Maret 21, 2022

Pengembangan Teknopreneurship dan Sosiopreneurship pada UMKM

 

Pengembangan Teknopreneurship dan Sosiopreneurship pada UMKM

Oleh : Ahmad Marsudin (41620110051)

                                                                (@T17-Marsudin)                                         

Teknik Industri, Universitas Mercu Buana Jakarta

 

Pendahuluan

 

Technopreneurship adalah    proses    dalam    sebuah    organisasi    yang mengutamakan  inovasi  dan  secara  terus  menerus menemukan problem utama organisasi, memecahkan permasalahannya, dan mengimplementasikan cara-cara  pemecahan masalah dalam rangka meningkatakan  daya  saing  di  pasar  global (Mopangga, 2015 dalam Okorie, 2014).

Secara  istilah sociopreneur adalah pelaku wirausaha yang social driven, bergerak tidak  dimotivasi  profit, melainkan  misi  mengatasi  problem sosial yang ada (Putri, 2017).

Menurut Silvatika (2020) Techno-sociopreneur merupakan gabungan antara wirausaha teknologi dan wirausaha sosial. Kombinasi model bisnis seperti ini yang ideal untuk masa new normal. Wirausaha berbasis teknologi digital seperti UMKM online menjadi semakin menarik karena adanya perubahan pola konsumsi masyarakat akibat pandemi covid-19. Perubahan pola konsumsi barang dan jasa dari offline ke online, peningkatan pemanfaatan teknologi digital dan kenaikan trafik sekitar 15-20%, serta adanya peningkatan pemanfaatan e-learning, ecommerce, linterasi digital, peningkatan permintaan delivery, peningkatan kebutuhan alat kesehatan/kebersihan. 







Hasil dan Pembahasan

Technopreneur menggabungkan teknologi dan pasar, akhirnya  bermuara  pada  bisnis.  Mereka  memulai bisnis  berbasis  inovasi  teknologi,  harus  memiliki sejumlah   pendukung   diantaranya   keinginan   kuat untuk   mengejar   prestasi,   kemampuan   konseptual dan kekuatan memecahkan masalah tinggi, memiliki wawasan  dan  cara  pikir  yang  luas,  percaya  diri tinggi,  toleran,  berani  mengambil  risiko,  realistis, punya kemampuan interpersonal, dan mengendalikan emosi. Ketika  negara  menggunakan  pendekatan peningkatan kemampuan teknologi sebagai pendorong peningkatan  produksi  nasional  dan  dalam  banyak negara sebagai strategi competitive advantage, maka technopreneurship adalah  program  yang  termasuk didalamnya sebagai bagian integral dari peningkatan budaya  (culture)  kewirausahaan (Mopangga, 2015).

Penulis mencoba menjelaskan bagaimana pengembangan technopreneur yang terjadi saat ini, beragam cara dan model menumbuhkan unit-unit usaha baru yang kental dengan nuansa inovasi teknologi di antaranya model waralaba, model kemitraan, model pendampingan, program  inkubator  bisnis, serta pola pendidikan  kewirausahaan  di  perguruan  tinggi  dan sekolah  kejuruan  yang  dikembangkan  oleh  instansi pemerintah maupun non pemerintah (Mopangga, 2015).

Model inkubator  berorientasi  pada  peningkatan keterampilan.  Model    ini    berperan    sebagai ajang untuk  peningkatan  keterampilan  dalam  bentuk: a) balai  latihan  kerja,  b)  model  inkubator  berorientasi pada  jaringan  sistem  inovasi,  c)  model  lembaga inkubator  yang  berperan  untuk  mendorong  lahirnya inovasi  para    wirausaha,  dan  d)  inkubator  yang berorientasi pada pasar ekspor (Mopangga, 2015). Masih menurut Mopangga, (2015) tujuan         pendirian incubator adalah 1)   mengembangkan usaha   baru   dan   usaha   kecil yang   potensial   menjadi usaha mandiri sehingga mampu sukses menghadapi persaingan lokal maupun  internasional,  2)  mengembangkan  promosi kewirausahaan  dengan    menyertakan  perusahaan-perusahaan swasta yang dapat memberikan kontribusi pada sistem ekonomi pasar, 3) sarana alih teknologi dan   proses   komersialisasi   hasil-hasil   penelitian pengembangan bisnis dan teknologi dari para ahli dan perguruan  tinggi.

Indonesia merupakan negara penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia, Atas dasar tersebut tercetuslah ide untuk menggantikan produk plastik dengan produk ramah lingkungan berupa tote bag ramah lingkungan, yang mana proses pembuatannya menggunakan alternatif bahan pengganti untuk pembuatan kantong tas, dalam rangka mendukung program go green. Pemilihan tote bag sebagai produk inovasi adalah karena pentingnya posisi tote bag dalam mendukung kegiatan sehari-hari, terutama dalam bidang ritel (perdagangan), dimana tote bag banyak dipakai sebagai wadah dari belanjaan yang dibeli oleh konsumen. Mengingat banyaknya tote bag yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari terbuat dari bahan yang tidak ramah lingkungan, terutama plastik, maka harus ada sebuah solusi nyata untuk menggantikannya yang dapat memberi manfaat dan ramah lingkungan tanpa menghilangkan fungsi utamanya. Peluang pasar yang dimiliki tote bag berbahan kanvas di pasaran sebesar 14%, hal ini sejalan penggunaan sampah plastik yang mencapai 14% (Yusvita dkk, 2021)

Kegiatan usaha tote bag ramah lingkungan merupakan kegiatan usaha berbasis sociopreneur yaitu bisnis yang dilakukan berdasarkan nilai sosial yang melekat dalam kehidupan sehari-hari, yang mana dalam kegiatan usaha ini mengangkat unsur sosial bertema lingkungan. Tote bag ramah lingkungan ini dibuat untuk mengurangi penggunaan kantong plastik dalam kehidupan sehari-hari (Yusvita dkk, 2021). Kegiatan usaha tote bag ini merupakan salah satu contoh, masih banyak lagi kegiatan usaha

Kesimpulan

Pelaku UMKM semakin maju dan inovatif dengan menggunakan teknologi, dari segi sosial yaitu memberikan keuntungan dan kebermanfaatan bagi seluruh lapisan masyarakat.

 

Daftar Pustaka

Mopangga, H. (2015). Studi Kasus Pengembangan Wirausaha Berbasis Teknologi (Technopreneurship) di Provinsi Gorontalo. Trikonomika14(1), 13-24.

Putri, L. I. (2017). Reduksi Kemiskinan Melalui Sosiopreneurship. Islamic Review: Jurnal Riset dan Kajian Keislaman6(1), 48-68.

Silvatika, B. A. (2020, July). Technosociopreneur, New Model UMKM di Era New Normal. In Prosiding Seminar STIAMI (Vol. 7, No. 2, pp. 29-35).

Yusvita, G., Rinjani, I., Suminar, L. A., Andira, E. R., Wahyudin, W., & Sari, R. P. Analisis Usaha Tote Bag Ramah Lingkungan sebagai Solusi Guna Mengurangi Sampah Plastik.

https://www.tribunnews.com/nasional/2021/09/26/indonesia-penyumbang-sampah-plastik-terbesar-kedua-di-dunia

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar