Februari 23, 2024

ANALISA KEY RESOURCE (BUSINESS MODEL CANVAS) PADA BISNIS ONLINE SUMMER SHOES CARE

 

ANALISA KEY RESOURCE (BUSINESS MODEL CANVAS) PADA BISNIS ONLINE SUMMER SHOES CARE

Abstrak

Dewasa ini Usaha Menengah, Kecil dan Mikro (UMKM) sangat diminati oleh para pengusaha karena kemudahan bisnis secara online. UMKM menjadi salah satu agen perubahan bagi perkenomonian di Indonesia. Kelemahan yang sering dialami yaitu mengenai modal, organisasi, manajemen, operasional serta teknis di lapangan, teknologi, perizinan serta hal lain yang menghambat jalanya bisnis. Oleh karena itu perlu adanya strategi yang harus dilakukan agar dapat terus berkembang dengan kreativitas serta inovasi baru. Strategi yang dapat dilakukan yaitu dengan membuat analisa menggunakan Business Model Canvas untuk mengetahui permasalahan yang terjadi. Key Resource merupakan salah satu item yang perlu untuk dianalisa karena merupakan sumber daya utama dalam menjalankan bisnis.

Keyword: Business Model Canvas, Key Resource, Sumber Daya

Pendahuluan

Bisnis menurut Brown dan Petrello dalam Ilyas (2008) merupakan suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Sedangkan Bisnis Online secara sederhana yaitu kegiatan bisnis yang dilakukan secara online dangan teknologi internet, dimana penjual dan pembeli tidak harus bertemu untuk melakukan transaksi. Bisnis Online saat ini menjadi bisnis yang sangat menjanjikan, dengen segmentasi pasar yang sangat luas dapat dijangkau dimana saja membuat bisnis ini dangat diminati oleh banyak pengusaha maupun customer. Belanja online menjadi sebuah trend baru yang memberikan pengalaman kepada customer untuk berbelanja melalui internet. Summer Shoes Care merupakan salah satu UMKM yang melakukan bisnisnya secara online melalui beberapa marketplace seperti Shopee, Tokopedia, Tiktok Shop, dan Lazada. Dalam menjalankan bisnisnya tentu saja tidak terlepas dari permasalahan yang terjadi, khususnya untuk sumber daya utama dalam bisnis. Permasalahan ini dapat diatasi dengan membuat analisa menggunakan strategi Business Model Canvas (BMC). Metode BMC merupakan alat yang dapat digunakan untuk membangun kegiatan bisnis dan model bisnis agar memperoleh strategi yang efektif dan efisien. Sumber daya merupakan salah satu bagian penting dalam bisnis yang harus diperhatikan agar bisnis dapat berjalan dengan lancar.

Pembahasan

Business Model Canvas merupakan kerangka kerja sederhana untuk membuat, mengevaluasi, dan memodifikasi model bisnis (Alexander & Yves, 2012). Business Model Canvas (BMC) menggambarkan model bisnis dari sebuah organisasi atau perusahaan dalam menciptakan, menyampaikan, dan menangkap nilai-nilai untuk membentuk strategi baru melalui sembilan elemen penting (Osterwalder dan Pigneur, 2012). Selain itu BMC dapat juga digunakan perusahaan untuk merumuskan inovasi baru yang belum pernah dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan kinerja bisnis.

Sembilan komponen atau elemen dalam Business Model Canvas antara lain:

1.     Customer Segment (Segmentasi Konsumen)

2.     Value Preposition (Nilai Unggul)

3.     Channels (Saluran)

4.     Customer Relationship (Hubungan Customer)

5.     Revenue Stream (Sumber Pendapatan)

6.     Key Resource (Sumber Daya Utama)

7.     Key Partnership (Mitra Kerja)

8.     Key Activities (Aktivitas Utama Bisnis)

9.     Cost Structure (Biaya-Biaya Bisnis)

Pada artikel ini kita akan fokus pada komponen nomor enam, yaitu Key Resource atau Sumber Daya Utama. Key Resource merupakan sumber daya yang dibutuhkan untuk dapat menjalankan bisnis yang membantu pengusaha dalam menawarkan nilai unggul bisnis, menjangkau pasar, membangun hubungan dengan segmen pasar serta mendapatkan pendapatan. Sumber daya ini dapat berbentuk fisik (seperti aset teknologi, mesin, peralatan), finansial, intelektual, dan manusia. Summer Shoes Care dalam menjalankan bisnisnya tentu saja membutuhkan sumber daya yang disebutkan. Berikut merupakan beberapa Key Resource pada bisnis Summer Shoes Care:

1.     Sumber Daya Manusia atau Karyawan

Summer Shoes Care memiliki 20 karyawan yang mendukung dalam kegiatannya berbisnis, dengan pengelolaan sumber daya manusia yang baik dan kualitas sumber daya manusia yang baik maka akan mendukung kegiatan bisnis menjadi lancar

2.     Alat-alat dan Mesin

Summer Shoes Care memiliki beberapa produk yang merupakan produk hasil produksi sendiri. Tentu saja dalam prosesnya membutuhkan alat-alat pendukung serta mesin dalam melakukan proses produksi.

3.     Tekhnologi

Summer Shoes Care dalam menjalankan bisnisnya tidak terlepas dari teknologi computer dan internet karena bisnis dijalankan secara online dengan media computer dan internet, selain itu untuk mendukung beberapa kegiatan bisnis serta mengelola data yang dimiliki juga membutuhkan bantuan teknologi.

4.     Intelektual/Merek

Summer Shoes Care mendaftarkan brand atau merek yang dimiliki ke dalam Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) agar tidak diakui milik orang lain.

Kesimpulan dan Saran

Business Model Canvas merupakan tools atau alat untuk menyusun strategi bisnis ke dalam bentuk visual yang sederhana dengan sembilan elemen penting, salah satunya Key Resource. Key Resource merupakan sumber daya yang dibutuhkan dalam sebuah bisnis, seperti sumber daya manusia, alat-alat atau mesin yang digunakan, serta teknologi pendukung. Dengan melakukan identifikasi dari masing-masing elemen BMC kita dapat menentukan strategi yang terbaik untuk bisnis.

Daftar Pustaka

Alexander. O., & Yves. P. (2012). Business Model Generation. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Ilyas, R. (2018). Manajemen Permodalan Bank Syariah. BISNIS : Jurnal Bisnis Dan Manajemen Islam, 5(2), 323. https://doi.org/10.21043/bisnis.v5i2.3017

Osterwalder, A., & Pigneur, Y. (2010). Business Model Generation. New Jersey: John Wiley & Sons. Pah, A., & Richter, A. (2007). SWOT Analysis – Idea, Methodology and a Practical Approach. Norderstedt: GRIN Verlag.

 

Canvas Bisnis Model dan Segmentasi Pasar

Oleh : Mohammad Rival
(41520110072)



Abstrak

Artikel ini membahas pentingnya penggunaan Canvas Bisnis Model dalam mengembangkan strategi bisnis yang efektif, serta relevansinya dengan konsep segmentasi pasar. Melalui tinjauan teori dan contoh kasus, artikel ini mengilustrasikan bagaimana Canvas Bisnis Model dapat membantu dalam mengidentifikasi segmen pasar yang tepat dan merumuskan strategi pemasaran yang sesuai.


Kata Kunci: Canvas Bisnis Model, Segmentasi Pasar, Strategi Bisnis, Pengembangan Bisnis.

Pendahuluan

Penerapan Canvas Bisnis Model dan segmentasi pasar dapat menjadi tantangan bagi banyak pengusaha. Salah satu permasalahan utama adalah pemahaman yang tidak memadai tentang segmen pasar yang ada dan bagaimana mengidentifikasi segmen yang paling menguntungkan. Oleh karena itu, penting untuk memahami konsep-konsep dasar dari kedua alat ini.

Canvas Bisnis Model terdiri dari sembilan blok utama yang mencakup segala aspek penting dari suatu bisnis, mulai dari proposisi nilai hingga sumber pendapatan. Dalam contoh kasus bisnis startup teknologi, blok-blok tersebut dapat diisi dengan elemen-elemen seperti solusi yang ditawarkan oleh produk, saluran distribusi yang digunakan, serta kemitraan kunci yang dibangun dengan mitra industri.

Segmentasi pasar, di sisi lain, melibatkan pembagian pasar menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil dan lebih terdefinisi berdasarkan karakteristik tertentu seperti demografi, perilaku, atau kebutuhan. Dengan memahami karakteristik pelanggan potensial dalam setiap segmen, bisnis dapat menyesuaikan strategi pemasaran mereka untuk lebih efektif menjangkau setiap segmen tersebut.


Isi/Permasalahan

Penerapan Canvas Bisnis Model dan segmentasi pasar dapat menjadi tantangan bagi banyak pengusaha. Salah satu permasalahan utama adalah pemahaman yang tidak memadai tentang segmen pasar yang ada dan bagaimana mengidentifikasi segmen yang paling menguntungkan. Oleh karena itu, penting untuk memahami konsep-konsep dasar dari kedua alat ini.

Canvas Bisnis Model terdiri dari sembilan blok utama yang mencakup segala aspek penting dari suatu bisnis, mulai dari proposisi nilai hingga sumber pendapatan. Dalam contoh kasus bisnis startup teknologi, blok-blok tersebut dapat diisi dengan elemen-elemen seperti solusi yang ditawarkan oleh produk, saluran distribusi yang digunakan, serta kemitraan kunci yang dibangun dengan mitra industri.

Segmentasi pasar, di sisi lain, melibatkan pembagian pasar menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil dan lebih terdefinisi berdasarkan karakteristik tertentu seperti demografi, perilaku, atau kebutuhan. Dengan memahami karakteristik pelanggan potensial dalam setiap segmen, bisnis dapat menyesuaikan strategi pemasaran mereka untuk lebih efektif menjangkau setiap segmen tersebut.

Pembahasan

Penggunaan Canvas Bisnis Model dalam hubungannya dengan segmentasi pasar memberikan pendekatan yang terstruktur dalam pengembangan strategi bisnis. Dengan menggunakan Canvas Bisnis Model, pengusaha dapat secara visual menggambarkan elemen-elemen kunci dari bisnis mereka, sementara segmentasi pasar membantu mereka untuk memahami siapa target pasar mereka dan bagaimana cara terbaik untuk menjangkaunya.

Sebagai contoh, sebuah perusahaan ritel pakaian dapat menggunakan Canvas Bisnis Model untuk mengidentifikasi saluran distribusi yang paling efektif, seperti toko fisik, e-commerce, atau kemitraan dengan pengecer lain. Setelah itu, dengan memahami segmen pasar potensial, seperti remaja, profesional muda, atau ibu rumah tangga, perusahaan tersebut dapat menyesuaikan strategi pemasaran mereka untuk lebih menarik bagi setiap segmen tersebut. Hal ini dapat mencakup penggunaan platform media sosial untuk menjangkau remaja, atau program loyalitas untuk menarik profesional muda.

Kesimpulan

Canvas Bisnis Model dan segmentasi pasar adalah dua konsep yang saling terkait dalam pengembangan bisnis yang berhasil. Dengan menggunakan kedua alat ini secara bersamaan, pengusaha dapat mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang bisnis mereka dan pasar yang mereka layani. Melalui pendekatan yang terstruktur dan analisis yang mendalam, bisnis dapat meningkatkan efektivitas strategi mereka dalam memenuhi kebutuhan pelanggan dan mencapai tujuan bisnis mereka.


Daftar Pustaka:

Osterwalder, A., & Pigneur, Y. (2010). Business Model Generation: A Handbook for Visionaries, Game Changers, and Challengers. John Wiley & Sons.

Kotler, P., & Keller, K. L. (2016). Marketing Management (15th ed.). Pearson Education.

Porter, M. E. (2008). Competitive Strategy: Techniques for Analyzing Industries and Competitors. Simon and Schuster.

Smith, W. R. (1956). Product Differentiation and Market Segmentation as Alternative Marketing Strategies. Journal of Marketing, 21(1), 3-8.

Kotler, P., Armstrong, G., Harris, L. C., & Piercy, N. (2013). Principles of Marketing (6th European ed.). Pearson Education.

Penelitian dan Analisis Pasar dalam Pengembangan Produk Inovatif

Oleh : Mohammad Rival
(41520110072)

Abstrak

Penelitian pasar dan analisis yang cermat adalah langkah kunci dalam pengembangan produk inovatif. Artikel ini menguraikan pentingnya penelitian pasar dalam proses pengembangan produk, serta menggabungkan teori-teori terkait dengan contoh kasus nyata untuk memberikan pemahaman yang lebih baik. Dengan menggunakan data-data yang relevan dan teknik analisis yang tepat, perusahaan dapat mengidentifikasi peluang pasar yang signifikan dan mengarahkan upaya pengembangan produk mereka dengan lebih efektif.


Kata Kunci: Penelitian Pasar, Analisis Pasar, Pengembangan Produk, Inovasi, Strategi Pemasaran.

Pendahuluan

Pengembangan produk inovatif merupakan langkah krusial bagi perusahaan untuk tetap bersaing dalam pasar yang terus berubah. Namun, proses ini tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Penelitian pasar yang mendalam diperlukan untuk memahami kebutuhan dan preferensi konsumen, serta menganalisis tren pasar yang relevan. Artikel ini akan menjelaskan peran penting penelitian dan analisis pasar dalam pengembangan produk inovatif, disertai dengan contoh kasus yang mengilustrasikan implementasi praktis dari konsep-konsep tersebut.


Isi/Permasalahan

Pengembangan produk inovatif sering kali dihadapkan pada beberapa permasalahan, seperti:

  • Kurangnya Pemahaman tentang Pasar: Banyak perusahaan gagal dalam mengembangkan produk inovatif karena kurangnya pemahaman tentang pasar dan konsumen yang dituju.
  • Tren dan Preferensi Konsumen yang Berubah: Tren dan preferensi konsumen dapat berubah dengan cepat, sehingga penting untuk terus memantau perubahan dalam perilaku konsumen dan adaptasi pasar.
  • Pemetaan Persaingan: Memahami posisi pesaing dan strategi pemasaran mereka menjadi penting untuk mengidentifikasi celah pasar yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan produk inovatif.

Pembahasan

Penelitian pasar dan analisis yang cermat menjadi kunci dalam mengatasi permasalahan tersebut. Dengan melakukan survei, wawancara, dan analisis data pasar yang komprehensif, perusahaan dapat memperoleh wawasan yang mendalam tentang kebutuhan konsumen, preferensi produk, serta tren pasar yang sedang berlangsung. Misalnya, Apple secara teratur melakukan penelitian pasar untuk memahami keinginan dan kebutuhan konsumen dalam pengembangan produk-produk baru, yang mengarah pada kesuksesan produk seperti iPhone dan iPad.

Selain itu, analisis pasar juga membantu perusahaan dalam memetakan pesaing dan mengidentifikasi celah pasar yang dapat dimanfaatkan. Dengan memahami keunggulan dan kelemahan pesaing, perusahaan dapat mengarahkan upaya pengembangan produk mereka secara lebih efektif. Contohnya, Tesla Motors berhasil memanfaatkan celah pasar di industri otomotif dengan menghadirkan mobil listrik yang inovatif dan ramah lingkungan.

Kesimpulan

Penelitian pasar dan analisis pasar memiliki peran penting dalam pengembangan produk inovatif. Dengan memahami pasar dan konsumen dengan baik, perusahaan dapat mengidentifikasi peluang pasar yang signifikan, memahami tren dan preferensi konsumen, serta memetakan pesaing dengan lebih baik. Dengan demikian, perusahaan dapat mengarahkan upaya pengembangan produk mereka dengan lebih efektif, meningkatkan peluang kesuksesan produk inovatif, dan mempertahankan keunggulan kompetitif mereka dalam pasar yang semakin kompleks.


Daftar Pustaka:

Kotler, Philip, et al. (2017). Manajemen Pemasaran. Salemba Empat.

Hair, Joseph F., et al. (2019). Metode Penelitian Bisnis. Salemba Empat.

Armstrong, Gary, and Philip Kotler. (2016). Principles of Marketing. Pearson Education.

Tjiptono, Fandy, and Anastasia Diana Wulandari. (2017). Pemasaran Strategik. Andi Offset.

Christensen, Clayton M. (2016). The Innovator's Dilemma: When New Technologies Cause Great Firms to Fail. Harvard Business Review Press.

Strategi Pengembangan Bisnis Batik Danar Hadi dengan Metode Key Activities

Strategi Pengembangan Bisnis Batik Danar Hadi dengan Metode Key Activities
(Studi Kasus PT Batik Danar Hadi)

Mira Monalisa
@AF07



Abstrak

    Pengembangan bisnis dalam industri batik memiliki peran penting dalam mempertahankan keberlangsungan usaha. PT Batik Danar Hadi, sebagai salah satu perusahaan batik terkemuka di Indonesia, telah mengimplementasikan strategi pengembangan bisnis yang efektif untuk meningkatkan pangsa pasar dan keuntungan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi pengembangan bisnis Batik Danar Hadi dengan menggunakan metode Key Activities. Metode ini digunakan untuk mengidentifikasi kegiatan kunci yang dilakukan perusahaan dalam mengembangkan bisnisnya.

    Hasil kesimpulan menunjukkan bahwa PT Batik Danar Hadi dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi dan meningkatkan daya saingnya di pasar. Penting bagi perusahaan untuk terus beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis dan melakukan inovasi agar tetap relevan dan berkembang.
Penelitian ini juga menyoroti pentingnya inovasi dalam pengembangan bisnis. PT Batik Danar Hadi terus melakukan inovasi dalam desain dan motif batiknya untuk tetap menarik minat konsumen. Selain itu, perusahaan juga mengadopsi teknologi terbaru dalam proses produksi untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produk.

    Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat, strategi pengembangan bisnis yang efektif menjadi kunci keberhasilan perusahaan. Dengan menerapkan metode Key Activities, perusahaan dapat mengidentifikasi kegiatan kunci yang perlu ditingkatkan untuk mencapai tujuan bisnisnya. Dengan demikian, penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam pemahaman tentang strategi pengembangan bisnis dalam industri batik.
Kata kunci: Pengembangan bisnis, Batik Danar Hadi, Metode Key Activities, Strategi bisnis, Industri batik.


Pendahuluan: 

    Batik merupakan warisan budaya Indonesia yang kaya akan makna dan keindahan. Seni batik telah menjadi bagian penting dari budaya Indonesia selama berabad-abad. Salah satu perusahaan yang menjadi ikon dalam industry batik Indonesia adalah PT Batik Danar Hadi, sebagai perusahaan batik yang telah berdiri sejak tahun 1967, memiliki komitmen kuat dalam melestarikan seni batik tradisional dengan tetap berinovasi untuk memenuhi tuntutan pasar yang berubah. Perusahaan ini telah berhasil mengangkat citra batik Indonesia ke tingkat international melalui karya-karya batik yang berkualitas tinggi. Dalam Artikel ini, akan dibahas strategi pengembangan bisnis Batik Danar Hadi dengan menggunakan metode Key Activities.

Permasalahan: 

    Meskipun telah memiliki reputasi yang baik, PT. Batik Danar Hadi masih dihadapkan pada beberapa permasalahan, seperti bagaimana meningkatan kompetisi dalam penjualan, karena semakin banyak munculnya brand-brand baru yang menawarkan inovasi-inovasi baru dalam desain maupun prodiksi batiknya. Serta dalam penggunaan teknologi, dengan perkembangan teknologi digital telah mengubah cara konsumen dalam belanja. Pola konsumsi masyarakat yang berubah juga mempengaruhi bisnis batik. Dalam hal ini bagaimana PT Batik Danar Hadi, menyesuaikan strateginya agar tetap relevan dan bersaing di pasar global yang semakin kompetitif.

Pembahasan:

    Perumusan staretegi dapat dicapai dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan pembuatan model bisnis dari perusahaan tersebut. Menurut Osterwalder dan pigneur (2012) salah satu alat yang efisien dalam rangka pembuatan model bisnis adalah Business Model Canvas (BMC). BMC meliputi Sembilan elemen berbeda yang saling terkait dan teridentifikasi sebagai kunci penting untuk menciptakan model bisnis yang sukses. Sembilan elemen tersebut meliputi Customer Segments, Value Proposition, Channels, Customer Relationships, Revenue Streams, Key Resources, Key Activities, Key Partners, dan Cost Structure.

    Dalam menghadapi permasalahaan diatas, PT. Batik Danar Hadi menerapkan metode Key Activities. Key Activities merupakan blok bangunan aktivitas kunci menunjukkan hal-hal terpenting yang harus dilakukan perusahaan agar model bisnisnya dapat terealisasi dengan benar. Setiap bisnis yang ada memiliki kebutuhan aktiftas utama yang berbeda-beda bergantung dengan industri dan jenis usaha. Beberapa aspek terkait dengan aktifitas utama ini adalah: kegiatan yang diperlukan untuk menghasilkan nilai unggul, menyalurkan nilai unggul kepada pelanggan, kegiatan untuk menjalin hubungan dengan pelanggan, kegiatan untuk menangani aliran pendapatan. Aktifitas utama menunjukkan bahwa kegiatan-kegiatan operasional yang harus dilakukan oleh pemilik usaha dalam mewujudkan suatu produk/jasa yang unggul sesuai dengan segment pasar yang disasar. 

    Aktivitas utama yang dilakukan oleh PT. Batik Danar Hadi adalah kegiatan produksi. Seperti inovasi desain, peningkatan kualitas produksi, pemanfaatan teknologi, dan peningkatan pelayanan pelanggan. Kegiatan produksi adalah kegiatan utama PT. Batik Danar Hadi yang dilakukan mulai dari melakukan inovasi dalam desain batik untuk mempertahankan daya tarik konsumen. Kegiatan ini meliputi riset pasar, kolaborasi dengan desainer terkemuka, dan pengembangan desain berbasis digital. Kualitas produk batik harus tetap dijaga agar dapat bersaing di pasar global. PT Batik Danar Hadi perlu terus meningkatkan proses produksi, mulai dari pemilihan bahan baku hingga finishing produk. Aktivitas lain selain produksi yang dilakukan oleh PT. Batik Danar Hadi adalah kegiatan pemasaran. Kegiatan pemasaran perusahaan dilakukan dengan memanfaatkan teknologi digital untuk memperluas jangkauan pasar melalui platform e-commerce dan sosial media. Selain itu, teknologi juga dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi operasional, seperti penggunaan mesin-mesin otomatis dalam proses produksi. 

   Dalam Peningkatan Layanan Pelanggan, PT. Batik Danar Hadi memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan melalui pelatihan karyawan, pengembangan sistem pelayanan, dan pembentukan tim khusus untuk menangani keluhan pelanggan.

Kesimpulan: 

    Dengan menerapkan strategi pengembangan bisnis dengan metode Key Activities, PT Batik Danar Hadi dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi dan meningkatkan daya saingnya di pasar. Penting bagi perusahaan untuk terus beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis dan melakukan inovasi agar tetap relevan dan berkembang.

    PT Batik Danar Hadi telah berhasil menunjukkan bahwa inovasi dan tradisi dapat saling melengkapi dalam mengembangkan seni batik. Dengan mengambil langkah-langkah inovatif yang tepat, perusahaan ini mampu memperluas pasar dan meningkatkan apresiasi terhadap seni batik tradisional Indonesia.


Daftar Pustaka:

Atep Afia Hidayat, Ir.MP, (2024), Canvas Business Model, Universitas Mercu Buana, Jakarta.
Dewantoro, W.S., (2013), Bisnis Model Kanvas Sebagai Dasar Pengembangan Alternatif Strategi Baru,         Jurnal Teknik Industri, ISSN: 1411 – 6340, 215 – 230.
Dewobroto, Wisnu S., (2013), Penggunaan Business Model Canvas Sebagai Dasar Untuk Menciptakan Alternatif Strategi Bisnis Dan Kelayakan Usaha, Universitas Trisakti, Jakarta.
Jones, R., (2018), Batik Industry in Indonesia: Challenges and Opportunities. International Journal             of Cultural Studies, 10 (3), 221-235.
Kotler, Philip dan Armstrong, Gary. (2001), Principles of Marketing. 11th Edition. New Jersey:
Prentice Hall. Pearson Education, Inc., Upper Saddle River, New Jersey.
Osterwalder, A., Pigneur, Y., (2012), Business model generation: a handbook for visionaries, game             changers, and challengers. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
PT. Batik Danar Hadi. (2023). Annual Report 2023. Retrieved from https://www.batikdanarhadi.co.id/annualreport2023


Canvas Bisnis Model dan Mitigasi Risiko (Key Partners) dalam Kemitraan Bisnis antara Apple Inc dan Samsung Electronics

 


Canvas Bisnis Model dan
Mitigasi Risiko (Key Partners) dalam Kemitraan Bisnis antara

Apple Inc dan Samsung Electronics

(Fadilah Hidayat NIM 46118120054, Fakultas Psikologi, Universitas Mercubuana)

  

Abstrak

Kemitraan bisnis merupakan salah satu strategi penting yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan bisnis mereka. Dalam konteks ini, Business Model Canvas (BMC) menjadi alat yang berguna untuk merencanakan dan mengelola kemitraan bisnis. Salah satu elemen kunci dalam BMC adalah Key Partners, yang mencakup mitra-mitra utama yang berkontribusi pada keberhasilan bisnis. Namun, kemitraan bisnis juga membawa risiko, terutama dalam hal ketergantungan pada mitra kunci. Studi kasus antara Apple Inc. dan Samsung Electronics Co. menjadi contoh yang relevan untuk memahami pentingnya mitigasi risiko dalam kemitraan bisnis, terutama dalam hal kemitraan dengan pemasok utama.


Pendahuluan

Apple Inc. dan Samsung Electronics Co. memiliki hubungan kemitraan di mana Samsung menjadi pemasok komponen utama untuk produk-produk Apple. Pada tahun 2011, hubungan ini tegang ketika Apple menuduh Samsung menyalin desain produknya untuk beberapa produk Samsung Galaxy. Apple kemudian menggugat Samsung atas pelanggaran paten (Romadhon & Nautika, 2012). Kasus ini menunjukkan pentingnya mitigasi risiko dalam kemitraan kunci. Apple dan Samsung awalnya memperoleh manfaat dari kemitraan mereka, tetapi masalah hukum yang muncul menunjukkan bahwa ada risiko besar terkait dengan ketergantungan pada pemasok kunci.

Kemitraan bisnis adalah strategi penting bagi perusahaan untuk mencapai tujuan mereka. Business Model Canvas (BMC) membantu perusahaan merencanakan dan mengelola kemitraan bisnis, termasuk dengan mitra kunci yang berperan penting dalam kesuksesan bisnis. Contoh kasus antara Apple dan Samsung menunjukkan pentingnya mengelola risiko dalam kemitraan bisnis, terutama dalam kaitannya dengan ketergantungan pada pemasok utama. Mitigasi risiko dapat dilakukan melalui diversifikasi pemasok, membuat perjanjian kontrak yang jelas, dan melakukan pemantauan terhadap risiko yang mungkin timbul. Penting bagi perusahaan untuk memahami risiko dalam kemitraan bisnis dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menguranginya. Hal ini dapat meliputi pengembangan hubungan jangka panjang dengan mitra kunci dan diversifikasi bisnis agar tidak terlalu bergantung pada satu aspek bisnis tertentu. Selain itu, perusahaan juga harus mematuhi peraturan dan kebijakan yang berlaku untuk menghindari risiko sanksi atau tuntutan hukum yang dapat merugikan bisnis mereka. Dengan memahami dan mengelola risiko dengan baik, perusahaan dapat memastikan keberlanjutan dan pertumbuhan bisnis jangka panjang (Keane et al., 2018).


Pembahasan

Strategi mitigasi risiko dalam kemitraan bisnis juga dapat melibatkan pengembangan hubungan jangka panjang dengan mitra kunci. Dengan membangun hubungan yang kuat dan saling menguntungkan, perusahaan dapat mengurangi risiko konflik atau ketegangan yang dapat muncul dalam kemitraan. Selain itu, transparansi dan komunikasi yang baik antara kedua belah pihak juga penting untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah sejak dini.

Sebagai contoh, Apple dan Samsung dapat belajar dari pengalaman mereka dalam kasus hukum yang kompleks tersebut. Mereka dapat meningkatkan mitigasi risiko dengan melakukan evaluasi lebih lanjut terhadap risiko-risiko yang mungkin timbul dari kemitraan mereka, serta memperkuat perjanjian kontrak dan proses pemantauan yang ada. Dengan demikian, kemitraan tersebut dapat menjadi lebih stabil dan berkelanjutan dalam jangka panjang (Zeuse, 2022).

Selain itu, perusahaan juga dapat mempertimbangkan untuk melakukan diversifikasi bisnis mereka untuk mengurangi ketergantungan pada mitra kunci. Dengan memiliki sumber pendapatan yang lebih beragam, perusahaan dapat lebih fleksibel dalam menghadapi perubahan dalam kemitraan bisnis mereka. Namun, diversifikasi juga perlu dilakukan dengan hati-hati untuk memastikan bahwa perusahaan tidak kehilangan fokus pada kemitraan yang mungkin memberikan kontribusi terbesar terhadap keberhasilan bisnis mereka (Atami, 2011).

Selain strategi-strategi mitigasi risiko yang telah disebutkan, perusahaan juga perlu memperhatikan peraturan dan kebijakan yang berlaku dalam industri dan negara di mana mereka beroperasi. Hal ini penting untuk memastikan bahwa perusahaan mematuhi semua ketentuan hukum yang berlaku dan menghindari risiko sanksi atau tuntutan hukum yang dapat merugikan bisnis mereka. Dalam menghadapi dinamika pasar dan persaingan yang semakin ketat, mitigasi risiko dalam kemitraan bisnis menjadi semakin penting bagi perusahaan. Dengan memahami risiko yang terkait dengan kemitraan bisnis mereka dan mengimplementasikan strategi mitigasi yang tepat, perusahaan dapat mengurangi kemungkinan terjadinya masalah yang dapat mengganggu kelangsungan bisnis mereka. Dengan demikian, mitigasi risiko dalam kemitraan bisnis bukan hanya merupakan langkah pencegahan, tetapi juga investasi dalam keberlanjutan dan pertumbuhan bisnis jangka panjang (Adiyan, 2013).


Kesimpulan dan saran

Dari kasus Apple vs. Samsung dan pembahasan tentang mitigasi risiko dalam kemitraan bisnis, kedua perusahaan dapat belajar untuk mengambil langkah-langkah yang lebih hati-hati dalam mengelola kemitraan mereka untuk masa depan. Salah satu pelajaran penting adalah pentingnya diversifikasi pemasok untuk mengurangi ketergantungan pada satu pemasok utama. Perjanjian kontrak yang jelas dan terperinci juga diperlukan untuk mengatur hubungan dengan mitra kunci dan mengurangi ketidakpastian. Selain itu, pemantauan terus-menerus terhadap risiko yang mungkin timbul dari kemitraan dapat membantu mengidentifikasi dan mengatasi masalah dengan cepat. Membangun hubungan yang kuat dan saling menguntungkan dengan mitra kunci juga penting untuk mengurangi risiko konflik atau ketegangan dalam kemitraan. Selain itu, diversifikasi bisnis dapat membantu perusahaan mengurangi ketergantungan pada satu aspek bisnis tertentu. Perusahaan juga harus mematuhi peraturan dan kebijakan yang berlaku dalam industri dan negara di mana mereka beroperasi untuk menghindari risiko sanksi atau tuntutan hukum yang dapat merugikan bisnis mereka. Dengan memperhatikan pelajaran ini, kedua perusahaan dapat memperkuat kemitraan bisnis mereka dan mengurangi risiko yang terkait, menciptakan landasan yang lebih kokoh untuk pertumbuhan dan keberhasilan bisnis di masa depan.


Daftar Pustaka

Adiyan, K. A. (2013). Penerapan Prinsip Kebaruan (Novelty) Dalam Perlindungan Desain Industri Di Indonesia. Kumpulan Jurnal Mahasiswa, 1–26. http://hukum.studentjournal.ub.ac.id/index.php/hukum/article/view/146

Atami, A. P. (2011). GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN YANG SEKTOR MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2007 s / d 2011. 1–20.

Keane, S. F., Cormican, K. T., & Sheahan, J. N. (2018). Comparing how entrepreneurs and managers represent the elements of the business model canvas. Journal of Business Venturing Insights, 9(February), 65–74. https://doi.org/10.1016/j.jbvi.2018.02.004

Romadhon, R. F., & Nautika, M. F. (2012). Doktrin Paten Dalam Sengketa Apple Melawan Samsung. Jurnal Yudisial, 5(3), 316–330. http://www.pcworld.com/article/245493/

Zeuse, A. M. (2022). Analisis Inovasi Disrupsi pada Smartphone. Center for Open Science, 1–5.

 

Februari 22, 2024

Canvas Bisnis Model dan Proposisi Nilai (Value Propositions)


Abstrak

Artikel ini akan membahas pentingnya business model canvas(BMC) khususnya value proposition dalam sebuah bisnis. Value proposition dapat mengoptimalkan pendapatan perusahaan dan memberikan layanan yang berbeda kepada pelangggan sehingga pelanggan tidak memilih layanan yang ditawarkan oleh kompetitor.

Kata kunci: business model canvas, value proposition.

Pendahuluan

Semua perusahaan berjuang untuk menciptkan bisnis model yang kuat dan menarik minat pelanggan. Salah satu permasalahan umum yang dihadapi adalah kurangnya pemahaman tentang segmen pelanggan dan kebutuhan mereka. Tanpa pemahaman yang jelas tentang pelanggan dan apa yang mereka inginkan, pengusaha seringkali kesulitan merumuskan proposisi nilai yang efektif. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan menggunakan alat seperti BMC dan merumuskan proposisi nilai yang kuat untuk mengatasi permasalahan ini.

Pembahasan

Menurut Osterwalder & Yves Pigneur (2014) menjelaskan bahwa Business Model Canvas terdiri dari sembilan blok bangunan bisnis. Blok bangunan ini berisikan bagian-bagian penting yang menjelaskan tentang bagaimana organisasi tersebut menciptakan manfaat dan juga mendapat kemanfaatan dari para pelanggannya. Adapun bagian dalam Business Model Canvas tersebut meliputi Customer Segment, Value Proposition, Channels,Customer Relationship, Revenue Streams, Key Resources, Key Activities, Key Partnership dan Cost Structure.

Adapun manfaat model bisnis canvas:

1.     Unggul dari competitor

manfaat dari business model adalah dapat membuatmu unggul dari kompetitor. Hal ini tentu akan menjadi poin unggul bagi bisnismu dari kompetitor yang tidak memikirkan hal tersebut.

2.     Menarik perhatian investor

Business model yang bagus otomatis akan menarik perhatian investor untuk memberikan pendanaan kepada bisnis tersebut.

3.     Manajemen keuangan yang teratur

Melalui business model, sebuah perusahaan tentu dapat membuat anggaran yang tepat mengenai proses produksi, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, dan lain-lain

Untuk mendapatakan laba yang optimal, proposi nilai (value proposition) merupakan komponen penting suatu perusahaan yang menentukan keberhasilan penjualan perusahaan, karena proposi nilai yang efektif membuat perusahaan menciptkan perusahaan yang kuat dan menarik pelanggan. Beberapa elemen yang berkontribusi pada pembentukan nilai unggul (value proposition) adalah:

1.     Kebaruan (Newness): Proposisi nilai kebaruan adalah proposisi nilai yang sebelumnya tidak pernah ditawarkan oleh perusahaan manapun, baik dari segi fitur atau layanan baru dan sifatnya inovasi. Hal ini sering terjadi pada produk teknologi, misalnya smart phone dengan operasi berbasis android yang sepuluh tahun lalu belum dikenal.

2.     Kinerja (Performance): Meningkatkan kualitas produk ataupun kinerja dalam pelayanan merupakan cara yang umum untuk membuat nilai tambah. Namun kinerja yang telah ditingkatkan memiliki keterbatasan, misalnya pertumbuhan kinerja laptop yang cepat, terus membutuhkan data penyimpanan yang lebih besar dan grafik yang semakin bagus sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan pelanggan lagi saat ini dan kedepannya.

3.     Kustomisasi (Customization): Customization adalah produk atau jasa yang disesuaikan dengan kebutuhan individual pelanggan. Sekarang dikembangkan konsep mass cuztomization yaitu bentuk penyesuaian kebutuhan individu tetapi bisa diproduksi secara massal. Dewasa ini produk-produk mass customization dan co creation menjadi semakin penting .

4.     Menyelesaikan pekerjaan (Getting the Job Done) : Nilai tambah ini dapat dibuat dengan cara membantu pelanggan dalam menyelesaikan beberapa pekerjaan.

Sebagai ilustrasi value proposition artikel akan membahas layanan yang ditawarkan oleh Gojek dan Maxim. Layanan yang ditawarkan oleh Gojek lebih beragam dan lengkap jika dibandingkan dengan layanan yang ditawarkan oleh Maxim, layanan maps dan tampilan yang disediakan oleh Maxim tidak sebaik layanan yang dimiliki oleh Gojek, Namun Maxim menawarkan harga yang lebih murah jika dibandingkan layanan yang diberikan oleh Gojek.

Kesimpulan

Penggunaan Business Model Canvas (BMC) dan merumuskan proposisi nilai yang efektif adalah langkah penting yang harus dilakukan. Proposisi nilai yang efektif juga merupakan faktor penting dalam menciptakan model bisnis yang kuat. Beberapa elemen yang berkontribusi pada pembentukan nilai unggul adalah kebaruan, kinerja, kustomisasi, dan membantu pelanggan menyelesaikan pekerjaan. Sebagai contoh, perbandingan antara Gojek dan Maxim menunjukkan perbedaan dalam proposisi nilai yang ditawarkan. Gojek menawarkan beragam layanan yang lengkap dan tampilan yang baik, sementara Maxim menawarkan harga yang lebih murah. Dalam hal ini, Gojek memiliki keunggulan dalam hal ketersediaan layanan dan pengalaman pengguna, sementara Maxim menarik pelanggan dengan harga yang lebih terjangkau.

Daftar Pustaka

Business Model Generation Alexander Osterwalder, Gramedia Pusataka, 2014

Soeryowati, P. Lestari. 2023.Modul Mata Kuliah Kewirausahaan 3 Canvas Bisnis Model. Universitas Mercu Buana

 

STRATEGI PEMASARAN PRODUK BARU PADA BISNIS ONLINE SUMMER BRAND OFFICIAL




Abstrak

Bisnis agar dapat berkembang perlu melakukan strategi-strategi serta inovasi baru, salah satunya yaitu pengembangan produk baru. Melihat dari bisnis yang berjalan dapat diketahui apa saja produk yang dibutuhkan customer. Sebagai seorang pengusaha harus berinovasi agar customer tetap setia pada brand kita. Setelah melakukan inovasi dengan mengeluarkan produk baru maka tantangan selanjutnya yaitu bagaimana cara pemasaran agar produk baru tersebut. Perlu adanya strategi pemasaran yang efektif agar produk baru yang dimiliki dapat terjual dan diterima serta dikenal oleh customer

Kata Kunci: Produk Inovatif, Pemasaran Produk Baru, Strategi Pemasaran

Pendahuluan

Seorang pengusaha dalam menjalankan bisnisnya tidak hanya berfokus pada produk yang sudah ada saja. Tetapi harus dapat menciptakan inovasi baru agar dapat tetap bersaing dengan kompetitor, karena saat ini persaingan bisnis sangat ketat khususnya pada bisnis online. Yang termasuk menciptakan produk baru menurut Chandra Trisna (2015) oleh Dr.  Amue, G.J.  dan Kenneth C.  Adiele yaitu tidak hanya menciptakan produk baru saja, tetapi menyempurnakan produk yang sudah ada, memodifikasi produk yang sudah ada dan menciptakan merek baru juga termasuk dalam menciptakan produk baru. Sedangkan pemasaran merupakan seperangkat maksud dan tujuan, kebijakan, dan aturan yang diarahkan pada kegiatan pemasaran perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan kondisi saingan yang terus berubah (Agusrinal, 2014). Menciptakan produk baru dan melakukan pemasaran merupakan dua kegiatan yang saling berhubungan. Oleh karena itu pengusaha harus mempersiapkan strategi keduanya.

Pembahasan

Menurut Moh. Idril Gufron, Pengembangan produk yaitu suatu aktivitas atau kegiatan yang dijalankan dalam menghadapi yang memiliki kemungkinan akan merubah sebuah produk ke arah yang lebih baik agar bisa memberikan manfaat maupun kepuasan yang lebih tinggi bagi para customer, karena produksi merupakan suatu hal yang primer dalam kehidupan (Moh Idril Gufron, 2015). Pengertian pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan serta mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain (Kotler, 1995).

Terdapat tiga strategi yang dapat digunakan untuk mengenalkan produk baru ke pasar menurut Schroeder (2000) antara lain:

1.       Tarikan Pasar: Pasar merupakan dasar untuk menentukan produk yang harus dibuat oleh produsen

2.       Dorongan Teknologi: Teknologi merupakan penentu utama produk yang harus dibuat perusahaan dan sedikit memperhatikan pasar

3.       Pandangan Interfungsional: Penggabungan dua pandangan sebelumnya, yaitu bahwa suatu produk hendaknya tidak hanya menyesuaikan dengan kebutuhan pasar, tetapi juga manfaat teknis yang diperoleh.

Kumpulan alat bantu marketing yang sering digunakan perusahaan dalam mencapai tujuan pemasarannya ke dalam sasaran pasar yang sudah ditetapkan dikenal dengan istilah bauran pemasaran. Terdapat empat unsur atau variable dalam bauran pemasaran yang seringn disebut Four P’s antara lain:

Produk (Product): Apa saja yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, diperoleh, digunakan atau dikonsumsi untuk dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan

Harga (Price): Sejumlah uang yang harus dibayar oleh konsumen karena menginginkan produk

Tempat (Place): Rantai distribusi dalam pemasaran dimana konsumen mendapatkan barang atau jasa yang dibutuhkan

Promosi (Promotion): Berbagai macam cara untuk menarik konsumen baru, memuaskan pelanggan setia, meningkatkan omzet penjualan

Sebuah bisnis yang menawarkan produk ke pasar tidak dapat mencapai keseluruhan yang ada dalam pasar, setiap pembeli atau konsumen memiliki karakteristiknya masing-masing, baik dari segi kebutuhan, keinginan, selera, jumlah, dan yang lainnya. Oleh karena itu perlu adanya upaya agar target pasar yang dipilih sesuai dengan sasaran perusahaan. Cara yang dapat dilakukan yaitu dengan menentukan Segmentasi (Segmentation), Sasaran (Targeting), dan Posisi (Positioning).

1.     Segmentasi Pasar:

Kotler dan Keller (2006, 231) membagi segmentasi pasar atas variabel-variabel yang utama, antara lain Geographic, Psychographic, Behavioral dan Loyalty Status.

2.     Sasaran Pasar:

Pola-pola yang dapat dipergunakan oleh suatu perusahaan ketika memasuki pasar antara lain:

       Memusatkan perhatian pada satu segmen tunggal

       Mengkhususkan pada beberapa segmen pilihan yang tidak berhubungan

       Memusatkan pada sebuah produk

       Memusatkan pada sebuah segmen pasar

       Menjangkau keseluruhan pasar

3.     Posisi Pasar

Ketika pengusaha sudah mengetahui apa yang diinginkan oleh customer maka pengusaha dapat menyelaraskan dengan kemampuannya sendiri dan menetapkan posisi produknya di pasar.

Indikator Strategi Pemasaran

a.      Promosi: Berapa persen biaya promosi yang akan dikeluarkan oleh perusahaan, jangan sampai melebihi dari total laba yang dihasilkan dalam satu bulan atau satu tahun

b.     Kepuasan Pelanggan: Konsumen merasa puas dengan produk kita dan memberikan review atau kesan yang positif

c.      Peningkatan Produk: Produk yang dihasilkan perusahaan mengalami peningkatan sesuai dengan kebutuhan pasar

Contoh Strategi Pemasaran Produk Baru pada Summer Brand Official

Summer Shoes Care dalam merupakan salah satu brand dengan produk perawatan sepatu, yang memiliki berbagai macam produk. Dalam menjalankan bisnisnya tentu saja tidak terlepas dari pengembangan produk inovatif untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan para customernya. Summer Shoes Care melihat bauran pemasaran dalam bisnisnya serta menentukan segmentasi, sasaran serta posisinya di pasar. Melakukan pengembangan produk sesuai dengan keinginan para customernya serta bagaimana behavior dari para customer yang sudah ada, sehingga terlihat peluang baru untuk melakukan inovasi. Ketika memiliki produk baru langkah selanjutnya yaitu melakukan pemasaran, yang dilakukan dengan berbagai strategi promosi. Upaya promosi yang dilakukan yaitu dengan memberikan harga diskon, harga bundling serta harga paketan yang lebih murah dibandingkan dengan harga satuan.


Kesimpulan

Pengembangan inovasi produk baru tidak terlepas dari strategi pemasaran yang dilakukan setelahnya. Pengusaha harus mempersiapkan strategi pemasaran yang akan digunakan untuk menjual produknya. Bauran pemasaran yang harus diperhatikan antara lain dari segi Produk, Harga, Tempat, serta Promosi. Dengan berbagai karakteristik konsumen di pasar maka juga harus memperhatikan bagaimana Segmentasi Pasar, Sasaran Pasar dan Posisi Pasar.

 

Daftar Pustaka

Agusrinal, Dewi Diniaty. 2014. “Perancangan Strategi Pemasaran Pada Produk Anyaman Pandan.” Jurnal Sains, Teknoligi dan Industri Vol. 11, N(2): 2.

Chandra Trisna, Stevanus. 2015. “Analisa Proses Dan Evaluasi Pengembangan Produk Baru.” Jurnal AGORA 3(1): 287–88.

Kotler, Philip. (1995). Dasar-dasar Pemasaran. Cetakan Pertama. Jakarta: CV Intermedia.

Moh Idril Gufron. (2015). Peningkatan Produksi Dalam Sistem Ekonomi Islam Sebagai Upaya Pemberdayaan Ekonomi Umat. Dinar Jurnal Ekonomi Dan Keuangan Islam, 2(1).