September 20, 2021

Pilih mana?: Entrepreneurship, Sosiopreneurship atau Teknopreneurship

Oleh: Agustinus Kukuh (@S15_AGUSTINUS)

Email: august17.kukuh@gmail.com

Abstrak

Berbisnis memang menjadi salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk meraup banyak pundi-pundi kekayaan. Akan tetapi, perlu untuk mengetahui cara membangun bisnis yang tepat agar usaha yang dimulai atau sedang dijalankan dapat berjalan maksimal.

Nah, salah satu kunci kesuksesan bisnis yaitu dengan memilih sektor bisnis yang diminati atau unik sehingga berbeda dengan kebanyakan orang. Dengan begitu, usaha kita akan selalu ada permintaan dari masyarakat. Dalam membangun sebuah bisnis, kita harus punya strategi untuk melancarkan jalan usaha kedepannya dan agar saat usaha kita telah menjadi besar, itu tidak gampang menjadi goyang. Untuk menjadi seorang pebisnis bukan hanya modal dana yang dibutuhkan. Namun, sikap dan jiwa bisnis juga perlu dimiliki oleh para pembisnis baru agar usahanya dapat berkembang. Pada artikel kali ini, saya akan mengulas beberapa jenis disiplin ilmu kewirausahaan untuk dikenal supaya mendapat pilihan arah kemana tujuan bisnis kita untuk menjadi seperti apa bisnis kita kedepannya.

Kata Kunci: Bisnis, strategi, sikap, kewirausahaan

Pengertian 

Jadi enterpreneur atau sociopreneur atau bahkan teknopreneur, apa pilihan anda? Dari pertanyaan tersebut tahukah apa perbedaannya? Semua orang bisa menjadi enterpreneur namun tidak semua orang mampu menjadi sociopreneur. Kenapa?

Enterpreneur memiliki sebuah arti orang yang melakukan aktivitas wirausaha yang dicirikan dengan pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun manajemen operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.

Sociopreneur adalah seorang yang mendirikan usaha dengan tujuan hasil usahanya akan digunakan untuk kegiatan sosial bersama. Jadi, uang dari hasil usaha tersebut tidak digunakan untuk kepentingan pribadi melainkan untuk membantu orang banyak. Kedua hal ini memiliki arti yang hampir sama dengan tujuan yang berbeda.

Technopreneur adalah perpaduan dari dua kata technology dan entrepreneur yang dapat diartikan adalah bisnis berbasis teknologi. Technopreneur tentang bagaimana memanfaatkan perkembangan teknologi sedang berkembang pesat menjadi sebuah peluang bisnis.

Setelah mengetahui definisi masing-masing, saya akan mengupas lebih dalam lagi tentang peran dan peluang yang bisa kita dapat dari ketiga istilah tersebut. Mulai saja dari:

Enterpreneurship

Kita akan mendapatkan beberapa pengertian entrepreneur yang disebutkan oleh para ahli. Beberapa pengertian tersebut di antaranya adalah:

· Suryana melalui bukunya Kewirausahaan: Kiat dan Proses Menuju Sukses (2013), menyebutkan bahwa entrepreneurship adalah proses yang dilakukan seseorang sebagai upaya untuk menerapkan kreativitas serta inovasi untuk mencari peluang serta pemecahan masalah.

· Hermawan Kartajaya mengungkapkan bahwa entrepreneurship adalah upaya menciptakan nilai yang dilakukan lewat pengamatan pada kesempatan bisnis. Upaya yang dimaksud di antaranya adalah manajemen risiko ataupun mobilisasi sumber daya yang bertujuan menciptakan produk yang bermanfaat.

· Abu Marlo melalui Entrepreneurship Hukum Langit mengungkapkan kalau entrepreneurship adalah kemampuan mengetahui serta memanfaatkan peluang sebagai upaya mengubah sistem. Dalam pemanfaatan peluang tersebut, seorang entrepreneur akan selalu memperhitungkan risiko yang bisa terjadi.

7 Ciri yang Membedakan Pengertian Entrepreneur dan Pengusaha 

Ide bisnis

Pengusaha memiliki kecenderungan untuk melakukan bisnis dengan konsep yang sudah matang dan dipraktikkan oleh pengusaha lain. Namun, entrepreneur punya pandangan lain. Mereka memilih untuk menjalankan ide bisnis yang unik dan berbeda dengan orang lain.

Pangsa pasar

Seorang pebisnis mengikuti apa yang diinginkan oleh pasar. Sementara itu, seorang entrepreneur melakukan upaya agar dia bisa membentuk pangsa pasar tersendiri.

Cara pengambilan keputusan

Pebisnis memiliki perhitungan yang matang dalam setiap pengambilan keputusannya. Lain halnya dengan seorang entrepreneur yang kerap memilih proses pengambilan keputusan berdasarkan intuisi.

Tujuan bisnis

Pebisnis dalam menjalankan usahanya bertujuan untuk memperoleh keuntungan. Sementara itu, entrepreneur lebih berfokus pada upaya pemanfaatan sumber daya manusia.

Tingkat kompetisi

Seorang pebisnis bakal menghadapi tingkat persaingan yang tinggi. Kondisi berbeda dihadapi oleh entrepreneur. Dengan ide bisnis yang unik dan kemampuannya menciptakan pangsa pasar, dia bisa menjalankan usahanya dengan tingkat persaingan yang rendah.

Risiko

Pengusaha berusaha menjalankan bisnis yang minim risiko. Sementara itu, seorang entrepreneur berupaya memanajemen risiko dan mengubahnya menjadi peluang usaha yang menjanjikan. 

Metode pelaksanaan bisnis

Pengusaha kerap memilih metode konvensional dalam upaya meraih tujuan bisnisnya. Sementara itu, entrepreneur tak jarang menjalankan metode anti-mainstream dalam menjalankan bisnis.

Contoh seorang enterpreneur:


Bambang Mustari Sadino atau akrab dipanggil Bob Sadino, adalah seorang pengusaha asal Indonesia yang berbisnis di bidang pangan dan peternakan. (Wikipedia)

Sosiopreneurship

Akhir-akhir ini, muncul istilah sociopreneur dalam dunia bisnis. Sociopreneur sendiri berasal dari kata social dan entrepreneur, yang artinya seorang pebisnis yang menjalankan kegiatan wirausaha dengan fokus menciptakan dampak sosial bagi masyarakat. 

Karakteristik sebuah bisnis sosial atau social enterprise bisa dilihat dari beberapa hal. Pertama, social enterprise menerapkan prinsip bisnis dan manajemen untuk menyelesaikan masalah sosial, terutama saat pemerintah atau pasar gagal ataupun saat ada kebutuhan yang belum terpenuhi.

Kedua, sociopreneur menekankan pengembangan solusi yang efisien, terjangkau, dan hemat biaya. Terakhir, solusi yang berkelanjutan. Artinya, seorang sociopreneur juga harus bisa mempertahankan bisnisnya selagi menjalankan misi sosialnya. 

Berikut beberapa tips yang bisa kamu lakukan agar bisa berhasil menjadi seorang sociopreneur.

Pahami Isu yang Mau Kamu Angkat

Yang pertama dan paling jelas, pastikan kamu benar-benar paham soal isu yang mau kamu angkat. Hal ini sangat penting supaya bisnis sosialmu tidak setengah-setengah dan akhirnya malah tidak memberikan dampak apapun. Tentukan secara spesifik demografi masyarakat yang menjadi target dari bisnismu dan masalah yang ingin kamu selesaikan untuk demografis tersebut.

Lakukan Riset

Bukan hanya riset target pasarmu, tetapi juga riset social enterprise lainnya yang mungkin menyasar isu yang sama dengan bisnis yang ingin kamu bangun. Pelajari bagaimana mereka menawarkan solusi atas satu masalah dan aspek apa yang bisa kamu tingkatkan dari bisnis mereka.

Ciptakan Konsep yang Unik

Rencanakan dengan matang konsep seperti apa yang akan kamu tawarkan sebagai solusi. Usahakan kamu mempunyai konsep unik dan cara yang berbeda yang belum pernah ditawarkan oleh orang atau perusahaan lain. 

Tentukan Bisnis Model

Bisnis model sangat penting untuk menentukan arah bisnismu ke depannya. Seberapa luas dan besar jangkauan maupun dampak yang ingin kamu ciptakan? Apakah kamu benar-benar berfokus pada satu komunitas lokal secara spesifik atau kamu ingin mempunyai jangkauan yang lebih luas?

Dari situ, tentukan berapa dana yang kira-kira kamu butuhkan untuk bisa menjalankan misi maupun mempertahankan bisnismu. Tentukan juga apakah penerima manfaat dari bisnismu merupakan kelompok yang juga menjadi konsumen dari bisnismu atau keduanya terpisah. 

Pilih Jenis Pendanaan

Tentukan pendanaan seperti apa yang ideal untuk mendapatkan modal usaha. Apakah kamu akan mengandalkan dana sendiri, meminjam keluarga atau teman, mengajukan pinjaman bank, melakukan crowdfunding, atau mencari investor?

Apabila kamu memilih mencari modal usaha melalui investor, pastikan investor tersebut benar-benar memahami dan sejalan dengan misimu alih-alih hanya ingin mendapatkan laba setinggi mungkin.

Seimbangkan Antara Profit dan Dampak

Seperti yang sudah disebutkan, dalam menjalankan social enterprise pebisnis harus bisa menjaga agar usahanya tetap bisa bertahan sehingga bisa terus memberikan dampak dan solusi. Hal ini jelas tidak mudah. Sebagai sociopreneur, kamu harus bisa menyeimbangkan antara profit yang didapat dengan dampak yang kamu berikan. 

Jalankan Bisnis dengan Transparan

Dalam menjalankan sebuah social enterprise, transparansi menjadi kunci untuk menjaga kepercayaan tiap pihak yang terlibat, khususnya orang yang menyumbangkan dana. Untuk menghindari timbulnya kecurigaan, kamu bisa buat website online untuk membagikan informasi secara detail mengenai misi yang kamu jalankan serta laporan pengelolaan atas dana yang diterima.

Manfaatkan Berbagai Platform 

Terakhir, jangan lupa untuk memanfaatkan berbagai platform yang ada, mulai dari media sosial hingga konten pada website toko online milikmu sendiri. Ciptakan online presence yang tulus dan sejalan dengan misimu. Bangun koneksi personal dengan audiens, misalnya dengan membagikan konten yang bermakna dan bermanfaat di media sosial atau web jualan online. Dengan terhubung dan berinteraksi langsung dengan audiensmu, kamu pun bisa mengenal mereka lebih baik dan menjangkau lebih banyak orang lagi.

Contoh seorang Sosiopreneur asal Indonesia:

        Alfatih Timur, figur di balik platform galang dana no. 1 di Indonesia (Kitabisa.com)

Technopreneurship

Keuntungan Menjadi Technopreneur

Dalam ruang technopreneur, bukan penemuan melainkan inovasi adalah kunci untuk mencapai kesuksesan. Ini berarti menemukan solusi untuk masalah dengan menggunakan alat yang sudah ada untuk melayani dunia. Artinya mencari solusi untuk masalah dengan memanfaatkan sumber daya teknologi, dan itu berarti seorang technopreneur harus kreatif, inovatif, dinamis, yang juga paham teknologi karena teknologi memang menjadi pusat perhatian.

1.Tidak Membutuhkan Modal Besar 

Dalam dunia technopreneur, modal yang paling berharga adalah ide awal, kemudian dari ide tersebut dilakukan eksekusi dengan cara membuat minimum viable product (MVP) sebagai uji pasar.

Seluruh eksekusi ini biasanya dimulai dari tahap startup, sehingga bisa dilakukan hampir tanpa modal. Anda hanya butuh menemukan team yang terdiri dari Co-Founder, CFO, CTO, dan bussines development yang bersedia untuk dibayar menggunakan saham.

2.Tidak Perlu Kantor yang Besar 

Bisnis berbasis teknologi umumnya bisa dikerjakan dimana saja, asalkan ada laptop/PC dan koneksi internet. Team yang mendukung pun bisa diatur untuk bekerja secara remote dari rumah masing-masing, jadi menghemat biaya sewa gedung untuk operasional bisnis di awal-awal perusahaan berkembang.

3.Berpotensi Mendapatkan Valuasi Besar 

Meski baru menjadi trend beberapa dekade terakhir, perusahaan startup teknologi saat ini sudah banyak yang sukses dari segi valuasi. Bahkan, perusahaan teknologi seperti Gojek, Tokopedia, atau Traveloka saat ini sudah berhasil melampaui perusahaan konvensional yang sudah berjalan puluhan tahun.

4.Bisa Dimulai Dari Rumah

Tahukah Anda jika perusahaan raksasa sekelas Apple, Microsoft, Google, atau Amazon awalnya hanya dimulai dari garasi rumah? technopreneurship adalah soal pinsip dan inovasi, sehingga perusahaan teknologi memang sesederhana itu untuk awal mulanya, karena yang dibutuhkan sebatas produk prototype (MVP) yang bisa beroperasi.

                        Co-Founder dan CEO Tokopedia, William Tanuwijaya
                        

 
Co-Founder dan CEO GOJEK, Nadiem Makarim

Kesimpulan

Untuk dapat menentukan pilihan usaha yang tepat, kita harus melihat kemampuan dan passion yang ada di diri, dan biasanya usaha yang dibangun pertama kali berdasarkan passion juga hobby akan lebih hidup dan menghasilkan kesuksesan dibanding dengan usaha yang mengikuti tren dan orang lain.

Karena usaha yang sesuai dengan kemampuan diri, passion dan hobby, akan mampu menggerakkan kita untuk bekerja lebih keras dan bertanggungjawab untuk menjalankannya dan mewujudkan impiannya. Kita akan menjalankan usahanya dengan sangat menyenangkan dan semangat.

Untuk memantapkan pilihan,perbanyaklah berkumpul dengan teman-teman yang sudah menjalani usaha. Pertemanan sesama pengusaha ini bisa kita dapatkan di banyak sumber, misalnya di seminar-seminar usaha, komunitas pengusaha, forum-forum online maupun offline, dan lain-lain, asalkan kita mempunyai keinginan yang kuat dan mau mencarinya. Dan dari pertemanan tersebut, carilah satu orang yang sudah baik usahanya untuk menjadi mentor kita.

Referensi

https://voffice.co.id/jakarta-virtual-office/business-tips/pengertian-entrepreneur-beda-lho-dengan-pengusaha-ini-penjelasannya-menurut-para-ahli/

https://www.sirclo.com/8-tips-menjadi-sociopreneur-pebisnis-yang-membawa-dampak-positif-bagi-masyarakat/

https://qwords.com/blog/technopreneurship-adalah/ 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar