Kisah sukses
berbisnis yang satu ini cukup menarik untuk dibahas dan diketahui informasinya.
Sebuah bisnis yang sebenarnya sudah banyak orang atau pihak yang melakukannya,
yaitu menjual kopi.
Bisnis tersebut dijalankan oleh wanita muda
yang bernama Theresia Deka Putri. Wanita yang akrab dipanggil Putri ini
pada mulanya tidak menyangka jika ide kreatifnya bisa dijadikan bisnis dengan
pendapatan yang menggiurkan. Pasalnya, Putri hanya coba-coba dengan melakukan
eksperimen kecil terkait produksi kopi Luwak. Jenis kopi yang dianggap terbaik
di seluruh Indonesia hingga harganya melambung tinggi dan bersifat eksklusif.
Putri menjual kopi Luwak Lanang. Kisah sukses dirinya dimulai dari rasa
penasaran terhadap kepopuleran dari kopi Luwak hingga ke mancanegara.
Namun demikian, Putri tidak ingin meniru
bisnis penjualan kopi Luwak yang sama seperti orang lain. Dia ingin menjual kopi
Luwak dengan jenis sama tetapi produksi yang berbeda. Pasalnya, kopi Luwak yang
dihasilkannya hanya didapat dari jenis jantan saja.
Memang benar, Putri memproduksi kopi dari
binatang Luwak jantan saja. Dia tidak memakai Luwak betina. Hal itu dikarenakan
sistem metabolisme pada Luwak jantan lebih cepat terjadi. Selain itu, Luwak
jantan juga beresiko kecil terkena penyakit, dibanding Luwak betina. Bahkan,
biji kopi yang nanti dimakan Luwak dipilih dengan kualitas terbaik. Perpaduan
dari biji kopi pilihan dengan cara berproduksi dari Luwak jantan menghasilkan
kualitas istimewa dari kopi Luwak Lanang.
Dengan ide
kreatif
dan daya inovasi tinggi, Putri dapat membuktikan dirinya mampu menjalankan dan
mengelola sebuah bisnis yang menguntungkan. Keuntungan yang didapatkan puluhan
hingga ratusan juta per bulan karena sudah diekspor ke mancanegara.
Sekarang, Putri tinggal menikmati
kesuksesannya saja. Keberhasilan Putri berbisnis kopi Luwak Lanang sangat pantas
untuk dijadikan kisah sukses.
Yang kedua, kisah sukses dari Nicholas kurniawan. Turning point hidup Nicho terjadi saat ia berusia 17 tahun, ketika duduk di kelas 2 SMA Kolese Kanisius. Seorang teman memberi Nicho sepaket ikan Garra Rufa yang biasa bermanfaat untuk terapi. Karena merasa tidak membutuhkan ikan tersebut, Nicho mencoba menjualnya di Forum Jual-Beli Kaskus. Saat itu ia belum familiar dengan kegiatan jual-beli online. Tanpa disangka, dalam waktu singkat banyak yang berminat membeli. Kejadian itulah yang bagi Nicho bagaikan “musim semi setelah musim dingin yang panjang”. Nicho pun mempelajari seluk-beluk ikan Garra Rufa, dan mulai menghasilkan 2-3 juta rupiah setiap bulan, sebelum kemudian mulai menjual berbagai jenis ikan hias
Yang kedua, kisah sukses dari Nicholas kurniawan. Turning point hidup Nicho terjadi saat ia berusia 17 tahun, ketika duduk di kelas 2 SMA Kolese Kanisius. Seorang teman memberi Nicho sepaket ikan Garra Rufa yang biasa bermanfaat untuk terapi. Karena merasa tidak membutuhkan ikan tersebut, Nicho mencoba menjualnya di Forum Jual-Beli Kaskus. Saat itu ia belum familiar dengan kegiatan jual-beli online. Tanpa disangka, dalam waktu singkat banyak yang berminat membeli. Kejadian itulah yang bagi Nicho bagaikan “musim semi setelah musim dingin yang panjang”. Nicho pun mempelajari seluk-beluk ikan Garra Rufa, dan mulai menghasilkan 2-3 juta rupiah setiap bulan, sebelum kemudian mulai menjual berbagai jenis ikan hias
Dalam
menjalankan sebuah bisnis, ia menekankan bahwa ia selalu memgang nilai
perseverance atau kegigihan. Tanpa itu, rasanya sangat sulit untuk mendapatkan
kesuksesan dalam berbisnis. Dalam perjalanan sebuah bisnis, pasti ada kalanya
musibah datang. Ia sendiri pernah bercerita bahwa pernah ditipu oleh rekannya
sendiri senilai 30 juta pada saat mengembangkan bisnisnya. Namun dengan
kegigihan yang ia miliki, ia mampu bangkit dan bahkan kini memiliki aset yang
lebih besar.
Hamzah Izzulhaq masih berusia 20
tahun. Tapi ia telah menjadi salah satu pengusaha muda yang cukup
sukses.
Yang tidak kalah mencengangkan adalah dari pemuda berusia 19 tahun
bernama Hamzah Izzulhaq yang telah sukses berbisnis bimbel dan furniture.
Hamzah yang terbilang masih sangat muda ini telah merasakan sepahit-pahitnya
proses menjadi pengusaha sukses. Gagal dan kekecewaan telah diicipnya, namun
semua itu tidak menyurutkan semangatnya hingga seperti sekarang ini. Setelah
sukses dengan bisnis bimbel, Hamzah Izzulhaq melirik bisnis sofabed.
Bisnis itu pun cukup sukses dijalankannya dengan mengantongi omset 160 juta per
bulan.
Gagal itu hal yang biasa. Kita tidak akan tau akan berhasil atau tidak jika tidak pernah mencoba. Banyaklah mencoba, apalagi di usia muda dimana kita masih belum begitu banyak beban hidup.
Gagal itu hal yang biasa. Kita tidak akan tau akan berhasil atau tidak jika tidak pernah mencoba. Banyaklah mencoba, apalagi di usia muda dimana kita masih belum begitu banyak beban hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar