Oktober 23, 2021

Menerapkan Business Model Canvas untuk UMKM

 

Di review Oleh : Siti Masitoh (@S19-SITI)

I.            Pendahuluan

Dunia   saat   ini   terus   mengalami perubahan  di  berbagai  sektor  seperti halnya Teknologi, Sosial, Budaya, Pendidikan,  dan  terutama  pada  sektor ekonomi. Perkembangan di dunia ekonomi  terus  mengalami  perubahan yang cukup signifikan diberbagai negara   begitu   pula   yang   terjadi   di Indonesia  turut  berkembang  ke  arah zaman   yang semakin   maju.   Saat   ini, organisasi   bisnis   terus   berkompetisi bukan   hanya   ditingkat   pasar   lokal, tetapi  sudah  memasuki  tingkat  pasar global.

Keberadaan UMKM menjadi salah satu terobosan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di tengah-tengah  masyarakat.  Para  pelaku  bisnis UMKM ini  diharapkan akan   mampu mengurangi angka pengangguran jika melihat  fakta  lapangan  pekerjaan  yang semakin terbatas dengan jumlah tenaga kerja yang belum terserap terus bertambah. Mengacu pada penulisan Purwantoro, Rohmah (2016) ada beberapa persoalan yang menyebabkan menurunnya jumlah UMKM antara lain:

1.       UMKM   tidak  dapat  melakukan efisiensi    operasinya, sehingga berhenti beroperasi.

2.       Banyak wilayah lain dari UMKM yang     memindahkan     tokonya untuk mencari peluang.

3.       Sebagaian   besar   UMKM   tidak mampu    menahan    persaingan dipasar,   sehingga   berimplikasi pada   penurunan   kinerja   yang dicapai setiap perusahaan.

        Upaya untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi UMKM perlu analisis bisnis menggunakan              Business   Model   Canvas(BMC)  karena analisis ini mampu menjelaskan secara menyeluruh                 baik dari segi pemasaran,sumber daya manusia, keuangan,hingga nilai atau produk yang                        ditawarkan.

II.            Pembahasan

A.      Business Model Canva



Business Model Canvas adalah suatu strategi manajemen yang digunakan untuk merancang perencanaan bisnis perusahaan berdasarkan proposisi nilai perusahaan, produk, infrastruktur, pelanggan, dan keuangan. Pertama kali diciptakan oleh Alexander Osterwalder pada tahun 2005. Business Model ini menjadi salah satu strategi manajemen yang populer di kalangan bisnis dan sering dipelajari di Universitas.  Kepopuleran tersebut dikarenakan tampilan Business Model Canvas (BMC) yang sederhana dan mudah dipahami.

Tujuan Pembuatan Business Business Model Canvas yaitu Business Model Canvas dibuat untuk membantu perusahaan untuk merencanakan proses bisnis dan memberikan validasi terhadap berbagai aspek penting dalam perusahaan. Contoh dari poin-poin penting dalam sebuah bisnis yaitu: sumber daya, pengeluaran yang wajib dikeluarkan, serta aktivitas bisnis. Adapun manfaat dari business model canvas yaitu:

1.       Mempersingkat Waktu Penulisan Perencanaan

Jika menggunakan metode konvensional, maka pelaku usaha tentu harus menuliskan panjang lebar terkait perencanaan bisnis yang akan dibuat. Akan tetapi, dengan BMC maka perusahan hanya perlu mengisi poin-poin perencanaan bisnis sesuai dengan blok yang telah ditetapkan tanpa perlu menulis panjang lebar.

2.       Meningkatkan Fokus Perusahaan

Business model canvas dapat meningkatkan fokus perusahaan terhadap poin penting dari perencanaan penting yang telah dibuat. Dalam hal ini perusahaan perlu fokus pada elemen yang paling penting terlebih dahulu yang dinilai memberikan dampak besar dan mendorong pertumbuhan perusahaan. Intinya, BMC dapat membantu pemahaman dan dapat melihat gambaran keseluruhan bisnis sehingga dapat terlihat kekuatan dan kelemahan tergantung pada inputnya.

3.       Lebih Terstruktur

Perlu diketahui dengan menggunakan business modle canvas maka pelaku bisnis tidak perlu membuat perencanaan bisnis yang sangat panjang dan menghabiskan banyak waktu. Business model camvas dapat dijadikan brainstorming saat meeting dengan seluruh karyawan. Bagian penitngnya business model canvas dapat mempercepat proses meeting dan membuat diskusi menjadi lebih terstruktur agar tidak melenceng ke pembahasan yang lain.

4.       Mengurangi Risiko

Business model canvas dapat mengurangi risiko dari kekeliruan dalam eksekusi bisnis. Jadi, secara tidak langsung BMC ini dapat dijadikan dokumen blueprint perencanaan bisnis untuk suatu perusahaan. Sebagai contoh ketika ada pelaku bisnis yang sedang melakukan eksekusi bisnis maka mereka dapat menjadikan BMC sebagai panduan perusahaan untuk menjalani eksekusi bisnis berdasarkan poin yang telah dirancang sebelumnya. Dengan demikian perusahaan dapat mengurangi risiko kekeliruan dalam eksekusi bisnis.

 

B.      UMKM

Secara umum, UMKM dikenal sebagai akronim dari Usaha Mikro, Kecil, Menengah. Namun, jika diruntut dari definisi dan sudut pandang yang berbeda, UMKM memiliki pengertian yang jauh lebih luas. Bagi pelaku usaha, UMKM adalah bisnis atau usaha yang dijalankan oleh perseorangan, rumah tangga, maupun badan usaha kecil.  Menurut ekonom senior, Prof. Ina Primiana, UMKM adalah kegiatan usaha berskala kecil yang mendorong pergerakan pembangunan dan perekonomian Indonesia. Sebuah usaha atau bisnis dapat disebut sebagai UMKM jika memenuhi kriteria usaha mikro. Menurut peraturan perundang-undangan Nomor 20 tahun 2008, UMKM dibedakan berdasarkan masing-masing jenis usaha, yaitu usaha mikro, kecil, dan menengah.

Peran dan Fungsi UMKM bagi Kondisi Ekonomi

1.      Membuka Lapangan Pekerjaan

Peluang pekerjaan baru pasti akan terbuka bagi masyarakat di sekitarnya. Berbeda dengan perusahaan besar, UMKM biasanya memiliki syarat lapangan kerja yang ringan dan dapat dilamar oleh masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah maupun tanpa kualifikasi yang spesifik.  Karenanya, usaha ini dapat menjadi kesempatan bagi masyarakat untuk bisa mendapatkan penghasilan tanpa harus meninggalkan kegiatan harian yang tidak dapat ditinggalkan. Sebagai contoh, ibu rumah tangga dapat turut bergabung pada komunitas bisnis mikro maupun kecil dan menjadi pengrajin maupun pekerja di bidang kuliner. 

2.      Mendorong Kondisi Ekonomi yang Lebih Merata

UMKM yang maju menjadi salah satu cara bagi suatu negara untuk bisa mewujudkan kondisi perekonomian yang merata. Bahkan, melalui usaha ini, kondisi ekonomi di kota kecil maupun pedesaan juga akan ikut terdorong dan bertumbuh. Masyarakat juga mampu mengakses beragam produk dan jasa secara langsung di area sekitar tempat tinggal, tanpa harus menuju ke pusat kota. Bisa dibayangkan jika tidak ada UMKM yang berkembang, masyarakat pedesaan setiap harinya harus menuju ke pusat perbelanjaan di kota besar sebatas untuk memenuhi kebutuhan primer saja.  Saat hal ini terjadi, sudah pasti kondisi ekonomi di pedesaan jauh lebih terpuruk ketimbang masyarakat yang tinggal di tengah kota.

3.      Meningkatkan Devisa Negara

Devisa merupakan salah satu faktor yang menunjukkan kondisi ekonomi sebuah negara. Jika nilainya tinggi, bisa dibilang negara tersebut memiliki kondisi perekonomian yang maju dan dapat dianggap sebagai bangsa yang kaya. Nah, dengan meningkatkan kehadiran UMKM dan mengelolanya dengan baik, secara tidak langsung negara juga turut menumbuhkan devisa.  Contoh paling mudah adalah UMKM yang terpadu mampu memproduksi barang berkualitas hingga menarik perhatian konsumen luar negeri. Saat sering melakukan aktivitas ekspor barang ke konsumen asing, negara akan menerima pemasukan tambahan. Terlebih, dewasa ini aktivitas jual beli internasional dapat dengan mudah dilakukan melalui internet secara online.

4.      Memacu Ekonomi di Situasi Kritis

UMKM sudah terbukti mampu membangkitkan ekonomi di saat negara mengalami situasi yang kritis. Pada tahun 1997, krisis moneter yang terjadi di Indonesia berhasil diatasi berkat sektor UMKM yang terus berkembang. Alhasil, meski sedang diterpa isu krisis moneter, masyarakat Indonesia masih mampu memenuhi kebutuhan primernya dengan lebih mudah. Hal serupa juga kembali terjadi di saat pandemi virus Covid-19 ini. Di saat adanya anjuran untuk tidak beraktivitas di luar rumah, UMKM dapat beradaptasi dengan menawarkan barang dagangannya secara online dan tetap memenuhi kebutuhan masyarakat. Dengan begitu, kondisi ekonomi akan tetap berjalan dan lambat laun kembali bangkit.

5.      Memenuhi Kebutuhan Masyarakat secara Akurat

Dijalankan oleh masyarakat kecil sendiri, bisnis ini pada umumnya lebih memahami kebutuhan apa yang sedang dibutuhkan oleh masyarakat sekitar. Barang yang diproduksi dan diinovasikan pun seringkali secara akurat memenuhi kebutuhan masyarakat. Tidak hanya itu, pelaku UMKM juga pasti mendapatkan bahan baku produksi dari lingkungan sekitar dan produsen lokal. Hal ini tentu dapat menjanjikan keuntungan tambahan bagi masyarakat sekitar yang juga akan menjadi konsumen dan meningkatkan perputaran ekonomi yang lebih pesat.

 

C.      Perencanaan menggunakan BMC untuk UMKM


         Diketahui bahwa Business Model Canvas adalah bagian yang penting untuk merancang sebuah bisnis. Bahkan untuk menemukan bisnis model yang tepat, seorang pemilik bisnis dianjurkan untuk membuat rancangan bisnis yang bisa dilakukan dengan membuat Business Model Canvas. Berikut adalah alasan kenapa Business Model Canvas sangat penting untuk merancang sebuah bisnis :

  • ·         Memperjelas Fokus Bisnis

Adanya Business Model Canvas tidak hanya membantu pemilik bisnis untuk membuat rancangan bisnis, tetapi juga memperjelas fokus bisnis. Banyak bisnis membutuhkan cara untuk mencapai pelanggan mereka. Jika langkah yang diambil salah, maka bisnis bisa gagal. Dengan adanya model bisnis ini, cara untuk meraih pelanggan akan lebih jelas dan lebih terfokus.

  • ·         Business Model Canvas Akurat

Meskipun terdengar sepele, Business Model Canvas bisa membantu pemilik usaha untuk menyortir jenis bisnis dan kemana arah bisnis akan berjalan. Model bisnis kanvas berisi patokan tentang bisnis Anda yang nantinya bisa kembangkan saat bisnis mulai berjalan. Jadi tidak perlu berpikir terlalu jauh untuk bisnis karena perencanaan dan patokan sudah tertuang di dalam model bisnis tersebut. Ini akan meminimalisir hal-hal yang tidak diperlukan ketika  mulai membangun bisnis sehingga bisa lebih fokus memperlancar bisnis.

  • ·         Sasaran Pasar Sesuai Target

Salah satu penyebab banyak bisnis baru yang mengalami kegagalan adalah karena produk mereka kurang tepat di pasaran. Hal ini bisa terjadi karena produk yang dibuat tidak sesuai dengan kebutuhan pasar atau tidak memiliki target pasar yang tepat. Dengan model bisnis ini, akan terbantu untuk memvisualisasi produk sehingga bisa memperhitungkan dengan tepat apa produk yang benar-benar dibutuhkan oleh pasar dan siapa yang sangat membutuhkan produk. Model bisnis ini juga akan membant mencari cara untuk menjual produk dengan cara yang sesuai dengan target pasar.

  • ·         Risiko Bisnis Gagal Lebih Kecil

Business Model Canvas membantu menyusun perencanaan bisnis mulai dari sumber pendanaan bisnis , bagaimana membuat produk, hingga bagaimana cara menjual produk ke target pasar. Bahkan di dalam model bisnis ini juga bisa menuangkan keunggulan produk Anda dibanding kompetitor, sehingga peluang sukses bisnis lebih besar dan resiko gagal akan lebih kecil.

  • ·         Sudah Teruji oleh Banyak Bisnis

Model bisnis ini sudah teruji secara metodologi di banyak bisnis. Tidak hanya bisnis yang baru berjalan, tetapi juga bisnis yang besar. Penggunaan Business Model Canvas sebagai strategi perencanaan dan pengembangan bisnis sudah dilakukan beberapa perusahaan besar. Perubahan yang terjadi pada perusahaan dengan model bisnis ini tidak hanya dari segi produk, tetapi juga dari sisi pendekatan kepada target pasar. Dalam beberapa kasus, model bisnis ini juga mencakup strategi perencanaan keuangan.

D.      Elemen Business Model Canvas untuk Menuntun Pembentukan Strategi Usaha

 


Dalam penerapannya, Business Model Canvas punya 9 elemen yang perlu diperhatikan. Elemen ini pasti sudah akrab dengan kita sehari-hari sebagai pelaku UMKM, hanya lebih diperjelas agar kita bisa menerapkan strategi yang tepat untuk mengelola setiap aspek usaha secara lebih maksimal.

1.      Nilai Manfaat (Value Proposition)



Pastinya dalam memulai usaha, kita menentukan hal yang menjadi keunggulan produk kita, kan? Hal yang kita tawarkan perlu memiliki manfaat bagi segmen pasar yang disasar, namun juga memiliki daya pembeda. Strategi ini perlu ditentukan dan ditulis dengan jelas dalam Business Model Canvas, sehingga pelanggan dapat merasa tertarik dengan produk tersebut sekaligus tergerak untuk memilih dan menggunakannya. Keunggulan ini bisa sangat beragam. Bisa jadi produk kita belum pernah ada sebelumnya, atau menawarkan harga yang bersaing dan lebih efisien. Bisa jadi produk kita menghadirkan kenyamanan serta kemudahan bagi pelanggan. Bisa juga produk ini bisa dimodifikasi sesuai kebutuhan setiap pelanggan, memberikan nilai artistik lebih dari sekadar fungsinya, atau bahkan memberikan status sosial yang lebih baik bagi para penggunanya. Tanyakan pada diri masing-masing, apa sih yang menjadi kelebihan dan keunggulan produk UMKM kita dibandingkan pesaing yang ada?

2.      Segmen Pasar (Customer Segments)

Dalam menjalankan UMKM, sangat penting untuk menentukan segmen pasar yang akan menjadi target. Pelaku usaha perlu mengenali konsumen beserta ciri-ciri dan kebutuhannya secara jelas, sehingga produk yang ditawarkan bisa hadir untuk orang-orang yang sesuai dan menjadi solusi bagi mereka. Setiap bentuk usaha makanan, kebutuhan sehari-hari, atau pakaian tentu punya golongan pasar tertentu yang mereka sasar. Apakah pasar yang dituju adalah remaja, keluarga muda kelas menengah, atau mungkin sebuah kelompok penggemar makanan spesifik? Ada beberapa kategori segmen pasar yang bisa memudahkan kamu untuk menentukan yang sesuai berdasarkan prioritas sebelum menuliskannya ke dalam Business Model Canvas, yaitu:

·         Mass Market: segmen pasar luas dengan jenis kebutuhan dan masalah yang sama.

·         Niche Market: segmen pasar yang spesifik.

·         Segmented: segmen pasar yang memiliki kebutuhan berbeda tetapi dalam satu kategori.

·         Diversified: segmen pasar yang memiliki kebutuhan atau masalah yang sangat berbeda.

·         Multi-sided Platform: melayani dua atau lebih pasar segmen pasar yang saling tergantung.

3.      Hubungan dengan Pelanggan (Customer Relationship)

Apa sih yang membuat pelanggan kembali membeli produk kita secara berulang? Produk yang berkualitas? Tentu, tapi elemen yang turut berperan adalah hubungan yang dijalin dengan pelanggan. Ya, usaha besar maupun UMKM perlu memikirkan hal ini dengan matang. Bagaimana pun juga, usaha kita ada untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Perlu strategi yang tepat dalam menentukan interaksi dan menjaga kesetiaan pelanggan agar tidak berpaling pada pelaku usaha yang lain. Ada bermacam strategi komunikasi yang bisa digunakan: bisa sebatas transaksional atau beli putus, bisa menjaga hubungan jangka panjang dengan pelanggan, bisa menciptakan komunitas pelanggan, bisa dilayani oleh representatif penjual yang bersahabat, atau bahkan memberikan promo atau diskon kepada pelanggan.

4.      Aktivitas Utama Usaha (Key Activities)

Elemen Business Model Canvas ini mengacu kepada semua aktivitas yang berhubungan dengan produktivitas usaha yang berkaitan dengan sebuah produk, supaya produk dengan nilai manfaat (value proposition) yang ditetapkan dapat tercipta dan hadir di pasar. Aktivitas utama usaha ini maksudnya adalah kegiatan wajib dalam usaha, seperti perancangan produk, proses produksi dan pengolahan, operasional usaha, pengiriman barang, dll.

5.      Sumber Pendapatan Usaha (Revenue Streams)

Salah satu tujuan utama sebuah usaha adalah menghasilkan keuntungan, kan? Sumber pendapatan usaha dari transaksi pelanggan jelas merupakan bagian yang paling penting. Tanpa hal ini, UMKM tidak akan mampu bertahan, apalagi berkembang dan menghasilkan keuntungan. Karena itu, elemen ini harus dikelola semaksimal mungkin, utamanya dengan memanfaatkan setiap sumber daya secara maksimal supaya bisa meningkatkan pendapatan usaha. Intinya, elemen ini merupakan strategi pelaku usaha untuk menghasilkan uang tergantung dengan setiap kegiatan dan hal yang ditawarkan melalui usaha, misalnya penjualan produk, penjualan jasa, biaya berlangganan, atau bahkan biaya peminjaman.

6.      Saluran (Channels)

Saluran (channels) adalah cara kita sebagai pelaku usaha bisa menjangkau pasar serta menyampaikan produk secara tepat sasaran. Dengan saluran yang tepat, kita bisa menyampaikan nilai manfaat produk UMKM yang ditawarkan kepada segmen pasar yang dituju. Elemen Business Model Canvas ini juga sangat penting dan tidak hanya terbatas pada distribusi produk, tapi juga setiap proses yang berperan dalam pertemuan antara usaha kita dan para pelanggan. Apakah kita akan menjual produk di toko secara langsung, menggunakan media sosial dan e-commerce, atau menitipkan produk di toko rekanan? Bagaimana strategi kita untuk membuat pasar sadar akan produk kita? Apa cara yang bisa digunakan pelanggan untuk melakukan pembelian? Bagaimana kita membantu pelanggan melakukan evaluasi dari produk yang digunakan serta mendukung kebutuhan lainnya setelah transaksi?

7.      Sumber Daya (Key Resources)

Setiap produk yang kita hasilkan berasal dari bahan atau sumber daya yang sifatnya mendasar. Dalam upaya mewujudkan produk yang bernilai, bermanfaat, serta menarik di mata pasar, kita perlu merencanakan setiap jenis sumber daya yang diperlukan, mulai dari bahan baku, sumber daya manusia, hingga proses operasional usaha. Elemen ini penting untuk mendukung aktivitas utama dalam usaha agar produk usaha bisa terwujud sesuai harapan. Beberapa kategori aset terkait hal ini adalah:

·         Aset Fisik: fasilitas pabrik, gedung, lahan, kendaraan, atau mesin peralatan.

·         Aset Intelektual: brand, hak paten, hak cipta, informasi rahasia perusahaan.

·         Aset Manusia: tenaga kerja.

·         Aset Keuangan: kas usaha, kredit, obligasi atau saham usaha.

8.      Kerjasama (Key Partnership)

Kerjasama menunjukkan siapa saja rekan yang akan mendukung usaha kita supaya bisa bersaing dan menjalankan aktivitas usaha secara efektif. Tujuannya bisa macam-macam, bisa untuk mengurangi risiko dalam persaingan di pasar, atau mengupayakan sumber daya dan melakukan kegiatan usaha secara lebih optimal. Bentuk kerjasamanya juga bisa beragam, misalnya kerjasama sebatas pembeli dan penjual, dengan usaha yang tidak sejenis, atau juga kerjasama untuk membentuk usaha baru. Misalnya, kita bekerja sama dengan penyedia bahan baku untuk keperluan produksi atau pemilik toko barang-barang serupa yang lebih besar. Intinya, hubungan baik dengan berbagai pihak selalu berguna untuk menciptakan proses usaha yang mulus dan sesuai harapan.

9.      Struktur Biaya (Cost Structure)



 

Ada pendapatan, ada juga biaya yang harus dikeluarkan. Struktur biaya ini merupakan rincian dari faktor-faktor yang berperan membentuk biaya untuk menunjang aktivitas usaha. Biasanya, elemen Business Model Canvas ini meliputi hal-hal seperti biaya bahan baku, biaya pemasaran, biaya produksi, biaya kemasan dan distribusi, serta gaji pegawai. Ketika keuangan dan pembiayaan usaha dikelola dengan strategi yang baik, usaha bisa berjalan dengan lebih hemat, efisien, bahkan minim risiko kerugian. Struktur biaya satu UMKM dengan yang lainnya belum tentu sama, karena ada usaha yang cost-driven atau sensitif terhadap harga bahan baku, namun ada juga yang sifatnya value-driven, atau tidak terlalu memikirkan harga produksi/bahan baku karena hal yang dijual adalah nilai/seni/status/gaya hidup. Biasanya, kategori yang terdapat di dalam struktur biaya usaha ini meliputi:

·         Fixed Cost: biaya tetap yang muncul yang tidak tergantung pada jumlah produksi.

·         Variable Cost: biaya yang muncul bervariasi sesuai jumlah yang diproduksi.

Pada elemen terakhir ini, tentu dibutuhkan laporan keuangan yang tepat untuk bisa menghitung biaya yang dibutuhkan secara akurat. Dengan kehadiran teknologi saat ini, kita bisa dengan mudah melakukannya menggunakan berbagai aplikasi.

 

III.    Kesimpulan

Business Model Canvas adalah sebuah kerangka kerja yang membahas model usaha dalam bentuk visual berupa kanvas lukisan, supaya dapat dimengerti dan dipahami dengan mudah. Ini merupakan alat dalam strategi manajemen usaha untuk menjelaskan konsep, konsumen, infrastruktur, target pelanggan, maupun keuangan perusahaan secara lebih jelas.

Strategi BMC ini digunakan oleh pelaku usaha pemula agar bisa menghasilkan strategi usaha yang matang. Sebelumnya, pelaku UMKM masih belum terlalu banyak menggunakan strategi ini, tapi dengan akses informasi yang lebih baik serta persaingan di pasar yang semakin ketat, tidak mengherankan kalau UMKM juga perlu menggunakan strategi BMC ini.

 



 

DAFTAR PUSTAKA

https://www.linovhr.com/business-model-canvas/

https://www.jojonomic.com/blog/business-model-canvas/

https://www.cermati.com/artikel/memahami-pengertian-umkm-ciri-dan-perannya-bagi-ekonomi

https://www.jurnal.id/id/blog/5-alasan-kenapa-business-model-canvas-penting-untuk-perencanaan-bisnis/

https://blog.qasir.id/inspirasi/menerapkan-business-model-canvas-untuk-umkm

 

 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar