Mei 10, 2019

KEPEMIMPINAN DAN KOMUNIKASI



OLEH: Lu’lu Ilmaknun
ABSTRAK
            Kemampuan untuk melakukan advokasi, komunikasi dan mobilisasi orang menjadi sangat penting untuk dikuasai oleh para pemimpin. Banyaknya permasalahan dalam organisasi yang terjadi penting untuk didekati dengan berbagai konsep agar didapatkan kebijakan dan strategi sebagai solusi yang sesuai dengan kebutuhan dalam kerangka orang, tempat dan waktu. Salah satu konsep tersebut adalah konsep kepemimpinan dan gaya komunikasi.
KATA KUNCI: kepemimpinan dan komunikasi
         Menurut George RTerry, kepemimpinan adalah kegiatan memengaruhi orang-orang untuk bersedia berusaha mencapai tujuan bersama. Setiap pemimpin memiliki perilaku yang berbeda dalam memimpin para pengikutnya. Perilaku para pemimpin secara singkat disebut gaya kepemimpinan (leadership style). Gaya kepemimpinan merupakan suatu cara memimpin untuk memengaruhi bawahannya yang dinyatakan dalam bentuk pola tingah laku atau kepribadian. Gaya kepemimpinan sejatinya ada tiga bentuk, yaitu:
a.      Otoriter (Authoritarian Leadership)
            Kekuasaan otoriter adalah gaya kepemimpinan yang berdasarkan pada kekuasaan yang mutlak dan penuh. Artinya segala ketentuan dan keputusan berada di tangan si pemimpin.
b.      Demokratis (Democratic Leadership)
            Yang dimaksud dengan gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya atau cara memimpin yang demokratis, dan bukan karena dipilihnya si pemimpin secara demokratis. Gaya yang demokratis seperti ini misalnya saja si pemimpin memberikan kebebasan dan keleluasaan kepada para bawahan dan pengikutnya untuk mengemukakan pendapatnya, saran dan kritikannya dan selalu berpegang pada nilai-nilai demokrasi pada umumnya.
c.       Kepemimpinan Bebas (Laisez Faire Leadership)
            Dalam kepemimpinan jenis ini, sang pemimpin biasanya menunjukkan suatu gaya dan perilaku yang pasif dan juga sering kali menghindari dirinya dari tanggung jawab. Dalam praktiknya, si pemimpin hanya menyerahkan dan menyediakan instrumen dan sumber-sumber yang diperlukan oleh anak buahnya untuk melaksanakan suatu pekerjaan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan pimpinan. Pimpinan yang memiliki gaya ini tidak memberikan motivasi, pengarahan dan petunjuk, dan segala pekerjaan diserahkan kepada anak buahnya
d.      Kepemimpinan Paternalistik
            Tipe paternalistik adalah gaya kepemimpinan yang bersifat kebapakan. Pemimpin selalu memberikan perlindungan kepada para bawahan dalam batas-batas kewajaran.
e.       Kepemimpinan Militeristik
            Kepemimpinan militeristik memiliki ciri antara lain: dalam komunikasi lebih banyak mempergunakan saluran formal, dalam menggerakkan bawahan dengan sistem komando/perintah, baik secara lisan maupun tulisan, segala sesuatu bersifat formal, disiplin tinggi, kadang-kadang bersifat kaku, komunikasi berlangsung satu arah, bawahan tidak diberikan kesempatan memberikan pendapat, pimpinan menghendaki bawahan patuh terhadap semua perintah yang diberikannya.
            Setidaknya ada 3 teori tentang asal-usul terbentuk seorang pemimpin, diantaranya sebagai berikut:
  1. Teori Genetik – menyatakan bahwa pemimpin itu terlahir dengan bakat yang yang sudah terpendam di dalam diri seseorang.
  2. Teori Sosial – menyatakan bahwa seseorang dapat menjadi pemimpin melalui latihan, kesempatan dan pendidikan.
  3. Teori Ekologis – teori ini merupakan gabungan dari 2 teori di atas.
Komunikasi adalah usaha mendorong orang lain menginterprestasikan pendapat seperti apa yang dikehendaki oleh orang yang mempunyai pendapat tersebut. Komunikasi senantiasa muncul dalam proses organisasi. Barry Cushway dan Derek Lodge menggambarkan fungsi komunikasi dalam organisasi sebagai pembentuk. Komunikasi mempunyai andil membentuk atau membangun iklim organisasi juga berdampak pada membangun budaya budaya organisasi, yaitu nilai dan kepercayaan yang menjadi titik pusat organisasi. Tujuan komunikasi dalam proses organisasi tidak lain dalam rangka membentuk saling pengertian.
Pada dasarnya komunikasi di dalam organisasi terbagi kepada tiga bentuk, yaitu:
1.        Komunikasi Vertikal (atas ke bawah, sebaliknya)
            Artinya komunikasi yang disampaikan pimpinan kepada bawahan, dan dari bawahan kepada pimpinan secara timbal balik.
a.         Fungsi komunikasi ke bawah digunakan pimpinan untuk:
-          Melaksanakan kebijakan, prosedur kerja, peraturan, instruksi, mengenai pelaksanaan kerja bawahan
-          Menyampaikan pengarahan doktrinasi, evaluasi, teguran
-          Memberikan informasi mengenai tujuan organisasi, kebijakan orgnanisasi, insentif
b.        Fungsi komunikasi ke atas digunakan bawahan untuk:
-          Memberikan pengertian mengenai laporan presentasi kerja, saran, usulan, opini, permohonan bantuan dan keluhan
-          Memperoleh informasi dari bawahan mengenai kegiatan dan pelaksanaan pekerjaan bawahan dari tingkat yang lebih rendah.
2.        Komunikasi Horizontal
            Bentuk komunikasi secara mendatar, di antara sesama staf dan sebagainya. Komunikasi horizontal sering kali bersifat tidak formal. Fungsi komunikasi horizontal ini digunkana oleh dua pihak yang mempunyai level yang sama. Komunikasi ini berlangsung dengan cara tatap muka, melalui media elektronik seperti telepon, atau melalui pesan tertulis.
3.        Komunikasi Diagonal
            Bentuk komunikasi ini sering juga disebut komunikasi silang. Berlangsung dari seseorang kepada orang lain dalam posisi yang berbeda. Fungsi komunikasi ini digunakan oleh dua pihak yang mempunyai level berbeda tetapi tidak mempunyai wewenang langsung kepada pihak lain.
Fungsi Komunikasi dalam Organisasi:
a.      Fungsi Informatif
            Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem proses informasi yang seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, baik, dan tepat waktu.
b.      Fungsi Regulatif
            Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi.
c.       Fungsi Persuasif
            Banyak pimpinan yang lebih suka untuk memersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab, pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
d.      Fungsi Integratif
            Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.
KESIMPULAN
       Komunikasi sangat berperan dalam organisasi. Karena semua pekerjaan dan aktivitas menggunakan komunikasi. Jadi, hendaknya dalam organisasi, seorang pemimpin yang baik, hendaknya menggunakan fungsi komunikasi yaitu persuasif, yaitu seorang pemimpin yang bisa mempengaruhi karyawannya agar mau bekerja dengan sukarela, melaksanakan tugasnya dengan perasaan senang karena pimpinan memintanya dengan hormat. Hal itu akan mempengaruhi psikologis karyawan, membuatkaryawan bekerja dengan optimal untuk bisa membantu atasannya.
DAFTAR PUSTAKA
·         Solihat, Manap. “kepemimpinan dan gaya komunikasi”. https://repository.unikom.ac.id/30685/1/kepemimpinan-dan-gaya-komunikasi-manap-solihat.pdf (diunduh 9 mei 2019)
·         Abdullah, Sandi. 2014. “kepemimpinan dan komunikasi” dalam https://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/edukasi/988-kepemimpinan-dan-komunikasi (diakses 9 mei 2019)
·         Rizky, Rahma. “gaya kepemimpinan dan komunikasi dalam organisasi” dalam https://www.academia.edu/12131276/Gaya_Kepemimpinan_dan_Komunikasi_Dalam_Organisasi (diakses 9 mei 2019)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar