November 14, 2021

NEW PRODUCT DEVELOPMENT (PENGEMBANGAN PRODUK BARU) UNTUK PELAKU USAHA KULINER PADA MASA PANDEMIC COVID 19

 OLEH DIRAN (@S06-DIRAN)

Abstrak

Di masa pandemi Covid-19 ini sangat berdampak pada berbagai sektor industri termasuk pada para pelaku usaha kuliner baik restoran / rumah makan dan juga UMKM mengalami gangguan seperti pasokan bahan baku, permintaan produk, pengurangan tenaga kerja, dan ketidak jelasan bisnis, bahkan tidak sedikit para pelaku usaha kuliner yang gulung tikar. Para pelaku usaha kuliner akhirnya memutar cara dan mengatur strategi yang diperlukan untuk beradaptasi di era new normal ini. Para pelaku bisnis kuliner harus menerapkan strategi diversifikasi produk dan layanan Bisnis kuliner harus dapat memperoleh kepercayaan konsumen dengan produk yang aman, sehat dan higienis, menerapkan protokol kesehatan, memaksimalkan pemasaran online, memenuhi take away dan delivery order, membuat produk diversifikasi atau inovasi berupa makanan sehat dan beku, serta meningkatkan kualitas produk.

Kata Kunci: New Product Development, Diversifikasi product, Pengembangan Produk Baru

 

PENDAHULUAN

        Dampak pandemi Covid-19 sangat dirasakan oleh perekonomian sektor industri restoran, rumah makan dan UMKM yang berada dalam industri makanan. Sebagian besar pelaku usaha kuliner di Indonesia sedang mengalami resesi karena melemahnya perekonomian dunia termasuk di Indonesia. Kesulitan yang dialami oleh para pelaku usaha kuliner selama pandemi Covid-19 antara lain adalah:

  • Terjadi penurunan penjualan karena di terpakannya PSBB / PPKM sehingga terjadi berkurangnya aktivitas masyarakat di luar rumah sebagai pelaku konsumen.
  • Modal usaha mengalami kesulitan karena tingkat penjualan yang menurun sehingga perputaran modal menjadi untung menjadi susah.
  • Dengan adamya kebijakan PSBB / PPKM oleh pemerintah menjadikan hambatan pergerakan dalam proses penyaluran produk di wilayah-wilayah tertentu yang berdampak pada proses distribusi produk, selain itu juga mempengaruhi distribusi atau transportasi pakan ternak dari produsen ke distributor mengalami hambatan menjadi lebih lama atau kurang lancar.
  • Kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan oleh para pelaku usaha kuliner dalam proses membuat produk baik itu makanan atau minuman menjadi sulit didapatkan.

        Pada saat kondisi pandemi seperti covid 19 ini, banyak strategi yang dapat ditempuh oleh para pelaku usaha kuliner dalam sektor industri makanan agar tetap bisa bertahan. Bentuk strategi yang dapat dilakukan diantaranya adalah  dengan cara membuat produk-produk baru yang menarik, terjangkau oleh konsumen kualitas terjaga, bersih dan memenuhi standar protokol kesehatan sehingga aman untuk dikonsumsi oleh para konsumen.

        New Product Development / Disferivikasi produk baru sangat penting untuk bisnis kuliner pada masa pamdemic  ini, hal ini penting bagi para pelaku usaha untuk mempertahankan keunggulan kompetitif mereka karena kebutuhan pelanggan selalu berubah. Pada masa pandemic ini para pelaku usaha harus peka dan mengerti apa yang menjadi kemauan para konsumen.

 

PEMBAHASAN

        New Product Development adalah proses menyeluruh dalam menciptakan sebuah layanan jasa atau produk mulai dari konsep sampai siap dipasarkan. Beberapa langkah product development adalah menyusun konsep, market positioning, membuat desain, prototipe, perizinan, dan produksi. Berbagai cara untuk mengembangkan produk baru yang di lakukan oleh para pelaku usaha kulinar dengan cara mempelajari apa yang di mau oleh para konsumen pada masa pandemic covid 19 ini, dan yang perlu di perhatikan diantaranya adalah produk baru yang akan di keluarkan harus sesuai dengan kebutuhan konsumen sehingga dapat dipasarkan. Kemudian produk baru tersebut harus dapat diproduksi dan memberikan keuntungan ekonomis bagi produsennya.

       Terkait pemenuhan kebutuhan konsumen, produsen harus menyadari bahwa kebutuhan masyarakat sebagai konsumen telah berubah dengan adanya pandemi. Penurunan perekonomian masyarakat sebagai dampak pandemi menyebabkan belanja makanan selain kebutuhan pangan pokok mengalami penurunan. Oleh karenanya, pengembangan produk dengan harga yang lebih ekonomis dapat dipertimbangkan sebagai alternatif. Tujuan pengembangan ini agar para pelaku usaha kuliner bisa memiliki pangsa pasar dan meningkatkan profitabilitas sebagai perusahaan yang mempunyai inovasi, perusahaan yang memiliki daya inovasi cenderung lebih kuat dibandingkan perusahaan yang tidak melakukan inovasi dan inovasi yang konsisten dapat menjamin sebuah kesuksesan. Selain itu juga dalam pengembangan produk baru perlu juga memperhatikan unsure-unsur berikut: yaitu melakukan riset pasar, tren konsumen,  feedback pelanggan, peraturan baru industri, teknologi baru, profil target serta penggantian produk di akhir siklus.

Beberapa contoh yang di lakukan oleh pelaku usaha restoran yaitu:

a.      Membuat/menciptakan menu dengan ukuran porsi yang lebih kecil / mini bowl sehingga harganya menjadi lebih terjangkau.  

b.     Membuat/menciptakan menu-menu satuan/perorangan, menu seperti ini masih sangat di pilih karena di nilai lebih aman dibanding dengan menu-menu sharing.

c.      Membuat menu-menu frozen food, pada masa PSBB / PPKM menu makanan frozen food sebagai alternatif pilihan bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka. Konsumen bisa membeli dan menyetocknya di dalam freezer rumah, ketika membutuhkan tinggal di keluarkan dan mengolahnya sesuai petunjuk yang  disediakan seperti menggoreng, mengukus, microwave atau merendam makanannya dengan air hangat. Proses ini jauh lebih singkat daripada harus memasak bahan mentah.

d.     Membuat paket menu-menu catering, menu catering yang di buat berjuan untuk memberikan pelayan terhadap konsumen dan juga menjamin kebersihan dan keamanan makanan dengan mengikuti prosedur pencegahan penularan COVID-19 bagi pengusaha kuliner.

e.      Membuat paket-paket menu yang menarik seperti, Paket makan dan minuman, buy one get one , atau misalnya salah satu menu yang dijual digabungkan khusus untuk diberikan ke ojek online.

f.    Mencari sumber-sumber pasokan bahan baku dengan harga yang lebih murah sehingga produk yang dihasilkan dapat memiliki harga jual yang lebih terjangkau, tentunya dengan tetap berpedoman pada standar-standar kualitas yang telah ditentukan. 

      Banyak para pengusaha restoran besar membuat konsep-konsep menu murah dan praktis yang tergabung di dalam clouds kitchen. Cloud kitchen saat ini makin berkembang dan tersebar di berbagai daerah dan kota-kota besar, cloud kitchen mencoba memberi solusi untuk menekan biaya operasional karena hanya dengan memberikan sewa terhadap dapur dan berbagai alat masak yang sesuai standar sehingga pelaku usaha F&B hanya mempersiapkan karyawan dan bahan baku untuk produk yang akan dijualnya. Standar kualitas sarana dan prasarana yang tinggi biasanya diterapkan oleh cloud kitchen sehingga pelaku usaha F&B yang ingin bergabung dapat mengikuti standar yang sudah ditentukan.

        Saat ini setiap cloud kitchen sudah pasti terintegrasi atau dimiliki oleh penyedia jasa pesan-antar makanan seperti, Grab Kitchen yang dimiliki oleh Grab. Integrasi tersebut memungkinkan pelaku usaha F&B dalam memilih lokasi dan data-data seperti makanan yang lebih banyak diminati konsumen di daerah tersebut. Jangkauan terhadap konsumen pun lebih luas karena sudah terintegrasi dengan aplikasi layanan pesan-antar makanan yang dilakukan secara online dapat menjangkau konsumen-konsumen yang jangkauannya cukup jauh tetapi tertarik dengan produk yang ditawarkan.

 

       Perilaku konsumen dalam membeli makanan atau minuman pun berubah akibat pandemi, konsumen dianjurkan untuk tidak datang ke restoran atau makan di restoran demi menekan penularan virus. Sehingga perilaku membeli makanan secara online meningkat drastis. Karena transaksi dilakukan secara online, pelaku usaha F&B dapat fokus menjalankan kegiatan operasional dan mempertahankan bisnisnya. Strategi penjualan juga perlu di perhatiakn, ini  sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap penjual atau perusahaan yang bergerak di sektor industri makanan dan minuman. Media yang paling tepat untuk memasarkan produk makanan dan minuman di masa pandemi Covid-19 ini adalah melalui media elektronik atau sosial media. Adanya jarak antara produsen dan konsumen atau tidak bertemu secara langsung pada satu tempat membuat penggunaan media elektronik menjadi semakin digemari dan memiliki jangkauan pemasaran yang sangat luas    

 

KESIMPULAN

        Para pelaku usaha kuliner yang akan melakukan pengembangan pada produk baru, sebaiknya memperhatikan tahapan-tahapan penting dalam pengembangan yang akan di lakukannnya diantaranya pengumpulan pendapat, penyaringan ide,analisis kelayakan, pengembangan, pengujian dan komersialisasi. Selain itu para pelku usaha kuliner  perlu mencermati dalam pengembangan produk barunya seperti pada penetapan harga jual. Harga jual haruslah disesuaikan dengan daya beli konsumen yang menjadi target pasar dari produk tersebut. Harga jual ditentukan dari biaya produksi, biaya-biaya lainnya dan level keuntungan yang ingin diperoleh. Dengan demikian, jika diinginkan suatu produk dijual pada tingkat harga yang dapat dijangkau oleh konsumen, maka seluruh faktor yang mempengaruhinya perlu dikendalikan dan diperhitungkan dengan baik. Dari aspek produksi, sebelum pengembangan produk tersebut perlu juga dipertimbangkan hal-hal yang bersifat teknis, misalnya kemudahan memperoleh bahan baku, apakah produk dapat dibuat dengan mesin/peralatan yang telah ada, apakah ada investasi lain yang diperlukan, bagaimana tingkat kesulitan dalam memproduksi produk tersebut, dan lain sebagainya.

 

REFERENSI

https://www.ganto.co/berita/4431/strategi-mengembangkan-produk-baru-di-masa-pandemi.html

https://news.unika.ac.id/2020/12/pengembangan-produk-pangan-ekonomis-saat-pandemi-bisa-selamatkan-keuangan-keluarga/

https://www.uii.ac.id/strategi-pemasaran-digital-dalam-masa-wabah-covid-19/

https://konsultanku.co.id/blog/cloud-kitchen-solusi-bisnis-fb-di-tengah-pandemi

https://id.wikipedia.org/wiki/Dampak_pandemi_Covid-19_terhadap_industri_makanan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar