Mei 03, 2023

Kisah 4 Pebisnis Muda Yang Mengembangkan Bisnisnya

Rachma Nurfikha Dewi

AB26-Rachma


Kisah 4 Pebisnis Muda Yang Mengembangkan Bisnisnya 




Karena muda bukan berarti takut, tetapi menjadi pemuda adalah tantangan untuk berkarya dan berkreasi dalam kolaborasi untuk menginspirasi bersama. Berikut 4 pebisnis muda yang sukses mengembangkan bisnisnya.

Bisnis Cueva

            Pendiri Cueva terdiri dari 9 orang mahasiswa, nama perusahannya adalah earth company. Mereka menekuni dunia bisnis kreatif di usia muda rata rata 19 tahun. Saat ini produk hasil ciptaan mereka baru dipasarkan melalui sosial media. Produksi maksimal Cueva adalah 24 buah dalam satu bulan, mereka yakin produk yang mereka pasarkan mampu bersaing dengan produk lainnya.

Asal mula gagasan membuat Cueva :

            awalnya pendiri ingin membuat produk yang dapat menggantikan cara orang mendengarkan musik. 9 pendiri ini memikirkan produk apa yang inovatif, ada teknologinya dan bisa diterima masyarakat. Ketemulah ide untuk membuat passive speaker. Pemasarannya menggunakan website ternyata membuat penilaian masyarakat cukup bagus. Semenjak pertama kali launching, banyak media yang datang.

            Untuk developingnya memakan waktu sekitar 5 bulan. Dari segi desain yang terpenting adalah bagian dalamnya sistemnya sendiri yang unik. Cueva berbentuk parabolik yang bisa menghasilkan suara. Cueva dibuat handcraft. Proses produksinya 3 Minggu bisa menghasilkan sekitar 25 buah. Cueva tidak memakai listrik dan alat elektronik di dalamnya dia sistemnya pure menggunakan resonansi suara. Cara kerjanya dari Handphone yang memiliki speaker lalu dimasukkan ke dalam tiga buah songket dan secara otomatis akan menghasilkan suara dari speaker handphonenya sendiri tanpa bantuan alat listrik.

Bahan utama cueva :

            Cueva sendiri terbuat dari kayu pohon sebagai bahan utamanya, pendiri sudah memikirkan untuk membuat sebuah program yang bernama one Cueva one tree setiap pembelian sebuah Cueva akan dikalkulasikan menjadi penanaman satu buah pohon.

 

Bisnis Growbox

Pendiri growbox terdiri dari 4 orang pekerja, nama perusahaan nya adalah ideas Indonesia, keempat anak muda ini menciptakan bisnis kreatif. Berawal dari keprihatinan mereka terhadap banyaknya makanan instan di zaman modern menghantarkan mereka menciptakan media tanam jamur tiram yang diberi nama growbox, yang berbentuk kubus dan terbuat dari kardus. Dalam menjalankan bisnisnya mereka bermitra dengan para petani jamur, setelah melewati proses pencampuran bahan, sterilisasi, ingkubasi, media tanam ini pun mereka sulap menjadi kotak tempat tumbuh jamur yang modern. Sehingga masyarakat pun dapat menikmati asyiknya bercocok tanam. Kini mereka sudah memasarkan empat jenis warna jamur yaitu putih, kuning, merah muda dan biru. Dalam satu tahun dipasarkan kini makin dikenal dan semakin diminati oleh berbagai kalangan masyarakat dari berbagai usia. Melalui jamur mereka bermimpi untuk dapat mengubah dunia.

Awal mula muncul gagasan membuat growbox :

            Indonesia ini adalah negara yang agraris, tapi terlalu banyak mengimpor bahan pangan. masyarakat sekarang ini sudah tidak peduli makanan datang dari mana. Berdasarkan yang Anisa lihat saat pergi ke Yogyakarta ada sebuah restoran yang menyajikan semuanya dengan jamur. Anisa tertarik dengan ini kemudian setelah di riset , ia buat. Dengan terciptanya growbox ini Anisa ingin mengajak masyarakat untuk menumbuhkan sendiri makanannya, sehingga mengubah lifestyle masyarakat yang biasa konsumtif dengan melibatkan mereka diproses pembentukannya. Selain itu ia memamerkan hasil usahanya ke Singapura dengan membawa 20 kotak growbox dan produknya disukai oleh masyarakat disana.

Media tanam growbox :

-recycle serbuk kayu

-olahan limbah kayu menjadi sesuatu yang bernilai

-sekam

-kapur

-dan bibit jamur

            Masing masing jamur tiram yang di tanam di growbox semuanya memiliki banyak manfaat untuk dikonsumsi.

Tujuan :

            Tujuan dari menjual produk ini adalah untuk mengedukasi masyarakat agar masyarakat juga tahu dan mengenal tentang makanan dan khasiatnya.

 

Bisnis Tonik Lia: gelang, dan aksesoris

            Lia melihat celah bisnis saat itu di mana para mahasiswa di kampusnya kerap berpenampilan fashionable dan mengikuti trend model. Setelah lulus kuliah dia semakin mengembangkan bisnisnya dan memiliki usaha bernama tonik atau toko unik. Saat ini dia sudah memiliki beberapa gerai di Jakarta dan Surabaya. Dia tidak pernah puas akan pencapaian yang untuk itu dia terus berinovasi menciptakan produk-produk baru yang unik dan tidak pasaran.

            Awalnya Lia berpikir bahwa anak desain itu suka memakai sesuatu yang unik dan tidak pasaran. Akhirnya saat itu memulai membuat pin bergambar lalu berkembang menjadi gelang dan lain lain, ternyata mendapat respon positif. Tujuan dari membuat bisnis ini adalah untuk meringankan ekonomi keluarga. Modal pertama kali yang digunakan Lia adalah berasal dari uang jajan yang terkumpul.

 

Bisnis Dea: baju batik

            Dea sudah memiliki puluhan pegawai usahanya mencapai ratusan juta rupiah per bulannya. Awalnya dea hanya membantu ibunya menjual koleksi batik namun ketertarikannya kepada batik berkembang sampai ia mulai berinisiatif memproduksi batik dari berbagai daerah. Batik-batik lama yang sudah tidak terpakai kemudian Dea kreasikan dengan berbagai motif batik lainnya menjadi sebuah desain yang indah dan memiliki nilai jual yang tinggi. Sebagai generasi muda dia tentunya sudah mulai terbiasa menggunakan media sosial ia memanfaatkan untuk memasarkan produknya dan sudah terbukti langkah yang diambilnya sudah efektif. Sampai saat ini dia masih terus ingin mengembangkan bisnisnya baginya kesempatan yang ia dapatkan saat ini merupakan salah satu jalan untuk membantu bersama



Tidak ada komentar:

Posting Komentar