Untuk pembukaan gerai kedua, Jody mengajak kerabat dan temannya
menanam modal dengan pola bagi hasil. Pola itu dipakainya sampai gerai
kedelapan.
Di gerai kesembilan dan seterusnya, Jody mendanai sendiri. ”Asal bisa menyesuaikan inovasi dengan kebutuhan pasar, bisa berkembang terus. Masukan pelanggan selalu kami perhatikan,” tuturnya.
Di gerai kesembilan dan seterusnya, Jody mendanai sendiri. ”Asal bisa menyesuaikan inovasi dengan kebutuhan pasar, bisa berkembang terus. Masukan pelanggan selalu kami perhatikan,” tuturnya.
Masukan
pembeli tetap diandalkan dalam pertimbangan pengembangan usaha. Menu-menu baru
dihadirkan untuk menyesuaikan permintaan pelanggan. Meski bermerek Waroeng
Steak and Shake, gerai-gerai Jody juga menyediakan menu dengan bahan utama
nasi. Padahal, steik biasanya disantap dengan kentang goreng.
Inovasi ia lakukan dengan menyajikan menu steak tetapi dengan
digoreng tepung. Biasanya steak dipanggang diatas bara api tetapi hal ini
dilakukan Jody untuk membuat pembeda dengan usaha steak yang lainnya.
Steak tepung yang menjadi menu andalan di Waroeng Steak and Shake ini dengan daging sapi lokal dan harga yang murah namun rasanya tetap enak
Steak biasa (tanpa tepung) tetap disediakan di Waroeng Steak and Shake ini tidak kalah enak dengan steak tepung. Steak ini dipanggang dengan tingkat kematangan well done dengan harga yang lebih murah dibandingkan pesaingnya. Steak ini juga oatut dicoba.
Tampilan menu di Waroeng Steak and Shake. Sangat menggugah selera makan kita ya tentunya dengan tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam unutk menikmati steak di Waroeng Steak and Shake ini karena harganya sangat terjangkau.
Waroeng
Steak and Shake sekarang sudah mempunyai 48 cabang yang tersebar di seluruh
Indonesia diantaranya di Medan, Pekanbaru, Palembang, Lampung, Bandung,
Jakarta, Bogor, Semarang, Solo, Yogyakarta, Bali, Surabaya dan Makassar telah
memiliki 1.000 orang karyawan yang tersebar di berbagai cabang di Indonesia.
Jody menyumbangkan sebagian keuntungan usaha itu dipakai untuk mendanai Rumah
Tahfidz, pesantren penghafal Al Quran dengan santri hampir 2.000 orang dan
mendanai tujuh Rumah Tahfidz.
“Bagi seorang pengusaha muslim tidak bisa
tidak memegang etika bisnis yang Rasulullah SAW contohkan pada kita, yakni
Sidiq, Amanah, Tabligh dan Fathonah. Dan yang paling penting juga adalah jangan
pernah melupakan Allah,” tegas Jody.
Sumber :
Hari W, Laksono. 2013.
Ekonomi. Bisnis dan Keuangan. Gagal Jadi Arsitek, Sukses Berbisnins Steak. Diambil
dari: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/06/08/08323684/Gagal.Jadi.Arsitek..Sukses.Berbisnis.Steik
(1 Agustus 2016)
Puri. 2016. Jody Broto
Suseno dan Warung Kesuksesan Akhirat. Diambil dari: http://www.dream.co.id/orbit/jatuh-bangun-jody-broto-suseno-rintis-bisnis-steak-160210y/memegang-prinsip-spiritual-company-g6a.html
(1 Agustus 2016)
Suharyadi,
Arissetyanto Nugroho, dkk. 2004. Kewirausahaan Membangun Usaha Sukses Sejak
Usia Muda. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. (1 Agustus 2016)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar