Februari 23, 2024

Canvas Bisnis Model dan Mitigasi Risiko (Key Partners) dalam Kemitraan Bisnis antara Apple Inc dan Samsung Electronics

 


Canvas Bisnis Model dan
Mitigasi Risiko (Key Partners) dalam Kemitraan Bisnis antara

Apple Inc dan Samsung Electronics

(Fadilah Hidayat NIM 46118120054, Fakultas Psikologi, Universitas Mercubuana)

  

Abstrak

Kemitraan bisnis merupakan salah satu strategi penting yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan bisnis mereka. Dalam konteks ini, Business Model Canvas (BMC) menjadi alat yang berguna untuk merencanakan dan mengelola kemitraan bisnis. Salah satu elemen kunci dalam BMC adalah Key Partners, yang mencakup mitra-mitra utama yang berkontribusi pada keberhasilan bisnis. Namun, kemitraan bisnis juga membawa risiko, terutama dalam hal ketergantungan pada mitra kunci. Studi kasus antara Apple Inc. dan Samsung Electronics Co. menjadi contoh yang relevan untuk memahami pentingnya mitigasi risiko dalam kemitraan bisnis, terutama dalam hal kemitraan dengan pemasok utama.


Pendahuluan

Apple Inc. dan Samsung Electronics Co. memiliki hubungan kemitraan di mana Samsung menjadi pemasok komponen utama untuk produk-produk Apple. Pada tahun 2011, hubungan ini tegang ketika Apple menuduh Samsung menyalin desain produknya untuk beberapa produk Samsung Galaxy. Apple kemudian menggugat Samsung atas pelanggaran paten (Romadhon & Nautika, 2012). Kasus ini menunjukkan pentingnya mitigasi risiko dalam kemitraan kunci. Apple dan Samsung awalnya memperoleh manfaat dari kemitraan mereka, tetapi masalah hukum yang muncul menunjukkan bahwa ada risiko besar terkait dengan ketergantungan pada pemasok kunci.

Kemitraan bisnis adalah strategi penting bagi perusahaan untuk mencapai tujuan mereka. Business Model Canvas (BMC) membantu perusahaan merencanakan dan mengelola kemitraan bisnis, termasuk dengan mitra kunci yang berperan penting dalam kesuksesan bisnis. Contoh kasus antara Apple dan Samsung menunjukkan pentingnya mengelola risiko dalam kemitraan bisnis, terutama dalam kaitannya dengan ketergantungan pada pemasok utama. Mitigasi risiko dapat dilakukan melalui diversifikasi pemasok, membuat perjanjian kontrak yang jelas, dan melakukan pemantauan terhadap risiko yang mungkin timbul. Penting bagi perusahaan untuk memahami risiko dalam kemitraan bisnis dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menguranginya. Hal ini dapat meliputi pengembangan hubungan jangka panjang dengan mitra kunci dan diversifikasi bisnis agar tidak terlalu bergantung pada satu aspek bisnis tertentu. Selain itu, perusahaan juga harus mematuhi peraturan dan kebijakan yang berlaku untuk menghindari risiko sanksi atau tuntutan hukum yang dapat merugikan bisnis mereka. Dengan memahami dan mengelola risiko dengan baik, perusahaan dapat memastikan keberlanjutan dan pertumbuhan bisnis jangka panjang (Keane et al., 2018).


Pembahasan

Strategi mitigasi risiko dalam kemitraan bisnis juga dapat melibatkan pengembangan hubungan jangka panjang dengan mitra kunci. Dengan membangun hubungan yang kuat dan saling menguntungkan, perusahaan dapat mengurangi risiko konflik atau ketegangan yang dapat muncul dalam kemitraan. Selain itu, transparansi dan komunikasi yang baik antara kedua belah pihak juga penting untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah sejak dini.

Sebagai contoh, Apple dan Samsung dapat belajar dari pengalaman mereka dalam kasus hukum yang kompleks tersebut. Mereka dapat meningkatkan mitigasi risiko dengan melakukan evaluasi lebih lanjut terhadap risiko-risiko yang mungkin timbul dari kemitraan mereka, serta memperkuat perjanjian kontrak dan proses pemantauan yang ada. Dengan demikian, kemitraan tersebut dapat menjadi lebih stabil dan berkelanjutan dalam jangka panjang (Zeuse, 2022).

Selain itu, perusahaan juga dapat mempertimbangkan untuk melakukan diversifikasi bisnis mereka untuk mengurangi ketergantungan pada mitra kunci. Dengan memiliki sumber pendapatan yang lebih beragam, perusahaan dapat lebih fleksibel dalam menghadapi perubahan dalam kemitraan bisnis mereka. Namun, diversifikasi juga perlu dilakukan dengan hati-hati untuk memastikan bahwa perusahaan tidak kehilangan fokus pada kemitraan yang mungkin memberikan kontribusi terbesar terhadap keberhasilan bisnis mereka (Atami, 2011).

Selain strategi-strategi mitigasi risiko yang telah disebutkan, perusahaan juga perlu memperhatikan peraturan dan kebijakan yang berlaku dalam industri dan negara di mana mereka beroperasi. Hal ini penting untuk memastikan bahwa perusahaan mematuhi semua ketentuan hukum yang berlaku dan menghindari risiko sanksi atau tuntutan hukum yang dapat merugikan bisnis mereka. Dalam menghadapi dinamika pasar dan persaingan yang semakin ketat, mitigasi risiko dalam kemitraan bisnis menjadi semakin penting bagi perusahaan. Dengan memahami risiko yang terkait dengan kemitraan bisnis mereka dan mengimplementasikan strategi mitigasi yang tepat, perusahaan dapat mengurangi kemungkinan terjadinya masalah yang dapat mengganggu kelangsungan bisnis mereka. Dengan demikian, mitigasi risiko dalam kemitraan bisnis bukan hanya merupakan langkah pencegahan, tetapi juga investasi dalam keberlanjutan dan pertumbuhan bisnis jangka panjang (Adiyan, 2013).


Kesimpulan dan saran

Dari kasus Apple vs. Samsung dan pembahasan tentang mitigasi risiko dalam kemitraan bisnis, kedua perusahaan dapat belajar untuk mengambil langkah-langkah yang lebih hati-hati dalam mengelola kemitraan mereka untuk masa depan. Salah satu pelajaran penting adalah pentingnya diversifikasi pemasok untuk mengurangi ketergantungan pada satu pemasok utama. Perjanjian kontrak yang jelas dan terperinci juga diperlukan untuk mengatur hubungan dengan mitra kunci dan mengurangi ketidakpastian. Selain itu, pemantauan terus-menerus terhadap risiko yang mungkin timbul dari kemitraan dapat membantu mengidentifikasi dan mengatasi masalah dengan cepat. Membangun hubungan yang kuat dan saling menguntungkan dengan mitra kunci juga penting untuk mengurangi risiko konflik atau ketegangan dalam kemitraan. Selain itu, diversifikasi bisnis dapat membantu perusahaan mengurangi ketergantungan pada satu aspek bisnis tertentu. Perusahaan juga harus mematuhi peraturan dan kebijakan yang berlaku dalam industri dan negara di mana mereka beroperasi untuk menghindari risiko sanksi atau tuntutan hukum yang dapat merugikan bisnis mereka. Dengan memperhatikan pelajaran ini, kedua perusahaan dapat memperkuat kemitraan bisnis mereka dan mengurangi risiko yang terkait, menciptakan landasan yang lebih kokoh untuk pertumbuhan dan keberhasilan bisnis di masa depan.


Daftar Pustaka

Adiyan, K. A. (2013). Penerapan Prinsip Kebaruan (Novelty) Dalam Perlindungan Desain Industri Di Indonesia. Kumpulan Jurnal Mahasiswa, 1–26. http://hukum.studentjournal.ub.ac.id/index.php/hukum/article/view/146

Atami, A. P. (2011). GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN YANG SEKTOR MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2007 s / d 2011. 1–20.

Keane, S. F., Cormican, K. T., & Sheahan, J. N. (2018). Comparing how entrepreneurs and managers represent the elements of the business model canvas. Journal of Business Venturing Insights, 9(February), 65–74. https://doi.org/10.1016/j.jbvi.2018.02.004

Romadhon, R. F., & Nautika, M. F. (2012). Doktrin Paten Dalam Sengketa Apple Melawan Samsung. Jurnal Yudisial, 5(3), 316–330. http://www.pcworld.com/article/245493/

Zeuse, A. M. (2022). Analisis Inovasi Disrupsi pada Smartphone. Center for Open Science, 1–5.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar