November 07, 2021

Kewirausahaan dan Globalisasi

 

Oleh : Hamid Afifudin (@S10-HAMID)


 

Latar Belakang

Dalam konteks persaingan global yang semakin terbuka seperti saat ini, banyak tantangan yang harus dihadapi. Setiap negara harus bersaing dengan menonjolkan keunggulan sumber daya masing-masing. Negara-negara yang unggul dalam sumber dayanya akan memenangkan persaingan. Sebaliknya, negara-negara yang tidak memiliki keunggulan bersaing dalam sumber daya akan kalah dalam persaingan dan tidak akan mencapai banyak kemajuan. Negara-negara yang memiliki keunggulan bersaing adalah negara-negara yang dapat memberdayakan sumber daya ekonomi dan sumber daya manusianya secara nyata. Sumber-sumber ekonomi dapat diberdayakan apabila manusia memiliki keterampilan kreatif dan inovatif. Di Indonesia, sumber daya manusia betul-betul menghadapi tantangan dan persaingan yang kompleks.

Tantangan persaingan global, pertumbuhan penduduk, pengangguran, tanggung jawab sosial, keanekaragaman ketenagakerjaan, etika, kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, dan gaya hidup beserta kecenderungannya merupakan tantangan yang saling terkait. Dalam persaingan global, semua sumber daya antarnegara akan bergerak bebas melewati batas-batas yang ada. Hanya sumber daya yang memiliki keunggulanlah yang dapat bertahan dalam persaingan. Demikian juga pertumbuhan penduduk dunia yang cepat disertai persaingan yang tinggi akan menimbulkan berbagai angkatan kerja yang kompetitif dan pengangguran bagi sumber daya manusia yang tidak memiliki keunggulan dan daya saing yang kuat.

Untuk menghadapi berbagai tantangan tersebut diperlukan sumber daya berkualitas yang dapat menciptakan berbagai keunggulan, baik keunggulan komparatif maupun keunggulan kompetitif, di antaranya melalui proses kreatif dan inovatif berwirausaha.


Mind Mapping


Tantangan Global Kewirausahaan

Skema Tantangan Global Sumber Daya Kewirausahaan


Tantangan Pengangguran

Pengangguran merupakan masalah yang tiada ujungnya dan menjadi salah satu masalah mendasar dalam bangunan perekonomian. Berdasarkan data BPS yang baru dirilis, jumlah penganggur per Agustus 2009 sebesar 13,08% dari total angkatan kerja yang mencapai 113,83 juta orang. Dalam jumlah itu, pengangguran terdidik yang berasal dari lulusan perguruan tinggi naik menjadi 14,89 juta dibandingkan dengan 14,09 juta orang pada periode yang sama tahun sebelumnya (Simanjuntak, 2009). Kondisi tersebut disebabkan oleh sukarnya ketersediaan lapangan kerja dan adanya gap antara kebutuhan dunia usaha dengan kualitas lulusan perguruan tinggi. Oleh karenanya, kewirausahaan merupakan alternatif agar lulusan yang dihasilkan perguruan tinggi dapat memberdayakan kemampuannya dengan membangun lahan usahanya sendiri. Dengan demikian, kewirausahaan tidak saja mengatasi pengangguran tetapi dapat membuka lahan pekerjaan yang kemudian mampu mengurangi pengangguran lainnya.

Struktur Pengangguran

Model pembangunan ekonomi yang menekankan pada tradable goods menyebabkan lulusan perguruan tinggi yang tidak memiliki kualifikasi memadai tidak terserap di pasar tenaga kerja. Dengan adanya ledakan jumlah penduduk, maka beban penduduk juga semakin bertambah.

Model Kewirausahaan

Terdapat berbagai pengertian pada kewirausahaan, yang secara umum menekankan pada penciptaan organisasi baru, menjalankan kombinasi (kegiatan) yang baru, eksplorasi berbagai peluang, menghadapi ketidakpastian, dan mendapatkan secara bersama-sama faktor-faktor produksi. Schumpeter (1934) mengkaitkan wirausaha dengan konsep inovasi yang diterapkan dalam konteks bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya. Pelakunya dinilai sebagai inovator yang mengimplementasikan perubahan-perubahan di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk:

(1) memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru,

(2) memperkenalkan metoda produksi baru,

(3) membuka pasar yang baru (new market),

(4) Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru, atau

(5) Menjalankan organisasi baru pada suatu industri. Inti dari kewirausahaan adalah kemandirian yang meliputi kemandirian berpikir, bertindak, dan mengendalikan apa yang mereka lakukan tersebut.

Tantangan Tanggungjawab Sosial

Wirausaha yang unggul merasa bertanggungjawab secara pribadi atas hasil usaha yang dia lakukan. Mereka lebih dapat mengendalikan sumberdaya sumberdaya yang dimiliki dan menggunakan sumberdaya tersebut untuk mencapai cita-cita. Wirausaha yang berhasil dalam jangka panjang haruslah memiliki rasa tanggung jawab atas usaha yang dilakukan. Kemampuan untuk menanggung risiko usaha seperti: risiko keuangan, risiko teknik adakalanya muncul, sehingga wirausaha harus mampu meminimalkan risiko.

Tantangan Kemajuan Teknologi

Jiwa kewirausahaan yang berbasis teknologi atau biasa disebut technopreneurship merupakan satu alternatif mutakhir untuk menjawab tantangan itu. Proses pengembangan unit usaha dan produksi dengan memanfaatkan teknologi dapat melipatgandakan hasil sekaligus performa dari unit usaha tersebut. Untuk itu, sekiranya ada beberapa tahapan sederhana yang bisa dilakukan untuk mengembangkan wirausaha berbasis teknologi ini.

Tantangan Gaya hidup dan kecenderungannya

Para wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang di butuhkan guna mengambil keuntungan dari padanya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses.Para wirausaha adalah individu-individu yang berorientasi kepada tindakan, dan bermotivasi tinggi yang mengambil resiko dalam mengejar tujuannya.

Ciri-ciri dan sifat dari wirausaha :

1.      Percaya diri: keyakinan, ketidak tergantungan, individualitas, optimisme.

2.      Berorientasikan tugas dan hasil : kebutuhan akan prestasi berorientasi laba, 
ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, dan 
inisiatif.

3.      Pengambil resiko : kemampuan mengambil resiko, suka pada tantangan.

4.      Kepemimpinan : bertingkah laku sebagai pemimpin dapat bergaul dengan orang lain menanggapi saran-saran dan kritik.

5.      Keorisinilan : inovatif dan kreatif fleksible, punya banyak sumber rerba bisa.

6.      Berorientasi ke masa depan.

Tantangan Etika

Etika ialah suatu studi mengenai yang benar dan yang salah dan pilihan moral yang dilakukan seseorang. Keputusan etika ialah suatu hal yang benar mengenai perilaku standar. Etika bisnis mencakup hubungan antara perusahaan dengan orang yang menginvestasi uangnya dalam perusahaan, dengan konsumen, pegawai kreditur, saingan dan sebagainya. Orang – orang bisnis diharapkan bertindak etis dalam berbagai aktivitasnya di masayarakat.

1.      Menjaga etika adalah suatu hal yang sangat penting untuk melindungi reputasi perusahaan. Masalah etika ini selalu dihadapi oleh para manajer dalam keseharian kegiatan bisnis, namun harus selalu dijaga terus menerus, sebab reputasi sebagai perusahaan yang etis tidak dibentuk dalam waktu pendek, tapi akan terbentuk dalam jangka panjang. Dan ini merupakan asset yang tak ternilai sebagai goodwill bagi sebuah perusahaan.

2.      Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain ialah:

3.      Pengendalian diri

4.      Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility)

5.      Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi

6.      Menciptakan persaingan yang sehat

7.      Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan"

8.      Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi)

9.      Mampu menyatakan yang benar itu benar

10.  Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha kebawah

11.  Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama

12.  Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati

13.  Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum positif yang berupa peraturan perundang-undangan

Tantangan Keanekaragaman Angkatan Kerja

Secara umum dan singkat tipe kepribadian manusia menurut Psikolog dari Amerika yang terkenal dengan JL Holland dapat dibedakan dengan 6 macam:

1.      Tipe Kepribadian Konvensional

Ciri ciri dari kepribadian konvensional adalah bersikat hati-hati, mengikuti arus, metodis, efisien, cermat, tidak fleksibel, pemalu, tidak mau menonjolkan diri, patuh, teratur, tekun, praktis, cermat, sopan, dan tidak imajinatif.

Pekerjaan yang cocok untuk tipe konvensional adalah : resepsionis, sekretaris, klerek, operator komputer atau akuntan.

2.      Tipe Kepribadian Sosial

Ciri-ciri kepribadian konvensional adalah: menyukai orang, menikmati pergaulan, ramah, dermawan, suka menolong, baik hati, mudah berempati, persuasif, sabar, suka bekerja sama, bertanggungjawab bijaksana, dan hangat.

Pekerjaan yang cocok untuk tipe ini adalah: Guru, ibu rumah tangga, atau konsultan manajemen.

3.      Tipe Kepribadian Investigative

Ciri-ciri Kepribadian investigative adalah rasional, analitis, kompleks, selalu ingin tahu, teliti, senang menyendiri, isntrospektif, pemalu, penuh kehati-hatian, tidak terburu-buru, tidak terbawa emosi, dan tidak terlalu disukai orang.

Pekerjaan yang cocok untuk tipe ini: ilmuwan, dokter, penerjemah, surveyor, peneliti, atau dosen.

4.      Tipe Kepribadian Artisitik

Ciri-ciri Tipe Kepribadian artisitik adalah tidak rapi, emosional, impulsive, tiakpraktis, mandiri, instrospektif, imajinatif, orisional, tidak senang, mengikuti arus, intuitif, peka, terbuka, dan disukai banyak orang.

Pekerjaan yang cocok untuk tipe ini adalah: penulis, musisi, jurnalis, seniman, disainer, actor, atau kritikus seni.

5.      Tipe Kepribadian Realistis

Ciri-ciri kepribadian realistis adalah tidak suka omong kosong, tidak suka mengumbar janji atau kata-kata, keras kepala, materialistis, praktis, menjauhi diri dari pergaulan social, sedikit bergaul, bersikap wajar tidak dibuat-buat, berterus terang, cenderung mengikuti arus, fleksibel, tekun, dan cermat.

Pekerjaan yang cocok untuk tipe ini antara lain : sopir, pilot, mekanik, juru masak, atau petani.

6.      Tipe Kepribadian Pengusaha

Ciri-ciri tipe kepribadian pengusaha adalah gigih, ambisius, menyenangkan, mendominasi, menyukai petualangan, suka coba-coba, terkadang bertindak berlebihan, suka berbicara, penuh rasa percaya diri, sangat optimis, dan siap mencoba apapun.

Pekerjaan yang cocok untuk kepribadian ini adalah : penjual, eksekutif, manajer, atau wiraswasta/wirausahawan.

Tantangan Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk dapat menimbulkan dampak yang sangat luas, apalagi jika pertumbuhan penduduk yang terjadi di indonesia, yang cenderung berdampak negatif , hal ini di sebabkan karena pertumbuhan penduduk yang terjadi tidak di imbangi oleh saran dan prasaran yang memadai, banyak sekali dampak negatif yang dapat di timbulkan, khususnya yang akan kita bahas adalah dampak di bidang ekonomi, pertumbuhan penduduk yang cepat tidak di imbangi oleh lapangan pekerjaan yang tersedia, sehingga menimbulkan pengangguran dimana-mana, apalagi di perparah dengan pemusatan-pemusatan lapangan kerja yang cenderung berada di daerah kota-kota besar.

Tantangan Persaingan Global

Sumberdaya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor kunci dalam persaingan global, yakni bagaimana menciptakan SDM yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam persaingan global yang selama ini kita abaikan. Globalisasi yang sudah pasti dihadapi oleh bangsa Indonesia menuntut adanya efisiensi dan daya saing dalam dunia usaha. Dalam globalisasi yang menyangkut hubungan intraregional dan internasional akan terjadi persaingan antarnegara. Indonesia dalam kancah persaingan global menurut World Competitiveness Report menempati urutan ke-45 atau terendah dari seluruh negara yang diteliti, di bawah Singapura (8), Malaysia (34), Cina (35), Filipina (38), dan Thailand (40).

Menuju Pasar Internasional

Ekspor

Persoalan ekspor menyangkut bagaimana barang-barang yang akan di jual di luar negeri sam pai ke konsumen. Menurut Peggy Lambing (2000:79-80) ada dua pendekatan yang mencakup hal-hal berikut.

Ekspor Tidak Langsung (indirect exporting)

Karena wirausahawan memiliki keterbatasan waktu, usaha, sumber-sumber, dan semua tugas-tugas yang akan dilakukan secara independen, para wirausahawan biasanya melakukan kegiatan ekspor secara tidak langsung, yaitu dengan menggantikan proses ekspor kepada suatu perusahaan manajemen ekspor (export management company_EMC).

Fungsi EMC adalah:

a)      melakukan riset pasar

b)      mengembangkan jejaring distribusi

c)      melakukan kontak-kontak berharga bagi perusahaan

d)     mengidentifikasi beberapa aspek gangguan yang berhubungan dengan negara tertentu

EMC ini dibayar ehingga perlu dipertimbangkan keahliannya. Akibatnya, ada beberapa tambahan pembiayaan (cost) ekspor berikut.

a)      Biaya waktu pengumpulan yang panjang (longer collection time), misalnya biaya lama pengapalan, pembayaran ekspor, dan pemesanan ekspor yang lebih lama di dalam negeri.

b)      Biaya asuransi (insurance), menyangkut dua asuransi, yaitu asuransi atas tunggakan yang tidak dibayar oleh pelanggan (nonpayment by the customers), dan asuransi yang berhubungsn drngsn ketidakstabilan pemerintah.

c)      Pajak (taxes) yang dibayarkan kepada pemerintahan di luar negeri.

d)     Biaya beban administrasi (administrative burden), yaitu pembiayaan yang diperlukan untuk biaya staf administrasi. Ini banyak bentuknya. Semua biaya tammbahan waktu, usaha-uasaha, dan staf tersebut sudah barang tentu akan terefleksikan pada harga produk.

Ekspor Langsung (direct exporting)

Perusahaan itu sendiri yang alngsung membawa dan memasarkan produknya di pasar luar negeri. Biasanya menggunakna beberapa perwakilan pwenjualan yang tersusun secara sederhana dan langsung. Perwakilan penjualan tersebut merupakan agen independen yang diberi komisi. Perusahaan akan memberikan bantuan pelatihan dan referensi promosi, sampel penjualan, dsb.

Impor

Menurut Peggy Lambing (2000:85) dalam persoalan impor ada dua rute utama yang dapat diidentifikasi, yaitu: rute sumber-sumber dan penempatan peluan (opportunity-spotting).

Rute sumber-sumber meruakan salah satu yang harus dicari oleh wirausahawan terutama yang berhubungan dengan produk yang sudah tersedia secara domestik (di dalam negeri). Produk – produk yang harus dicari adalah produk-produk yang memiliki kualitas yang relative lebh tinggi dan ongkos yang lebih murah dibanding produk-produk yang ditawarkan oleh pemasok di dalam negeri. Untuk memperendah ongkos produk barang yang ditawarkan oleh pemasok dalma negeri, wirausahawan pengimpor dapat mempertinggi kualitas produk dengan cara mencari produk-produk berkualitas dalam bentuk desain yang unggul (superior), ketahanan (durability), penampilan (appearance), dan beberapa elemen lainnya yangb diperlukan oleh pembeli.    

Dengan demikian, untuk memulai bisnis dalam bidang impor diperlukan hal-hal berikut.

1.      Pengetahuan tentang pasar yang sudah tersedia.

2.      Kemampuan untuk melakukan pencarian industri yang ada pada lingkup global.

3.      Pemahaman tentang perdagangan internasional dan sangat mengenal proses impor.

Selain rute sumber-sumber yang tidak kalah penting, wirausahawan harus mengetahui tentang pencarian (tempat) peluang (opportunity) spotting). Opportunity spotting lebih berorientasi dan menggambarkan produk-produk konsumen. Peluang tersebut lebih rendah pada beberapa item yang tidak tersedia di dalam negeri. Peluang ini sering kali diperoleh dalam perjalann dengan melihat majalah-majalah atau referensi-referensi dari sumber luar negeri. Dari sumber-sumber itu diperoleh sesuatu kebaruan, ketidakbiasaaan, dan kekaguman sehingga timbul gagasan untuk memulai bisnis baru impor produk.

 DAFTAR PUSTAKA

Surayana. Edisi 4. KEWIRAUSAHAAN Kiat dan Proses Menuju Sukses. Penerbit Salemba Empat.

Lambing, peggy, C.R Kuehl. 2000. Entrepreneurship. New Jersey: Prentice Hall, inc.

http://karinagastropoda.blogspot.co.id/2011/10/kewirausahaan.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar