Assalamualaikum wr wb
Selamat
Malam Guysss, Bukan rahasia lagi bagi kita, kalau orang2 Tionghoa
dikenal sebagai Bangsa Pedagang, juga bangsa perantau. Menurut data, lebih dari
100 perusahaan besar di Asia Tenggara dikuasai oleh China rantau.
Sebenarnya apasih yang menjadi rahasia mereka ?
Nah, warga Tiongkok ini mempuyai banyak sekali prinsip-prinsip dalam
berbisnis yuk kita lihat apa aja sih...........
- Harus rajin
dan tekun, kemalasan berakibat petaka.
- Berhemat dalam
pengeluaran, dalam arti menyingkirkan hal-hal yang tidak perlu.
- Ramah dan sabar
menghadapi orang lain
- Jangan
menyia-nyiakan kesempatan dengan menunda-nunda pekerjaan.
- Harus tegas dalam
memimpin dan mengambil keputusan, jangan ragu-ragu.
- Memberi utang
pada pihak lain boleh tapi harus hati-hati dan teliti.
- Memeriksa segala
catatan persediaan barang dengan teliti karena kelalaian membawa petaka.
- Lebih baik
memaksimalkan penghasilan daripada mengurangi pengeluaran yang sebenarnya
wajib dikeluarkan
- Kontrol
pengendalian yang baik dalam menjalankan usaha, kecerobohan berakibat
petaka
- Bersikap adil
terhadap para pekerja dan tidak berprasangka buruk sebelum terbukti
- Menyediakan waktu
cukup untuk memeriksa segala pemasukan dan pengeluaran dengan teliti,
untuk menghindari kebocoran. Sebab kebocoran sekecil apapun, ibarat
air–setetes-demi setetes dalam waktu panjang akan menjadi kolam.
- Memeriksa
barang-barang yang kita terima, jangan sembrono
- Hati-hati dalam
menyepakati setiap perjanjian dagang tertulis agar tidak perlu terjadi
pelanggaran di kemudian hari
- Bijaksana dan
jujur untuk menghindari terbukanya peluang korupsi.
- Bertanggung jawab
penuh
- Bersikap tenang
dan percaya diri bahak dalam masa-masa sulit sekalipun.
Dalam berbisnis orang China cendrung sangat berani sekali mengambil
resiko. Jika mereka sudah yakin terhadap prospek sebuah peluang mereka akan
melakukan apa saja untuk dapat menguasainya walaupun resikonya besar.
Yuk kita lihat beberapa teknik-teknik orang cina dalam berbisnis :
1. Teknik Dagang China
Pertama: Beli 1 Cash Kasih 1 Hutang
Dahulu kala waktu saya masih remaja saya sering
belanja di toko China (sebutannya waktu itu adalah “toke” ). Saya
berbelanja untuk kebutuhan toko agen sembako saya dirumah.
Ada yang unik disini, setiap kali saya belanja
(belanja saya pada waktu itu terbilang cukup besar yakni bisa mencapai
Rp300.000 untuk sekali belanja sebuah nilai yang cukup besar untuk tahun 80 an)
toke selalu memberikan barang tambahan untuk saya bawa pulang. Misalnya kalau
saya beli 1 dus rokok (1 dus isi 12 bungkus) tapi si toke kasih 2 dus dengan
catatan yg 1 dus itu hutang.
Bagi orang awam jelas itu adalah sebuah resiko tapi
tidak bagi China karena dengan melakukan itu walaupun resikonya besar mereka melihat
ada potensi besar disini karena nominal belanja yg saya belanjakan terbilang
cukup besar pada waktu.
Apa yang mereka lakukan adalah ingin “mengikat” konsumennya agar tidak
berpaling ke toke lainnya .
2. Teknik Dagang China Kedua: Jual Apa Yang Mau di Beli
Konsumen
Kemudian yang kedua adalah “Jual Apa
Yang Mau di Beli Konsumen” bukan “Jual Apa Yang kira-kira mau di beli
konsumen”.
Ini ada hubungannya dengan improvisasi dan benar
sekali makna yang terkandung didalam ucapan tersebut yakni “Jual Apa Yang Mau
di Beli Konsumen”.
Dalam
pengaplikasiannya bisa saya gambarkan sebagai berikut:
Saat ini para calon konsumen ingin
membeli smartphone seharga Rp 1jt tapi dengan
spesifikasi sbb:
1. OS Android Terbaru
2. Ram 4 GB
3. Dual kamera: 64 Mgpx belakang + 32 Mgpx depan
4. Storage 100 GB
5. Screen anti gores
6. Tampilan/design mirip Samsung Note 3
7. bla bla bla
Bila hari ini ada orang China yg menangkap keinginan konsumen tersebut maka
saya jamin esok harinya konsumen sudah bisa membeli smartphone sesuai dengan
keinginannya
3. Teknik Dagang China Ketiga: Ching Li Fa
Orang China mengaplikasikan Ching Li Fa tapi orang
Eropa justru membaliknya menjadi Fa Li Ching. Apa lagi ini?
“Ching Li Fa” bisa bermakna “Makan dulu baru kita
ngomongin bisnis” sedangkan “Fa Li Ching” memiliki makna kebalikannya yaitu
“Ngomongin bisnis dulu baru kita makan” that’s the reason why most of pedagang
China lebih sukses dibandingkan pedagang Eropa terutama pada saat bernegosiasi.
Ching Li Fa banyak diaplikasikan pada saat para
pengusaha China ingin melakukan negosiasi bisnis. Sebelum mereka bicara bisnis
mereka akan makan-makan dulu tujuannya adalah ….. anda tentu sudah tahu kan apa
artinya!
Ohiya satu lagi, mau ulas sedikit tentang FILSAFAH
BANGSA CINA disini biar lebih ngerti bagaimana sikap mental yang diterapkan
budaya tionghoa ini :
Falsafah dan Budaya
Orang Cina
Dalam menjalankan usaha perdagangan,
orang Cina mempunyai tata cara yang tidak formal dan tidak birokratis. mereka
menjadikan perdagangan semudah mungkin. hal ini yang menjadikan budaya
pragmatis dalam perdagangan orang Cina. sebagai contoh, transaksi/ order yang
bernilai miliaran di medan cukup dilakukan dengan secarik kertas, sehingga
prosesnya tidak rumit, namun atas kepercayaan menjadi dasar penting dalam
berusaha. orang Cina juga termasuk pekerja keras, karena pengaruh ajaran kongucu.
walaupun mereka sudah berhasil tetap akan bekerja keras. oleh sebab itu tidak
ada kesuksesan yang kemudian berhenti. orang Cina bekerja tidak cukup 8 sampai
10 jam sehari, tetapi justru 16 sampai 18 jam. mereka bukan penggila kerja
tetapi mereka adalah pekerja keras, dan mempunyai semangat kerja yang tinggi.
orang Cina juga mempunyai sifat yang konsisten pada tujuan yang telah
ditetapkan, serta tidak pernah lari dari tujuan atau tidak fokus, dan apabila
pada suatu tujuan tercapai, maka usaha tidak akan pernah berhenti karena akan
ada tujuan lain yang ingin di capai. orang Cina meyakini bahwa bidang
perdagangan inilah yang dapat menjadikan kaya, meningkatkan taraf hidup dan
kesenangan, selain menjadi dinamis dalam mengarungi kehidupan.
Berikut adalah falsafah bisnis orang
cina :
"Pedangan yang jatuh
akan merasa sakit, tetapi rasa sakit itulah yang membuatnya bangkit
kembali."
falsafah ini mengajarkan kepada kita
untuk tidak putus asa. apabila gagal, maka kita tidak boleh berhenti. kegagalan
seharusnya menjadi pendorong untuk mecapai keberhasilan selanjutnya.
Berikut adalah budaya bisnis orang cina
:
"Apabila orang
cina mengatakan akan berdagang, mereka biasanya tidak akan berfikir panjang
untuk melakukannya. pengalaman dan kemahiran tidak penting kerena dapat
dipelajari."
budaya ini menujukan bahwa inti usaha
orang cina adalah berdagang. dan untuk berdagang tidak terlalu membutuhkan ilmu
dan teori yang rumit, yang penting mau bekerja keras dan belajar dari orang
lain yang lebih berpengalaman.
Jadi sekarang sudah mengerti kan Bagaimana menerapkan
sikap mental bisnis ala orang Tionghoa? :)
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar