April 21, 2023

Kunci Sukses Berbisnis Bareng Pasangan ala Sajodo Snack

 


Abstrak 

Bisnis camilan yang dinamakan Sajodo Snack ini dimulai dari keripik kaca pedas yang akhirnya viral di sosial media. Akhirnya, Firda dan suami bisa membuat beragam varian produk lain yang sama suksesnya, seperti keju aroma, baso aci, seblak, dan lain sebagainya.

Sajodo Snacks dirintis di era Covid-19. Perusahaan ini didirikan ketika saya masih kuliah semester tujuh jurusan manajemen pariwisata di UPI Bandung. Magang di Kementerian Pariwisata Jakarta, tiba-tiba Covid-19 datang dan saya harus pulang.

Sesampainya di Tasikmalaya, Firda reuni bertemu dengan Gilang, dan mereka juga berbisnis pecahan kaca karena melihat banyak singkong di pinggir jalan karena dijual murah akibat pandemi. Dari situlah Sajodo Snack berasal. Meski Sajodo Snack baru beroperasi 2 tahun, sudah mulai membangun pabrik ketiganya. Sajodo Snack saat ini memiliki 6 produk.

A. Sajodo Snack 

makanan ringan yang cukup makanan pedas,dan kini Sajodo Snack meluncurkan berbagai macam kerupuk pedas produksi sendiri, Mengenai pemasaran produk Sajodo Snack sendiri mengacu pada istilah business people following people, menjadi salah satu strategi pemasaran yang dinilai efektif adalah dari mulut ke mulut. Yang tentu saja, tidak di sia-siakan oleh Farida Khaerunnisa dan Gilang Gumilar. Selain cara tersebut, pemasaran Sajodo Snack pada tahap awal dilakukan dengan bantuan sosial media Shopee dan Tiktok. Informasi penjualan produk dipublikasikan secara resmi di akun Instagram perusahaan. Mitra saluran perusahaan bertindak sebagai ujung tombak pemasaran penjualan langsung. Distributor Sajodo Snack membangun hubungan dengan konsumen dan membangun komunitas yang berupaya melakukan promosi dan pendistribusian produk Sajodo Snack. 

B. Produk sajodo snack Berkat rasa, kemasan dan inovasi lainnya, keripik berbahan dasar singkong ini mulai populer di kalangan pecinta makanan ringan di Indonesia, termasuk di beberapa negara seperti Taiwan, Malaysia, dan Amerika Serikat. Prihatin dengan nilai produknya, Firda Kaherunnisa dan Gilang Gumilar merasa terpanggil untuk meningkatkan awareness terhadap jajanan yang sebagian besar dibuat di Kabupaten Ciamis ini.

Dengan bantuan belasan merchant yang beroperasi di hampir seluruh kota besar Tanah Air, pemesanan tetap dilakukan melalui marketplace dan aplikasi WhatsApp. Konsumen dan pengecer memesan setidaknya 2.000 paket setiap hari. Membangun brand yang pada akhirnya berujung pada kepercayaan konsumen biasanya membutuhkan waktu yang lama. Namun, produk yang dihasilkan diterima dengan baik oleh pasar. Hanya 10 atau lusinan yang terjual selama tiga bulan pertama, tetapi sekarang menjadi 4.000 per hari.  


DAFTAR PUSTAKA 

https://journal.forikami.com/index.php/nusantara/article/download/86/39

Tidak ada komentar:

Posting Komentar