B01-Timmy Christian
Tidak semua manusia terlahir dengan harta yang berlimpah atau bahkan untuk sekedar berkecukupan, beberapa di antara kita harus berusaha dengan keras agar akhirnya dapat menikmati kehidupan dengan tingkat perekonomian yang lebih baik, salah satu bukti nyatanya adalah kisah nyata dari Bapak Haji Karjo, pemilik 3 warteg yang akhirnya menuai sukses besar dalam bisnisnya setelah melalui proses yang panjang dan sukar.
Tidak semua manusia terlahir dengan harta yang berlimpah atau bahkan untuk sekedar berkecukupan, beberapa di antara kita harus berusaha dengan keras agar akhirnya dapat menikmati kehidupan dengan tingkat perekonomian yang lebih baik, salah satu bukti nyatanya adalah kisah nyata dari Bapak Haji Karjo, pemilik 3 warteg yang akhirnya menuai sukses besar dalam bisnisnya setelah melalui proses yang panjang dan sukar.
Pria asal Kelurahan
Kalinyamat Kulon, Margadana, Kota Tegal ini sekarang merupakan salah satu orang
terpandang di desa asalnya, mobil mewah berjajar di garasi rumahnya, demikian
pula dengan rumahnya yang telah disulap bagai istana senilai lebih dari satu
miliar, padahal 30 tahun lalu, hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga
sehari-hari saja sudah sangat sulit. Tentunya Pak Karjo tidak mau ada di
keadaan yang seperti ini terus, terbersit keinginan untuk dapat hidup dengan
tingkat perekonomian yang lebih baik, untuk masa depan dirinya dan untuk
keluarganya. Akhirnya Ia memutuskan untuk merantau ke Jakarta pada tahun 1972
dan memulai bertaruh nasib dengan menjadi pedagang asongan selama beberapa
waktu sebelum akhirnya bekerja di warteg milik orang lain.
Pada masa-masa awal
perjuangan, Pak Karjo dan istri harus rela setiap harinya hanya tidur di dapur
tempat sepasang suami istri ini bekerja di warteg orang lain. Upah yang didapatkan
pun sangat minim, bahkan terkadang upah yang didapat hanya berupa barang
pemberian dan bukan uang secara langsung. Akhirnya pada tahun 1985, Ia dan Istri banting setir mendirikan warteg kecil-kecilan di wilayah Glodok, Jakarta Barat.Tidak langsung serta merta berkembang pesat tanpa masalah
tentunya, tapi berkat doa dan ketekunan yang mereka selalu lakukan sekalipun
berbagai hambatan menghadang, usaha warteg ini pun perlahan-lahan membuahkan
hasil yang sangat memuaskan, sungguh merupakan suatu proses yang panjang dan
berliku, tidak semudah seperti membalikkan telapak tangan saja. Hasilnya, kini
ia memiliki tiga buah warteg, 1 buah di daerah Kemurnian, Jakarta Barat, dan 2
buah di daerah Glodok yang akhirnya dapat menjadi sarana penghidupan yang layak
untuk Pak Karjo dan keluarga.
Bisnis
warteg memang cukup menguntungkan jika ditekuni dengan serius. Bayangkan saja, jika
sebuah warteg perhari mampu meraup keuntungan bersih Rp. 250 ribu, maka sebulan
untung Rp. 7,5 juta.Hasil per tahun meraup untung Rp. 90 juta, sebuah angka
yang cukup besar.
Berikut ini beberapa tips untuk memulai usaha warteg :
- Persiapkan mental untuk
menghadapi tantangan ketakutan dan keraguan akan kegagalan.
- Pilih tempat yang strategis.
Usahakan di pingir jalan, karena sebagian besar usaha warteg berlokasi di
pinggir jalan.
- Mengurus izin usaha dari RT/RW
maupun keamanan setempat.
- Tetapkan sasaran pembeli.
- Lakukan analisis pesaing,
dengan mengidentifikasi pesaing yang sudah terlebih dahulu melakukan
kegiatan usaha. Kemudian lakukan analisis secara sederhana.
- Siapkan menu makanan yang
bervariasi dengan harga yang murah.
- Siapkan odal awal yang
mencukupi
- Lakukan pengorganisasian usaha
jelas, siapa mengerjakan apa.
- Mengetahui daftar belanja bahan
baku.
- Tetapkan biaya-biaya, seperti
biaya tenaga kerja, biaya peralatan, biaya listrik, biaya air bersih,
biaya bahan bakar, dan lain-lain.
Tidak harus dengan usaha yang terlihat “wah” untuk
menuai kesuksesan, lewat usaha yang terlihat sederhana pun, terbukti bisa
menghasilkan sesuatu yang sangat memuaskan, asalkan dimulai dan terus dijalani
dengan doa dan kerja keras, serta semangat pantang menyerah.
Sumber Referensi :
1. http://www.suaramerdeka.com/harian/0411/22/nas20.htm
2. http://warungnasitegal.blogspot.com/2011/11/kisah-sukses-pemilik-warteg.html
3. http://www.ceritamu.com/cerita/cerita-tukang-warteg
4. http://biografi-pengusaha.blogspot.com/2014/04/bisnis-warteg-modal-tekun.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar