Juni 30, 2021

Gambar Kerja dalam Membangun Bisnis Konstruksi

Oleh  : Restra Oki Baskara (41118120053/okirestra11@gmail.com)

Sumber : https://wangsakaragroup.com
Bisnis dalam bidang konstruksi bukanlah hal yang baru pada zaman sekarang ini. Banyak perusahaan yang pada akhirnya berkembang namun banyak juga yang terpaksa harus gulung tikar meskipun sudah berjalan puluhan tahun. Membangun sebuah bisnis selayaknya membangun sebuah rumah, hal utama yang perlu diperhatikan adalah rencana bisnis atau business plan.

Rencana bisnis adalah sebuah gambar yang kita butuhkan untuk merancang sebuah bisnis itu sendiri, tanpa rancangan ini memang kita dapat saja membuatnya namun rencana bisnis ini tentunya mempermudah kita untuk membuat gambaran bisnis yang akan kita bangun.

Gambar kerja adalah sebuah acuan dalam bekerja di dunia konstruksi tanpa gambar kerja tentunya para pekerja di lapangan akan kesulitan dalam menentukan area pengerjaan sebuah bangunan. Hal itu sama seperti rencana bisnis yang dibuat, pemilik usaha tentunya akan kesulitan mengeksekusi sebuah hal apabila tidak ada rencana bisnis tersebut. Selain itu pula tanpa adanya rencana bisnis, pemilik usaha tentunya akan kebingungan dalam menentukan langkah ketika memulai usaha.

Langkah pertama yang harus dibangun oleh seorang pemilik bisnis adalah membuat gambar kerja atau rencana bisnis yang ingin dijalankannya. Ada cukup banyak model dalam membuat rencana bisnis, salah satunya adalah Bisnis Model Canvasing. Rancangan bisnis ini diciptakan pertama oleh Alexander Osterwalder pada tahun 2005 yang mana tujuannya adalah membuat strategi manajemen yang digunakan berdasarkan proporsi nilai perusahaan, produk, infrastruktur, pelanggan dan keuangan.

Manfaat dari Bisnis Canvas itu sendiri yaitu :

  • Mempersingkat penulisan rencana bisnis sehingga pada akhirnya point -point utama dalam rencana bisnis terlihat cukup jelas.
  • Perusahaan dapat lebih fokus terhadap poin penting dalam perencanaan.
  • Eksekusi perencanaan bisnis dapat berjalan lebih maksimal dengan tingkat kekeliruan yang minimal

Bisnis Model canvasing atau yang sering disingkat BMC adalah sebuah model bisnis yang saat ini cukup banyak digunakan oleh para pemilik bisnis karena bisnis model ini ringkas namun memiliki banyak point penting didalamnya. BMC sendiri di gambarkan sebagai berikut;



Ada Sembilan elemen penting di dalam model bisnis ini yang membantu para pemilik bisnis untuk membuat rancangan bisnis dengan model BMC yaitu (urut dari kanan ke kiri) :

  1. Customer Segment, elemen ini bertujuan untuk menentukan target market yang akan menjadi pasar bisnis jasa konstruksi yang akan di kembangkan. Dalam hal ini, penulis menentukan pasangan muda atau para pekerja dengan tingkat usia 25 tahun – 35 tahun dengan kelas ekonomi menengah sebagai Customer dari bisnis kostruksi ini.

  2. Customer Relationship, elemen ini bertujuan untuk mempermudah customer mendapatkan layanan yang terbaik. Hal ini tentunya menjadi sebuah dasar bagi para customer agar mereka dapat menjadi customer yang loyal atau setia. Penulis sendiri membuat sebuah layanan kritik dan saran melalui Whatsapp yang tentunya sudah banyak di gunakan oleh kalangan saat ini selain itu pula, penulis membuat catalog bisnis di dalam whatsapp yang membantu mereka untuk menemukan jasa yang mereka inginkan.

  3. Channel, elemen ini dimaksudkan agar pemilik bisnis dapat mencapai customer mereka. Dalam hal ini, channel yang digunakan penulis adalah social media seperti instagram, tik-tok, facebook serta whatsapp bisnis sebagai media utama agar para calon customer dapat mengetahui bisnis konstruksi yang dimiliki oleh penulis

  4. Value Proportion, elemen ini bertujuan untuk memperlihatkan kepada Customer keunggulan dari sebuah bisnis atau sebuah produk yang dimiliki. Dalam hal ini, penulis memiliki keunggulan yaitu membuat produk kostruksi menjadi ramah lingkungan serta nyaman dan tentunya dengan biaya yang sesuai dengan keinginan customer itu sendiri.

  5. Key Resource, merupakan sumber daya utama yang menjadi asset penting dalam berjalannya bisnis tersebut. Dalam hal ini, penulis mempunyai sumber daya utama yaitu Mandor yang punya nilai efektivitas dan efisiensi harga. Selain itu pula, Sumber daya lainnya yang dimiliki oleh penulis adalah peralatan kerja yang memumpuni.

  6. Key Activities, merupakan kegiatan utama yang dilakukan dalam bisnis tersebut. Ini merupakan elemen penting karena pada dasarnya banyak pemilik bisnis yang tidak tau kegiatan apa yang harus mereka lakukan agar bisnis mereka dapat berjalan. Dalam hal ini penulis akan melakukan aktivitas yaitu meninjau ulang portofolio yang akan diberikan kepada customer, pemilihan bahan baku yang ramah lingkungan, penyimpanan bahan baku, promosi, evaluasi dan pengembangan dalam usaha yang akan di lakukan. 

  7. Key Partner, elemen ini menunjukkan agar pemilik bisnis dapat mengetahui pemasok bahan baku atau kemitraan yang dapat menunjang berjalannya bisnis yang dimiliki. Dalam hal ini penulis bekerja sama dengan beberapa elemen seperti pemilik toko bahan bangunan sebagai pemasok bahan-bahan untuk membuat konstruksi serta menjalin kerja sama kemitraan terhadap perusahaan Kawan Lawa sebagai pemasok bahan baku interior.

  8. Revenue Streams, elemen ini adalah penggambaran jalur pendapatan yang akan diterima dari Customer segment. Dalam hal ini, jalur pendapatan yang diterima oleh penulis dari jasa konstruksi meliputi pembuatan design, pengerjaan konstruksi, dan penjualan produk interior serta pengolahan limbah konstruksi.

  9. Cost Structure,  pada elemen ini pemilik usaha membuat struktur biaya yang menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan oleh pemilik bisnis dengan pengelolaan pengeluaraan yang akurat tentunya akan membuat biaya menjadi lebih efisien dan terhindar dari resiko kerugian. Penulis menentukan struktur biaya sebagai berikut; penyewaan gudang sebagai kantor untuk inventaris, pembelian inventaris alat konstruksi, gaji pegawai, dan biaya perawatan inventaris.

Disaat ini memang cukup banyak bisnis baru berkembang, hal ini tentu saja dapat tercipta karena kerja keras dan usaha yang mereka lakukan. Selain kerja keras dibutuhkan kerja cerdas.

Salah satu cara agar dapat berkembang dan bertahan di tengah persaingan bisnis ini adalah dengan membuat gambar kerja yang jelas salah satunya gambar kerja dengan menggunakan bisnis model canvasing ini. Karena dengan bisnis ini membantu para pemilik bisnis dalam;

  • Memperjelas fokus bisnis yang dijalankan para pelaku bisnis. Para pelaku bisnis dapat mengetahui kegiatan apa saja yang harus mereka lakukan dan bagaimana caranya agar kegiatan tersebut menjadi keuntungan bagi perusahaan
  • Dengan gambar kerja model canvas ini sendiri, maka dapat membuat suatu perencanaan lebih akurat yang pada akhirnya dapat membantu para pelaku bisnis dalam menyortir jenis bisnis serta kegiatan yang bisa membuat kerugian pada usaha yang didirikan

  • Salah satu kegagalan dalam sebuah bisnis adalah produk atau jasa yang mereka kurang tepat sasaran. Dengan adanya gambaran  kerja tentu ada sebuah visualisasi yang membuat para pelaku bisnis mengevaluasi kembali customer target yang mereka berikan.

  • Resiko gagal yang minim dalam hal ini, para pelaku bisnis tentunya dapat terbantu karena model bisnis inibukan hanya mencari tau pendanaan yang didapatkan oleh pendanaan tapi juga bagaiman jasa atau produk bisa sampai ke tangan customer.

Bisnis yang baik tentunya adalah bisnis yang dapat di mulai, namun bagaimana cara memulainya hal tersebut tentunya bisa kita atur dengan membuat gambar kerja yang sesuai bukan hanya dengan produk atau jasa yang kita gunakan akan tetapi juga dengan cara atau sikap yang kita lakukan. Hal ini tentunya akan menjadi salah satu penentu keberhasilan dari bisnis yang akan atau sedang kita jalankan.

Blank, S. dan Dorf, B. 2012. The Startup Owner’s Manual™ The Step-by-Step Guide for Building a Great Company. K and S Ranch Inc., K&S Ranch Publishing Division, California.

Osterwalder, Alexander, & Pigneur, Yves. 2010. Business Model Generation . John Wiley & Sons, Inc., Hoboken, New Jersey.




 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar