Maret 17, 2022

Kreativitas Kewirausahaan

 

Kreatifitas Dalam Wirausaha

Oleh : Muhamad Rachmat Qidam (U-28 Rachmat)

1.     Pendahuluan

Kreatifitas

Setiap individu pada zaman globalisasi ini dituntut untuk menciptakan sesuatu yang baru dengan tujuan, hal tersebut dapat memberikan manfaat untuk diri sendiri dan orang lain. Oleh karena itu, indivdu dituntut untuk menjadi pribadi yang kreatif agar dapat bersaing di era globalisasi saat ini. Untuk menunjang pemahaman kita mengenai kreativitas, berikut disajikan beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian kreativitas.

Kreativitas merupakan daya menciptakan sesuatu yang menuntut pemusatan perhatian, kemauan, kerja keras dan ketekunan. Menurut Sulaiman Sahlan dan Maswan, kreativitas adalah ide atau gagasan dan kemampuan berpikir kreatif. Sementara itu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan kreativitas ialah kemampuan untuk mencipta daya cipta.

Pendapat lain menyebutkan kreativitas itu adalah kemampuan untuk menciptakan suatu produk baru ini :

a)       Kreativitas  adalah  kemampuan  untuk   membuat   kombinasi-kombinasi   atau   melihat hubungan-hubungan baru antara unsure, data, variabel, yang sudah ada sebelumnya.

 

b)      Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Conny Semiawan (1984).

Dari definisi dan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan seseorang dalam menuangkan ide atau gagasan melalui proses berpikir kreatif untuk menciptakan sesuatu yang menuntut pemusatan, perhatian, kemauan, kerja keras dan ketekunan.

2.     Ciri-ciri Kreatifitas

Ciri-ciri

Ada beberapa ciri-ciri kreativitas yang dimiliki oleh individu yang kreatif. Guilford (dalam Munandar, 1992) membedakan antara ciri kognitf  (aptitude)  dan  ciri  afektif  (non- aptitude) yang berhubungan dengan kreativitas. Ciri-ciri kognitif (aptitude) ialah ciri-ciri yang berhubungan dengan kognisi, proses berpikir yang meliputi kelancaran, kelenturan (fleksibilitas) dan orisinilitas dalam bepikir dan elaboration (mengembangkan, memperkaya, memperinci) suatu gagasan. Sedangkan ciri-ciri afektif (non-aptitude) ialah ciri-ciri yang lebih berkaitan dengan sikap atau perasaan yang meliputi rasa ingin tahu, bersifat imajinatif, merasa

 

tertantang oleh kemajemukan, sifat berani mengambil resiko dan sifat menghargai. Kedua jenis ciri-ciri kreativitas itu diperlukan agar perilaku kreatif dapat terwujud.

Berikut ini ciri-ciri kognitf (aptitude) dan ciri-ciri afektif (non-aptitude) menurut Guilford (dalam Munandar, 1992) akan diuraikan lebih lanjut :

a.         Ciri-ciri Kognitif

Kreativitas yang berhubungan dengan kemampuan berpikir kreatif (divergen) dan memiliki lima  ciri   kognitif,   yaitu   kemampuan   berpikir   secara   lancar   (fluency),   berpikir luwes (flexibelity), orisinilitas (originality), kemampuan menilai (evaluation) dan kemampuan memperinci/mendalam (elaboration).

1)         Kemampuan berpikir lancar (fluency)

 

Merupakan kemampuan untuk melahirkan banyaknya ide dan gagasan, mengemukakan banyaknya cara untuk melakukan berbagai hal serta mencari banyak kemungkinan alternatif jawaban dan penyelesaian masalah.

 

2)         Kemampuan berpikir luwes atau fleksibel (flexibility)

Merupakan kemampuan untuk menggunakan bermacam-macam pendekatan dalam mengatasi persoalan, orang yang kreatif adalah orang yang kreatif dalam berpikir, mereka dapat dengan mudah meninggalkan cara berpikir yang lama dan menggantikan dengan cara berpikir yang baru. Diperlukan kemampuan untuk tidak terpaku pada pola pemikiran yang lama. Hal ini bisa dilakukan dengan fleksibilitas yang spontan dan adaptif. Fleksibilitas spontan adalah kemampuan untuk menyampaikan berbagai macam ide tentang apa saja tanpa rasa takut salah. Sedangkan fleksibilitas adaptif adalah kemampuan untuk menyampaikan berbagai macam ide tentang apa saja tetapi masih memperhatikan kebenaran ide tersebut. Ciri-ciri ini dapat dilihat pada sikap anak didik dalam memberikan macam-macam penafsiran (interpretasi) terhadap suatu gambar, cerita atau masalah, menerapkan suatu konsep dengan cara yang berbeda-beda, memberi pertimbangan terhadap situasi, yang berbeda dari yang diberikan orang lain, dalam membahas atau mendiskusikan suatu situasi selalu mempunyai posisi yang berbeda atau bertentangan dari mayoritas kelompok., jika diberikan suatu masalah biasanya memikirkan macam-macam cara yang berbeda-beda untuk menyelesaikannya, mampu mengubah arah berpikir secara spontan.

 

3)         Kemampuan berpikir orisinal (originality)

Merupakan kemampuan untuk melahirkan ide-ide atau gagasan-gagasan dan mebuat kombinasi-kombinasi yang sifatnya baru dan unik, menggunakan cara yang tidak lazim dalam mengungkapkan diri, dan mampu mencari berbagai kemungkinan pemecahan masalah

dengan cara-cara yang mungkin tidak terpikirkan oleh orang lain. Ciri-ciri ini dapat dilihat pada sikap anak didik dalam memikirkan masalah-masalah atau hal-hal yang tidak pernah terpikirkan oleh orang lain, mempertanyakan cara-cara yang lama dan berusaha memikirkan cara-cara yang baru, memiliki cara berpikir yang lain dari yang lain, setelah membaca atau mendengar gagasan-gagasan, bekerja untuk menemukan penyelesain yang baru, memberikan

warna-warna yang tegas dan berbeda dengan keadaan aslinya dalam menggambar atau sering mempertanyakan mengapa sesuatu hal harus dilakukan dengan suatu cara dan bukan dengan cara lain.

4)         Kemampuan menilai (evaluation)

 

Merupakan kemampuan untuk membuat penilaian sendiri dan menentukan apakah suatu pertanyaan benar, atau sutau tindakan itu bijaksana serta tidak hanya mencetuskan gagasan saja tetapi juga melaksanakannya. Ciri-ciri ini dapat dilihat pada sikap anak didik dalam memberi pertimbangan atas dasar sudut pandangnya sendiri, menentukan pendapat sendiri mengenai suatu hal, menganalisa masalah atau penyesalan secara kritis dengan selalu menanyakan ”Mengapa?”, mempunyai alasan rasional yang dapat dipertanggungjawabkan

untuk mencapai suatu keputusan, merancang suatu rencana kerja dari gagasan-gagasan yang tercetus, pada waktu tertentu tidak menghasilkan gagasan-gagasan tetapi menjadi peneliti atau penilai yang kritis, menentukan pendapat dan bertahan terhadapnya.

5)         Kemampuan memperinci (elaboration)

 

Merupakan kemampuan untuk memperkaya atau mengembangkan suatu ide, gagasan atau produk dan kemampuan untuk memperinci suatu obyek, gagasan, dan situasi sehingga tidak hanya menjadi lebih baik tetapi menjadi lebih menarik. Ciri-ciri ini dapat dilihat pada sikap anak didik dalam mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan melakukan langkah-langkah yang terperinci, mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain, mencoba atau menguji detil-detil untuk melihat arah yang akan ditempuh, mempunyai rasa keindahan yang kuat sehingga tidak puas dengan penampilan yang kosong atau sederhana, menambahkan garis-garis, warna-warna dan detil-detil (bagian-bagian) terhadap gambarnya sendiri atau gambar orang lain.

 

b.         Ciri-ciri afektif

Ciri-ciri afektif dari kreativitas merupakan ciri-ciri yang berhubungan dengan sikap mental atau perasaan individu. Ciri-ciri afketif ini saling berhubungan dan saling mempengaruhi dengan ciri-ciri kognitif. Kreativitas yang berkaitan dengan sikap dan perasaan seseorang. Ada beberapa ciri-ciri afektif, yaitu:

1)         Rasa ingin tahu.

 

Selalu terdorong untuk mengetahui lebih banyak, misalnya: selalu bertanya, memperhatikan banyak hal, peka dalam pengamatan dan ingin mengetahui atau meneliti. Ada beberapa perilaku peserta didik yang mencerminkan rasa ingin tahu, misalnya sering mempertanyakan segala sesuatu, senang menjajaki buku-buku, peta-peta, gambar-gambar, dan sebagainya untuk mencari gagasangagasan baru, menggunakan semua pancainderanya untuk mengenal, tidak takut menjajaki bidang-bidang baru, ingin mengamati perubahan-perubahan dari hal-hal atau kejadiankejadian.

2)         Bersifat imajinatif/fantasi

 

Mampu memperagakan atau membayangkan hal-hal yang tidak atau belum pernah terjadi dan menggunakan daya khayal namun dapat membedakan mana khayalan dan mana yang kenyataan. Perilaku yang terlihat pada siswa biasanya berupa memikirkan atau membayangkan hal-hal yang belum pernah terjadi, memikirkan bagaimana jika melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan orang lain, meramalkan apa yang akan dikatakan atau dilakukan orang lain, mempunyai firasat tentang sesuatu yang belum terjadi, melihat hal-hal dalam suatu gambar yang tidak dilihat orang lain, membuat cerita tentang tempat-tempat yang belum pernah dikunjungi atau tentang kejadian-kejadian yang belum pernah

dialami.

 

3)         Merasa tertantang oleh kemajemukan

 

Mempunyai dorongan untuk mengatasi masalah-masalah yang sulit, merasa tertantang oleh situasi-situasi yang rumit serta lebih tertarik pada tugas-tugas yang sulit. Perilaku anak didik yang mencerminkan sikap tertantang oleh kemajemukan, adalah menggunakan gagasan atau masalah-masalah yang rumit, melibatkan diri dalam tugas-tugas yang majemuk, tertantang oleh situasi yang tidak dapat diramalkan keadaannya, mencari penyelesaian tanpa bantuan orang lain, tidak cenderung mencari jalan tergampang, berusaha terus-menerus agar berhasil, mencari

 

jawaban-jawaban yang lebih sulit atau rumit daripada menerima yang mudah, dan senang menjajaki jalan yang lebih rumit.

4)         Sifat berani mengambil risiko (tidak takut membuat kesalahan)

 

Berani mempunyai pendapat meskipun belum tentu benar, tidak takut gagal atau mendapat kritik dari orang lain. Perilaku anak didik yang memiliki sifat berani dalam mengambil risiko adalah berani mempertahankan gagasan-gagasan atau pendapatnya walaupun mendapatkan tantangan atau kritik, bersedia mengakui kesalahan-kesalahannya, berani menerima tugas yang sulit meskipun ada kemungkinan gagal, berani mengajukan pertanyaan atau mengemukakan masalah yang tidak dikemukakan orang lain, tidak mudah dipengaruhi orang lain, melakukan hal-hal yang diyakini, meskipun tidak disetujui sebagian orang, berani mencoba hal-hal baru, berani mengakui kegagalan dan berusaha lagi.

5)         Sifat menghargai

 

Kemampuan untuk dapat menghargai bimbingan dan pengarahan dalam hidup, menghargai kemampuan dan bakat-bakat sendiri yang sedang berkembang. Perilaku anak didik yang memiliki sifat menghargai adalah menghargai hak-hak sendiri dan orang lain, menghargai diri sendiri dan prestasi sendiri, menghargai makna orang lain, menghargai keluarga, sekolah lembaga pendidikan lainnya serta teman-teman, menghargai kebebasan tetapi tahu bahwa kebebasan menuntut tanggung jawab, tahu apa yang betul-betul penting dalam hidup, menghargai kesempatan-kesempatan yang diberikan, senang dengan penghargaan terhadap dirinya.

 

3.     Pengembangan

Berpikir Kreatif

Berpikir kreatif adalah menggunakan kemampuan berpikir kita untuk membuat hubungan yangan baru & hubungan yang lebih berguna dari informasi yang sebelumnya sudah kita ketahui. Jadi berpikir kreatif tidak selalu menghasilkan sesuatu yang betul-betul baru melainkan bisa menghubungkan hal-hal yang sudah kita ketahui menjadi pengertian yang lebih sempurna. Jika dilihat dari definisi ini sebenarnya semua orang adalah kreatif.

 

Proses Kreatif

Banyak orang berpikir bahwa kreatifitas bersifat impulsif. Tetapi hal itu tidak benar, orang- orang yang bekerja di bidang industri kreatif tahu betul hal itu. Kreatifitas memerlukan usaha.

 

 

Proses kreatif secara umum terbagi menjadi 4 tahap:

 

1.         Identifikasi data & masalah, dan mencari hubungan-hubungan yang mungkin terjadi.

2.         Mengkaji solusi yang mungkin.

3.         AHA

4.         Memeriksa kembali.

 

Petunjuk untuk Berpikir Kreatif

Prosedur dasar untuk berpikir kreatif adalah membiarkan pemikiran kita untuk menyebar ke segala arah (divergent thinking).

Agar berpikir ke segala arah bisa terjadi, ada beberapa petunjuk :

 

           Jangan terlalu cepat mengambil keputusan.

           Bangkitkan sejumlah besar ide-ide.

           Menerima hal-hal yang tampaknya seperti tidak mungkin.

           Membentuk hubungan.

 

Teknik berpikir kreatif

Ada beberapa teknik yang bisa digunakan untuk berpikir kreatif :

 

           Brainstorming

           Idea Writing

           Mind Mapping

           ANGLES ( Add, Not in order, Generalize, Lessen, Eliminate, Substitute)

           Forcing New Connections

           Relaxers Menggunakan Kreativitas

           Praktekkan di dalam situasi personal

           Catatlah penggunaannya

           Gunakan segera

           Mulailah dengan situasi yang tidak terlalu beresiko

           Seringlah menggunakan teknik berpikir kreatif

           Temukan tim pendukung

 

Asumsi Kreativitas

Terdapat enam asumsi kreativitas yang diangkat dari teori dan berbagai studi tentang kreativitas, yakni sebagai berikut.

a.         Setiap orang memiliki kemampuan kreatif dengan tingkat yang berbeda-beda tidak ada orang yang sama sekali tidak mempunyai kreativitas, seperti halnya tidak ada seorang pun manusia yang inteligensinya nol.

b.         Kreativitas dinyatakan dalam bentuk produk-produk kreatif, baik berupa benda maupun gagasan. Tinggi atau rendahnya kualitas karya kreatif seseorang dapat dinilai berdasarkan orisinalitas atau kebaruan karya itu dan sumbangannya secara konstruktif bagi perkembangan kebudayaan dan peradaban.

c.         Aktualisasi kreativitas merupakan hasil dari proses interaksi antara faktor-faktor psikologis (internal) dengan lingkungan (eksternal).

d.         Dalam diri seseorang dan lingkungannya terdapat faktor-faktor yang dapat menunjang atau justru menghambat perkembangan kreativitas.

e.         Kreativitas seseorang tidak berlangsung dalam kevakuman, melainkan didahului oleh hasil-hasil kreativitas orang-orang yang berkarya sebelumnya. Dapat dikatakan juga sebagai kemampuan seseorang menciptakan kombinasi baru dari hal yang telah ada sehinga menghasilkan sesuatu yang baru.

f.          Karya kreatif tidak lahir hanya karena kebetulan, melainkan melalui serangkaian proses kreatif yang menuntut kecakapan, keterampilan, dan motivasi yang kuat. Ada tiga factor yang menentukan prestasi kreatif seseorang, yaitu: motivasi atau komitmen yang tinggi, keterampilan dalam bidang yang ditekuni, dan kecakapan kreatif.

 

Namun jika dikerucutkan pada implementasi kehidupan sehari-hari maka dijabarkan seperti

 

           Selalu mencari jawaban yang tertentu

Ketika ingin menciptakan sesuatu yg baru namun tetap dengan mindset atas pemikiran jawaban bahwa hal tersebut aneh dan buruk.

           Selalu berpikir logis

Terpaku pada logika yang telah ada dan tidak ingin secara out of the box padahal kreativitas yang ingin diciptakan mungkin akan menjadi hal yang ditunggu-tunggu.

           Mengikuti aturan secara kaku

Terlalu taat rules yg ada, itu sebenarnya baik namun untuk menciptakan sesuatu yang belum ada (baru) kita juga harus sedikit melenceng dari aturan (tetapi tetap kearah yg baik dan tidak merugikan pihak manapun).

           Selalu berpikir praktis

Ingin semuanya lebih cepat selesai dengan jalan pintas. Padahal kreativitas tidaklah muncul dari sikap praktis yg cepat melainkan dengan konsep-konsep matang yang tentu diperhitungkan dimata pihak lain.

           Selalu ingin menjadi spesialis

Menganggap hanya ahli dalam satu bidang. Pada kenyataanya keahlian seseorang bisa saja lebih dari satu (multi talenta) hanya saja orang tersebut menutup mata dan membatasi diri seakan tidak bisa dibidang lainnya. Melenceng dari jalur yang ada bisa menjadi nilai lebih jika dikembangkan.

           Takut terlihat tolol

Ide-ide kreativitas yang antimainstream tentu akan asing dimata orang lain karena belum pernah terlihat dan dirasakan. Hal ini yg menjadi penghalang karena “malu” jika ide tersebut konyol dan gengsi jika terlihat bodoh.

           Dihantui oleh sikap tidak kreatif

Merasa dirinya bukan seorang yg kreatif, tidak berbakat kreatif, dan selalu gagal berkreatifitas. Di kenyataannya, ini merupakan faktor penghambat internal diri karena belum pernah mencoba atau mungkin pernah namun gagal. Sebaiknya tetap harus berusaha dan jangan menyerah sampai menghasilkan sesuatu sesuai target diri.

 

Esensi kreativitas

 

o          Keputusan

Kreativitas lebih didasari dengan keputusan untuk melakukan sesuatu yg baru atau ide anti mainstream serta tidak terpaku pada penciptaan produk baru.

o          Intensional (Capturing)

Kreativitas dilakukan sesering mungkin tanpa terbatas tempat, waktu serta keadaan. Ide-ide tersebut jangan hanya lewat tetapi harus dilakukan dan dicatat setiap saat sehingga jika ada momen yg sesuai dapat berguna.

o          Identitas (Challanging)

Kreativitas yang terus menerus dilakukan akan menjadi image / melekat sebagai identitas bagi yang menjalankan. Sehingga ketika menghadapi sesuatu tantangan, kreativitas dapat menjadi solusi pemecah masalah.

 

Kesimpulan

Dalam berwirausaha dibutuhkan duet atau kombinasi utama dari Kreativitas dan Inovasi guna menjadi pihak yang berbeda serta berciri khas demi bersaing dengan para kompetitor. Hasil dari hal tersebut ialah sebuah pemikiran “One Step Ahead” atau satu langkah didepan dari para pesaing. Hal ini tentu menjadi sebuah pedoman dan keseharusan bagi para wirausahawan agar usaha yang dijalankan menjadi sukses dan terbranding dimata masyarakat.

 

 

REFRENSI

https://bbs.binus.ac.id/business-creation/2018/04/kreatif-dan-inovatif-dalam-berwirausaha/

https://www.daya.id/usaha/artikel-daya/pengembangan-diri/5-cara-meningkatkan-kreativitas-wirausaha-di-masa-pandemi

https://journal.unindra.ac.id/index.php/usaha/article/view/503

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar