Maret 11, 2020

MENUMBUHKAN JIWA WIRAUSAHA




oleh : iqro maulana hadi



Kurangnya wirausaha diIndonesia menjadi hal yang perlu diperhatikan,disisi lain selain untuk mengurangi angka pengangguran juga untuk mncapai kemandirian bangsa karena ekonomi dan kewirausahan menjadi hal yang tidak dipisahkan.





Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian wirausaha sama dengan wiraswasta, yaitu orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur mengatur permodalan operasinya.  Dalam wordpress.com yang ditullis oleh dyahtriastuti bahwa Menteri Koperasi dan UKM, Syarif Hasan, mengatakan sebuah negara maju ialah negara yang memiliki 2 persen wirausaha dari jumlah penduduk. Maka dari itu pemerintah berusaha mencapai target tersebut. Saat ini Indonesia hanya memiliki 1,56 persen wirausaha dari total penduduknya. “Amerika saja sekitar 12 persen, Jepang 10 persen, Singapura 7 persen. Kita masih jauh,” tuturnya. Berbagai faktor yang menjadi penyebab kurangnya minat dalam berwairausaha seperti tidak ada modal, kurangnya ide dan lain sebagianya.

Apakah dari pihak pemerintah tidak memberikan dukungan ?

Pemerintah sudah melakukan upaya yang komperehensif untuk meningkatkan dan menggalakkan kewirausahaan. Pada tahun 1995 terbitlah Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 tahun 1995 tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan (GNMMK). Tindak lanjut gerakan ini cukup bergema. Seminar, lokakarya, simposium, diskusi, sampai pelatihan kewirausahaan gaungnya begitu kuat. Pada tahun 2009, keluar Instruksi Presiden nomor 6 terkait dengan pengembangan ekonomi kreatif. Hal tersebut menjadi landasan pengembangan kewirausahaan di bidang industri kreatif yang cukup kuat. Ditambah lagi, terbentuk sebuah perguruan tinggi negeri vokasi yang akan memenuhi kebutuhan sumber daya manusia di bidang Industri Kreatif. Peraturan Menteri nomor 60 tahun 2008 tentang pembentukan Politeknik Negeri Media Kreatif. Perguruan tinggi ini diharapkan dapat menjadi jembatan kesenjangan antara pengangguran dan penciptaan lapangan kerja.(Nagel, 2012).

Hasil gambar untuk PERAN PEMERINTAH TERHADAP WIRAUSAHA




Menurut Nurdin Nazar dalam SEMARANG, KOMPAS.com bahwa pemerintah menargetkan 20.000 wirausaha baru Industri Kecil dan Menengah (IKM). Kementerian Perindustrian pun membekali calon pengusaha baru itu dengan sejumlah keterampilan dasar. “Ini pengembangan wirausaha baru di bidang industri kecil. 2019 targetnya 20.000 wirausaha baru, sekarang secara kualitas tercapai sekitar 15.000,” ujar Endang seusai Bimbingan Teknis Penumbuhan Wirausaha Baru IKM di Jalan Pandanaran Semarang, Senin (4/6/2018).

Para calon wirausaha baru itu, sambung dia, dibekali dengan fasilitasi pelatihan bimbingan teknis wirausaha baru. Mereka yang dibekali di dalam berbagai sektor misalnya makanan, minuman, kerajinan, fashion, elektronik, hingga perbengkelan kendaraan bermotor, seperti pengelasan. Kemenperin sendiri kata dia, memberikan fasilitasi pelatihan dan pendampingan atas usulan pemerintah daerah. Pihaknya menyasar daerah yang berpotensi dapat menghasilkan calon wirausaha baru.

Kurangnya minat dalam berwirausaha menjadi PR untuk pemerintah,bagaimana cara untuk menumbuhkan minat para penduduknya untuk berwirausaha. Dalam perkembangan teknologi dan informasi yang semakin berkembang seharusnya menjadi kemudahan dalam membeli bahan baku,menjual dan memasarkan produk. Tetapi hal ini kurang dilihat oleh masyarakat bahwa dengan memanfaatkan teknologi ini akan memudahkan mereka.



Menurut Agustin Ningrum,mallevi (2017) bahwa Jiwa wirausaha tidak dapat diperoleh secara instan dan dalam waktu yang singkat. Modal utama menjadi wirausaha yang sukses adalah motivasi yang kuat dari dalam diri individu disamping keberanian dalam mengambil resiko, ketekunan dan keuletan dalam menjalankan usahanya sehingga menjadikan entrepreneur yang tangguh dan tidak mudah putus asa. Hal tersebut akan terwujud apabila jiwa entrepreneur dapat dipupuk sejak usia dini.

Dan juga dijelakan oleh Baroroh Kiromim (2010) bahwa Karakter wirausaha dapat pula disebut watak wirausaha, tidak dapat dikembangkan secara instan. Perlu pendidikan yang kontinyu untuk mngembangkan potensi watak kewirausahaan anak. Selama ini pendidikan orang tua cenderung lebih pada upaya melindungi anak agar tidak mendapat celaka, orang tua cenderung memanjakan anak. Dengan memanjakan anak dan kuranagmemberi ruang pada anak untuk mengembangkan kreativitas dan kemandirian menyebabkan anak kelak dikemudian hari tidak dapat menjadi orang yang mandiri, kreatif dan berani mengambil resiko. Mandiri, kreatif dan berani mengambil resiko merupakan sebagian dari ciri-ciri karakter wirausaha. Peran orang tua sangat penting dalam mengembangkan karakter wirausaha sejak dini. Namun tidak semua orang tua memahami karakter ini dengan baik. Salah satu upaya untuk menambah wawasan kewirausahaan orang tua dan guru tentang bagaimana cara mendidik anak yang berwawasan kewirausahaan adalah melalui pelatihan. Salah satu intitusi yang sudah melakukan pelatihan ini adalah Kelompok Bermain Cendekia.

Hasil gambar untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan

Perlunya menanamkan jiwa wirausaha sejak dini sangat penting karena selain untuk mengasah kreasasi dan inovatif juga untuk menumbuhkan rasa percaya diri, mandiri, berani dalam pendirian dan bersedia mengambil resiko. Adapun cara untuk menanamkan jiwa wirausaha menurut Eka Fibriani Namira sebagai berikut :
  1. Kuatkan tekad dan niat.Ha lini merupakan cara pertama dalam menumbuhkan jiwa wirausaha.Dengan kita menguatkan tekad dan niat,nantinya kita akan siap menghadapi segala rintangan dan cobaan yang pasti akan kita dapatkan selama merintisbisnis.
  2. Buat target dan rencana masa depan.Dengan adanya target dan rencana kita akan lebih siap membangun usaha,kita juga akan lebih mudah membuat langkah-langkah kerja yang harus dijalani.Dengan hal ini kita akan lebih termotivasi untuk memajukan bisnis kita
  3. Miliki ide bisnis.Kita harus mengasah ide-ide untuk mendirikan bisnis.Kita tidak akan menjadi wirausahawan jika tidak memiliki ide.Tidak perlu melangkah jauh untuk melakukannya,cukup kamu mulai dengan hobi dan minat bakat kamu.Dengan itu kamu akan menjalankan bisnis dengan rasa yang sangat menyenangkan.
  4. Menumbuhkan rasa optimis.Dengan ini kamu harus persiapkan mentalmu untuk menghadapi rintangan saat merintis bisnismu.Karena dengan adanya rasa optimis kita tidak akan mudah untuk menyerah dan mempunyai rasa ingin melanjutkan bisnis.
  5. Harus fokus.Jika diawal kita sudah punya target dan rencana bisnis maka kita harus focus terhadap apa yang kita rencanakan.Jangan mudah kamu melirik bisnis tetanggamu bisa jadi bisnis yang awalnya kamu bentuk bisa kacau begitu saja.
  6. Menumbuhkan rasa keberanian.Saat kamu sudah mempunyai tekad untuk terjun di dunia wirausaha kamu juga harus siap dengan segala tantangan.Maka dari itu kamu hatus mempunyai keberanian.Jangan mudah takut terhadap tantangan dan jangan mudah menyerah.
  7. Melatih kepekaan terhadap peluang bisnis.Jika kamu sudah fokus terhadap bisnismu kamu juga harus mau menerima kritik dan saran dari orang lain.Jangan jadikan hal itu sebagai ejekan melainkan masukan.




Daftar Pustaka


Agustin Ningrum Mallevi, jurnal pendidikan volume 2 nomor 1 tahun 2017, Peran Keluarga Dalam Menumbuhkan Jiwa Wirausaha Sejak Dini

Eka Fibriani Namira, artikel  Ayo Tanamkan Jiwa Wirausaha Dalam Diri Kita, 2018

Baroroh Kiromim, jurnal DIMENSIA, Volume 4, No. 2, September 2010, Menyemai Benih Karakter Wirausaha(Internalisasi Karakter Wirausaha Sejak Dini Melalui Pelatihan Bagi Guru Dan Orang Tua)

Nagel, P. Julius F. et.al. 2014. Entrepreneurship Investor Dan Wirausaha Yang Memanfaatkan Teknologi Sebagai Tools Untuk Melakukan Atau Menciptakan Peluang. Dalam prosiding Seminar Nasional Teknologi dan Perubahan Sosial yang diselenggarakan oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya, 30 September 2014. ISBN No : 978 – 602 – 0917 – 11 –

Tidak ada komentar:

Posting Komentar