Miskin Ketika Kecil, Kini Miliarder Kebun Karet
Miskin Ketika Kecil, Kini Miliarder Kebun Karet
|
Menjalani masa kecil yang berat justru membuat Bpk.
H. M. Sukarni, SE. Ak., MBA., QIA., CFE menjadi pribadi yang tegar dan mandiri. Orangtua Bpk.
Sukarni yang kurang mampu tidak
membuat dirinya berkecil hati. Dia bahkan terus bekerja dan mau memulai karier
dari nol di dunia entrepreneur yang tidak pernah dijalani sebelumnya. Kini, pria yang berusia 56 tahun ini justru menjadi pemilik 100
hektar lebih kebun karet di daerah Pasaman, Sumatera Barat. Bpk. Sukarni juga berhasil menjadi orang kaya paling fenomenal di
daerahnya.
Kerja keras menjadi kunci sukses Bpk. Sukarni. Lahir dari keluarga yang serba kekurangan
tidak membuat pria yang kini berusia 56 tahun tinggal diam. Dia justru giat bekerja dan belajar untuk
menjadi sesukses sekarang. Aset-nya sangat banyak dan bisa membuka lapangan pekerjaan
di daerahnya.
Kekayaannya tersebut berasal dari bisnis di bidang karet. Berdasarkan catatan di daerahnya, pria kelahiran Rao Utara ini menduduki jajaran orang terkaya Rao
Utara, Pasaman. Beliau melakukan
pengendalian kebun karet secara berkala setiap hari dari jarak jauh maupun
langsung on the spot dikarenakan
Beliau harus mengontrol kebun dari Jakarta ke daerah Sumatera barat baik dengan
telepon ataupun kunjungan langsung.
Sumber harta Bpk. Sukarni sebagian besar dari hasil
gajinya sebelum pensiun, ditambah pengelolaan yang baik sebelum Beliau pensiun. Ia merintis karier hingga menjadi kaya dengan
tidak mudah. Sebab orangtua Bpk. Sukarni bukan orang yang berkecukupan.
Bpk. Sukarni memiliki lima
saudara. Ayah Bpk.
Sukarni sudah meninggal sejak Bpk Sukarni umur 4 tahun dan Ibu dari Bpk.
Sukarni sudah meninggal sejak umur 13 tahun.
Bpk. Sukarni dulunya bahkan sering tidak memiliki pakaian yang layak untuk dikenakan.
Ia sering menggunakan pakaian yang tidak sesuai. Bpk. Sukarni yang masih berusia enam tahun pun tidak tinggal diam. Dia sering
kali membantu menjual
pakaian training dan sepatu. Bpk. Sukarni juga pernah menjadi penjual rambutan untuk membantu kehidupan keluarga.
Tapi justru keterbatasan tersebut yang menempa Bpk.
Sukarni menjadi sosok yang
mandiri. Kehidupan masa kecil yang dibelenggu kemiskinan juga mendorong Bpk.
Sukarni bekerja lebih keras
agar bisa memperbaiki hidup.
Bpk. Sukarni setelah mempunyai modal
kecil-kecilan kemudian mencoba
peruntungan dengan menjadi pengusaha. Ia menyewa truk untuk mengangkut hasil
karet, dan mulai melakukan perambahan karet. Ilmu yang di dapatnya mulai dari mencontoh praktek kerja orang lain mau pun belajar dari buku-buku mengenai berkebun karet yang baik.
Bisnisnya mulai berkembang ketika Bpk. Sukarni menduduki bangku sekolah menengah atas
di Bukittinggi, Sumatera Barat.
Dia yang semula ingin melanjutkan kuliah di jurusan akuntansi harus menerima nasib untuk kembali bekerja,
lantaran tidak memiliki biaya untuk melanjutkan pendidikan.
Akhirnya karet yang dibina jatuh bangun pun membuahkan
hasil melalui kerjasama dengan orang-orang sedaerah yang mempunyai visi dan
misi yang sama. Kesempatan ini membuat Bapak
yang mempunyai anak 2 orang ini
percaya diri untuk membangun sebuah kebun karet seluas-luasnnya. Saat ini Beliau sudah mempunyai 50 karyawan
untuk mengelola kebun sebesar 100 hektar lebih.
Report by: NIKA BENO SATRIO - 46114120034
K034-NIKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar