Inilah
cara mengelola keuangan usaha dengan 7 Disiplin Finansial.
Pisahkan
Rekening Pribadi dengan Perusahaan. Hal ini Agar terhindar dari penggunaan
yang tidak disengaja atau dianggap uang Anda juga. Meskipun perusahaan 100%
milik Anda, pemisahan rekening ini akan lebih memudahkan untuk akurasi
perhitungan.
Bujetkan
Pengeluaran Bulanan. Termasuk gaji Anda. Gajilah diri Anda sesuai dengan
jabatan dan ‘angka’ kebutuhan Anda. Jika terpaksa pinjam, hitung sebagai
kasbon/utang yang harus dibayar di gajian berikutnya.
Buat
Proyeksi Arus Kas. Dengan proyeksi arus kas, Anda tahu, kapan akan
menerima duit, keluar duit, dan akan minus/plus duit. Dengan itu bisa diambil
langkah antisipasi sebelum terjadi minus.
Buat
Laporan Arus Kas. Idealnya adalah laporan keuangan (laba/rugi dan neraca).
Tapi, jika belum memungkinkan karena masih usaha baru, buatlah setidaknya
laporan keluar masuk duit.
Pisahkan
Akunting dengan Kasir. Jika bagian yang pegang duit (kasir) juga membuat
laporan keuangan, maka ada potensi manipulasi laporan. Misalnya, kas di laporan
ada, ternyata saat diaudit tak ada (terpakai untuk kepentingan pribadi).
Hindari
Uang Menginap di Karyawan. Banyak kejadian uang yang dibawa pulang ke
rumah cenderung akan dipakai, mulai dari alasan foya-foya, saudara sakit,
pulang kampung, sampai kucing cedera.
Lakukan
Cek Stok Secara Berkala. Celah manipulasinya adalah stok yang sudah
terjual, dilaporkan belum terjual. Alhasilnya, duitnya pun sudah raib
Biasakan!
Membuat catatan yang lengkap mengenai keuangan, baik itu cash flow (uang masuk / keluar), catatan omzet harian, mingguan dan bulanan, catatan pembelian usaha anda. Tidak perduli seberapa kecil usaha yang telah anda mulai, persiapkanlah pencatatannya dengan baik, agar jika suatu hari nanti usaha itu menjadi besar, anda sudah terbiasa….
Membuat catatan yang lengkap mengenai keuangan, baik itu cash flow (uang masuk / keluar), catatan omzet harian, mingguan dan bulanan, catatan pembelian usaha anda. Tidak perduli seberapa kecil usaha yang telah anda mulai, persiapkanlah pencatatannya dengan baik, agar jika suatu hari nanti usaha itu menjadi besar, anda sudah terbiasa….
Sebenarnya,
selain untuk alasan di atas, pencatatan keuangan sangat diperlukan untuk
mengukur kinerja dan target anda apakah sudah tercapai atau belum. Banyak usaha
kecil yang bangkrut padahal sebenarnya berpotensi menjadi besar, hanya karena
masalah pencatatan keuangan usaha ini.
Berikut
beberapa prinsip dasar manajemen keuangan untuk UKM.
Pisahkan
Uang Pribadi dan Uang Usaha (UP vs U2)
Kesalahan
yang paling banyak dan sering dilakukan para pelaku UKM adalah mencampurkan
uang usaha dengan uang pribadi. Mungkin karena usaha masih kecil, anda berpikir
tidak masalah jika mencampur uang usaha dengan uang pribadi. Namun yang sering
terjadi, anda akan menghadapi sulit membedakan pengeluaran pribadi dan usaha.
Sehingga, keperluan pribadi sedikit demi sedikit menggerogoti saldo uang usaha.
Jadi, segera pisahkan uang secara fisik. Jika perlu siapkan dua kotak atau amplop
atau dompet penyimpanan uang yang berbeda. Akan lebih baik lagi, jika anda
menggunakan jasa perbankan. Buka rekening yang khusus digunakan untuk bisnis.
Dan yang paling penting, bersikaplah disiplin dalam menerapkan pemisahan ini.
Sekali lagi, kuncinya adalah “disiplin” dan “komitmen”
Rencanakan
Penggunaan Uang (RPU)
Anda
tetap harus merencanakan penggunaan uang anda sebaik mungkin, bahkan saat anda
memiliki modal lebih banyak dari yang anda kira. Jangan hambur-hamburkan uang
meski saldo kas anda dalam posisi berlebih. Tanpa perencanaan yang matang,
segera saja anda akan menemukan diri anda dalam keadaan kekurangan dana.
Sesuaikan rencana pengeluaran dengan target-target penjualan dan penerimaan
kas. Tunda rencana-rencana belanja modal jika tidak memberikan manfaat dalam
meningkatkan penjualan atau menurunkan biaya-biaya. Lakukan analisa “cost
and benefit” untuk meyakinkan bahwa penggunaan uang anda tidak bakal
sia-sia dan memberikan return yang menguntungkan atau meningkatkan
profit usaha.
Buat
Buku Pencatatan Keuangan (BKM & BKK)
Mengelola
sebuah usaha tidak hanya cukup dikelola dengan ingatan, melainkan harus dengan
catatan yang lengkap. Minimal anda wajib memiliki Buku Kas Masuk (BKM) dan Buku
Kas Keluar (BKK) yang mencatat keluar masuknya uang. Kemudian anda wajib
mencocokkan setiap hari saldo uang secara fisik dengan catatan anda. Hal
ini dilakukan untuk mengontrol transaksi uang dan memastikan tidak ada uang
yang terselip. Tahapan selanjutnya, tingkatkan kemampuan administrasi anda
untuk mencatat penjualan dan biaya-biaya. Tidak kalah penting, anda juga harus
mencatat saldo-saldo hutang piutang, persediaan dan aset-aset tetap anda. Jika
mampu, gunakan sistem komputer untuk memudahkan proses pencatatan. Dan lebih
super lagi jika anda bisa menerapkan sistem akuntansi yang memadai,
sehingga bisa menampilkan laporan keuangan usaha, minimal dalam bentuk neraca
dan laba/rugi.
Hitung
Keuntungan dengan Benar (HKB)
Tujuan
anda sebagai seorang entrepreneur adalah menghasilkan keuntungan,
namun tahukah anda berapa keuntungan yang telah anda dapatkan? Menghitung
keuntungan dengan tepat sama pentingnya dengan menghasilkan keuntungan itu
sendiri. Bagian yang paling kritikal dalam menghitung keuntungan adalah
menghitung biaya-biaya. Sebagian besar biaya bisa diketahui karena melibatkan
pembayaran uang tunai. Sebagian yang lain tidak berupa uang kas, seperti
penyusutan dan amortisasi. Sebagian lagi belum terjadi namun perlu dicadangkan
untuk dikeluarkan di masa mendatang, seperti pajak dan bunga pinjaman.
Putar
Arus Kas (PAK)
Jangan
hanya berpusat pada keuntungan. Manajemen keuangan meliputi juga bagaimana anda
mengelola hutang, piutang dan persediaan. Banyak usaha mengalami kesulitan kas
meski catatan akuntansi mereka menunjukkan angka yang baik. Perhatikan
bagaimana anda memutar kas. Putaran kas anda melambat jika termin penjualan
kredit anda lebih lama ketimbang kulakannya, atau jika anda harus menyimpan
persediaan barang dagangan. Anda harus mengusahakan termin penjualan kredit
sama dengan pembelian kredit anda. Anda juga harus mampu menekan tingkat
persediaan sedemikian rupa agar tetap dapat memenuhi order namun tanpa
membebani keuangan.
Awasi
Harta, Hutang dan Modal (AHM)
Secara
berkala, anda perlu memeriksa persediaan di gudang dan memastikan semuanya
dalam keadaan lengkap dan baik. Namun sebelum anda bisa melakukan itu, anda
perlu mempunyai administrasi yang memadai untuk mengontrol semua itu. Hal yang
sama perlu anda lakukan terhadap piutang-piutang kepada pembeli dan
tagihan-tagihan dari suplier. Anda tidak mau ada tagihan yang macet atau
kedobelan membayar kepada suplier gara-gara catatan anda berantakan. Jika anda
tidak mampu melakukan semua itu sendiri, anda dapat mempekerjakan bagian
keuangan dan menetapkan prosedur keuangan yang cukup untuk memastikan bahwa harta
kekayaan usaha anda selalu terjaga dengan baik.
Sisihkan
Keuntungan untuk Pengembangan Usaha (SKPU)
Anda
berhak menikmati keuntungan dari bisnis anda, tapi bukan berarti anda boleh
menghabiskannya begitu saja. Anda tetap harus menyisihkan sebagian keuntungan
untuk pengembangan usaha. Salah satu tugas penting manajemen keuangan adalah
menjaga kelangsungan hidup bisnis dengan mendorong dan mengarahkan investasi ke
bidang-bidang lain yang juga menguntungkan.
Semakin
besar usaha anda, semakin kompleks pula pengelolaan keuangannya. Ketika usaha
anda melibatkan kreditor dan investor, maka semakin tinggi tuntutan untuk
mempunyai sistem pencatatan keuangan yang baik. Keberhasilan usaha anda tidak
hanya ditentukan oleh kemampuan anda menjual, melainkan juga mengatur keuangan.
Semoga bermanfaat.
ika
ingin sukses jangan pernah mengesampingkan masalah pengelolaan keuangan usaha
yang sedang kita jalankan. Ingat, berhasil dan tidaknya usaha yang kita bangun
sangat bergantung bagaimana pengelolaan keuangan yang kita lakukan, apalagi di
awal-awal usaha didirikan. Jika ingin usaha sukses maka kita harus mampu
mengelola keuangan usaha kecil tersebut dengan baik. Jika tidak dikelola dengan
baik maka jangan berharap banyak usaha kita tersebut akan sukses.
Ada
kalanya pebisnis mengeluh penghasilan dari usahanya selalu habis sebelum
ditabung. Kalau pun ada yang bisa ditabung, jumlahnya hanya sedikit. Padahal,
proyek yang ia terima cukup banyak. Seharusnya, usahanya bisa berjalan lancar
dan hidupnya bisa senang meski sedang tidak ada order. Namun, yang terjadi
justrusebaliknya.
Hal ini mungkin pernah dialami oleh sebagian orang yang mengawali dunia usaha. Apalagi, jika usaha tergolong jenis usaha keluarga. Pada awal usaha, saat mendapat proyek, uang selalu saja habis untuk menghidupi keluarga. Istilahnya, saat sudah senang, lupa segalanya. Lupa harus bayar listrik, telepon, internet, transportasi, dan sebagainya.
Hal ini mungkin pernah dialami oleh sebagian orang yang mengawali dunia usaha. Apalagi, jika usaha tergolong jenis usaha keluarga. Pada awal usaha, saat mendapat proyek, uang selalu saja habis untuk menghidupi keluarga. Istilahnya, saat sudah senang, lupa segalanya. Lupa harus bayar listrik, telepon, internet, transportasi, dan sebagainya.
Berikut
ini adalah sumber-sumbernya sebagai berikut :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar