Tepat 5 tahun
lalu saya duduk di bangku SMA saat itu saya kelas X, singkat cerita orang tua
saya mengalami pemutihan oleh perusahaan tempat orang tua bekerja, terlanjur
memasuki sekolah namun tingkat ekonomi yang tidak sama seperti sebelumnya
membuat orang tua saya berpikir bagaimana melanjutkan sekolah saya sampai
tuntas disamping itu saya adalah seorang anak tunggal.
Berawal dari
kebiasaan membuat atau memasak camilan di rumah yaitu cilok, akhirnya mama saya
memiliki ide kenapa tidak dijadikan peluang usaha aja ya? Akhirnya tanpa perlu
pemikiran panjang, mama saya mengajak saya untuk membuat cilok di rumah dan
diperdagangkan di sekolah, memang awal mula saya merasa malu, jujur sangat
tidak terbiasa dengan hal menjajakan barang dagangan, namun mama saya memiliki
trik sebelum menjual, beliau bilang “nak, bawa aja dulu untuk percobaan
teman-temanmu”, akhirnya saya terbujuk dan membawa beberapa sampel untuk
teman-teman saya mencobanya, sesampai di sekolah langsung saja saya tawarkan
kepada teman sekelas dan saya kaget karena respon teman rasa dari cilok
tersebut sangat lezat, bumbu kacang yang membuat rasa masakan itu sangat
berbeda dibandingkan dengan cilok lain yang dijual di sekolah, saya pun
akhirnya memberanikan diri mengatakan, hey teman itu untuk dicoba ya
besok-besok saya mau jual dengan harga terjangkau pas sekali dengan kantong
anak sekolah saat itu. Hanya dengan Rp 500/pcs, cara pemesanan pun saya mulai
tulis di buku agar tidak lupa sesampainya di rumah, saya merasa senang
sekaligus haru karena pesanan meningkat tajam diawal perkenalan makanan ini. Modal
yang tidak banyak namun menghasilkan untung yang sangat layak diperhitungkan
untuk meneruskan usaha seperti ini, saat itu usaha mama saya mendapatkan
keuntungan sekitar 300 persen dari modal usaha, angka yang sangat fantastis
untuk memulai usaha baru.
Hal ini tentu
saja berawal dari niat dan kemauan usaha agar pekerjaan yang dilakukan selalu lancar
dan membawa keberkahan. Berikut konsepsi wirausaha:
1. Yuk rencanakan
modal
Ketika berbisnis,
tidak mungkin kamu tidak membutuhkan dana, sekecil apapun kamu pasti
membutuhkan dana atau modal. Kamu butuh modal berapa? Pangsa pasarnya siapa
saja? Dijual dimanakah? Sedikit demi sedikit atau apakah langsung besar?
2. Mau dipasarkan
kemana?
Tentang pemasaran,
apakah kamu berniat menitipkannya di warung-warung atau hanya akan dijual kepada
teman-teman sebayamu saja.
3. Catat semua
pendapatan dan pengeluaran
Catat semua
pendapatan yang masuk, baik dari modal awal, kelebihan kembalian sampai
pendapatan hasil jualan, diperlukan perhitungan secara rinci untuk memudahkan
kita menghitung hasil akhir. Begitupun sebaliknya kamu bisa menghemat
pengeluaran dengan mencatat semua pendapatan usaha yang masuk.
daftar pustaka:
Ratih Pratiwi, Amanda. 2016. Ting! Yes! aku bisa berbisnis. Jakarta: Elex Media Komputindo
http://berbisnisrumahan.com/strategi-pemasaran-bisnis-rumahan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar