November 06, 2022

Penjelasan dan Teknik-Teknik mengenai dari Pelatihan Keahlian SDM

 

Rajib Fahmi (@V27-Rajib)

Abstrak

Pelatihan bagi sumber daya manusia merupakan keniscayaan bagi setiap organisasi maupun lembaga, karena hampir semua orang mengakui bahwa keberhasilan suatu lembaga/organisasi sangat tergantung pada sumber daya manusia yang mengelolanya. Penempatan sumber daya manusia secara langsung dalam pekerjaan tidak menjamin mereka akan berhasil. Sumber daya manusia yang baru sering merasa kurang percaya diri dan merasa kurang pasti tentang peranan dan tanggung jawabnya dalam lembaga/organisasi tempatnya bekerja. Oleh karenanya, kepada mereka semestinya diadakan pembekalan berupa pelatihan yang menjurus kepada tanggung jawabnya dalam lembaga/organisasi dimaksud. Sumber daya manusia yang kurang percaya diri tidak mungkin melaksanakan kewajiban secara maksimal, apalagi dalam lembaga pendidikan misalnya. Untuk itu bagai karyawan/guru diperlukan pelatihan yang memiliki manajemen yang baik, sehingga upaya meningkatkan mutu lulusan dapat terwujud.

Kata Kunci : Manajemen Pelatihan, Sumber Daya Manusia

 

Pendahuluan

Berbicara tentang sumber daya manusia tidak terlepas dari kegiatan-kegiatan atau proses manajemen lainnya seperti strategi perencanaan, pengembangan manajemen dan pengembangan organisasi. Keterkaitan antara aspek-aspek manajemen itu sangat erat sehingga sulit untuk membicarakannya secara terpisah. Kita menyadari bahwa elemen utama dari setiap organisasi adalah sumber daya manusia. Elemen sumber daya manusia bahkan lebih utama dari modal, teknologi, maupun uang, sebab manusia itu sendiri adalah pengendali dari ketiga aspek tersebut.

Pelatihan sumber daya manusia merupakan kemestian bagi setiap organisasi maupun lembaga, karena penempatan sumber daya manusia secara langsung tanpa pembekalan atau pelatihan dalam pekerjaan tidak menjamin mereka akan berhasil. Sumber daya manusia yang baru sering merasa tidak pasti tentang peranan dan tanggung jawabnya dalam lembaga tempat ia bekerja. Oleh karenanya, kepada mereka semestinya diadakan pembekalan berupa pelatihan yang menjurus kepada bertambahnya kemampuan dan tanggung jawabnya dalam melaksanakan tugas dan kewajiban di lembaga dimaksud.

Penggunaan istilah pelatihan menunjukkan bahwa pekerjaan tersebut merupakan usahausaha berencana, yang diselenggarakan untuk mencapai penguasaan skill, pengetahuan, dan sikap-sikap pegawai atau anggota organisasi. Pelatihan biasanya selalu digandengkan dengan istilah pengembangan. Namun pengembangan lebih terfokus pada peningkatan kemampuan dalam pengambilan keputusan dan memperluas hubungan manusia (human relation) bagi manajemen tingkat atas dan manajemen tingkat menengah, sedangkan pelatihan dimaksudkan untuk pegawai pada tingkat bawah (pelaksana).

 

Pembahasan

A. Manajemen Pelatihan

1. Pengertian Manajemen . istilah yang tidak asing lagi bagi pendengaran kita terutama yang sering berorganisasi. Namun pemahaman tentang istilah ini sangat bervariasi menurut sudut pandang masing-masing pakar. Terry (1972:4) dalam Dachnel Kamars, (2004) mendefinisikan manajemen dengan menyebut : Management is a distinct process consisting of planning, organizing, actuating, and controlling, performed to determine and a complish stated objectives by the used of human beings and other Resources. Maksudnya : manajemen adalah proses berbeda yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan yang dipertunjukkan untuk menentukaqn dan menyelesaikan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dengan menggunakan sumber-sumber daya manusia dan lainnya. maka manajemen adalah upaya mengatur, dan mengarahkan berbagai sumber daya, mencakup manusia (man), uang (money), barang (material), mesin (machine), metode (methode) dan pasar (market). Berdasarkan beberapa pendapat tentang manajemen diatas, dapat diketahui bahwa manajemen itu adalah semua kegiatan yang memanfaatkan manusia dan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan sesuai dengan rencana.

 

2. Pelatihan

A.Pengertian Pelatihan Pelatihan merupakan suatu perbaikan kinerja dan meningkatkan motivasi kerja para karyawan yang dibebankan padanya, sehingga karyawan mengalami kemajuan dalam hal pengetahuan, keterampilan dan keahliannya sesuai dengan bidang pekerjaannya. Pelatihan juga sering dipasangkan dengan pendidikan. Namun sebagai perbandingan, berikut disajikan pengertian pelatihan yang dikemukakan beberapa ahli yaitu sebagai berikut :

·         Menurut Gary Dessler yang diterjemahkan oleh Benyamin (1997:263) Pelatihan adalah proses mengajarkan karyawan baru yang ada sekarang, keterampilan dasar yang mereka butuhkan untuk menajalankan pekerjaan mereka.

·         Menurut Barry Chusway (2002:114) yaitu :Pelatihan adalah proses mengajarkan keahlian dan memberikan  pengetahuan yang perlu,serta sikap upaya mereka dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan standar

Dari kajian beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pelatih adalah suatu pendidikan jangka pendek untuk mengajarkan ilmu pengetahuan keahlian dan keterampilan yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, sehingga karyawan memberikan kontribusi terhadap instansi melalui kemampuan keterampilan yang telah didapatnya diaplikasikan dalam pekerjaannya serta terus-menerus untuk meningkatkan kualitas kerjanya.

 

B.Prinsip-prinsip dan indikator pelatihan. Sebagai upaya yang akan dilakukan, maka pelatihan memiliki beberapa prinsip yang dijadikan sebagai pedoman dalam melaksanakan pelatihan. Prinsip-prinsip dimaksud antara lain : (a) Partisipasi, (b) Pendalaman, (c) Relevansi, (c) Pengalihan, (d) Umpan balik, (e) Suasana nyaman dan (f) Memiliki kriteria

Sedangkan Indikator-indikator pelatihan sumber daya manusia yang diterapkan menurut (Hasibuan 2012:68) antara lain sebagaimana berikut:

1) Prestasi kerja karyawan, apabila prestasi kerja atau produktifitas kerja karyawan setelah mengikuti pelatihan, baik kualitas maupun kuantitas kerjanya meningkat maka berarti pelatihan yang dilakukan cukup baik, tetapi jika prestasi kerjanya tetap, maka pelatihan yang dilakukan kurang baik dan perlu adanya perbaikan

2) Kedisiplinan karyawan, jika kedisiplinan karyawan setelah mengikuti pengembangan dan pelatihan semakin baik, maka pelatihan yang dilakukan tersebut sudah baik, akan tetapi jika kedisiplinan tidak meningkat berarti pelatihan yang dilakukan kurang baik

3) Absensi karyawan, kalau absensi karyawan setelah mengikuti pelatihan meningkat maka pelatihan yang dilakukan tersebut sudah baik, sebaliknya apabila pelatihan yang diterapkan kurang baik

 

C.Teknik-teknik pelatihan

Setiap program pelatihan harus dirancang sedemikian rupa untuk meningkatkan perestasi kerja, mengurangi absensi dan perputaran, serta memperbaiki kepuasan kerja. Ada dua kategori pokok program pelatihan manajemen yaitu : (1) Metode praktis (on the job training) dan (2) Teknik-teknik presentasi informasi dan metode-metode simulasi (off the job training). Masing-masing kategori memiliki sasaran pengajaran, sikap, konsep atau pengetahuan dan/atau keterampilan yang berbeda antara satu dengan lainnya. pemilihan teknik yang akan digunakan pada program pelatihan tersedia beberapa trade offs. Artinya, tidak satupun teknik yang selalu baik: dan selalu tergantung pada sejauh mana suatu teknik memenuhi faktor-faktor berikut: (a) Efektivitas biaya. (b) Isi program yang dikehendaki, (c) Kelayakan fasilitas-fasilitas, (d) Preferensi dan kemampuan peserta, (3) Preferensi dan kemampuan instruktur atau pelatih, dan (f) Prinsip-prinsip belajar

Metode latihan yang paling banyak digunakan adalah teknik-teknik on the job. Karyawan dilatih tentang pekerjaan baru dengan sepervise langsung oleh seorang pelatih yang berpengalaman baik karyawan lain maupun karyawan dari dalam sendiri. Dari berbagai macam teknik ini yang dapat digunakan dalam praktek adalah : Rotasi jabatan, Latihan instruksi pekerjaan, Magang (apprenticeships), Coaching, dan Penugasan sementara.

 

 

D.Tujuan pelatihan

1)Untuk meningkatkan keterampilan para karyawan sesuai dengan perubahan teknologi.

2) Untuk meningkatkan produktivitas kerja organisasi.

3) Untuk mengurangi waktu belajar bagi karyawan baru agar menjadi kompeten.

4) Untuk membantu masalah operasional.

5) Memberi wawasan kepada para karyawan untuk lebih mengenal organisasinya.

6) Meningkatkan kemampuan peserta latihan mengerjakan tugasnya yang sekarang


KESIMPULAN

Secara pragmatis program pelatihan memiliki dampak positif baik bagi individu maupun organisasi. Hal ini sesuai dengan Smith (1997) yang menguraikan profil kapabilitas individu berkaitan dengan skill yang diperoleh dari pelatihan dan pengembangan. Seiring dengan pengusaan keahlian atau keterampilan, maka penghasilan yang diterima individupun akan meningkat. Pada akhirnya hasil pelatihan akan membuka peluang bagi peningkatan kinerja, mutu pekerjaan, maupun mutu lulusan.

 

REFRENSI

https://media.neliti.com/media/publications/54626-ID-manajemen-pelatihan-sumber-daya-manusia.pdf

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar