Agustus 06, 2016

MENERAPKAN SIKAP MENTAL BISNIS ORANG CINA

Bagaimana para orang china bisa menguasai pasar perdagangan di Indonesia? bahkan di dunia? Lihatlah mereka begitu mudah menjadi sukses dalam perdagangan. Menurut budaya bisnis orang cina "Apabila orang cina mengatakan akan berdagang, mereka biasanya tidak akan berfikir panjang untuk melakukannya. pengalaman dan kemahiran tidak penting kerena dapat dipelajari". Budaya bisnis orang Cina adalah :
1. Kerja keras dan tekun serta focus dalam bekerja.
2. Sikap ingin belajar dari orang yang lebih berpengalaman.
3. Sabar, tabah, tegar, dan bijaksana dalam menghadapi kegagalan.
4. Bekerja secara professional, kompetensi tinggi, dan komitmen pada pekerjaan.
5. Merespon dan sigap pada setiap peluang yang ada. ( Prinsip : Siapa cepat dia dapat )

Sistem bisnis orang cina dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Orang cina mengizinkan pelanggannya membuat pilihan sendiri tanpa ada tekanan dari pemilik.
2. Sukses bisnis tidak menggunakan jalan pintas
3. Pelanggan lama diberikan kebebasan dan pelayanan yang istimewa sedangkan pelanggan baru diiming-imingi oleh potongan harga dan kemudahan kredit.
5. Pekerja dalam sistem bisnis cina bagian yang tidak terpisahkan dari entitas bisnis.

Seni bisnis orang cina :
1. Berwirausaha penuh dengan persaingan yang keras dan dilakukan dengan berbagai macam cara.
2. Dalam berwirausaha diperlukan adanya kecermatan atau ketelitian yang tinggi dan sikap fleksibel.
3. Seni berdangang orang cina selalu mengutamakan win-win solution.
4. Pengusaha baru rajin bekerja, ramah, dan menjadikan pelanggan sebagai sahabat dekat.
5. Pengusaha harus memiliki daya tahan, mental, dan jiwa yang sehat.

Orang Tionghoa, khususnya yang hidup di perantauan, kerap dianggap bertangan dingin dalam berbisnis. Inilah Beberapa rahasia kaum Tionghoa menjadi pengusaha sukses secara singkat:


1. Terlibat sejak dini
Di kalangan pebisnis Tionghoa, melibatkan keluarga sejak dini adalah hal biasa. Bila seorang ayah membuka rumah makan, maka anak-anaknya ditugaskan menjadi pelayan, sedangkan istri menjadi kasir. Begitu anak beranjak dewasa, mereka sudah menguasai seluk-beluk bisnis di luar kepala dan menjalankannya tanpa canggung.
2. Administrasi dan pembukuan yang baik
Sangat jarang toko yang dijalankan pengusaha Tionghoa kehabisan stok barang. Sebab mereka menerapkan sistem administrasi barang yang baik. Sedangkan pembukuan yang baik membuat arus kas berjalan lancar.
3.  Dua puluh persen biaya hidup
Sebelum bisnis benar-benar sukses (dengan kata lain sudah kaya raya), orang Tionghoa terbiasa hidup sederhana, yaitu dengan cara menggunakan hanya 20 persen dari penghasilan mereka. Bila punya pendapatan Rp 10 juta, maka yang digunakan untuk biaya hidup hanya Rp 2 juta saja dan sisanya ditabung atau diinvestasikan.
4. Berani ambil risiko
Keyakinan bahwa selalu ada kesempatan di setiap rintangan, membuat pengusaha Tionghoa lebih berani mengambil risiko. Kata gagal sepertinya sudah dihapus dari kamus mereka. 
5.  Survei dan belajar
Pengusaha Tionghoa yang akan memulai usaha tak segan bertanya dan belajar kepada siapa pun untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin mengenai usaha yang akan dimulainya. Mempelajari dengan sungguh-sungguh tentang usaha yang akan digeluti membuat usaha mereka cepat meroket, karena sudah tahu seluk beluknya.
6. Pelayanan terbaik
Ada pepatah Tionghoa yang mengatakan, ‘Jika tak pandai tersenyum, jangan membuat toko.” Maksudnya, Anda harus memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan. Tanpa pelayanan yang memuaskan, dijamin pelanggan akan pindah ke toko sebelah.
7. Memelihara relasi
Pengusaha Tionghoa terkenal pandai menjaga hubungan dengan pelanggannya. Hal sederhana yang acap dilakukan adalah memberikan hadiah kepada pelanggan. Meski tak selalu berharga mahal, namun tetap akan meninggalkan kesan baik bagi pelanggannya, sehinga mereka ingin selalu kembali ke toko tersebut.

Sumber
Buku Kewirausahaan Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda, Suharyadi dkk, Salemba Empat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar