1 Pegertian
Kewirausahaan
Kewirausahaan adalah
kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk
mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melalui
berfikir kreatif dan inovatif. Suryana (2003) mengatakan bahwa kewirausahaan
merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan nilai tambah di pasar melalui
proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda melalui :
a. Pengembangan
teknologi baru
b. Penemuan
pengetahuan ilmiah baru
c. Perbaikan
produk barang dan jasa yang ada
d. Penemuan
cara-cara baru untuk menghasilkan barang lebih banyak dengan sumber daya lebih
efisien
Kreativitas adalah kemampuan untuk
mengembangkan ide-ide baru dan cara-cara baru dalam pemecahan masalah dan
menemukan peluang. Sedangkan inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan
kreativitas dalam rangka pemecahan masalah dan menemukan peluang.
Jadi kreativitas adalah kemampuan untuk
memikirkan sesuatu yang baru dan berbeda, sedangkan inovasi merupakan kemampuan
untuk melakukan sesuatu yang baru dan berbeda.
Kepercayaan diri merupakan suatu paduan
sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas atau pekerjaan. Dalam
praktik, sikap dan kepercayaan ini merupakan sikap dan keyakinan untuk memulai,
melakukan dan menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan yang dihadapi. Oleh
sebab itu kepercayaan diri memiliki nilai keyakinan, optimisme, individualitas,
dan ketidaktergantungan. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri cenderung
memiliki keyakinan akan kemampuannya untuk mencapai keberhasilan (Anonim,
2010).
2 Percaya
Diri
Percaya diri adalah sikap positif yang
memampukan dirinya untuk mengembangkan nilai positif (optimis) terhadap diri
sendiiri maupun lingkungannya atau situasi yang dihadapinya, dan merasa
memiliki kompetensi (kemampuan), keyakinan serta percaya bahwa dia bias
melakukan apapun.
Sikap percaya diri, memudahkan kita
dalam berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam pergaulan, bidang
perdagangan, lingkup pendidikan dan lain-lain. Sikap ini didukung oleh adanya
pengalaman, potensi (ability), serta harapan yang realistis terhadap diri
sendiri.
Percaya diri dalam menentukan sesuatu,
percaya diri dalam menjalankan sesuatu, percaya diri bahwa kita dapat
mengatasi berbagai resiko yang dihadapi merupakan faktor yang mendasar yang
harus dimiliki oleh wirausaha. Seseorang yang memiliki jiwa wirausaha merasa
yakin bahwa apa-apa yang diperbuatnya akan berhasil walaupun akan menghadapi
berbagai rintangan. Tidak selalu dihantui rasa takut akan kegagalan sehingga
membuat dirinya optimis untuk terus maju.
Ciri-ciri percaya diri :
1) Percaya
kemampuan diri
2) Tidak
terdorong sikap kompromis untuk diterima orang lain
3) Berani
menerima dan menolak orang lain
4) Berani
jadi diri sendiri
5) Punya
pengendalian diri yang baik
6) Memiliki
control diri
7) Memunyai
cara pandang positif ttg diri sendiri, orang lain, situasi di luar dirinya
8) Memiliki
harapan yg realistis.
Ciri individu yang tidak percaya diri :
1) Menunjukan
sikap kompromis selalu
2) Takut
& khawatir akan penolakan
3) Sulit
menerima realita diri sendiri
4) Pesimis,
menilai segala sesuatu dari sisi negative
5) Takut
gagal
6) Menghindari
segala resiko, tdk berani memasang target untuk berhasil
7) Sulit
menerima pujian tulus dari orang lain
8) Sulit
memposisikan diri dalam posisi terakhir
9) Tidak
kritis, selalu menyalahkan diri sendiri, mengecilkan arti keberhasilan sendiri
Adapun cara menumbuhkan rasa percaya
diri :
1) Memulai
dari dalam diri sendiri
2) Evaluasi
diri dgn jujur & objective
3) Positive
thinking
4) Gunakan
self afirmation”Saya pasti bisa”…
5) Berani
ambil resiko
6) Belajar
mensyukuri & menikmati karunia Tuhan YME
7) Menetapkan
tujuan yg realistis
8) Untuk
tampil percaya diri, kita tentunya memerlukan suatu trik atau pedoman yang dapat
kita teladani. Antara lain : Masuk ruangan mengesankan, kuasai ruangan, imbangi
jika membuat kesalahan, belajar mengatakan cerita, tetap tenang, gerakan tubuh,
perhatikan gaya busana, bernapas dalam-dalam, memberi dan menerima, mempercayai
diri sendiri, dan lain-lain.
3 Kewirausahaan
1. Pengertian
Kewirausahaan
Istilah kewirausahaan
berasal dari terjemahan “Entrepreneurship” yang secara harfiah diterjemahkan
sebagai “perantara”. Wirausaha sendiri berasal dari Bahasa Perancis,
Entrepreneur yang dalam Bahasa Inggris berarti go between yang berarti “antara”
(Alma, 2005, h.21). Sedangkan dalam Bahasa Jerman, unternehmer yang berarti
orang yang memiliki sekaligus menjalankan sendiri usahanya (Drucker, 1996,
h.25). Pengertian kewirausahaan dari uraian suku kata terdiri dari kata awalan
ke dan akhiran an, wira dan usaha. Awalan ke dan akhiran-an menunjukkan kata
benda abstrak tentang sifat, sedangkan wira berarti manusia unggul, pahlawan,
pendekar, teladan, berbudi luhur, berjiwa besar, gagah berani serta memiliki
keagungan watak, usaha berarti pekerjaan amal, bekerja, berbuat sesuatu. Dengan
demikian kewirausahaan berarti sekumpulan sifat-sifat atau watak yang dimiliki
oleh individu yang menunjukkan besarnya potensi untuk menjadi wirausahawan
(Herawati, 1998, h.11).
Kewirausahaan adalah
sikap individu dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada
mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja baru, teknologi baru dan produk
baru atau memberi nilai tambah barang dan atau jasa (Drucker, 1996, h.27-30;
Suryana, 2001, h.5; Meredith dkk, 1996, h.9; Siagian, 1996, h.12).
Wirausahawan adalah
orang yang menciptakan dan melakukan kegiatan wirausaha (Bygrave, 1994, h.2;
As`ad, 2001, h.146;
Schumpeter dalam
Alma, 2005, h.21). Wirausaha ialah usaha yang dijalankan secara mandiri dan
berwirausaha berarti melakukan kegiatan menciptakan dan menjalankan usaha
mandiri (Zimmerer dan Scarborough, 2002, h.3; Hisrich dan Peters, 2000, h.67).
Kewirausahaan yang
tumbuh dalam keluarga atau kelompok masyarakat merupakan suatu aset yang sangat
berharga bagi bangsa Indonesia karena akan sangat membantu perekonomian
Indonesia yang masih belum stabil. Masyarakat masih banyak yang berpendapat
bahwa untuk memulai usaha dibutuhkan modal yang tidak sedikit, kebutuhan akan
modal yang banyak ditepis oleh para wirausahawan. Para wirausahawan yang telah
berhasil menyatakan bahwa berwirausaha tidak selalu harus dimulai dengan modal
yang besar. Bisa dimulai dengan usaha kecil maupun menengah yang ternyata juga
mampu member sumbangan yang besar pada perekonomian Indonesia. PT HM Sampoerna,
yang merupakan salah satu perusahaan terbesar di Indonesia dengan nilai
kapitalisasi yang menakjubkan. Produk pertamanya, Dji Sam Soe, muncul pertama
kali 91 tahun lalu, diproduksi dan dipasarkan oleh Bapak Lim Seng Tie (pendiri
Sampoerna) dari nol atau tanpa modal sama sekali (Sadino, 2004).
Wirakusumo (Suryana, 2001, h.4)
menyatakan bahwa kewirausahaan merupakan tulang punggung perekonomian suatu
bangsa. Semangat yang terkandung dalam kewirausahaan,yang dikenal dengan
istilah entrepreneurship, pada hakekatnya adalah segala upaya untuk menciptakan
kemakmuran bagi individu atau sekelompok orang yang juga harus dapat memberikan
nilai positif bagi masyarakat luas sehingga akan mendorong individu lain untuk
berwirausaha dan diharapkan dapat meningkatkan perekonomian bangsa. Jika
sekelompok individu berasal dari kalangan bawah (masyarakat ekonomi lemah),
maka peningkatan kemakmuran akan mengurangi kemiskinan dan kesenjangan sosial
ekonomi di antara kelompok masyarakat individu berasal. Peningkatan kemakmuran
kelompok terjadi karena usaha akan melibatkan kalangan masyarakat wirausahawan
berasal (Suseno, 2003, h.66).
Suryana (2003)
mengatakan bahwa kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan
nilai tambah di pasar melalui proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara
baru dan berbeda melalui :
1 Pengembangan
teknologi baru
2 Penemuan
pengetahuan ilmiah baru
3 Perbaikan
produk barang dan jasa yang ada
4 Penemuan
cara-cara baru untuk menghasilkan barang lebih banyak dengan sumber daya lebih
efisien Sikap negatif terhadap usaha kecil maupun usaha rumahan merupakan
salah satu sifat yang menghambat untuk berwirausaha, kenyataannya banyak bisnis
besar dimulai dari dapur atau garasi.
Faktor penghambat lain yaitu yang bisa
disebut sebagai “sindroma formalitas”, banyak individu merasa belum mantap
berwirausaha bila belum memiliki kantor, status perusahaan, dan staff yang
memadai. Untuk merintis jalan sebagai wirausahawan tidak perlu menunggu punya
uang dulu baru berbisnis, juga tidak perlu menunggu menjadi perusahaan. Belum
memiliki kantor, konsultan, sekretaris, dan sebagainya bukan penghambat untuk
memulai bisnis, demikian dikatakan Khasali (Suwandi, 2006).
2. Karakteristik Kewirausahaan
Ciri-ciri wirausaha yang berhasil menurut Kasmir :
Ciri-ciri wirausaha yang berhasil menurut Kasmir :
a) Memiliki
visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk menebak ke mana langkah dan
arah yang dituju sehingga dapat diketahui langkah yang harus dilakukan oleh
pengusaha tersebut
b) Inisiatif
dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di mana pengusaha tidak
hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan.
hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan.
c) Berorientasi
pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih baik
daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta
kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap waktu segala aktifitas usaha
yang dijalankan selalu dievaluasi dan harus lebih baik dibanding sebelumnya.
d) Berani
mengambil risiko. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki seorang pengusaha
kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang maupun waktu.
e) Kerja
keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana ada peluang di
situ dia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha sulit untuk mengatur waktu kerjanya.
Benaknya selalu memikirkan kemajuan usahanya. Ide-ide baru selalu mendorongnya
untuk bekerja kerjas merealisasikannya. Tidak ada kata sulit dan tidak ada
masalah yang tidak dapat diselesaikan.
f) Bertanggung
jawab terhadap segala aktifitas yang dijalankannya, baik sekarang maupun yang
akan datang. Tanggungjawab seorang pengusaha tidak hanya pada segi material,
tetapi juga moral kepada berbagai pihak.
g) Komitmen
pada berbagai pihak merupakan ciri yang harus dipegang teguh dan harus ditepati.
Komitmen untuk melakukan sesuatu memang merupakan kewajiban untuk segera
ditepati dana direalisasikan.
h) Mengembangkan
dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak, baik yang berhubungan
langsung dengan usaha yang dijalankan maupun tidak. Hubungan baik yang perlu
dlijalankan, antara lain kepada : para pelanggan, pemerintah, pemasok, serta
masyarakat luas.
Adapun aspek-aspek kejiwaan yang
mencirikan bahwa seseorang dikatakan memilki jiwa wirausaha adalah sebagai
berikut (Suryana, 2003) apabila :
1. Percaya
diri (yakin, optimis dan penuh komitmen)
Percaya diri dalam menentukan sesuatu, percaya diri dalam menjalankan sesuatu, percaya diri bahwa kita dapat mengatasi berbagai resiko yang dihadapi merupakan faktor yang mendasar yang harus dimiliki oleh wirausaha. Seseorang yang memiliki jiwa wirausaha merasa yakin bahwa apa-apa yang diperbuatnya akan berhasil walaupun akan menghadapi berbagai rintangan. Tidak selalu dihantui rasa takut akan kegagalan sehingga membuat dirinya optimis untuk terus maju.
Percaya diri dalam menentukan sesuatu, percaya diri dalam menjalankan sesuatu, percaya diri bahwa kita dapat mengatasi berbagai resiko yang dihadapi merupakan faktor yang mendasar yang harus dimiliki oleh wirausaha. Seseorang yang memiliki jiwa wirausaha merasa yakin bahwa apa-apa yang diperbuatnya akan berhasil walaupun akan menghadapi berbagai rintangan. Tidak selalu dihantui rasa takut akan kegagalan sehingga membuat dirinya optimis untuk terus maju.
2. Berinisiatif
(energik dan percaya diri)
Menunggu sesuatu yang tidak pasti merupakan sesuatu yang paling dibenci oleh seseorang yang memiliki jiwa wirausaha. Dalam menghadapi dinamisnya kehidupan yang penuh dengan perubahan dan persoalan yang dihadapi, seorang wirausaha akan selalu berusaha mencari jalan keluar. Mereka tidak ingin hidupnya digantungkan pada lingkungan, sehingga akan terus berupaya mencari jalan keluarnya.
Menunggu sesuatu yang tidak pasti merupakan sesuatu yang paling dibenci oleh seseorang yang memiliki jiwa wirausaha. Dalam menghadapi dinamisnya kehidupan yang penuh dengan perubahan dan persoalan yang dihadapi, seorang wirausaha akan selalu berusaha mencari jalan keluar. Mereka tidak ingin hidupnya digantungkan pada lingkungan, sehingga akan terus berupaya mencari jalan keluarnya.
3. Memiliki
motif berprestasi (berorientasi hasil dan berwawasan ke depan)
Berbagai target demi mencapai sukses dalam kehidupan biasanya selalu dirancang oleh seorang wirausaha. Satu demi satu targetnya terus mereka raih. Bila dihadapkan pada kondisi gagal, mereka akan terus berupaya kembali memperbaiki kegagalan yang dialaminya. Keberhasilan demi keberhasilan yang, diraih oleh seseorang yang berjiwa entrepreneur menjadikannya pemicu untuk terus meraih sukses dalam hidupnya. Bagi mereka masa depan adalah kesuksesan, dan kesuksesan adalah keindahan yang harus dicapai dalam hidupnya.
Berbagai target demi mencapai sukses dalam kehidupan biasanya selalu dirancang oleh seorang wirausaha. Satu demi satu targetnya terus mereka raih. Bila dihadapkan pada kondisi gagal, mereka akan terus berupaya kembali memperbaiki kegagalan yang dialaminya. Keberhasilan demi keberhasilan yang, diraih oleh seseorang yang berjiwa entrepreneur menjadikannya pemicu untuk terus meraih sukses dalam hidupnya. Bagi mereka masa depan adalah kesuksesan, dan kesuksesan adalah keindahan yang harus dicapai dalam hidupnya.
4. Memiliki
jiwa kepemimpinan (berani tampil berbeda dan berani mengambil resiko dengan
penuh perhitungan)
Leadership atau kepemimpinan merupakan faktor kunci menjadi wirausahawan sukses. Berani tampil ke depan menghadapi sesuatu yang baru walaupun penuh resiko. Keberanian ini tentunya dilandasi perhitungan yang rasional.
Seorang yang takut untuk tampil memimpin dan selalu melemparkan tanggung jawab kepada orang lain, akan sulit meraih sukses dalam berwirausaha. Sifat-sifat tidak percaya diri, minder, malu yang berlebihan, takut salah dan merasa rendah diri adalah sifat-sifat yang harus ditinggalkan dan dibuang jauh-jauh dari diri kita apabila ingin meraih sukses dalam berwirausaha.
Leadership atau kepemimpinan merupakan faktor kunci menjadi wirausahawan sukses. Berani tampil ke depan menghadapi sesuatu yang baru walaupun penuh resiko. Keberanian ini tentunya dilandasi perhitungan yang rasional.
Seorang yang takut untuk tampil memimpin dan selalu melemparkan tanggung jawab kepada orang lain, akan sulit meraih sukses dalam berwirausaha. Sifat-sifat tidak percaya diri, minder, malu yang berlebihan, takut salah dan merasa rendah diri adalah sifat-sifat yang harus ditinggalkan dan dibuang jauh-jauh dari diri kita apabila ingin meraih sukses dalam berwirausaha.
5. Suka tantangan
seseorang yang memiliki sifat percaya diri dan selalu optimis, akan selalu melakukan hal-hal yang bersifat menantang. Mereka tertantang untuk lebih maju dan menjadi lebih baik.
seseorang yang memiliki sifat percaya diri dan selalu optimis, akan selalu melakukan hal-hal yang bersifat menantang. Mereka tertantang untuk lebih maju dan menjadi lebih baik.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kewirausahaan
Faktor-faktor yang
mempengaruhi kewirausahaan dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor internal dan
eksternal. Faktor internal merupakan faktor dari dalam individu itu sendiri
sedangkan faktor eksternal merupakan hasil interaksi individu dengan
lingkungannya (Suryana, 2001, h.34). Faktor-faktor yang mempengaruhi
kewirausahaan antara lain:
A. Faktor internal, meliputi
a) Kebutuhan
berprestasi (need for achievement); kebutuhan berprestasi mendorong individu
untuk menghasilkan yang terbaik (Suryana, 2001, h.34). Lambing dan Kuehl (2000,
h.17) menyatakan bahwa tujuan yang ingin dicapai seorang wirausahawan
dipengaruhi oleh kebutuhan akan berprestasinya yang mendorong individu untuk
menghasilkan yang terbaik dan biasanya memiliki inisiatif serta keinginan yang
kuat untuk mengungkapkan ide-ide dalam pikirannya, menyampaikan gagasan demi
mencapai suatu kesuksesan.
b) Internal
locus of control; dijelaskan lebih lanjut oleh Lambing dan Kuehl (2000, h.17),
individu yang memiliki internal locus of control mempercayai bahwa kegagalan
dan kesuksesan yang dialami ditentukan dari usaha yang dilakukan. Individu
yakin akan kemampuan yang dimiliki dan berusaha keras mencapai tujuannya
(Riyanti, 2003, h.60). Berdasarkan penelitian Rotter (Hisrich dan Peters, 2000,
h.69) terhadap wirausaha menunjukkan bahwa internal locus of control
berhubungan dengan motivasi berwirausaha dan berkorelasi positif dengan
kesuksesan dalam berkarir.
c) Kebutuhan
akan kebebasan (need for independence); Hisrich dan Peters (2000, h.71)
menjelaskan lebih lanjut bahwa seorang wirausahawan diharuskan untuk melakukan
sesuatu berdasarkan caranya sendiri, sehingga memiliki kebutuhan akan kebebasan
yang tinggi. Kebutuhan akan kebebasan berarti kebutuhan individu untuk
mengambil keputusan sendiri, menentukan tujuan sendiri serta melakukan tindakan
untuk mencapai tujuan dengan caranya sendiri.
d) Nilai-nilai
pribadi; nilai-nilai pribadi sangat penting bagi para wirausahawan (Suryana,
2001, h.34). Hisrich dan Peters (2000, h.72) serta Hunter (2003, h.5)
menyatakan beberapa penelitian menunjukkan bahwa wirausaha mempunyai sifat
dasar mengenai proses manajemen dan bisnis secara umum yang membantu individu
menciptakan dan mempertahankan bisnis yang dirintis. Sifat dasar meliputi nilai
kemenangan bagi individu yang berarti berhasil mengaktualisasikan dirinya.
Nilai-nilai pribadi diterangkan lebih lanjut oleh Durkin (1995, h.152) yang
menyatakan bahwa nilai pribadi akan menjadi dasar bagi individu pada saat
mengambil keputusan dalam membuat perencanaan untuk mencapai kesuksesan.
e) Pengalaman;
diartikan sebagai pengalaman kerja individu sebelum memutuskan kewirausahaan
sebagai pilihan karir. Hisrich dan Peters, (2000, h.74) menyatakan bahwa
pengalaman kerja mempengaruhi individu dalam menyusun rencana dan
melakukan langkah-langkah selanjutnya.
B. Faktor eksternal, meliputi
1. Role
model; merupakan faktor penting yang mempengaruhi individu dalam memilih
kewirausahaan sebagai karir. Orang tua, saudara, guru atau wirausahawan lain
dapat menjadi role model bagi individu. Individu membutuhkan dukungan dan
nasehat dalam setiap tahapan dalam merintis usaha, role model berperan sebagai
mentor bagi individu. Individu juga akan meniru perilaku yang dimunculkan oleh
role model.
2. Dukungan
keluarga dan teman; dukungan dari orang dekat akan mempermudah individu
sekaligus menjadi sumber kekuatan ketika menghadapi permasalahan (Hisrich dan
Peters, 2000, h.75).
3. Pendidikan;
pendidikan formal berperan penting dalam kewirausahaan karena memberi bekal
pengetahuan yang dibutuhkan dalam mengelola usaha terutama ketika menghadapi suatu
permasalahan.
Berdasarkan pendapat para ahli maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi kewirausahaan ada dua, yakni faktor internal yang merupakan faktor dari dalam diri individu dan faktor eksternal yang merupakan hasil interaksi individu dengan lingkungannya. Faktor internal meliputi kebutuhan berprestasi, internal locus of control, kebutuhan akan kebebasan, nilai-nilai pribadi, dan pengalaman, sedangkan faktor eksternal meliputi role model, dukungan keluarga dan teman, serta pendidikan.
Berdasarkan pendapat para ahli maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi kewirausahaan ada dua, yakni faktor internal yang merupakan faktor dari dalam diri individu dan faktor eksternal yang merupakan hasil interaksi individu dengan lingkungannya. Faktor internal meliputi kebutuhan berprestasi, internal locus of control, kebutuhan akan kebebasan, nilai-nilai pribadi, dan pengalaman, sedangkan faktor eksternal meliputi role model, dukungan keluarga dan teman, serta pendidikan.
C. Menumbuhkan
Kompetensi Kewirausahaan
Wirausaha yang sukses pada umumnya
adalah mereka yang memiliki kompetensi yaitu : seseorang yang memiliki ilmu
pengetahuan, keterampilan dan kualitas individu yang meliputi sikap, motivasi,
nilai serta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan/kegiatan.
1. Keterampilan
yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha adalah :
Managerial skill atau keterampilan manajerial merupakan bekal yang harus dimiliki wirausaha. Seorang wirausahawan harus mampu menjalankan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan agar usaha yang dijalankannya dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Kemampuan menganalisis dan mengembangkan pasar, kemampuan mengelola sumber daya manusia, material, uang, fasilitas dan seluruh sumber daya perusahaan merupakan syarat mutlak untuk menjadi wirausaha sukses.
Secara garis besar ada dua cara untuk menumbuhkan kemampuan manajerial, yaitu melalui jalur formal dan informal. Jalur formal misalnya melalui jenjang lembaga pendidikan sekolah menengah kejuruan bisnis dan manajemen atau melalui pendidikan tinggi misalnya departemen administrasi niaga atau departemen manajemen yang tersebar berbagai perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Jalur informal, misalnya melalui seminar, pelatihan dan otodidak serta melalui pengalaman.
Managerial skill atau keterampilan manajerial merupakan bekal yang harus dimiliki wirausaha. Seorang wirausahawan harus mampu menjalankan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan agar usaha yang dijalankannya dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Kemampuan menganalisis dan mengembangkan pasar, kemampuan mengelola sumber daya manusia, material, uang, fasilitas dan seluruh sumber daya perusahaan merupakan syarat mutlak untuk menjadi wirausaha sukses.
Secara garis besar ada dua cara untuk menumbuhkan kemampuan manajerial, yaitu melalui jalur formal dan informal. Jalur formal misalnya melalui jenjang lembaga pendidikan sekolah menengah kejuruan bisnis dan manajemen atau melalui pendidikan tinggi misalnya departemen administrasi niaga atau departemen manajemen yang tersebar berbagai perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Jalur informal, misalnya melalui seminar, pelatihan dan otodidak serta melalui pengalaman.
2. Conceptual
skill
Kemampuan untuk merumuskan tujuan,
kebijakan dan strategi usaha merupakan landasan utama menuju wirausaha sukses.
Tidak mudah memang mendapatkan kemampuan ini. Kita harus akstra keras belajar
dari berbagai sumber dan terus belajar dari pengalaman sendiri dan pengalaman
orang lain dalam berwirausaha.
3. Human
skill (keterampilan memahami, mengerti, berkomunikasi dan berelasi)
Supel, mudah bergaul, simpati dan empati kepada orang lain adalah modal keterampilan yang sangat mendukung kita menuju keberhasilan usaha. Dengan keterampilan seperti ini, kita akan memiliki banyak peluang dalam merintis dan mengembangkan usaha.
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan ini misalnya denganmelatih diri diberbagai organisasi, bergabung dengan klub-klub hobi dan melatih kepribadian kita agar bertingkah laku mentenangkan bagi orang lain
Supel, mudah bergaul, simpati dan empati kepada orang lain adalah modal keterampilan yang sangat mendukung kita menuju keberhasilan usaha. Dengan keterampilan seperti ini, kita akan memiliki banyak peluang dalam merintis dan mengembangkan usaha.
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan ini misalnya denganmelatih diri diberbagai organisasi, bergabung dengan klub-klub hobi dan melatih kepribadian kita agar bertingkah laku mentenangkan bagi orang lain
4. Decision
making skill (keterampilan merumuskan masalah dan mengambil keputusan)
Sebagai seorang wirausaha, kita seringkali dihadapkan pada kondisi ketidakpastian. Berbagai permasalahan biasanya bermunculan pada situasi seperti ini. Wirausaha dituntut untuk mampu menganalisis situasi dan merumuskan berbagai masalah untuk dicarikan berbagai alternatif pemecahannya.
Sebelum mengambil keputusan, wirausaha harus mampu mengelola informasi sebagai bahan dasar pengambilan keputusan. Keterampilan memutuskan dapat kita pelajari dan kita bangun melalui berbagai cara. Selain pendiudikan formal, pendidikan informal melalui pelatihan, simulasi dan berbagi pengalaman dapat kita peroleh.
Sebagai seorang wirausaha, kita seringkali dihadapkan pada kondisi ketidakpastian. Berbagai permasalahan biasanya bermunculan pada situasi seperti ini. Wirausaha dituntut untuk mampu menganalisis situasi dan merumuskan berbagai masalah untuk dicarikan berbagai alternatif pemecahannya.
Sebelum mengambil keputusan, wirausaha harus mampu mengelola informasi sebagai bahan dasar pengambilan keputusan. Keterampilan memutuskan dapat kita pelajari dan kita bangun melalui berbagai cara. Selain pendiudikan formal, pendidikan informal melalui pelatihan, simulasi dan berbagi pengalaman dapat kita peroleh.
5. Time
managerial skill ( keterampilan mengatur dan menggunakan waktu)
Para pakar psikologi mengatakan bahwa salah satu penyebab atau sumber stress adalah ketidakmampuan seseorang dalam mengatur waktu dan pekerjaan. Ketidakmampuan mengelola waktu membuat pekerjaan menjadi menumpuk atau tak kunjung selesai sehingga membuat jiwanya gundah dan tidak tenang. Seorang wirausaha harus terus belajar mengelola waktu. Keterampilan mengelola waktu dapat memperlancar pelaksanaan pekerjaan dan rencana-rencana yang telah digariskan. Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk mencapai kesuksesan atau kegagalan daripada usaha yang kurang menantang. Wirausaha menghindari situasi risiko yang rendah karena tidak ada tantangan dan menjauhi situasi risiko yang tinggi karena ingin berhasil. Pada situasi ini ada dua alternatif yang harus dipilih yaitu alternatif yang mengangung risiko dan alternatif yang konservatif . Pilihan terhadap risiko tergantung pada :
Para pakar psikologi mengatakan bahwa salah satu penyebab atau sumber stress adalah ketidakmampuan seseorang dalam mengatur waktu dan pekerjaan. Ketidakmampuan mengelola waktu membuat pekerjaan menjadi menumpuk atau tak kunjung selesai sehingga membuat jiwanya gundah dan tidak tenang. Seorang wirausaha harus terus belajar mengelola waktu. Keterampilan mengelola waktu dapat memperlancar pelaksanaan pekerjaan dan rencana-rencana yang telah digariskan. Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk mencapai kesuksesan atau kegagalan daripada usaha yang kurang menantang. Wirausaha menghindari situasi risiko yang rendah karena tidak ada tantangan dan menjauhi situasi risiko yang tinggi karena ingin berhasil. Pada situasi ini ada dua alternatif yang harus dipilih yaitu alternatif yang mengangung risiko dan alternatif yang konservatif . Pilihan terhadap risiko tergantung pada :
a. Daya
tarik setiap alternative
b. Kesediaan
untuk rugi
c. Kemungkinan
relatif untuk sukses atau gagal
Selanjutnya kemampuan untuk mengambil risiko tergantung dari :
Selanjutnya kemampuan untuk mengambil risiko tergantung dari :
a. Keyakinan
pada diri sendiri
b. Kesediaan
untuk menggunakan kemampuan dalam mencari peluang dan kemungkinan untuk
memperoleh keuntungan
c. Kemampuan
untuk menilai situasi risiko secara realities
d. Kempemimpinan
Seorang wirausaha harus memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan, keteladanan. Ia selalu menampilkan produk dan jasa-jasa baru dan berbeda sehingga ia menjadi pelopor baik dalam proses produksi maupun pemasaran. Dan selalu memanfaatkan perbedaan sebagai suatu yang menambah nilai.
Seorang wirausaha harus memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan, keteladanan. Ia selalu menampilkan produk dan jasa-jasa baru dan berbeda sehingga ia menjadi pelopor baik dalam proses produksi maupun pemasaran. Dan selalu memanfaatkan perbedaan sebagai suatu yang menambah nilai.
e. Berorientasi
ke masa depan
Wirausaha harus memiliki perspektif dan
pandangan ke masa depan, kuncinya adalah dengan kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dari yang ada sekarang.
f. Keorisinilan
: Kreativitas dan Inovasi
Wirausaha yang inovatif adalah orang
yang memiliki ciri-ciri :
a. Tidak
pernah puas dengan cara-cara yang dilakukan saat ini, meskipun cara tersebut
cukup baik
b. Selalu
menuangkan imajinasi dalaam pekerjaannya
c. Selalu
ingin tampil berbeda atau selalu memanfaatkan perbedaan
Kewirausahaan adalah berfikir dan
bertindak sesuatu yang baru atau berpikir sesuatu yang lama dengan cara-cara
baru.
Menurut Everett E. Hagen ciri-ciri
innovational personality sebagai berikut :
a. Openness
to experience, terbuka terhadap pengalaman
b. Creative
imagination, memiliki kemampuan untuk bekerja dengan penuh imajinasi
c. Confidence
and content in one’s own evaluation, memiliki keyakinan atas penilaian dirinya
dan teguh pendirian
d. Satisfiction
in facing and attacking problems and in resolving confusion or inconsistency,
selalu memiliki kepuasan dalam menghadapi dan memecahkan persoalan
e. Has
a duty or responsibility to achieve, memiliki tugas dan rasa tanggung jawab
untuk berprestasi
f. Inteigence
and energetic, memiliki kecerdasan dan energi
Sedangkan menurut Alma (2003), jalan menuju wirausaha sukses adalah :
Sedangkan menurut Alma (2003), jalan menuju wirausaha sukses adalah :
ü Mau
kerja keras, Kerja keras merupakan modal keberhasilan seorang wirausaha. Setiap
pengusaha yang sukses menempuh kerja keras yang sungguh-sungguh dalam usahanya
ü Bekerjasama,
Kerjasama dengan orang lain dapat diwujudkan dalam lingkungan pergaulan sebagai
langkah pertama untuk mengembangkan usaha. Seorang wirausaha harus murah hati,
mudah bergaul, ramah dan disenangi masyarakat dan menghindari perbuatan yang
merugikan orang lain.
ü Penampilan
yang baik, Penampilan yang baik ditekankan pada penampilan perilaku yang jujur
dan disiplin.
ü Yakin,
Seorang wirausaha harus dapat yakin kepada diri sendiri, yaitu keyakinan untuk
maju dan dilandasi ketekunan serta kesabaran.
ü Pandai
membuat keputusan, Seorang wirausaha harus dapat membuat keputusan. Jika
dihadapkan pada alternatif sulit, dengan cara pertimbangan yang matang, jangan
ragu – ragu dalam mengambil keputusan yang baik sesuai dengan keyakinan.
ü Mau
menambah ilmu pengetahuan, Dengan menambah ilmu pengetahuan, terutama di bidang
usaha, diharapkan seorang wirausaha dapat mendukung kemampuan dan kemajuan
dalam usaha
ü Ambisi
untuk maju, Tanpa ambisi yang kuat, seorang wirausaha tidak akan dapat mencapai
keberhasilan. Ambisi yang kuat, harus diimbangi dengan usaha yang keras dan
disiplin diri yang baik.
ü Pandai
berkomunikasi, Seorang wirausaha harus dapat menarik orang lain dengan tutur
kata yang baik, sopan, jujur dan percaya diri. Dengan demikian akan memberi
kesan kepada orang lain menjadi tertarik dan orang akan percaya dengan apa yang
disampaikan.
4 Pengaruh
Kepercayaan Diri dalam Kewirausahaan
Seorang pengusaha
harus dapat memiliki percaya diri. Artinya, sifat percaya diri seseorang
tentunya membawa seseorang pada pergaulan yang lebih luas, namun bukan berarti
bebas. Seorang pengusaha harus bisa menjalin pergaulan yang lebih luas yang
nantinya dapat dijadikan pasar untuk usaha yang dijalaninya. Seorang
wirausahawan perlu memiliki keterampilan dalam berkomunikasi interpersonal atau
yang biasa disebut dengan kemampuan “bergaul”. Mengenali diri merupakan modal
dan kekuatan, terutama kekuatan untuk membangun kekuatan berikutnya menuju sukses
menangkap peluang bisnis, peluang kerja, peluang sukses, peluang
peningkatan reputasi.
Secara umum dan singkat tipe
kepribadian manusia menurut Psikolog dari Amerika yang terkenal dengan JL
Holland dapat dibedakan dengan 6 macam:
1. Tipe
Kepribadian Konvensional
Ciri ciri dari kepribadian konvensional
adalah bersikat hati-hati, mengikuti arus, metodis, efisien, cermat, tidak
fleksibel, pemalu, tidak mau menonjolkan diri, patuh, teratur, tekun, praktis,
cermat, sopan, dan tidak imajinatif.
Pekerjaan yang cocok untuk tipe konvensional adalah : resepsionis, sekretaris, klerek, operator komputer atau akuntan.
Pekerjaan yang cocok untuk tipe konvensional adalah : resepsionis, sekretaris, klerek, operator komputer atau akuntan.
2. Tipe
Kepribadian Sosial
Ciri-ciri kepribadian konvensional
adalah: menyukai orang, menikmati pergaulan, ramah, dermawan, suka menolong,
baik hati, mudah berempati, persuasif, sabar, suka bekerja sama,
bertanggungjawab bijaksana, dan hangat.
Pekerjaan yang cocok untuk tipe ini adalah: Guru, ibu rumah tangga, atau konsultan manajemen.
Pekerjaan yang cocok untuk tipe ini adalah: Guru, ibu rumah tangga, atau konsultan manajemen.
3. Tipe
Kepribadian Investigative
Ciri-ciri Kepribadian investigative
adalah rasional, analitis, kompleks, selalu ingin tahu, teliti, senang
menyendiri, isntrospektif, pemalu, penuh kehati-hatian, tidak terburu-buru,
tidak terbawa emosi, dan tidak terlalu disukai orang.
Pekerjaan yang cocok untuk tipe ini: ilmuwan, dokter, penerjemah, surveyor, peneliti, atau dosen.
Pekerjaan yang cocok untuk tipe ini: ilmuwan, dokter, penerjemah, surveyor, peneliti, atau dosen.
4. Tipe
Kepribadian Artisitik
Ciri-ciri Tipe Kepribadian artisitik
adalah tidak rapi, emosional, impulsive, tiakpraktis, mandiri, instrospektif,
imajinatif, orisional, tidak senang, mengikuti arus, intuitif, peka, terbuka,
dan disukai banyak orang. Pekerjaan yang cocok untuk tipe ini adalah: penulis,
musisi, jurnalis, seniman, disainer, actor, atau kritikus seni.
5. Tipe
Kepribadian Realistis
Ciri-ciri kepribadian realistis adalah
tidak suka omong kosong, tidak suka mengumbar janji atau kata-kata, keras
kepala, materialistis, praktis, menjauhi diri dari pergaulan social, sedikit
bergaul, bersikap wajar tidak dibuat-buat, berterus terang, cenderung mengikuti
arus, fleksibel, tekun, dan cermat.
Pekerjaan yang cocok untuk tipe ini antara lain : sopir, pilot, mekanik, juru masak, atau petani.
Pekerjaan yang cocok untuk tipe ini antara lain : sopir, pilot, mekanik, juru masak, atau petani.
6. Tipe
Kepribadian Pengusaha
Ciri-ciri tipe kepribadian pengusaha
adalah gigih, ambisius, menyenangkan, mendominasi, menyukai petualangan, suka
coba-coba, terkadang bertindak berlebihan, suka berbicara, penuh rasa percaya
diri, sangat optimis, dan siap mencoba apapun.
sumber :
Anonim. 2010. Kewirausahaan.
http://mc15d.wordpress.com. [Online] diakses tanggal 10 Maret 2011
Buchari Alma. 2003. Kewirausahaan.
Bandung: Alfabeta.
Longenecker, Justin G., et al. 2000.
Kewirausahaan: Manajemen Usaha Kecil. Jakarta : Salemba Empat
Masykur, Wiratmo. 1994.
Kewirausahaan: Seri diktat kuliah. Jakarta: Gunadarma Meredith,
Geoffrey G. 2002. Kewirausahaan: Teori dan Praktek. Jakarta :
PPM
Moh. Nazir. 1988. Metode
Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Suryana. 2003. Kewirausahaan: Pedoman
Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar