OLEH:
Lu’lu Ilmaknun
ABSTRAK
Kemampuan untuk melakukan advokasi, komunikasi dan
mobilisasi orang menjadi sangat penting untuk dikuasai oleh para pemimpin.
Banyaknya permasalahan dalam organisasi yang terjadi penting untuk didekati
dengan berbagai konsep agar didapatkan kebijakan dan strategi sebagai solusi yang
sesuai dengan kebutuhan dalam kerangka orang, tempat dan waktu. Salah satu
konsep tersebut adalah konsep kepemimpinan dan gaya komunikasi.
Menurut George R. Terry, kepemimpinan adalah kegiatan memengaruhi orang-orang
untuk bersedia berusaha mencapai tujuan
bersama. Setiap pemimpin memiliki perilaku yang berbeda dalam memimpin para
pengikutnya. Perilaku para pemimpin secara singkat disebut gaya kepemimpinan (leadership style). Gaya kepemimpinan
merupakan suatu cara memimpin untuk memengaruhi bawahannya yang dinyatakan
dalam bentuk pola tingah laku atau kepribadian. Gaya kepemimpinan sejatinya ada tiga
bentuk, yaitu:
a.
Otoriter (Authoritarian Leadership)
Kekuasaan otoriter
adalah gaya kepemimpinan yang berdasarkan pada kekuasaan yang mutlak dan penuh.
Artinya segala ketentuan dan keputusan berada di tangan si pemimpin.
b.
Demokratis (Democratic Leadership)
Yang dimaksud
dengan gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya atau cara memimpin yang
demokratis, dan bukan karena dipilihnya si pemimpin secara demokratis. Gaya yang
demokratis seperti ini misalnya saja si pemimpin memberikan kebebasan dan
keleluasaan kepada para bawahan dan pengikutnya untuk mengemukakan pendapatnya,
saran dan kritikannya dan selalu berpegang pada nilai-nilai demokrasi pada
umumnya.
c.
Kepemimpinan
Bebas (Laisez Faire Leadership)
Dalam kepemimpinan
jenis ini, sang pemimpin biasanya menunjukkan suatu gaya dan perilaku yang
pasif dan juga sering kali menghindari dirinya dari tanggung jawab. Dalam
praktiknya, si pemimpin hanya menyerahkan dan menyediakan instrumen dan
sumber-sumber yang diperlukan oleh anak buahnya untuk melaksanakan suatu
pekerjaan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan pimpinan. Pimpinan yang
memiliki gaya ini tidak memberikan motivasi, pengarahan dan petunjuk, dan
segala pekerjaan diserahkan kepada anak buahnya
d.
Kepemimpinan
Paternalistik
Tipe paternalistik
adalah gaya kepemimpinan yang bersifat kebapakan. Pemimpin selalu memberikan
perlindungan kepada para bawahan dalam batas-batas kewajaran.
e.
Kepemimpinan
Militeristik
Kepemimpinan militeristik
memiliki ciri antara lain: dalam komunikasi lebih banyak mempergunakan saluran formal, dalam
menggerakkan bawahan dengan sistem komando/perintah, baik secara lisan maupun
tulisan, segala sesuatu bersifat formal, disiplin tinggi, kadang-kadang
bersifat kaku, komunikasi berlangsung satu arah, bawahan tidak diberikan
kesempatan memberikan pendapat, pimpinan menghendaki bawahan patuh terhadap
semua perintah yang diberikannya.
Setidaknya
ada 3 teori tentang asal-usul terbentuk seorang pemimpin, diantaranya sebagai
berikut:
- Teori Genetik – menyatakan
bahwa pemimpin itu terlahir dengan bakat yang yang sudah terpendam di dalam
diri seseorang.
- Teori Sosial – menyatakan bahwa
seseorang dapat menjadi pemimpin melalui latihan, kesempatan dan
pendidikan.
- Teori Ekologis – teori ini
merupakan gabungan dari 2 teori di atas.
Komunikasi adalah usaha mendorong orang lain menginterprestasikan
pendapat seperti apa yang dikehendaki oleh orang yang mempunyai pendapat
tersebut. Komunikasi senantiasa muncul dalam proses organisasi. Barry Cushway
dan Derek Lodge menggambarkan fungsi komunikasi dalam organisasi sebagai
pembentuk. Komunikasi mempunyai andil membentuk atau membangun iklim organisasi
juga berdampak pada membangun budaya budaya organisasi, yaitu nilai dan
kepercayaan yang menjadi titik pusat organisasi. Tujuan komunikasi dalam proses
organisasi tidak lain dalam rangka membentuk saling pengertian.
Pada dasarnya
komunikasi di dalam organisasi terbagi kepada tiga bentuk, yaitu:
1.
Komunikasi Vertikal (atas ke bawah, sebaliknya)
Artinya komunikasi
yang disampaikan pimpinan kepada bawahan, dan dari bawahan kepada pimpinan
secara timbal balik.
a.
Fungsi komunikasi ke bawah digunakan
pimpinan untuk:
-
Melaksanakan kebijakan, prosedur
kerja, peraturan, instruksi, mengenai pelaksanaan kerja bawahan
-
Menyampaikan pengarahan doktrinasi, evaluasi,
teguran
-
Memberikan informasi mengenai tujuan
organisasi, kebijakan orgnanisasi, insentif
b.
Fungsi komunikasi ke atas digunakan
bawahan untuk:
-
Memberikan pengertian mengenai
laporan presentasi kerja, saran, usulan, opini, permohonan bantuan dan keluhan
-
Memperoleh informasi dari bawahan
mengenai kegiatan dan pelaksanaan pekerjaan bawahan dari tingkat yang lebih rendah.
2.
Komunikasi Horizontal
Bentuk komunikasi
secara mendatar, di antara sesama staf dan sebagainya. Komunikasi horizontal
sering kali bersifat tidak formal. Fungsi komunikasi horizontal ini digunkana
oleh dua pihak yang mempunyai level yang sama. Komunikasi ini berlangsung
dengan cara tatap muka, melalui media elektronik seperti telepon, atau melalui
pesan tertulis.
3.
Komunikasi Diagonal
Bentuk komunikasi ini sering juga disebut komunikasi silang.
Berlangsung dari seseorang kepada orang lain dalam posisi yang berbeda. Fungsi
komunikasi ini digunakan oleh dua pihak yang mempunyai level berbeda tetapi
tidak mempunyai wewenang langsung kepada pihak lain.
Fungsi
Komunikasi dalam Organisasi:
a.
Fungsi
Informatif
Organisasi dapat
dipandang sebagai suatu sistem proses informasi yang seluruh anggota dalam
suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, baik,
dan tepat waktu.
b.
Fungsi
Regulatif
Fungsi regulatif
ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi.
c.
Fungsi
Persuasif
Banyak pimpinan
yang lebih suka untuk memersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab,
pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan
kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan
kekuasaan dan kewenangannya.
d.
Fungsi
Integratif
Setiap organisasi
berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat
melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Pelaksanaan aktivitas ini akan
menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan
terhadap organisasi.
KESIMPULAN
Komunikasi sangat
berperan dalam organisasi. Karena semua pekerjaan dan aktivitas menggunakan
komunikasi. Jadi, hendaknya dalam organisasi, seorang pemimpin yang baik,
hendaknya menggunakan fungsi komunikasi yaitu persuasif, yaitu seorang pemimpin
yang bisa mempengaruhi karyawannya agar mau bekerja dengan sukarela,
melaksanakan tugasnya dengan perasaan senang karena pimpinan memintanya dengan
hormat. Hal itu akan mempengaruhi psikologis karyawan, membuatkaryawan bekerja
dengan optimal untuk bisa membantu atasannya.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Solihat,
Manap. “kepemimpinan dan gaya komunikasi”. https://repository.unikom.ac.id/30685/1/kepemimpinan-dan-gaya-komunikasi-manap-solihat.pdf (diunduh 9 mei 2019)
·
Abdullah,
Sandi. 2014. “kepemimpinan dan komunikasi” dalam https://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/edukasi/988-kepemimpinan-dan-komunikasi (diakses 9 mei 2019)
·
Rizky,
Rahma. “gaya kepemimpinan dan komunikasi dalam organisasi” dalam https://www.academia.edu/12131276/Gaya_Kepemimpinan_dan_Komunikasi_Dalam_Organisasi (diakses 9 mei 2019)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.