Oktober 17, 2019

Pengembangan Product Baru Pada Big Data Pada Industri 4.0

Perkembangan Industri Dunia saat ini telah memasuki era baru yaitu tahapan Revolusi Industri 4 atau pada zaman now lebih sering kita dengar dengan Industri 4.0 , Pertama kali konsep ini berasal dari sebuah proyek strategis pemerintah Jerman dalam pemanfaatan teknologi canggih system komputerisasi di bidang manufacturing.
Presentasi Industri 4.0 pertama kali dipublikasikan pada event Hannover Fair tahun 2011. Kemudian pada bulan Oktober 2012, Tim Kerja Industry 4.0 memaparkan rekomendasi pelaksanaan Industri 4.0 kepada pemerintah federal Jerman. Anggota kelompok Tim kerja Industri 4.0 diakui sebagai bapak pendiri dan perintis Industri 4.0.
Revolusi Industri 4.0
Konsep Industri 4.0

Era Industri 4.0 ini merupakan konsep baru dari Jerman untuk mengubah proses manufaktur dengan mengintegrasikan system informasi dalam mata rantai produksi mulai dari lini awal disain produk, proses produksi, pendistribusian, pelayanan (after sales) hingga perbaikan produk (updating).
Konsep dari Industri 4.0 ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas fabrikasi dengan mengurangi waktu proses produksi, pemasaran, pendistribusian sehingga meningkatkan efisiensi serta menekan biaya secara keseluruhan.
Terdapat empat prinsip kerja dalam Industri 4.0. Prinsip-prinsip ini membantu perusahaan mengidentifikasi dan mengimplementasikan skenario-skenario Industri 4.0.

4 Pilar Industri 4.0
Revolusi Industri 4.0
Industri 4.0 memiliki empat pilar fungsional yaitu Big Data, Internet of Things, Internet of Services dan Cyber Security.
1. Internet of Things
Merupakan peningkatan Kemampuan mesin, perangkat, sensor, dan manusia untuk berhubungan dan berkomunikasi dengan satu sama lain melalui jaringan cyber – Internet of Things (IoT).
2. Big Data
Peningkatan kemampuan sistem informasi untuk menciptakan salinan data fisik secara digital dengan memadukan data-data digital dengan data sensor, dan data lainnya yang terkait. Proses ini mengumpukan data mentah dan selanjutnya akan di proses agar menghasilkan informasi data yang lebih kompleks.
3. Technical assistance
Yang pertama adalah peningkatan kemampuan sistem bantuan untuk membantu manusia dengan mengumpulkan dan membuat visualisasi informasi secara menyeluruh agar bisa membuat keputusan bijak dan menyelesaikan masalah secara lebih cepat dan akurat.
Kedua, kemampuan sistem siber-fisik (robotik) untuk membantu manusia secara fisik dengan melakukan serangkaian tugas yang beresiko, terlalu berat, atau tidak aman bagi manusia.
4. Artificial Intelligence
Ada beberapa pengertian dari Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan ini :

“Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) merupakan kawasan penelitian, aplikasi dan instruksi yang terkait dengan pemrograman komputer untuk melakukan sesuatu hal yang dalam pandangan manusia adalah cerdas” – H. A. Simon (1987)
“Kecerdasan Buatan (AI) merupakan sebuah studi tentang bagaimana membuat komputer melakukan hal-hal yang pada saat ini dapat dilakukan lebih baik dari manusia” – Rich and Knight (1991)

“Bagian dari ilmu komputer yang mempelajari bagaimana membuat mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang dilakukan oleh manusia bahkan bisa lebih baik daripada yang dilakukan manusia” – Idhawati Hestiningsih
Dari beberapa definisi diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa AI (Artificial Intelligence) / kecerdasan buatan merupakan sebuah teknologi komputer atau mesin yang memiliki kecerdasan layaknya manusia.
Secara sederhananya kuranglebihnya, sebuah instruksi pintar yang diberikan kepada program maupun mesin sehingga si komputer atau mesin dapat mengumpulkan data, mempelajari kebiasaan, dan kemudian dapat mengambil keputusan sendiri.

Revolusi Industri
Revolusi Industri 4.0
Fourth Industrial Revolution – Industri 4.0 yang mulai menyebar di seluruh penjuru dunia saat ini akan terjadi fenomena massal rontoknya kelas menengah atas diseluruh dunia. Diprediksi akan akan banyak perusahaan-perusahan besar gulung tikar.
Revolusi industri keempat merupakan era digital ketika semua mesin terhubung melalui sistem internet atau cyber system. Situasi ini akan membawa dampak perubahan besar di masyarakat.
Contoh kasus, televisi yang selama ini menjadi satu-satunya media hiburan dan informasi perlahan mulai ditinggalkan.
Sebaliknya banyak masyarakat (publik) yang justru beralih ke kanal media sosial (facebook, youtube, Instagram, dll). Baik dalam beriklan produk, mencari informasi, hiburan dan lain-lain.
Perebutan konsumen antara taksi konvesional, ojek, transportasi umum dengan Taksi dan ojek online adalah soal kasus lainnya, dimana perubahan alur pemesanan konsumen transportasi dari menelpon via operator taksi, diambil alih oleh system jaringan cyber sehingga konsumen dapat langsung berinteraksi dengan pengemudi taksi online atau ojek online.
Inilah gejala baru revolusi industri keempat.

Dalam era yang baru, persaingan semakin keras. Pengusaha nasional Chairul Tanjung menyebut the winner takes all, pemenang mengambil semuanya. Jadi akan banyak yang tergilas.
Dengan era teknologi ini, ada fenomena yang perlu diperhatikan. The winner takes all, pemenang selalu mengambil keseluruhan pasar.
Di ranah cyber sendiri Google bisa mengambil alih hampir keseluruhan pasar dari Yahoo, yang notabene lebih dahulu exist didunia maya.
Berkat teknologi Artificial Intelligence yang diterapkan pada google, sehingga mesin pencari google dapat mengumpulkan data, mempelajari dan menyajikan pengalaman yang lebih baik untuk penggunanya.
Revolusi Industri adalah ketika kemajuan teknologi yang besar disertai dengan perubahan sosial ekonomi dan budaya yang signifikan.
Pada revolusi industri pertama, dari akhir 1700 sampai pertengahan 1800an, menandai transisi dari pembuatan barang menggunakan tangan dengan beralih ke mesin. Dimulai di Inggris dan diadopsi di Belgia, Prancis, AS dan menjalar ke negara-negara lain.
Hal itu dimungkinkan dengan memanfaatkan tenaga air dan uap. Selanjutnya pengembangan peralatan mesin dan pabrik, yang menyebabkan perubahan besar-besaran. Yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Sementara revolusi industri kedua dimulai pada akhir 1800-an. Sebagian besar sebagai hasil dari penemuan listrik. Diantaranya era produksi massal dan jalur perakitan. Penyebaran teknologi yang luas seperti transportasi, telegraf, kereta api, gas dan air. Situasi ini menimbulkan pergerakan manusia dan informasi tidak seperti sebelumnya.
Sementara itu, revolusi industri ketiga muncul saat pengenalan komputer dan elektronik digital lainnya di tahun 1950an. Di antara perubahan kunci adalah otomasi, yang menyebabkan kenaikan fabrikasi bagi Cina.
Tugas dan keterampilan skill tak lagi menjadi primadona, ketika perakitan, diserahkan ke mesin. Dari sudut pandang konsumen dan budaya, era ini sering teridentifikasi dengan perubahan mendalam akibat diperkenalkannya televisi dan komputer pribadi.
Pada setiap tahapan revolusi industri ini memiliki dampak sosial ekonomi dan budaya yang besar, beberapa baik, beberapa buruk.
Kebutuhan dasar, seperti makanan dan pakaian, menjadi lebih tersedia. Perdagangan meningkat. Populasi melonjak saat orang berpindah dari daerah pedesaan ke kota.
Pada saat yang sama, polusi yang lebih banyak menyebabkan konsekuensi kesehatan yang serius, dan kondisi perburuhan yang tidak aman mengakibatkan keresahan pekerja.
Negara-negara yang mempelopori revolusi industri pertama mendominasi yang kedua juga. Peran Amerika yang kuat membantu AS menjadi pemimpin global di bidang manufaktur, yang menjadikan ekonomi terbesar di dunia pada tahun 1913.
Selama revolusi ketiga, AS mulai menyerahkan peran pabrikan utamanya ke Cina karena perusahaan perusahaan di Cina menginvestasikan mesin produksi dan pendidikan industri dan memberikan kebijakan perdagangan yang murah.
Pada saat ini era itu mulai tergerus dengan lahirnya era digital yang menjadi penanda era globalisasi gelombang ketiga, dengan meletusnya revolusi industri keempat.

Era Industri 4.0
Era-Industri-4.0
Revolusi Industri 4.0
Pada revolusi industri 4.0 pada perkembangannya akan banyak yang menekankan kepada kemampuan Artificial Inteligence yang mampu menggerakkan robot-robot yang “lebih pintar” dan “tidak pernah mengeluh” sehingga banyak pekerjaan yang dikerjakan tenaga manusia digantikan dengan yang lebih murah, efisien dan berkualitas lebih tinggi.
Sebagai contoh apabila tadi diatas terjadi kegaduhan antara manusia dengan manusia ( supir taksi konvensional, supir angkot dengan supir taksi online ) maka ke depannya supir supir ini akan tergerus oleh mobil otonom yang dapat berjalan tanpa perlu supir.
Para pekerja dipabrik akan tergerus oleh robot – robot yang dapat melakukan produksi secara terus menerus tanpa pernah mengeluh dan lebih efisien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar