September 29, 2016

Astra Internasional

Segala Tentang Astra International

A.    Sejarah dan Profil singkat
PT Astra International ini berawal dari sebuah niat Bapak Tjia Kian Tie untuk mendirikan sebuah perusahaan.
Tepatnya akhir tahun 1956 dan awal tahun 1957. Perusahaan induk investasi ini sering dianggap sebagai barometer perekonomian Indonesia karena kehadirannya di berbagai sector. Astra International merekrut 3.000 lulusan universitas di Indonesia. Guna memenangkan persaingan untuk memperoleh sumber daya manusia yang baik. Astra menjalin kerja sama dengan kemitraan sekolah menengah atas lembaga politeknik, dan beberapa universitas; dengan mendirikan program yang menyeluruh guna mengidentifikasi, merekrut serta mendidik para calon kandidat di setiap tingkat keterampilan di seluruh Indonesia.
Dalam PT Astra IInternational ini pemegang saham oleh (>5%) Jardine Cycle dan Carriage Ltd (50.11%). Pimpinan selanjutnya dalam perusahaan diserahkah kepada Bapak William Soeryadjaya sementara itu Bapak Tjia Kian Tie selaku komisaris, dankini PT Astra International bukan lagi sebagai perusahaan perorangan tapi telah menjadi perusahaan Publik. Pemberian nama perusahaan dengan PT. ASTRA International mempunyai arti khusus, dengan harapan nama tersebut dapat memberikan prospek cerah dimasa mendatang. Nama “ASTRA” diambil dari nama seorang Dewi dalam mythologi Yunani Klasik bernama ‘Astrea’, anak dari Dewa Matahari Zeus yang merupakan Dewa teragung bagi bangsa Yunani Kuno.
Dewi Astrea lahir dari Dewi Themis dan hidup dalam zaman emas, menurut cerita dalam mythologi Yunani tersebut, Dewi Astrea merupakan Dewi terakhir yang menarik diri ke angkasa di mana kemudian ia bersinar sebagai bintang dalam Konstelasi Bintang Virgo. Sedangkan nama “International” menandakan bahwa ruang lingkup usaha yang bakal dijalankan tidak hanya sekedar usaha di dalam negeri, tetapi harus mampu bersaing di tingkat dunia, untuk itu pulalah PT ASTRA Internasional mempunyai symbol “Bola Dunia”(Globe). Namun dalam perkembangannya symbol tersebut diubah menjadi “A New Dynamic “. Pergantian ini terjadi pada tanggal 19 Oktober 1999 semasa Presdir Ibu Rini M.S. Soewandi.
Pada tanggal 19 Oktober 1999 tepatnya di lantai delapan Gedung A, Jl. Gaya Motor Raya No.8 ,Sunter-Jakarta Timur, merupakan satu pertemuan yang perlu diingat oleh seluruh jajaran direksi ASTRA Group yakni pertemuan akhir tahun saat disampaikannya President Message dan peluncuran logo baru PT. Astra International. Pada kesempatan tersebut Presdir AI Rini M.S. Soewandi pernah mengakui dengan catatan bahwa bukan berarti Astra tidak mempunyai prospek lagi.
“ Dari segi teknikal kita memang sudah dikatakan bangkrut dan sejak Agustus 1998 Astra juga tidak dapat lagi melanjutkan pembayaran cicilan pokok. Demikian pula pada bulan Oktober 1999 mulai menunda pembayaran hutang sampai disetujuinya program restrukturisasi hutang.” Namun bukanlah Astra namanya bila harus menyerah dengan situasi perekonomian yang tidak menentu, dengan bermodalkan sumber daya manusianya dan kompetensinya di berbagai bidang, Astra harus tetap dipertahankan keberadaannya dengan cara melahirkan terobosan-terobosan baru bagi pemantapan bisnis Astra dimasa datang.
Krisis ekonomi telah membawa Astra kearah perubahan yang mendasar, hal ini tertuang dalam lima hal sebagai filosofi dasar group Asta:
1.    Astra harus lebih dinamis, berdiri kokoh dengan landasan usaha yang kuat, tetapi harus tetap dinamis dalam merespon setiap perubahan.
2.    Astra adalah perusahaan public yang dimiliki oleh banyak pihak,maka Astra harus dikelola secara independen dan professional.
3.    Pengelolaan itu haru bersifat transparan dan kredibel.
4.    Astra yang dinamis harus mampu lebih kritikal dalam membuat keputusan usaha dan investasi yang dilandasi oleh pengetahuan dan informasi yang kaya.
5.    Untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Astra harus menekankan komitmen group usaha yang berorientasi kepada penyediaan produk dan jasa yang berkualitas dan terpercaya. Astra harus lebih dikenal sebagai perusahaan yang mengutamakan produk dan jasa yang bekualitas dan terpercaya. Astra harus lebih dikenal sebagai perusahaan yang mengutamakan kepuasan pelanggan



Astra Internasional saat ini bergerak dalam enam lini bisnis:
1.    Otomotif
2.    Agribisnis
3.    Alat  berat, pertambangan, dan energy
4.    Jasa keuangan
5.    Teknologi informasi
6.    Infrastruktur dan logistic

Dalam perusahaan Astra terdapat divisi-divisi kendaraan, diantaranya :
1.    Astra Motor I
Dalam divisi ini, terdapat Kendaraan bermerek Honda, dalam divisi ini agen tunggal yang ditunjuk PT Astra yaitu PT Federal motor. berdiri pada tahun 1970, kemudian pada tahun 2000 berubah menjadi PT. ASTRA Honda Motor.
2.    Astra Motor II
PT. Toyota Astra Motor, berdiri pada tahun 1971 sebagai pemasok dan penyalur ekslusive terbesar untuk kendaraan dan komponen-komponen Toyota dan sebagai distributornya PT. Astra Internasional menunjuk PT. Astra Motor Sales (Auto 2000). Dalam divisi ini terdapat kendaraan niaga “kijang” lalu mengembangkan kendaraan sedan  bermerk “soluna”
3.    Astra Motor III
Divisi ini menangani lima buah merk kendaraan antara lain: Daihatsu, BMW, Peugeot, Isuzu dan Nissan Diesel.
4.    Astra Motor IV
PT. Astra Internasional bermitra dengan Jepang dan mendirikan perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang komponen-komponen kendaraan bermotor salah satu contoh adalah Accu GS.



B.    Perkembangan Astra International 2013 s/d 2016
1.1.    Tahun 2013
Saham PT Astra International Tbk (ASII) kembali berada di posisi teratas untuk kapitalisasi pasar saham terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 30 Desember 2013. Sebelumnya saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) berada di posisi pertama sepanjang 2013. Namun memang saham HMSP ini tidak terlalu menggerakan indeks saham di pasar modal Indonesia. Hal itu mengingat kepemilikan saham di publik sangat kecil hanya 2,05%.
Posisi kedua diduduki oleh PT HMSP dengan saham berkapitalisasi besar dengan kapitalisasi pasar saham Rp 273 triliun.
Posisi ketiga diduduki oleh Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan nilai kapitalisasi pasar sahamRp234triliun.
Posisi keempat diduduki oleh PT Telekomunikasi (TLKM)
Perusahaan telekomunikasi milik negara yaitu PT Telekomunikasi Tbk (TLKM) mencatatkan kapitalisasi pasar saham senilai Rp 217 triliun,
Posisi kelima diduduki oleh PT Unilever Indonesia dengan saham senilai Rp 198 triliun.
Posisi keenam diduduki oleh PT Bank Mandiri dengan kapitalisasi pasar senilai Rp 181 triliun.
Posisi ketujuh diduduki oleh PT Bank Rakyat Indonesia kapitalisasi pasar saham senilai Rp 177 triliun
Posisi delapan diduduki oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) mencatatkan kapitalisasi pasar saham senilai Rp 108 triliun pada 30 Desember 2013.
posisi kesembilan yaitu PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) mencatatkan kapitalisasi pasar saham senilai Rp 84 triliun.
Posisi kesepuluh diduduki oleh PT Gudang Garam Tbk dengan kapitalisasi pasar Rp 81 triliun.

1.2.    Tahun 2014
PT Astra International Tbk (ASII) mencetak laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik menjadi Rp 4,72 triliun sepanjang kuartal I 2014. Laba ini naik tipis 9,6% dari perolehan periode sama tahun sebelumnya Rp 4,31 triliun. Kenaikan laba ini diikuti kenaikan pendapatan sebesar 6,73% menjadi Rp 49,82 triliun pada kuartal I 2014.  Beban pokok pendapatan naik menjadi Rp 40,42 triliun sepanjang kuartal I 2014. Sehingga laba bruto naik 15,90% menjadi Rp 9,39 triliun pada kuartal I 2014.

1.3.    Tahun 2015
“laba bersih PT Astra International Tbk, menurun seiring berkurangnya konsumsi domestic, kompetisi di sektor mobil dan melemahnya harga komoditas di Indonesia pada semester I 2015. Di tengah pemulihan ekonomi yang belum pasti, bisnis kami siap menangkap peluang saat momentum pemulihan terjadi dan tetap solid didukung oleh neraca keuangan yang kuat," ujar Presiden Direktur PT Astra International Tbk, Prijono Sugiarto, seperti dikutip dari keterangan yang diterbitkan, Kamis (30/7/2015).
Tak hanya itu, laba bersih segmen jasa keuangan merosot 16 persen menjadi Rp 2,1 triliun. Kontribusi penurunan signifikan berasal laba bersih melemah 68 persen menjadi Rp 354 miliar. Hal itu lantaran harga rata-rata crude palm oil (CPO) menurun sebesar 12 persen jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu menjadi Rp 7.642 per kilo gram/Kg. Sementara penjualan CPO merosot 18 persen menjadi 551 ribu ton. Sedangkan penjualan olein naik 109 persen menjadi 194 ribu ton. Selain itu, laba bersih segmen infrastruktur, logistik dan lainnya merosot 60 persen menjadi Rp 68 miliar. Sebagian besar disebabkan oleh kerugian awal yang timbul dari dimulainya pengoperasian seksi pertama ruas tol Kertosono-Mojokerto.

1.4.    Tahun 2016
mencatatkan kinerja menurun pada semester I 2016. Hal itu lantaran kinerja bisnis alat berat dan pertambangan turun. "Tantangan pada semester I tahun ini berasal dari pelemahan harga komoditas dan permintaan terhadap alat berat, penurunan volume bisnis kontraktor pertambangan dan peningkatan kredit bermasalah di Permata Bank masih akan dirasakan hingga akhir tahun," jelas Presiden Direktur PT Astra International Tbk Prijono Sugiarto dalam keterangan tertulis pada Kamis pekan ini.


Daftar pustaka

http://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/profil-perusahaan/astra-international/item192
http://automotive-learning-center.blogspot.co.id/2014/01/artikel-oto-sejarah-pt-astra.html
 http://bisnis.liputan6.com/read/2042974/bisnis-otomotif-makin-ketat-laba-astra-tumbuh-10
https://www.astra.co.id/Profile/About-Astra
http://bisnis.liputan6.com/read/2563704/laba-bersih-astra-international-susut-12-persen
http://bisnis.liputan6.com/read/789146/astra-rebut-tahta-penguasa-pasar-modal-ri-di-penghujung-2013
 http://bisnis.liputan6.com/read/2282940/astra-international-catatkan-laba-merosot-18






Tidak ada komentar:

Posting Komentar