April 22, 2019

Memahami Pengetahuan Bisnis TOP Kovensional,E-commerce,Waralaba


ASBTRAK

Mengenal Bisnis Kovensional sebenarnya, apa arti konvensional? Menurut para ahli, Pengertian Konvensional adalah semua hal yang sifatnya mengikuti kebiasaan-kebiasaan yang lazim digunakan atau berdasarkan kesepakatan banyak orang. Misalnya, kelaziman, kebiasaan, atau adat di suatu tempat.
Arti kata konvensional seringkali didefinisikan sebagai sesuatu yang ketinggalan jaman (kuno) atau cara-cara tradisional yang sudah tidak sesuai dengan kondisi jaman sekarang. Padahal tidak demikian, karena pada dasarnya kata konvensional sangat berhubungan dengan kesepakatan.
Secara etimologi, kata konvensional berasal dari kata konvensi yang artinya kesepakatan atau permufakatan yang dibuat oleh sejumlah orang, baik itu dalam organisasi, daerah, maupun negara. Sehingga istilah konvensional adalah hal-hal yang dilakukan berdasarkan kesepakatan umum.
Contoh Konvensional
Istilah “konvensional” cukup sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dan istilah ini selalu mengacu pada sesuatu yang berhubungan dengan sesuatu yang telah menjadi kebiasaan.
1. Konvensional di Masyarakat Umum
Salah satu contoh konvensional atau kebiasaan di masyarakat umum adalah dalam hubungan pria dan wanita. Biasanya, seorang laki-laki yang melakukan lamaran atau mendekati seorang wanita, bukan sebaliknya. Wanita  umumnya tidak mau melakukan langkah agresif melamar atau mendekati laki-laki lebih dulu karena dianggap tidak wajar.
Namun, hal tersebut sudah banyak berubah sekarang ini. Dalam hal hubungan pria dan wanita, sekarang ini sudah cukup banyak wanita yang cenderung lebih agresif dan berinisiatif mendekati seorang pria.
Begitu juga dalam hal kesetaraan hak pria dan wanita. Jika dulu pria dianggap lebih memiliki hak untuk mempunyai karir dan pekerjaan yang bergengsi, sekarang hal tersebut sudah berubah. Jaman sekarang banyak wanita yang menjadi pemimpin perusahaan (CEO) atau menjadi orang yang berpengaruh.
2. Konvensional di Dunia Bisnis
Contoh Konvensional juga sering kita temukan dalam dunia bisnis. Misalnya, bisnis konvensional itu pada umumnya harus mempunyai tempat usaha secara fisik, memiliki produk yang dijual, dan lain-lain. Saat ini, bisnis tidak harus punya tempat usaha, dan tidak harus punya barang sendiri.
Contoh lainnya adalah penggunaan istilah Bank di Indonesia, yaitu Bank Konvensional dan Bank Syariah. Pengertian Bank Konvensionak adalah Bank yang sistem kerjanya sesuai dengan prosedur dan ketetapan yang dibuat oleh Bank Sentral (Bank Indonesia).
Sedangkan Bank Syariah memiliki prinsip kerja yang berbeda dengan bank Konvensional. Semua Bank Syariah menerapkan hukum Islam dalam pelaksanaan operasionalnya.
3. Konvensional di Bidang Persenjataan
Pengertian senjata konvensional adalah semua senjata yang paling populer dan umum digunakan. Beberapa diantaranya adalah bom, pistol, peluru, ranjau darat, senapan, dan lain-lain.
4. Konvensional di Bidang Bioteknologi
Pengertian bioteknologi konvensional adalah bioteknologi yang memanfaatkan mikroorganisme dalam menciptakan suatu produk dan jasa. Misalnya, bakteri dan jamur yang menghasilkan enzim tertentu dalam metabolismenya sehingga menghasilkan produk tertentu.
5. Konvensional dalam Pendidikan
Pengertian pembelajaran konvensional adalah proses belajar mengajar yang berlangsung secara tradisional, yaitu dengan cara ceramah, diskusi, tanya-jawab, dan pemberian tugas.
Demikianlah penjelasan singkat mengenai pengertian konvensional serta contohnya dalam beberapa bidang. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan kamu.
E-Commerce
secara umum, pengertian E-commerce (perdagangan elektronik) adalah kegiatan jual beli barang/jasa atau transmisi dana/data melalui jaringan elektronik, terutama internet.
Dengan perkembangan teknologi informasi dan software, hal ini membuat transaksi konvensional menjadi mungkin untuk dilakukan secara elektronik.
Berikut beberapa contoh dari praktek e-commerce:
Menerima pembayaran kartu kredit untuk transaksi penjualan online
1.    Menghasilkan pendapatan dari iklan online
2.    Pertukaran saham melalui broker online
3.    Penyaluran informasi kepada perusahaan melalui intranet
4.    Penyaluran manufaktur dan distribusi dengan partner melalui ekstranet
5.    Melakukan penjualan produk digital melalui website
Transaksi e-commerce terjadi pada banyak ruang lingkup mulai dari bisnis ke bisnis, bisnis ke konsumen, konsumen ke konsumen dan konsumen ke bisnis. Istilah e-commerce atau e-business sering digunakan secara bergantian juga dengan istilah e-tail dalam referensi untuk proses transaksional belanja online.
Sejarah E-Commerce
Awal mula perjalanan e-commerce dimulai dari tahun 1960-an, ketika bisnis mulai menggunakan Electronic Data Interchange (EDI) untuk berbagi dokumen bisnis dengan perusahaan lain.
Pada tahun 1979, American National Standards Institute mengembangkan ASC X12 sebagai standar universal bagi pebisnis untuk berbagi dokumen melalui jaringan elektronik.
Setelah jumlah individu yang saling berbagi dokumen elektronik tumbuh pada 1980-an, pada 1990-an munculnya eBay (www.ebay.com) dan Amazon (www.amazon.com) merevolusi industri e-commerce. Konsumen sekarang dapat membeli barang dalam jumlah tak terbatas secara online.
Aplikasi E-Commerce
E-commerce dilakukan dengan menggunakan berbagai aplikasi, seperti email, katalog online dan shopping cart, EDI, File Transfer Protocol, dan layanan web.
Semua hal itu termasuk transaksi bisnis ke bisnis dan pemasaran menggunakan email dengan iklan yang tidak diinginkan (biasanya dianggap spam). Email-email ini dikirimkan kepada konsumen dan prospek bisnis, sama halnya dengan mengirimkan e-newsletter kepada pengguna yang sudah berlangganan.
Saat ini lebih banyak perusahaan yang mencoba menarik perhatian konsumen langsung secara online dengan menggunakan alat promosi seperti kupon digital, pemasaran melalui media sosial dan iklan bertarget.
Banyak manfaat yang bisa didapatkan dengan e-commerce, seperti cepatnya akses transaksi, ketersediaan barang dan jasa, kemudahan mengakses bagi konsumen dan kemampuannya menjangkau konsumen secara internasional.
Namun bukan berarti e-commerce tidak memiliki kekurangannya. Misalnya saja pada saat pembelian barang, konsumen tidak bisa melihat atau menyentuh langsung produk yang akan dibelinya. Selain itu konsumen juga harus menunggu agak lama untuk bisa mendapatkan produk yang dibelinya.
Pasar yang dihasilkan oleh kegiatan e-commerce selama ini terus bertumbuh. Penjualan barang dan jasa secara online menyumbang lebih dari sepertiga dari total pertumbuhan penjualan ritel Amerika Serikat pada tahun 2015.
Kegiatan penjualan melalui website di AS mencapai nilai $340,61 milyar pada tahun 2015, jumlah tersebut meningkat sebanyak 14,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara diproyeksikan akan meningkat setiap tahunnya, bahkan pada tahun 2019 bisa mencapai $534,95 milyar.
Waralaba
Bukan sekali dua kali kita mendengar istilah . Namun, apa sebenarnya waralaba itu dan bagaimana menjalankannya? Apakah waralaba termasuk dalam  yang menguntungkan atau tidak? Bagaimana dengan sistem permodalannya? Untuk menjawab aneka pertanyaan di atas, kita harus paham terlebih dahulu mengenai pengertian  dan contohnya yang ada di Indonesia. Waralaba atau franchise dalam bahasa Inggris adalah hubungan bisnis antara pemilik merk, produk ataupun sistem operasional dengan pihak kedua. Bisnis ini berupa pemberian izin untuk pemakaian merk, produk serta sistem operasional dalam jangka waktu yang ditentukan sebelumnya. Singkatnya, waralaba adalah bisnis yang menggunakan prinsip kemitraan.
Waralaba tentu berbeda dengan bisnis KUDO yang apabila kita bergabung menjadi agen. Apabila dalam KUDO, kita tidak perlu membayar franchise fee untuk membeli izin pemakaian merk dan produk, sementara dalam waralaba ada biaya-biaya tertentu yang harus dibayar. Dalam jenis jenis waralaba, dikenal adanya istilah franchisor dan franchisee. Franchisor diartikan sebagai badan usaha ataupun perseorangan yang memiliki konsep, merk dan juga produk. Franchisor akan menguasai, mengembangkan serta memberikannya pada franchisee berdasarkan kontrak perjanjian. Jadi, franchisor diartikan sebagai pemilik merk ataupun produsen. Sementara franchisee adalah pihak yang mendapat hak untuk memproduksi konsep franchisor. Franchisee dapat berupa badan usaha ataupun perseorangan.
Franchisee akan terikat kontrak ataupun perjanjian yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Franchisee memiliki komitmen dalam menghormati tiap konsep, peraturan serta spesifikasi dari franchisor. Franchisee dapat dikatakan sebagai pembeli hak merk dari franchisor. Contoh waralaba di Indonesia sangat banyak dan juga terdiri dari waralaba aneka bidang yang rata-rata sudah terkenal. Hubungan antara franchisor dan franchisee sendiri disahkan melalui ikatan kesepakatan atau perjanjian. Franchisor akan memberi arahan seputar teknis usaha, manajemen hingga marketing kepada franchisee. Sementara franchisee harus membayar dana tergantung dari kesepakatan dengan franchisor. Franchisor juga akan memberikan hak pada franchisee terkait pelaksanaan bisnis, termasuk di antaranya adalah aneka atribut seperti nama merk, prosedur hingga SOP yang berlaku.
Di Indonesia sendiri sekarang ini sudah sangat banyak bisnis waralaba yang berkembang dengan sangat pesat. Di antaranya yang terkenal adalah bisnis waralaba minimarket, restoran, rumah makan, dan lain sebagainya. Kita bisa menemukannya dengan mudah bahkan hingga ke desa-desa, terutama untuk bisnis minimarket. Menjamurnya bisnis waralaba ini tidak lepas dari potensi keberhasilan yang tinggi serta peminat yang semakin banyak. Apalagi, bisnis waralaba telah memiliki sistem yang jelas dan SOP yang terbukti berhasil. Kecil kemungkinan bisnis waralaba akan mengalami kegagalan. Namun demikian, kita harus tetap mempromosikan dan mengerahkan usaha agar bisnis bisa tetap berjalan dengan baik.
Memahami kelebihan dan kekurangan waralaba dapat menjadi langkah pertama dalam memulai bisnis ini. Bisnis lain yang dapat kita lakukan di samping waralaba adalah menjadi agen KUDO. KUDO atau Kios Untuk Dagang Online adalah salah satu marketplace yang cukup populer di Indonesia. Kita bisa ikut menjadi agen dengan cara mendaftarkan diri lalu membayar saldo awal mulai dari Rp 10.000,- saja. Setelahnya kita sudah bisa menjual aneka produk yang ada dalam KUDO. Bisnis ini bisa dijalankan dari dalam rumah saja sehingga cocok untuk ibu rumah tangga, pensiunan, pelajar hingga mahasiswa. Keuntungan diberikan dalam bentuk komisi. Skema komisinya sangat menarik yaitu mencapai 70%. Bisnis ini bisa menjadi solusi bagi kita yang menginginkan usaha dengan modal kecil dan tetap menguntungkan.
Daftar Pustaka






Jaya Kurnia. 2017. https://pengayaan.com/pengertian-waralaba-dan-contohnya/ (Diakses 16 januari 2017)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar