April 18, 2020


Arief prasetyo
41319010026
Q-11arief








Memecahkan suatu masalah maka hal utama yang harus dilakukan adalah melakukan perencanaan dalam bentuk desain sebagai metode . Dalam perkembangangannya  desain bukan hanya membuat produk yang laku di pasar , memiliki bentuk yang menarik. Namun desain saat ini lebih kepada bagimana kita menciptakan sesuatu yang diinginkan dan dibutuhkan oleh pengguna . Design Thingking adalah  suatu metode baru dalam melakukan proses desain . Dan fokus nya pada penyelesainna masalah  dengan fokus pada permasalahan pengguna. Design Thingking dikenalkan oleh David Kelly dan Tim Brow pendiri IDEO  yaitu konsultan desain yang berlatar belakang desain produk berbasis Inovasi . Proses dengan metode design thingking akan menghasilkan produk tidak hanya dapat dijual atau menggunkan tiknologi yang paling canggih . Metode ini menggabungkan kebutuhan teknologi yang sesuai dan tetap membuat sesuai yang dapat berhasil sebagai sebuah bisnis.

EMPHATISE
Merupakan tahap pertama dari proses desain thingking. Tujuannya adalah  kita sebagai desainer mendapatkan pemahaman terhadap si obyek dan mencoba menyelesaikannya . Dalam Proses ini melibatkan : observing, engaging,  dan empahising dengan orang lain menjadi subyek permasalahan , dan kita mencoba memahami motivasi dan pengalaman mereka sehingga kita menyatu dengan lingkungan subyek, harapannya kita akan dapat memahami lebih dalam lagi permasalahan permasalahan yang terjadi, kebutuhan si obyek dan tantangannya.
Emphati membantu  mendesain pemikiran untuk mengatur asumsi dari si pemikir tentang permasakahannya. Pemikir bisa jadi memberikan masukan dari keingiannnya pada user. Informasi yang didapat memberikan masukan yang sangat baik bagi desainer meskipun waktu pengamatan singkat. Terbangun rasa empati, pemahaman, pengalaman, pandangan

DEFINE
Informasi yang telah dikumpulkan selama tahap emphatize, dianalisis dan disintesis untuk menentukan masalah inti yang akan diidentifikasi. Pada tahap define ini akan membantu untuk menyelesaikan masalah customer karena telah dilakukan penetapan masalah.
Tahap Define akan membantu para desainer di tim Anda mengumpulkan ide-ide hebat untuk membangun fitur, fungsi, dan elemen lain yang akan memungkinkan mereka untuk menyelesaikan masalah atau, paling tidak, memungkinkan pengguna untuk menyelesaikan masalah sendiri dengan tingkat kesulitan minimal.  Definisi yang bagus dari pernyataan masalah Anda akan memandu Anda dan pekerjaan tim Anda dan memulai proses ideasi (tahap ketiga) ke arah yang benar.

IDEATE
Pada tahap Ideation , pemikir desain memunculkan ide - dalam bentuk pertanyaan dan solusi - melalui kegiatan kreatif dan penasaran seperti Brainstorms dan Worst Possible Idea. Ideation adalah proses yang menarik yang tujuannya adalah untuk menghasilkan sejumlah besar ide - ide yang berpotensi menginspirasi ide-ide baru yang lebih baik. Dan tujuan utama tahap Ideation adalah menggunakan kreativitas dan untuk mengembangkan solusi.
Ideation memang bisa menyenangkan dan mengasyikkan, tetapi mereka menuntut banyak persiapan dan konsentrasi anggota tim agar membuahkan hasil. Ideation adalah proses kreatif dan terkonsentrasi; mereka yang terlibat harus diberi lingkungan yang memfasilitasi pertukaran gagasan yang bebas, terbuka, dan tidak menghakimi. Ideation yang efektif tidak selalu harus memberikan  selembar kertas kosong dan meminta tim  untuk menghasilkan ide.  Kemungkinan akan menghasilkan kegagalan. Demikian juga, untuk membuat semua orang meneriakkan ide-ide mereka sendiri kemungkinan akan mengakibatkan kegagalan. Dalam sesi Ideation, penting untuk menciptakan jenis lingkungan yang tepat untuk membantu menciptakan budaya kerja kreatif dengan suasana yang ingin tahu, berani, dan terkonsentrasi. Anda juga harus menunjuk seseorang untuk mencatat ide-ide kontributor dan menggambar / menuliskannya di papan tulis / dinding / poster.

PROTOTYPE
Salah satu cara terbaik untuk mendapatkan wawasan dalam proses adalah dengan melakukan beberapa bentuk prototipe. Metode ini melibatkan pembuatan versi produk awal, murah, dan diperkecil untuk mengungkapkan masalah dengan desain saat ini. Prototyping menawarkan desainer kesempatan untuk menghidupkan ide-ide mereka, kepraktisan desain saat ini, dan untuk berpotensi menyelidiki bagaimana sampel pengguna berpikir dan merasakan tentang suatu produk. Prototipe sering digunakan pada tahap akhir, pengujian dalam proses berpikir Desain untuk menentukan bagaimana pengguna berperilaku dengan prototipe, untuk mengungkap solusi baru, atau untuk mengetahui apakah solusi yang diterapkan telah berhasil atau tidak. Hasil yang dihasilkan dari tes ini kemudian digunakan untuk mendefinisikan kembali satu atau lebih dari masalah yang ditetapkan dalam fase awal proyek, dan untuk membangun pemahaman yang lebih kuat tentang masalah yang mungkin dihadapi pengguna saat berinteraksi dengan produk di lingkungan yang dimaksud.
Prototipe dibangun sehingga desainer dapat memikirkan solusi mereka dengan cara yang berbeda (produk nyata daripada ide abstrak), serta gagal dengan cepat dan murah, sehingga lebih sedikit waktu dan uang diinvestasikan dalam sebuah ide yang ternyata menjadi yang buruk.

TEST
Pengujian adalah kesempatan untuk mengeluarkan produk ke dunia, mengujinya dalam kehidupan nyata, dan mengujinya dalam waktu nyata. Selama fase ini Anda memiliki kesempatan untuk melihat apakah Anda telah membingkai masalah dengan benar. Tim Anda dapat menghasilkan umpan balik pengguna khusus untuk prototipe, dan umpan balik ini pada gilirannya memperdalam pemahaman Anda tentang pengguna. Anda akan menemukan ide-ide yang menghasilkan yang masuk ke semua tahap proses selama iterasi. Terakhir, pengamatan selama tahap ini kemungkinan akan mengungkap kebutuhan yang belum pernah diucapkan pengguna sebelumnya. Paat melakukan pengujian, masuk ke lingkungan di mana pengguna pada akhirnya akan menggunakan prototipe. Ini adalah pengaturan alami pengguna di mana mereka merasa paling nyaman dan sedekat mungkin dengan kehidupan nyata aat melakukan pengujian, masuk ke lingkungan di mana pengguna pada akhirnya akan menggunakan prototipe. Ini adalah pengaturan alami pengguna di mana mereka merasa paling nyaman dan sedekat mungkin dengan kehidupan nyata.
Dalam Desain Berpikir, tahap pengujian adalah tempat solusi diuji oleh pengguna dalam pengaturan kehidupan nyata mereka. Selama pengujian, pengguna akhir mengalami prototipe tanpa panduan eksplisit.Untuk pemikir desain, ini adalah waktu untuk mengamati bagaimana pengguna bereaksi terhadap suatu produk, dan mendengarkan umpan balik mereka tentang berbagai aspek. Jika pengguna puas dengan prototipe maka proses Berpikir Desain berakhir di sini. Jika pengguna belum puas, Anda memulai seluruh proses lagi dengan mempertimbangkan umpan balik mereka.

Untuk mengatasi hal tersebut, kami mengurasi lima metode yang kami highlight untuk melakukan pengembangan produk digital sesuai dengan fase pengembangannya, kelima metode tersebut adalah:
1. Co-Creation
Co-Creation adalah sesi workshop singkat yang melibatkan berbagai stakeholder untuk mencoba melakukan proses ideasi bersama. Proses ini memanfaatkan perbedaan sudut pandang yang saling melengkapi. Dalam sesi ini pengguna, product owner, designer, tim developer dan stakeholder lainnya dipertemukan untuk melakukan proses diskusi kreatif guna menjawab hal-hal mendasar terkait produk Anda, seperti; Apa fokus masalah yang ingin kita jawab? Seperti apa segmen pengguna yang kita sasar? Bagaimana konsep dasar solusi yang ingin kita tawarkan? Fitur-fitur apa saja yang harus ada dalam sistem yang kita bangun?
Melalui workshop ini, peserta tidak hanya melakukan diskusi verbal namun juga melakukan proses dialog interaktif melalui proses pembuatan prototype.
Fase: Design Thinking, Ideation, Defining, Prototyping
Partisipan: End User, Stakeholder & Design Team
Kebutuhan: Sticky Notes, Paper, Pen

Output yang dihasilkan dari metode ini adalah:
·                     Problem Definition
·                     Customer Persona
·                     Customer Journey
·                     Low-Fidelity Prototype
·                     Product Backlog
2. In-Depth Interview
Memahami kebutuhan pengguna merupakan bagian terpenting dari pengembangan produk. Produk yang baik adalah yang datang dari wawasan mendalam. Untuk mendapatkan wawasan tersebut maka dilakukanlah proses dialog dengan pengguna secara langsung. In-Depth Interview adalah metode riset kualitatif wawancara dengan melibatkan reponden dari spektrum ekstrim yang berbeda untuk memberikan insight yang komprehensif. Workshop extreme lense dilakukan untuk mendapatkan segmentasi responden yang tepat sesuai dengan objektif yang diharapkan.
Fase Design Thinking: Empathizing
Partisipan: End User & Researcher
Kebutuhan: Buku catatan, alat menulis dan kamera

Output yang dihasilkan dari metode ini adalah:
·                     Customer Insights
3. Design Sprint
Design Sprint adalah proses pembuatan desain dalam bentuk medium fidelity prototype yang berlangsung selama 5–10 hari kerja. Bentuk yang termasuk ke dalam medium fidelity prototype biasanya adalah desain user interface dan mock-up interaktif yang menggunakan software desain dalam pembuatannya. Design Sprint dapat membantu menajamkan user experience design dari software tersebut sebelum terjun ke fase pengembangan berikutnya (coding)
Fase Design Thinking: Prototyping, Testing.

Output yang dihasilkan dari metode ini adalah:
·                     UI & UX Design
·                     Medium Fidelity Mockup
·                     Interactive Mockup
4. Usability Testing
Usability testing adalah suatu proses pengujian oleh pengguna yang bertujuan untuk menghasilkan data yang dapat dijadikan bukti bahwa produk yang telah dibuat dapat digunakan dengan baik oleh penggunanya. Pengujian ini akan membantu memvalidasi asumsi desain serta memastikan bahwa produk telah didesain sesuai dengan kebutuhan penggunanya.
Fase Design Thinking: Testing.

Output yang dihasilkan dari metode ini adalah:
·                     UI & UX Design Audit/Validation
5. Scrum Sprint
Scrum sprint adalah metode pengembangan software, dilakukan secara iteratif dan terus menerus, umumnya dilakukan sekitar 2 minggu setiap iterasinya. Sprint scrum diawali dengan rapat perencanaan sprint, yaitu dengan menetapkan dan mengidentifikasi serta perkiraan komitmen tujuan sprint yang dibuat. Kemudian pemilik dan tim produk memutuskan apa saja yang akan dikerjakan dalam satu sprint, untuk kemudian selama 2 minggu tersebut tim akan fokus menyelesaikan fitur-fitur yang sudah ditetapkan dalam sprint backlogScrum sprint mengakomodir perubahan desain ataupun fitur, namun tetap dalam koridor prioritas yang perlu diputuskan bersama antara klien dan product owner.
Fase Design Thinking: Prototyping

Output yang dihasilkan dari metode ini adalah:


Functional Software (High Fidelity Prototype)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar