Agustus 03, 2016

Tak sengaja jadi pengusaha


Kisah ini adalah kisah saya sendiri pada beberapa tahun lalu, tepatnya pada 2010. Bermula pada kejadian tragis, yaitu kecelakaan ayah saya sendiri. Kecelakaan sepeda motor tunggal telah membuatnya patah lengan kanan dan harus beristirahat selama beberapa bulan. 6 bulan tepatnya harus beristirahat, dia memilih ke kampung halaman kami.



Kami berasal dari pulau Madura, jawa timur. Sudah taukah apa jenis usaha orang tua saya? Ya, jual-beli Besi Tua / barang rongsokan. Dan usaha inilah yang tidak sengaja saya pelajari dan tekuni dengan serius selama 6 bulan tersebut.

Dalam jual beli-besi tua tidak ada ukuran pasti bahwa jenis A/B dengan harga sekian ataupun dengan harga sekian. Semua sangat ditentukan oleh negosiasi yang baik, semakin pandai saya bernegosiasi dan mendapatkan harga yang rendah dari hasil negosiasi maka semakin banyak keuntungan yang saya dapat. Tapi dalam usaha ini tidak hanya kepandaian negosiasi yang diperlukan dalam usaha ini namun juga diperlukan perhitungan / prediksi secara cepat untuk untuk melakukan prakiraan berat besi / kualitas besi sangat diperlukan.



Pada mulanya saya memang masih sangat baru dalam usaha ini harus menanggung kerugian hingga 4,5 juta rupiah. Semua karena ketergesa-gesaan saya ketika memborong sebuah besi rongsokan yang ada didaerah dadap, Tangerang. Dari kerugian tersebut saya seperti menelan pil pahit diawal usaha ini, kejadian ini bahkan membuat saya sempat berpikir bahwa saya tidak cocok untuk berwirausaha / berdagang. Tapi saya mencoba untuk bangkit, saya mulai menghitung segala sesuatunya dengan tenang. Dalam usaha ini feling memang sangat-sangat diandalkan.

Beberapa minggu kemudian saya sudah menjalaninya dengan biasa , mengangkut, dan mengolah besi-besi tua dari para pengepul kecil rekanan ayah saya, kemudian menjual kembali ke pabrik pengolahan besi tua. Saya mulai menikmati usaha ini, saya sangat menyukai tahap demi tahap negosiasi. Meski memang tak mudah, lebih sering berakhir gagal. Tapi saya tetap menyukainya, seoalah ada seni tersendiri dalam tahapan negosiasi itu. Hingga pada bulan ke-3 saya diminta untuk memborong sebuah tangki (bekas tangki mobil air), dimana saya memperkirakannya dengan matang. Mulai dari pengangkutan, pengerjaan, pengolahan, akan masuk kategori A/B/C, juga biaya pengerjaan dan transportasinya. Dan diluar dugaan saya, saya berhasil melakukan negosiasi dengan sangat baik, saya mendapatkan harga yang rendah. Bahkan sangat rendah. Dan setalah saya hitung keutungan untuk barang ini saja, saya mendapatkan keuntungan keuntungan hingga 7x lipat dari modal, nilai yang fantastis bukan?

Saya mulai percaya diri, saya melakukannya kembali pada bulan bulan berikutnya. walaupun tak seberuntung sebelumnya, tetapi keuntungan 3x s/d 5x saja sudah membuat saya bangga terhadap diri saya sendiri. Dari sinilah saya tahu bahwa saya mampu dengan tidak hanya menjalankan tetapi juga mengenali diri bahwa saya memliki bakat berdagang dalam bidang ini. Atau mungkin juga dalam bidang yang lain? saya belum tahu karena saya belum mencobanya :).

Bulan-bulan terakhir, sekitar seminggu sebelum ayah saya kembali ke Jakarta saya melakukan perhitungan keuangan. Dan selama hampir 6 bulan itu,  keuntungan bersih dari hasil menjalankan usaha jual-beli besi tua milik orang tua saya ini cukup menjanjikan bagi saya. Lebih dari 80 juta rupiah, keuntungan dari semua hasil usaha rongsokan ini. Saya tidak pernah menyangka bahwa jika diakumulasi hasilnya ternyata sebesar itu.

Bagi saya pengalaman ini dan angka tersebut sangat fantastis, terlebih lagi ketika itu saya baru kelas 2 SMA. Sekian.


Sumber :
https://books.google.co.id/books?id=yOrtZwRWzcoC&pg=PA23&lpg=PA23&dq=membangun+usaha+sukses+di+usia+muda&source=bl&ots=zSL5I8MXE5&sig=G3TZ4Q4NwqDyfuUxqB95P9wsxZA&hl=id&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=membangun%20usaha%20sukses%20di%20usia%20muda&f=false

http://id.gopher.co.id/bagaimana-cara-bisnis-besi-tua-yang-benar/

http://www.antaranews.com/berita/390030/besi-tua-ubah-hidup-djaenudin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar