November 06, 2021

Kewirausahaan dan Lingkungan Global Pengaruh Orientasi Kewirausahaan Dan Orientasi Pasar terhadap Kinerja Perusahaan melalui Keunggulan Bersaing Oleh Putri Auliya (@S18-PUTRI)

Kewirausahaan dan Lingkungan Global Pengaruh Orientasi Kewirausahaan Dan Orientasi Pasar terhadap Kinerja Perusahaan melalui Keunggulan Bersaing Oleh Putri Auliya (@S18-PUTRI)

I.                     PENDAHULUAN

Persaingan di berbagai sector semakin ketat pada era globalisasi sekarang ini. Dan persaingan tersebut tidak dapat dihindari, tidak hanya pesaing dari dalam negeri namun banyak tumbuh investor asing yang memasuki pasar Indonesia. Untuk dapat terus mempertahankan eksistensinya, maka sebuah perusahaan harus ikut bersaing. Hanya satu hal yang dapat dilakukan oleh perusahaan jika ingin teruseksis tanpa bersaing yaitu dengan menciptakan samudera biru, istilah Kim (2010) dalam buku Blue Ocean Strategy, dimana perusahaan mencari pasar yang belum ada pesaingnya. Namun tidaklah mudah bagi perusahaan untuk menciptakan pasar baru tersebut, maka jalan yang harus diambil adalah denganbersaing. Persaingan dapat tercipta melalui strategi. Strategi dalam hal ini tercermin dalam orientasi kewirausahaan, orientasi pasar serta lingkungan. Hubungan orientasi pasar tidak secara langsung berhubungan dengan kinerja, namun melalui keunggulanbersaing. Zhouet al. (2009) meneliti hubungan orientasi pasar, keunggulan bersaing dan kinerja perusahaan, dengan dua dimensi pada masing-masing variabel. Pengukuran kinerja menggunakan kinerja finansial dannon-finansial. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa kinerja pasar full mediasi terhadap hubungan antara keunggulan diferensiasi dan kinerja keuangan.

 

II.                   METODE ANALISIS

Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi pada penelitian ini sebanyak 277 usaha. Ukuran jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin (Husein,2002) sebagai berikut :

A.      Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis-hipotesis dalam penelitian ini digunakan partial least square (PLS). Outer model (outer relation atau measurement model) digunakan untuk menguji bagaimana setiap blok indikator berhubungan dengan variable latennya (Ghozali, 2008). Hal ini dapat dilihat dari: Convergent Validity digunakan sebagai ukuran validitas indicator dalam mengukur variabel latennya. Discriminant validity merupakan ukuran validitas konstruk dalam memprediksi ukuran indikator masing-masing bloknya. Composite reliability merupakan ukuran reliabilitas dari blok indicator dalam mengukur konstruknya (internal consistence). Besarnya composite reliability harus lebih besardari 0,6 (Chin,1998 dalam Ghozali,2008). Inner model yang kadang disebut juga dengan (inner relation, structural model, dan subtanti vetheory) menggambarkan hubungan antar variabel laten berdasarkan pada subtantive theory. Model structural dievaluasi dengan menggunakan R-square untuk konstruk dependen. Interpretasinya sama dengan interpretasi pada regresi (Ghozali,2008). Perubahan nilai R-square dapat digunakan untuk menilai pengaruh Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan memperhatikan tingkat signifikansi dankoefisien beta. Tingkat signifikansi digunakan untuk melihat signifikan tidaknya hubunganvariabellaten independen terhadap variabellaten dependen.variabel independen denganvariabel dependen, sedangkan koefisien beta digunakan untuk melihat arah hubungan pengaruh variable independen terhadap variable dependen. Pengambilan keputusan diterima atau tidaknya hipotesis didasarkan pada arah hubungan dans ignifikansi dari model yangbersangkutan.

 

HASIL ANALISIS

Outer model digunakan untuk menguji bagaimana setiap indikator atauitems berhubungan dengan variabel latennya. Uji model pengukuran tersebut adalah:

                        


Convergent Validity

Butir pertanyaan (items) dinyatakan valid dan dapat digunakan untuk perhitungan dalam menganalisis hasil apabila skor komponen lebih besar darinilai kriteria minimum yaitu 0,500 (Ghozali, 2008). Gambar 1 merupakan hasil perhitungan convergent validity. Terlihat pada gambar 1 hasil perhitungan menunjukan X14 dan X15, X24 dan X26, X37, X38, X43, X44, X50 dan X51, skor berada di bawah 0,5 sehingga harus didelete, kemudian dire-estimate. Setelah di re-estimate terlihat pada gambar 2 skor sudah di atas 0,5 semua sehingga perhitungan dapat dilanjutkan pada proses berikutnya

 



 

Nilai AVE direkomendasikan harus lebih besar dari 0,5 (Chin, dalam Ghozali,2008).Dilihat dari table berikut ini, terlihat bahwa AVE seluruh konstruk lebihtinggi dari 0,5.



 

Selain nilai AVE yaitu nila isquare root of average variance exracted(akar kuadrat AVE) dibandingkan untuk setiap konstruk dengan konstruk lainnya dalam model. Jika nilai akar kuadrat AVE setiap konstruk lebih besar daripada nilai korelasi antara konstruk satu dengan konstruk lainnya dalam model, maka dikatakan memiliki nilai discriminant validity yang baik (Fornell dan Larcker,1981 dalam Ghozali, 2008).

 



 

Reliabilitas instrument ditentukan dari nilaicomposite reliability. Composite reliability merupakan ukuran reliabilitas dari blok indikator dalam mengukur konstruknya (internal consistence). Besarnya composite reliability harus lebih besar dari 0,60 (Chin, dalam Ghozali,2008).Hasil output dari composite reliabilitykonstruk di atas 0,60, sehingga dapat dilanjutkan tahap berikutnya.



 

Pengujian Model Struktural (Inner Model)

Model structural dievaluasi dengan menggunakan R-square untuk konstruk dependen. Interpretasinya sama dengan interpretasi pada regresi(Ghozali, 2008). Perubahan nilai R-square dapat digunakan untuk menilai pengaruh variabel laten independen terhadap variabel laten dependen.



 

Tabel diatas menunjukkan bahwa :

a.       Variabel kinerja dijelaskan oleh keunggulan bersaing, orientasi kewirausahaan, orientasi pasar dan persepsi ketidakpastian lingkungansebesar 35,35%.

b.       Variabel keunggulan bersaing dijelaskan oleh orientasi kewirausahaan danorientasi pasar sebesar 18,63%.

c.       Variabel Orientasi Pasar dijelaskan oleh Orientasi Kewirausahaan sebesar 6,5%.

 

B.      Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan memperhatikan tingkat signifikansi dan koefisien pathantar variabel laten. Untuk menguji hipotesis yang diajukan, dilakukan analisis statistik dengan memasukkan variabel yang diuji secara bersama-sama. Pengambilan keputusan didasarkan pada arah hubungan dan signifikansi dari model yang bersangkutan. Berikut adalah hasil output perhitungan Partial Least Square menggunakansoftware SmartPLS2.0.



 

Berdasarkan tabel diatas, nilai original sample menunjukkan hubungan yang positif atau negative antar variabel. Sedangkan T statistic digunakan untuk melihat signifikan sihubungan antar variabel. Hubungan dianggap signifikan jika T statistic lebih besar dibanding dengan Ttabel. Dengan menggunakan tingkat keyakinan sebesar 95% (α = 0,05) dan degree of freedom(df) = (n-k-1) diperoleh nilai Ttabel sebesar1.66105. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa :H1 yang menyatakan bahwa Orientasi Kewirausahaan berpengaruh positif terhadap Orientasi Pasar diterima. H2 yang menyatakan bahwa Orientasi Kewirausahaan berpengaruh positif terhadap Keunggulan Bersaing diterima. H3 yang menyatakan bahwa Orientasi Pasar berpengaruh positif terhadap Keunggulan Bersaing diterima. H4 yang menyatakan bahwa Orientasi Kewirausahaan berpengaruh positif terhadap Kinerja ditolak. H5yang menyatakan bahwa Orientasi Pasar berpengaruh positif terhadap Kinerja ditolak. H6 yang menyatakan bahwa Keunggulan Bersaing berpengaruh positif terhadap Kinerja ditolak. Berdasarkan hasil uji Sobel (yang dihitung dengan menggunakan kalkulator Sobel, diperoleh nilai thitung sebesar 0,391. Hal ini berarti nilai ttabelone-tail probability sebesar 0,348. Lebih kecil daripada nilai thitungsebesar0,391. Sehingga hipotesis ketujuh yang menyatakan bahwa keunggulan bersaing memediasi hubungan orientasi kewirausahaan dengan kinerja, diterima. Berdasarkan hasil uji Sobel diperoleh nilai thitungsebesar 0,389.Nilai ttabelone-tail probability sebesar0,189. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai thitung lebih besar daripada nilai ttabel sehingg ahipotesis kedelapan yang menyatakan bahwa keunggulan bersaing memediasi hubungan orientasi pasar dengan kinerja,diterima. Berdasarkan tabel5, menunjukkan bahwa nilai Tstatistik sebesar1,126474<1.66105(Ttabel), hal ini berarti Persepsi Ketidakpastian Lingkungan tidak memoderasi hubungan Keunggulan Bersaing dan Kinerja. Hal ini berarti H9 yang menyatakan bahwa Persepsi Ketidakpastian Lingkungan memoderasi hubungan Keunggulan Bersaing dan Kinerja ditolak.

III.                 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil hipotesis diatas diketahui bahwa hubungan antara orientas ikewirausahaan terhadap orientasi pasar adalah positif(berbanding lurus). Hal ini berartibahwa penelitian ini mendukung penelitian Matsunoet.al(2002) yang menemukan bahwa orientasi kewirausahaan mendorong orientasipasar, sehingga semakin besar tingkat orientasi kewirausahaan, semakin besar tingkat orientasi pasar. Pada UMKM ritel di Kabupaten Kebumen dapat dijelaskan bahwa, karakteristik jiwa kewirausahaan yang dimiliki ole hpemilik cukup baik. Dan kemampuan untuk inovasi, proaktif dan keberanian dalam mengambil risiko terbukti mempengaruhi strategi mereka dalam menghadapi pesaing, dan juga mengutamakan pelanggan. Inovasi yang dilakukan misalnya merubah layout toko menjadi seperti toko modern, misalnya pelanggan dapat memilih dan mengambil sendiri jenis barang yang diinginkan.

 

DAFTAR PUSTAKA

http://www.journal.stieputrabangsa.ac.id/index.php/fokbis/article/view/3/2

Beal,Reginald M. 2000.Competing Effectively, Environment Scanning,Competitive Strategy and Organizational Perfor,ance in SmallManufacturing Firms.Journal Of Small Business Management. January :27-47.

Bharadwaj, Sundar G, P.R.Varadarajan, & Fahly, Jihn. 1993.SustainableCompetitive Advantage in Service Industries: A Conceptual Model andResearch Propositions.Journal of Marketing.Vol.57,Oktober,p.83-99Coyne, Kevin P.1997.

Sustainable Competitive Advantage–What It Isn’t.Journal of Strategy.Cross, Lisa. 1999.Strategy Drives Marketing Success.Graphic ArtsMonthly.71(2) :96.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar