Desember 10, 2014

Bisnis Warteg yang Menjanjikan

B01-Timmy Christian

Tidak semua manusia terlahir dengan harta yang berlimpah atau bahkan untuk sekedar berkecukupan, beberapa di antara kita harus berusaha dengan keras agar akhirnya dapat menikmati kehidupan dengan tingkat perekonomian yang lebih baik, salah satu bukti nyatanya adalah kisah nyata dari Bapak Haji Karjo, pemilik 3 warteg yang akhirnya menuai sukses besar dalam bisnisnya setelah melalui proses yang panjang dan sukar.

Pria asal Kelurahan Kalinyamat Kulon, Margadana, Kota Tegal ini sekarang merupakan salah satu orang terpandang di desa asalnya, mobil mewah berjajar di garasi rumahnya, demikian pula dengan rumahnya yang telah disulap bagai istana senilai lebih dari satu miliar, padahal 30 tahun lalu, hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga sehari-hari saja sudah sangat sulit. Tentunya Pak Karjo tidak mau ada di keadaan yang seperti ini terus, terbersit keinginan untuk dapat hidup dengan tingkat perekonomian yang lebih baik, untuk masa depan dirinya dan untuk keluarganya. Akhirnya Ia memutuskan untuk merantau ke Jakarta pada tahun 1972 dan memulai bertaruh nasib dengan menjadi pedagang asongan selama beberapa waktu sebelum akhirnya bekerja di warteg milik orang lain.
Pada masa-masa awal perjuangan, Pak Karjo dan istri harus rela setiap harinya hanya tidur di dapur tempat sepasang suami istri ini bekerja di warteg orang lain. Upah yang didapatkan pun sangat minim, bahkan terkadang upah yang didapat hanya berupa barang pemberian dan bukan uang secara langsung. Akhirnya pada tahun 1985, Ia dan Istri banting setir mendirikan warteg kecil-kecilan di wilayah Glodok, Jakarta Barat.Tidak langsung serta merta berkembang pesat tanpa masalah tentunya, tapi berkat doa dan ketekunan yang mereka selalu lakukan sekalipun berbagai hambatan menghadang, usaha warteg ini pun perlahan-lahan membuahkan hasil yang sangat memuaskan, sungguh merupakan suatu proses yang panjang dan berliku, tidak semudah seperti membalikkan telapak tangan saja. Hasilnya, kini ia memiliki tiga buah warteg, 1 buah di daerah Kemurnian, Jakarta Barat, dan 2 buah di daerah Glodok yang akhirnya dapat menjadi sarana penghidupan yang layak untuk Pak Karjo dan keluarga.
Bisnis warteg memang cukup menguntungkan jika ditekuni dengan serius. Bayangkan saja, jika sebuah warteg perhari mampu meraup keuntungan bersih Rp. 250 ribu, maka sebulan untung Rp. 7,5 juta.Hasil per tahun meraup untung Rp. 90 juta, sebuah angka yang cukup besar.
Berikut ini beberapa tips untuk memulai usaha warteg :
  1. Persiapkan mental untuk menghadapi tantangan ketakutan dan keraguan akan kegagalan.
  2. Pilih tempat yang strategis. Usahakan di pingir jalan, karena sebagian besar usaha warteg berlokasi di pinggir jalan.
  3. Mengurus izin usaha dari RT/RW maupun keamanan setempat.
  4. Tetapkan sasaran pembeli.
  5. Lakukan analisis pesaing, dengan mengidentifikasi pesaing yang sudah terlebih dahulu melakukan kegiatan usaha. Kemudian lakukan analisis secara sederhana.
  6. Siapkan menu makanan yang bervariasi dengan harga yang murah.
  7. Siapkan odal awal yang mencukupi
  8. Lakukan pengorganisasian usaha jelas, siapa mengerjakan apa.
  9. Mengetahui daftar belanja bahan baku.
  10. Tetapkan biaya-biaya, seperti biaya tenaga kerja, biaya peralatan, biaya listrik, biaya air bersih, biaya bahan bakar, dan lain-lain.
Tidak harus dengan usaha yang terlihat “wah” untuk menuai kesuksesan, lewat usaha yang terlihat sederhana pun, terbukti bisa menghasilkan sesuatu yang sangat memuaskan, asalkan dimulai dan terus dijalani dengan doa dan kerja keras, serta semangat pantang menyerah.

Sumber Referensi :
1. http://www.suaramerdeka.com/harian/0411/22/nas20.htm
2. http://warungnasitegal.blogspot.com/2011/11/kisah-sukses-pemilik-warteg.html
3. http://www.ceritamu.com/cerita/cerita-tukang-warteg
4. http://biografi-pengusaha.blogspot.com/2014/04/bisnis-warteg-modal-tekun.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar