyai ciri-ciri fisik yang menonjol seperti ukuran badan lebih tinggi dan besar, lebih cerdas, lebih extrovert, dan lebih percaya diri. Karakteristik itulah yang mengantarkan seorang pemimpin untuk mau atau dipaksa mau menerima tanggung jawab yang lebih besar yang merupakan satu dari beberapa syarat menjadi pemimpin.

Koontz mengikhtisarkan ada 4 sifat utama yang berpengaruh terhadap kesuksesan seorang pemimpin, yaitu : (1) kecerdasan, (2) kedewasaan dan keluasan hubungan sosia, (3) motivasi diri dan dorongan berprestasi, dan (4) sikap-sikap hubungan manusiawi. Kesimpulan dari penelitian ini mengarahkan pada premis bahwa pemimpin itu dilahirkan, namun kesimpulan ini segera mendapat tantangan karena banyak realitas yang justru menjungkirbalikkan premis tersebut.
Pendekatan Perilaku

Tidak seperti premis dalam pendekatan sifat yang mengatakan bahwa pemimpin itu dilahirkan, maka dalam pendekatan perilaku justru sebaliknya. Pendekatan perilaku mengatakan bahwa pemimpin itu dibentuk dan diarahkan. Mengacu pada hasil penelitian-penelitian pada pendekatan sifat, ternyata selain sifat-sifat unggul yang dipunyai pemimpin masih ada yang lebih penting lagi, sehingga keberhasilan pemimpin pada akhirnya tergantung pada tindakan-tindakan yang diambil dan hasil-hasil yang dicapai. Oleh karena itu penelitian berikutnya lebih menitik beratkan pada penelitian tentang perilaku seorang pemimpin pada saat berhadapan dengan bawahannya, langsung maupun tidak langsung.
Teori Kontinum

Robert Tennenbaum dan Warren H.Schmidt termasuk ahli teori manajemen pertama yang menguraikan berbagai faktor yang dipikirkan mempengaruhi pilihan manajer akan gaya kepemimpinan. Walaupun mereka secara pribadi menyukai gaya kepemimpinan yang berorientasi pada karyawan, mereka menyarankan bahwa seorang manajer harus memperhatikan tiga macam “kekuatan” sebelum memilih gaya kepemimpinan. 
Konsep Tannenbaum dan Schmidt disajikan sebagai suatu rangkaian kesatuan kepemimpinan (leadership continuum). Menurut mereka, seorang manajer dapat memberikan partisipasi dan kebebasan yang lebih besar kalau karyawan meminta kemandirian dan kebebasan bertindak, ingin memperoleh tanggung jawab dalam membuat keputusan dan mendukung tujuan organisasi.

Mereka mengharapkan manajemen patisipatif. Kalu persyaratan ini tidak terpenuhi, maka manajer mula-mula harus mengandalkan gaya yang lebih otoriter. Mereka dapat memodifikasi tingkah laku kepemimpinan setelah karyawan merasa percaya diri, lebih terampil, dan memberikan komitmen kepada organisasi.

Peranan Pemimpin dalam Komunikasi

1.     Pemimpin sebagai komunikator
Seorang pemimpin dalam kegiatannya sebagai komunikator ialah adanya faktor daya tarik komunikator dan faktor kepercayaan pada komunikator.
2.     Pemimpin sebagai negotiator
Pemimpin bertindak bukan saja sebagai komunikator tetapi seklaigus sebagai komunikan. Dalam situasi seperti itu ia menyampaikan pesan persuasinya tetapi pada saat itu pula ia pada gilirannya menerima pesan persuasi dari lawannya, apakah lawannya itu sendirian ataupun lebih dari satu orang.

3.     Pemimpin sebagai monitor
Pemimpin mengobservasi dan meneliti gejala-gejala yang muncul di masyarakat yang mungkin menimbulkan pengaruh pada dirinya, pada kelompok, atau organisasi yang diwakilinya.

Kesimpulan

Kepemimpinan (leadership) adalah proses dalam mengarahkan dan mempengaruhi para anggota dalam melakukan berbagai aktivitas di suatu organisasiTipe kepemimpinan dalam mempengaruhi para bawahannya dapat berbeda-beda seperti; kepemimpinan otoriter, keepemimpinan partisipatif dan kepemimpinan delegatif. Sedangkan komunikasi adalah proses penyampaian dan pertukaran informasi sekurang-kurangnya antara 2 pihak yang berperan sebagai pengirim (sender) dan penerima (receiver) dengan menggunakkan berbagai media yang ada.  Tipe kepemimpinan dalam mempengaruhi para anggotanya dapat berbeda-beda. Hal ini disebabkan latar belakang pemimpin,budaya, organisasi, pengikut dan lingkungan.Bentuk komunikasi yang dilakukan pemimpin antar individu yang memiliki perbedaan budaya akanmenimbulkan perbedaan karakter, sehingga membutuhkan penyesuaian agar kegiatan komunikasi dapat berjalan secara efektif.Faktor yang memengaruhi pola komunikasi dalam organisasi karena adanya komunikasi vertikal yaitu berdasar struktur jabatan dan komunikasi harisontal yaitu antar anggota dalam organisasi. 


Daftar Pustaka
Onong Uchjono, Kepemimpinan dan Komunikasi, (Bandung: Mandar Maju), 1992.













Tidak ada komentar:

Posting Komentar