April 07, 2018

Bisnis konvensional, waralaba, e-commerce


ABSTRAK
Perkembangan teknologi menyebabkan terjadinya perubahan kultur kita sehari-hari. Dalam era yang disebut “information age” ini, media elektronik menjadi salah satu media andalan untuk melakukan komunikasi dan bisnis. E commerce merupakan extension dari commerce dengan mengeksploitasi media elektronik.
KATA KUNCI
E-commerce, bisnis, waralaba, bisnis konvensional,
PENDAHULUAN
Saat ini perkembangan bisnis secara global cukup pesat terjadi, hal ini bekaitan dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, khususnya internet. Dari perkembangan internet yang luar biasa, memunculkan system bisnis yang potensial, yaitu E-commerce. Namun, tak dapat dipungkiri bahwa terdapat tantangan sekaligus hambatan yang perlu dihadapi oleh para pemilik e-commerce yang menargetkan target pasarnya di Indonesia.

Permasalahan:
1.       Apa itu bisnis?
2.       Apa itu bisnis waralaba?
3.       Apa itu bisnis e commerce?
4.       Apa itu bisnis konvensional?
5.   Apa hambatan dalam bisnis E-commerce?


Pembahasan :

Menurut Huat, T Chwee (1990) Bisnis dalam arti luas adalah istilah umum yang menggambarkan semua aktifitas dan institusi yang memproduksi barang & jasa dalam kehidupan sehari-hari. Bisnis sebagai suatu sistem yang memproduksi barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan masyarakat (bussinessis then simply a system that produces goods and service to satisfy the needs of our society. Menurut Steinford ( 1979) Business is an institution which produces goods and services demanded by people.” Artinya bisnis ialah suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Apabila kebutuhan masyarakat meningkat, maka lembaga bisnis pun akan meningkat pula perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sambil memperoleh laba.

Bisnis Konvensional
Konvensional atau yang lebih sering dikenal dengan bisnis offline adalah kegiatan atau
transaksi jual-beli yang dilakukan secara langsung, bertatap muka antara penjual dengan
pembeli.
Kelebihan dalam bisnis konvensional :
1.      Pembeli langsung dapat melihat produk yang
akan dibeli sehingga pembeli tidak merasa rahgu akan produk yang akan dibeli, pembeli juga
dapat memilih produknya sendiri.
2. Umumnya bisnis konvensional memiliki tempat atau kios
sendiri sehingga pembeli dapat mengunjungi kios dan dapat secara langsung bertemu dnengan
penjual.
3. Memiliki banyak stok sehingga apabila sewaktu-waktu pembeli ingin membeli produk,
mereka tidak perlu waktu yang lama untuk mendapatkan produk tersebut.
4. Terjamin, karena selain dapat melihat barang secara langsung, pembeli juga dapat mengetahui
penjual secara langsung  (face to face), sehingga tindakan penipuan minim terjadi.
Kekurangan dalam bisnis konvensional :
1. Lingkup pemasarannya terbatas, jika ingin memperluas lingkup pemasaran, maka harus membuka cabang di berbagai daerah.
2. Membutuhkan modal yang cukup besar karena biasanya bisnis konvensional memerlukan tempat untuk memasarkan produknya.
3. Memerlukan banyak stok, ini juga berpengaruh terhadap modal yang dikeluarkan sehingga modal menjadi bertambah.
4. Apabila pembeli ingin membeli barang, maka harus pergi ke toko tempat dijualnya barang tersebut.

Bisnis waralaba
waralaba adalah waralaba jika dalam bahasa Inggris yaitu dari kata “Franchising” dan jika dalam bahasa Francis yaitu “Franchise”, Merupakan hubungan bisnis atau usaha antara pemilik merek, produk maupun sistem operasioal dengan pihak kedua yang berupa pemberian izin dari pemakaian merek, produk dan sistem operasional dalam jangka waktu yang telah di tentukan sebelumnya.
Atau definisi lain dari waralaba adalah bentuk kerjasama bisnis atau usaha dengan memakai prinsip kemitraan, sebuah perusahaan yang sudah mapan baik itu dari segi sistem manajemennya, keuangannya maupun dari marketingnya serta adanya merek dari produk perusahaan yang sudah dikenal oleh masyarakat luas, dengan perusahaan ataupun individu yang memakai merek dari produk maupun sistem tersebut itulah yang disebut dengan waralaba

Keuntungan Waralaba
– Manajemen bisnis telah terbangun
Bisnis waralaba memberikan keuntungan untuk berbisnis di bawah bendera bisnis lain yang sudah memiliki reputasi yang bagus. Ide, penamaan dan manajemen suatu bisnis telah di uji coba sebelumnya dan siap untuk di implementasikan pada lokasi yang baru.
– Sudah dikenal masyarakat
Pemasaran bisnis waralaba cenderung lebih mudah, karena bisnis sebelumnya lebih terdahulu di kenal masyarakat. Dengan kata lain, biaya dan tenaga yang diperlukan untuk membangun reputasi bisnis tersebut jauh lebih sedikit dibandingkan dengan membangun bisnis baru.
– Manajemen finansial yang lebih mudah
Investor cenderung lebih suka untuk memberikan modal pada bisnis yang telah kokoh dari segi finansial dan jaringan pemasaran. Dengan menggunakan bisnis waralaba, sistem manajeman finansial telah di tetapkan oleh pemilik waralaba utama, sehingga kita tidak perlu dipusingkan lagi dengan manajemen finansial seperti membangun bisnis baru.
– Kerjasama bisnis telah terbangun
Orang yang membeli waralaba bisa mendapatkan keuntungan kerjasama yang telah terbangun sebelumnya oleh pemilik waralaba. Contohnya kerjasama dengan pemasok bahan baku, pihak periklanan dan juga pemasaran.
2. Kekurangan Bisnis Waralaba
– Kurang kendali
Salah satu kekurangan dari bisnis waralaba adalah kurangnya kendali dari pembeli waralaba terhadap bisnisnya sendiri, karena semua sistem telah ditentukan oleh pemilik waralaba. Sehingga ruang gerak pembeli waralaba sangat terbatas. Ide-ide untuk berkreatifitas pun terkadang tidak bisa diaplikasikan, karena adanya perjanjian-perjanjian khusus.
– Sangat terikat dengan supplier
Untuk mendapatkan keuntungan yang mencukupi, tentunya setiap pengusaha menginginkan modal yang kecil. Salah satu caranya adalah mencari supplier yang murah. Dengan menggunakan sistem waralaba, pihak pemasok barang pun telah ditentukan. Sehingga kita tidak bisa memilih lagi supplier yang lebih murah.
– Ketergantungan pada reputasi waralaba lain
Salah satu kekurangan terbesar dari waralaba adalah tergantungnya reputasi waralaba terhadap waralaba yang lain. Jika waralaba yang lain melakukan kesalahan yang mengakibatkan rusaknya reputasi, maka hal ini juga akan mempengaruhi waralaba yang anda kelola.
– Biaya waralaba
Pihak pemilik waralaba akan mengajukan biaya awal untuk membeli perjanjian waralaba. Kemudian biaya lanjutan untuk pelatihan dan dukungan bag.
Bisnis e-commerce
Perdagangan elektronik (Electronic commerce atau e-commerce ) yaitu penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektonik seperti internet, televisi, website, atau jaringan komputer lainnya. E-commerce dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis.
Sedangkan E-Commerce menurut Kalakota dan Whinston (1997) dapat ditinjau dalam 4 perspektif berikut:
Dari perspektif komunikasi, E-Commerce adalah pengiriman barang, layanan, informasi, atau pembayaran melalui jaringan komputer atau melalui peralatan elektronik lainnya.
Dari perspektif proses bisnis, E-Commerce adalah aplikasi dari teknologi yang menuju otomatisasi dari transaksi bisnis dan aliran kerja.
Dari perspektif layanan, E-Commerce merupakan suatu alat yang memenuhi keinginan perusahaan, konsumen, dan manajemen untuk memangkas biaya layanan (service cost) ketika meningkatkan kualitas barang dan meningkatkan kecepatan layanan pengiriman.
Dari perspektif online, E-Commerce menyediakan kemampuan untuk membeli dan menjual barang ataupun informasi melalui internet dan sarana online lainnya.
 Bentuk e-commerce yang ada di Indonesia
Secara umum bisnis e-commerce di Indonesia dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk diantaranya sebagai berikut:
1.       Business to Business (B2B) adalah sistem komunikasi bisnis on-line antar pelaku bisnis E-commerce, penjual, dan pembeli yang pada umumnya adalah organisasi/perusahaan yang transaksinya dilakukan oleh para trading partners yang sudah saling kenal dengan format data yang telah disepakati bersama.
2.       Business to Consumer (B2C) B2C dapat diartikan sebagai jenis perdagangan elektronik di mana ada sebuah perusahaan (business) yang melakukan penjualan langsung barang-barangnya kepada pembeli (consumer). Contoh perusahaan kelas dunia yang telah menerapkan B2C adalah Amazon.com.                                                         E -commerce yang penjualnya adalah perusahaan, dan pembelinya adalah perorangan merupakan mekanisme toko on-line (electronic shopping mall), yaitu transaksi antara e-merchant dengan e-customer Dan sifatnya terbuka untuk publik, sehingga setiap individu dapat mengaksesnya melalui suatu web server.
3.       Consumer-to-Consumer(C2C): E-commerce dalam bentuk ini yaitu dimana seorang penjual produk atau jasa menawarkan/menjual produknya kepada orang lain, Merupakan sistem komunikasi dan transaksi bisnis antar konsumen untuk memenuhi kebutuhan tertentu pada saat tertentu. Contoh yang telah menerapkan C2C adalah http://www.bidhere.com/http://www.ebay.com/http://www.munyie.com/.
Dalam bisnis e-commerce banyak potensi dalam pasar Indonesia yang berkembang cukup pesat, namun terdapat tantangan yang perlu dihadapi, yaitu metode pembayaran bukan cash, dan tantangan jasa ekspedisi atau pengiriman barang dalam hal ini, konsumen seringkali mengeluh akan kerugian yang dialami seperti keterlambatan pengiriman, terjadi kerusakan pada barang yang dikirim hingga barang yang dikirim tidak sesuai dengan yang diminta.


Daftar pustaka:
5.      Rahmawati. 2009. Pemanfaata E-commerce Dalam Bisnis Di Indonesia. http://citozcome.blogspot.com/2009/05/pemanfaatan-e-commerce-dalam-bisnis-di.html.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar