September 10, 2022

PENENTU KESUKSESAN BISNIS

 

Oleh

Oliver Gideon Parsaoran (@V21-OLIVER)

 

Abstrak

Artikel ini menjelaskan tentang penentu kesuksesan dari suatu bisnis.

 

Kata kunci: Wirausaha, wirausahawan, pemimpin, perencanaan strategis, manajemen kewirausahaan

Abstract

This article explains about the determinants of the success of a business.

Keywords: Entrepreneur, entrepreneur, leader, strategic planning, entrepreneurial management

 

PENDAHULUAN

Wirausaha adalah suatu kegiatan usaha atau bisnis mandiri dengan kondisi seluruh sumber daya dan upaya dibebankan kepada pelaku usaha (wirausahawan) dalam mengenali produk baru, menentukan konsep dan proses produksi, menyusun strategi hingga memasarkan serta mengatur permodalannya. Tujuan adanya kegiatan ini adalah untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai lebih tinggi dibandingkan saat sebelum diolah. Sedangkan, orang yang melakukan wirausaha yang dicirikan dengan pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun manajemen operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya disebut wirausahawan.

Seorang pebisnis atau wirausahawan harus memiliki jiwa kepemimpinan yang baik dan benar. Seperti yang sudah dikatakan tadi, seorang wirausahawan yang baik, dapat dengan pandai mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun manajemen operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya. Ini bisa diartikan bahwa seorang wirausahawan harus memiliki jiwa kepemimpinan yang baik dan benar, untuk dapat menentukan langkah serta mengambil keputusan yang tepat bagi bisnis yang dijalaninya. Lalu apa saja penentu kesuksesan suatu bisnis? Semua akan dibahas dalam artikel ini.

 

PEMBAHASAN

A. Karakteristik Pemimpin Pada Seorang Wirausaha

Salah satu penentu kesuksesan suatu bisnis adalah sifat atau karakteristik yang dimiliki oleh seorang pebisnis atau wirausahawan. Karena karakter akan menentukan bagaimana orang tersebut meresponi sebuah masalah atau tantangan yang dihadapi, bagaimana juga orang tersebut mengambil keputusan untuk bisnisnya, dan sebagainya. Berikut ini adalah karakter yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha pada jiwa kepemimpinan wirausaha :

1.     Keberanian untuk bertindak (Dare to Act)

Keberanian seseorang dalam berwirausaha yang senantiasa dihadang oleh risiko merupakan wujud dari keberanian menembus ketidakpastian usaha. Oleh karena itu, wiraswasta membutuhkan perhitungan yang cermat, hati-hati, dan bersifat antisipatif terhadap dengan segala kemungkinan timbulnya risiko.

2.     Membangun tim yang baik (Good Team Leader)

Untuk mewujudkan komitmen perusahaan mutlak di perlukan kebersamaan langkah semua karyawan yang di kendalikan oleh pemimpin perusahaan. Kebersamaan karyawan dalam intern perusahaan ini mencerminkan keterlibatan dan kontribusi tenaga dan pikiran seluruh karyawan dengan membentuk tim yang baik sehingga target perusahaan dapat diwujudkan bersama.

3.     Menjadi pendengar yang baik (Eager to Learning)

Berfikir dan berjiwa besar merupakan ahli dalam menciptakan gambar yang positif, memandang kedepan, optimis baik dalam pikiran mereka sendiri maupun orang lain. maka dari itu hendaklah pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mau mendengarkan masukan-masukan yang di berikan karyawannya untuk mencapai tujuan bersama.

4.     Berani mengambil risiko

Kemauan untuk mengambil risiko menempatkan salah satu nilai utama dalam kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau mengambil risiko akan sukar memulai atau berinisiatif. Seorang yang berani mengambil risiko adalah orang yang selalu ingin jadi pemenang dengan cara yang baik.

5.     Having Mentor

Kemampuan seorang pemimpin wirausaha dan karyawannya mungkin ada batasnya dan kekurangan, oleh karena itu perlu untuk menggunakan mentor atau orang yang akan membimbing dan membina untuk mengembangkan usaha baik dalam bisang teknis, maupun menajemen usaha.

6.     Pikiran yang terbuka (Open Mided)

Seorang wirausaha yang terbuka terhadap ide baru inilah merupakan wirausaha yang inovatif dan kreatif yang di temukan di dalam jiwa kewiraushaan. Pikiran yang luas dinamik dan kesediaan untuk pembaharuan, bisa lebih cepat berkembang dalam lapangan industri, tidak lepas dari suatu latar belakang pendidikan, dan pengalaman yang banyak.

7.     Adanya kepercayan (Trusted)

Kepercayaan diri merupakan suatu penduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas atau pekerjaan dalam praktik sikap dan kepercayaan ini merupakan sikap dan keyakinan untuk memulai, melakukan, dan menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan yang dihadapi. Oleh sebab itu, kepercayaan diri memiliki nilai keyakinan, optimisme, individualistis, dan ketidak ketergantungan. Seseorang yang memiliki keyakinan akan kemampuannya untuk mencapai keberhasilan.

B. Konsep Perencanaan Strategis

Perencanaan memiliki konsep yang tak lepas dari sisi strategis itu sendiri. Dengan konsep yang jelas, proses perumusan rencana strategis lebih mudah dipahami oleh perusahaan. Adapun konsep-konsep strategis yang dimaksud adalah :

1.     Misi

Misi adalah serangkaian tugas kewajiban seorang individu dalam kelompok organisasi, atau perusahaan. Tugas yang dimaksud tidak lepas dari rencana strategis yang telah dibentuk. Misi dapat memastikan bahwa perusahaan memiliki tujuan yang jelas dalam bentuk parameter dan kinerja dengan tenggat waktu yang bisa dikontrol dan dievaluasi.

2.     Visi

Misi membantu perusahaan mencapai visi. Visi adalah gambaran atau proyeksi masa depan dari hasil misi atau tugas yang dijalankan karena itulah misi dan visi dikatakan saling berkaitan satu sama lain. Visi dapat menciptakan komitmen yang kokoh antara karyawan untuk bergerak menuju arah yang lebih baik. Konsep visi pada rencana strategis menunjukkan arah tujuan dan bagaimana cara menujunya.

3.     Sasaran

Sasaran adalah pengembangan dari visi dan misi. Informasi dan konsep yang ada dalam visi misi, dan sasaran tidak bisa hanya diidentifikasikan begitu saja, melainkan harus disampaikan kepada seluruh internal perusahaan sebagai sasaran

C. Proses Perencanaan Strategis

Perusahaan perlu merancang rencana strategis yang baik jika ingin mencapai tujuan sesuai harapan. Dalam perencanaan strategis, diperlukan beberapa proses yang akan diuraikan sebagai berikut:

1.     Identifikasi Posisi Strategis

Saat mengidentifikasi posisi strategis, ingatlah bahwa tujuan harus realistis dan terukur. Gunakan misi, visi, nilai-nilai perusahaan, dan budaya kerja di perusahaan untuk mempermudah identifikasi posisi

2.     Kumpulkan Orang dan Informasi

Setelah Anda menetapkan posisi strategis, kumpulkan orang orang yang akan terlibat dalam proses perencanaan Pastikan bahwa data dan informasi yang akan digunakan akurat sehingga dapat dijadikan sebagai landasan dalam membuat keputusan. Periksa pula apakah ada masalah internal atau eksternal yang mungkin dapat mempengaruhi tujuan.

3.     Lakukan Analisis SWOT

Analisis SWOT sering digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan bisnis, serta mengidentifikasi peluang dan ancaman yang mungkin muncul. Setelah tim mengidentifikasi semua kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman, tim yang terlibat dalam rencana strategis dapat bekerja sama untuk mengembangkan tujuan baru yang akan membantu bisnis menghadapi segala kemungkinan dengan cara yang lebih positif

4.     Merumuskan Rencana Strategis

Setelah berhasil mengidentifikasi posisi strategis dan memiliki serangkaian tujuan yang sejalan dengan misi perusahaan, tahapan selanjutnya adalah merumuskan rencana strategis. Saat mengembangkan rencana, pertimbangkan aspek apa yang akan berdampak terbesar pada bisnis dan mana yang paling membantu meningkatkan posisi perusahaan. Jangan lupa untuk menggunakan pengukuran untuk memastikan dan mengontrol perkembangan dari implementasi rencana.

5.     Jalankan Rencana Strategis

Perusahaan yang telah merumuskan rencana strategis siap untuk menerapkannya. Langkah ini merupakan fase tindakan dari proses rencana strategis. Mulailah dengan membuat semua orang yang terlibat dan membagikan tugas di antara individu atau divisi. Luangkan waktu untuk memeriksa apakah individu atau divisi telah bekerja dengan benar. Jika ternyata tidak memenuhi tujuan, lakukan perubahan jika diperlukan.

6.     Pantau Performa Secara Terus-menerus

Proses perencanaan strategis tidak akan efektif jika semua orang dalam tim melakukan kekeliruan. Alasan inilah yang mengharuskan perusahaan untuk terus memantau mengelola kinerja dan menyesuaikan komponen. Penting juga untuk meminta pertanggungjawaban dari individu yang terlibat atas tugas yang diberikan. Pemantauan kinerja dan performa juga bisa membantu pembentukan rencana di masa depan

D. Manajemen Kewirausahaan

Manajemen kewirausahaan dapat diartikan sebagai seluruh kekuatan perusahaan yang menjamin kesuksesan atau keberhasilan dengan menggunakan proses kreatifitas dan inovasi sebagai alat pemberdayaan seluruh sumber ekonomi untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa.

Roni Angger Aditama dalam buku Pengantar Manajemen: Teori dan Aplikasi (2020), menyebutkan jika fungsi manajemen juga bisa disebut ilmu manajemen. Fungsi ini memuat perihal apa saja yang dilakukan di bidang manajemen.

1.     Planning (perencanaan)

Perencanaan merupakan proses pendefinisian tujuan organisasi, pembuatan strategi untuk mencapai tujuan, serta pengembangan rencana aktivitas organisasi. Tahap perencanaan sangat penting dan tidak boleh dilewatkan. Fungsi perencanaan bermanfaat untuk meminimalisir risiko atau kesalahan yang mungkin dilakukan dalam kegiatan organisasi. Perencanaan juga bermanfaat untuk memastikan jika visi misi perusahaan sudah sejalan dengan arah dan tujuannya. Contoh: perusahaan A bergerak di bidang penjualan pakaian. Perusahaan ini dibentuk dengan tujuan memperoleh profit dan mengenalkan produk dalam negeri. Strategi yang dilakukan ialah dengan memaksimalkan promosi dan memilih bahan berkualitas untuk pakaiannya. Perusahaan A juga menentukan desain pakaian, warna dan bahan yang diperlukan.

2.     Organizing (pengorganisasian)

Pengorganisasian adalah proses penyusunan atau penentuan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan perusahaan. Sumber daya organisasinya meliputi sumber daya manusia (karyawan dan atau tenaga ahli), sumber daya fisik (mesin, tanah, gedung), sumber daya operasional (kebijakan, sistem informasi, merk atau brand). Fungsi pengorganisasian dilakukan dengan pembagian tugas untuk sumber daya manusia, penetapan struktur perusahaan dan garis wewenangnya, mengalokasi sumber daya alam, serta merekrut, menyeleksi dan melatih sumber daya manusia. Contoh: setelah menentukan sejumlah strategi, perusahaan A merekrut sejumlah karyawan dan tenaga ahli. Perusahaan ini juga mengelompokkan karyawan ke bidang mana saja yang diperlukan, seperti penjahit, divisi pembelian bahan, divisi promosi, dan lainnya. Perusahaan A juga membeli sejumlah mesin dan peralatan lainnya yang dibutuhkan.

3.     Actuating (pelaksanaan)

Pelaksanaan merupakan proses penerapan atau implementasi dari semua rencana, konsep, ide, serta gagasan yang telah dibuat sebelumnya, untuk meraih tujuan bersama. Dalam implementasinya, wajar jika ditemui beberapa kendala, namun ada pula yang langsung sukses dan berhasil. Fungsi pelaksanaan biasanya dilakukan dengan membimbing serta memberi motivasi kepada sumber daya manusia serta peningkatan kemampuan bekerja karyawan. Pada tahap ini, semua rancangan yang telah disusun, dipastikan berjalan dan diimplementasikan dengan baik. Penerapan fungsi actuating dalam manajemen usaha adalah melaksanakan semua rencana atau gagasan yang sudah dibuat.  Contoh: perusahaan A memulai proses produksi pakaiannya, para petinggi perusahaan membimbing sumber daya manusia dan selalu memberikan motivasi. Semua ide yang telah dirancang sebelumnya, diimplementasikan semaksimal mungkin.

4.     Controlling (pengendalian)

Pengendalian adalah bentuk kontrol atau evaluasi terhadap kinerja organisasi. Hal ini dilakukan untuk memastikan jika apa yang telah direncanakan, disusun serta dijalankan sudah sesuai dengan apa yang telah dirancang sebelumnya. Fungsi pengendalian dilakukan dengan mencari tahu apa saja yang tidak sesuai dengan rancangan, menentukan dan menganalisa letak permasalahannya, berusaha mencari solusinya, serta melakukan pengawasan kinerja sumber daya manusia. Contoh: setelah perusahaan A memproduksi pakaian dan menjualnya, mereka melakukan evaluasi. Ternyata masih ditemui beberapa kendala dalam pelaksanaannya, misalnya kesalahan teknis saat produksi dan penjualan. Solusinya ialah mencegah hal itu terulang kembali dan memastikan semuanya berjalan dengan baik.

 

KESIMPULAN

Jadi, kesuksesan suatu bisnis itu ditentukan dari pertama, karakteristik seorang wirausahawannya, apakah dia memiliki sifat kepemimpinan atau tidak, lalu apakah konsep perencanaan (visi, misi, sasaran) serta proses perencanaannya tepat atau tidak, dan yang terakhir apakah dalam bisnis tersebut terdapat manajemen yang baik dan benar. Bila semua kategori tersebut berhasil dicapai, maka kemungkinan besar bisnis yang dijalankan akan berhasil dan terus berkembang.

 

REFERENSI

Suryana, Yuyus dan Bayu, Kartib. 2010. Kewirausahaan: Pendekatan Karakteristik Wirausaha Sukses. Jakarta: Kencana.

Kusuma, Riza Perdana. 2018. Modern Leadership. Jakarta: Inspigo

Aditma, Roni Anger. 2020. Pengantar Manajemen Teori dan Aplikasi. Kepanjen: AE Publishing.

https://www.kajianpustaka.com/2015/08/kepemimpinan-wirausaha.html

https://www.linovhr.com/perencanaan-strategis/#:~:text=Perencanaan%20strategis%20adalah%20proses%20mendokumentasikan,berada%20dan%20arah%20tujuan%20perusahaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar