Oktober 11, 2023

Startup - @AD02-Diky (Oleh Diky Arianto Tarihoran)

 Startup



Tertarik dengan dunia inovasi dan perubahan? Mari kita mulai dengan membahas startup, entitas bisnis yang menciptakan gelombang baru di pasar dengan ide-ide segar dan solusi kreatif.


        Apa itu startup 

        Startup adalah istilah yang merujuk pada perusahaan yang baru didirikan dan berfokus pada pengembangan dan penerapan ide, produk, atau layanan inovatif. Biasanya, startup muncul dengan tujuan memecahkan masalah tertentu di pasar atau memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi. Mereka seringkali beroperasi di lingkungan yang penuh ketidakpastian dan risiko tinggi serta memerlukan pendanaan eksternal untuk memulai dan tumbuh. Keberhasilan sebuah startup dapat tergantung pada sejumlah faktor, termasuk keunggulan inovasi, keberlanjutan model bisnis, serta kemampuan untuk merespons perubahan pasar.               


1. Model Bisnis dalam menjalankan sebuah usaha






Mari kita membuka tirai dunia startup dengan memahami "model bisnis." Dalam perjalanan inovatif sebuah startup, model bisnis menjadi fondasi utama yang menentukan cara perusahaan menghasilkan pendapatan dan mempertahankan operasionalnya.

Model bisnis adalah strategi atau rencana yang merinci bagaimana sebuah perusahaan bermaksud menghasilkan pendapatan dan keuntungan. Ini mencakup semua elemen, seperti cara perusahaan memasarkan produk atau layanan, menarik pelanggan, dan menghasilkan pendapatan. Model bisnis juga dapat menjelaskan cara perusahaan menyusun sumber daya dan aktivitasnya untuk mencapai tujuan finansial.

Manfaat Model Bisnis, yaitu:

1. Mengetahui Kompetitor

2. Menentukan nilai jual yang bisa unggul dalam persaingan

3. Mengetahui pasar yang dituju

4. Mematangkan produk yang ditawarkan

5. Mempermudah penentuan strategi bisnis


Macam-macam model bisnis, yaitu:

1. Franchise

2. Marketplace

3. Dropship

4. Subcription

5. Manufaktur

6. e-Commerce


Komponen model bisnis:

1. Value proposition

2. Target Market

3. Competitive

4. Cost Structure

5. Key Metrics 

6. Resources

7. Revenue Model

8. Revenue Streams

9. Profit Margin

10. Problem and Solution


2. Tahapan pendanaan dalam Startup




Sekarang, setelah kita memahami dasar-dasar model bisnis di balik startup, mari eksplorasi tahapan-tahapan pendanaan yang menjadi pendorong utama bagi pertumbuhan dan eksistensi perusahaan-perusahaan inovatif ini.

Pendanaan pada startup adalah aspek kritis dalam memastikan kelangsungan dan pertumbuhan perusahaan. Sumber pendanaan dapat diperoleh dari: Dana sendiri, Angel Investor, Institutinalized Investor, dan Bank. Serta Tahapan pendanaan pada startup (Funding) antara lain:

a. Tahap Pre-seed atau Bootstrap:

Pada tahap ini, pendiri startup menggunakan sumber daya pribadi atau dana yang diperoleh secara mandiri (bootstrap) untuk mengembangkan ide awal mereka. Biasanya, ini adalah periode eksperimen dan validasi konsep.

b.Tahap Seed Funding:

Tahap ini melibatkan pengumpulan modal pertama dari investor untuk membantu startup mengembangkan produk atau layanan mereka secara lebih konkret. Pendanaan benih ini sering kali digunakan untuk menguji pasar, membangun prototipe, dan merekrut tim kunci.

c. Tahapan Venture Capital:

Venture Capital (VC) adalah lembaga investasi yang menyediakan dana untuk startup dalam pertukaran saham atau kepemilikan perusahaan. Tahapan ini mencakup pembiayaan lebih lanjut setelah pendanaan benih, membantu startup untuk mempercepat pertumbuhan mereka.

d. Tahapan Pendanaan Seri-A:

Seri-A adalah tahap pendanaan yang lebih matang, di mana startup yang telah menunjukkan potensi pertumbuhan dan kesuksesan awal dapat memperoleh investasi yang lebih besar. Dana tersebut sering digunakan untuk memperluas operasi dan memasuki pasar yang lebih luas.

e. Tahapan Pendanaan Seri-B:

Pada tahap ini, startup yang telah melewati Seri-A dan berhasil mencapai tonggak-tonggak tertentu dapat memperoleh pendanaan tambahan. Dana ini dapat digunakan untuk skalabilitas lebih lanjut, diversifikasi produk, atau ekspansi global.

f. Tahapan Pendanaan Seri-C:

Seri-C adalah tahap pendanaan yang lebih lanjut, di mana startup dapat mengumpulkan dana yang signifikan untuk pertumbuhan lebih lanjut. Biasanya, ini melibatkan perusahaan yang sudah mapan dan siap untuk mencapai pasar yang lebih besar atau untuk akuisisi strategis.

g. Initial Public Offering (IPO):

IPO terjadi ketika sebuah perusahaan memutuskan untuk menjadi perusahaan publik dengan menawarkan sahamnya kepada masyarakat melalui bursa saham. Ini memberikan pendanaan besar bagi perusahaan dan memberikan kesempatan bagi investor awal untuk menjual saham mereka.

        Setiap tahapan pendanaan ini mencerminkan evolusi dan pertumbuhan startup dari fase awal hingga mencapai kematangan dan eksposur di pasar keuangan yang lebih luas.



3. Definisi dan Urgensi Manajemen Risiko



Mari kita memasuki dunia manajemen bisnis dengan membahas salah satu aspek yang sangat penting: Manajemen Risiko. Dalam perjalanan menuju keberhasilan, kemampuan untuk mengidentifikasi, menilai, dan mengelola risiko menjadi landasan yang krusial bagi setiap organisasi.


Manajemen risiko adalah seni dan ilmu untuk mengidentifikasi, menilai, dan mengelola ketidakpastian dalam upaya mencapai tujuan bisnis. Dalam dunia yang penuh dengan tantangan dan ketidakpastian, manajemen risiko menjadi navigasi yang cerdas, memungkinkan perusahaan untuk membuat keputusan yang terinformasi dan melindungi nilai-nilai inti mereka dari kemungkinan ancaman. Tujuan Manajemen Resiko ialah:

1. Melacak Sumber Risiko

2. Minimalisasikan kerugian akibat terjadinya risiko

3. Menyediakan Informasi risiko bagi perusahaan

4. Memberikan rasa aman bagi stakeholder

5. Menjaga stabilitas dan pertumbuhan perusahaan


Dalam menjalankan sebuah bisnis, pasti ada resiko yag ditimbulkan. Berikut merupakan jenis resiko berdasarkan manajemen resikonya, yaitu:

1. Risiko Bisnis

2. Risiko Geografis

3. Risiko Persaingan

4. Risiko Politik

5. Risiko Ketidakpastian Ekonomi


Komponen Manajemen risiko, antara lain:

1. Lingkungan Internal

2. Sasaran Analisa risiko

3. Identifikasi peristiwa penyebab risiko

4. Valuasi jenis risiko

5. Pengambilan keputusan atas risiko

6. Dokumentasi proses manajemen risiko

7. Menginformasikan risiko pada stakeholder






Tidak ada komentar:

Posting Komentar