Mei 02, 2023

 Islamic Fashion E-commerce Pertama di Dunia (HIJUP)

 


Hijup adalah islamic fashion e-commerce pertama di dunia yang berdiri pada tahun 2011. Dengan konsep online mall, Hijup menyediakan berbagai macam produk terbaik desainer fashion muslim Indonesia. Produk yang disediakan antara lain modest fashion items seperti, pakaian, fashion, hijab, jilbab, kerudung, mukena, tas, sepatu, dan aksesori.

Tidak hanya menjual busana muslim modern terbaru, HIJUP juga menyediakan berbagai koleksi aksesori untuk hijab, seperti bros, kacamata, headpiece, kalung, dan lain-lain. Anda juga bisa menemukan beragam produk unggulan HIJUP lainnya, seperti sepatu wanita, tas wanita, dan koleksi pakaian muslim untuk pria. HIJUP juga menjual berbagai rangkaian produk kecantikan seperti lipstick, lip cream, loose powder, perfume, sun block, hingga produk skin care dan body care.

 

HIJUP membantu para desainer meningkatkan keuntungan dengan jauh lebih efisien, sementara di sisi lain, pelanggan dapat lebih mudah mencari produk busana muslim sesuai model dan tren yang diinginkan.Dengan konsep bisnis yang unik, wajar jika HIJUP disebut sebagai e-commerce yang sangat potensial di Indonesia, bahkan di dunia.

 

HIJUP berdiri didasarkan pada besarnya pangsa pasar penikmat fesyen wanita muslim di Indonesia. Namun, besarnya potensi pasar di Indonesia tersebut tidak diimbangi dengan kehadiran platform yang mendorong penjual dan desainer busana muslim.

 

Dengan begitu, tujuan utama HIJUP adalah memberikan ruang akselerasi bagi para penjual dan desainer dan sebagai tuan rumah di negeri sendiri. Pendirian HIJUP tak bermula dari fasilitas yang lengkap dan modal fantastis. Bisa dibilang, pendirian startup yang kini sudah dikategorikan sebagai salah satu unicorn ini dimulai dari nol.

 

Pada Agustus 2011, HIJUP didirikan pada kantor berukuran 3x3 meter. Saat itu, Ajeng, panggilan akrab Diajeng, hanya bekerja ditemani satu orang admin.

Banyak yang harus diurus Diajeng seorang diri pada masa-masa awal Hijup, seperti mengumpulkan para desainer-desainer potensial, mengurus administrasi, negosiasi dengan para tenant, hingga proses pemotretan produk, semua dilakukan sendiri.

 

Sejak awal, Hijup memposisikan dirinya sebagai perantara antara para desainer dengan calon pembeli di seluruh dunia. Hijup berusaha membangun simbiosis mutualisme; para desainer dapat meningkatkan keuntungan secara lebih efisien, sedangkan calon pembeli dapat lebih mudah menemukan kebutuhannya. HIJUP secara konsisten mengusung misi untuk menampilkan brand lokal Indonesia ke kancah dunia.

 

Tercatat hingga akhir 2021 ini, HijUp berhasil menjual lebih dari 120 merk dari 30 desainer lokal yang bergabung di website-nya.Selain fashion muslimah, startup yang didirikan oleh Diajeng Lestari ini juga menjual pakaian anak-anak dan produk-produk home & living.Pembeli produk yang dijual HijUp tidak hanya dari dalam negeri, tetapi merambah ke negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Australia, serta negara-negara Timur Tengah seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.

 

Diajeng mengatakan, bisnis fesyen muslim menyimpan banyak potensi besar. Data Global Islamic Index pada 2018 menyebutkan pasar fesyen muslim mencapai US$ 21 miliar dan hingga kini trennya terus meningkat. Indonesia juga menyimpan banyak potensi besar. Salah satunya, karena merupakan negara berpenduduk muslim terbesar dunia dan segi kreativitas, Indonesia pun banyak memiliki desainer andal. Dengan potensi ini, banyak brand multinasional kini masuk ke segmen fesyen muslim dan memasarkannya ke Indonesia, seperti yang dilakukan Nike atau Uniqlo.


Melihat peluang ini, Diajeng mengatakan Hijup akan kembali fokus menggarap  pasar dalam negeri. Pada 2016, Hijup sempat ekspansi di Malaysia, menggandeng mitra di Inggris serta membuka toko.

"Apalagi dengan terjadi pandemi seperti sekarang, lebih fokus ke Indonesia adalah  keputusan tepat. Sebab, ekspansi di luar, butuh biaya dan sistem yang disiapkan," katanya.  Dengan fokus ini, dia berharap bisa memenangkan pasar dalam negeri. Ketika bisnis itu besar, maka ekspansi ke luar akan lebih mudah.

Penjualan produk IKM fesyen diprediksi anjlok 60% hingga 80% sering dampak Covid-19. Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian, Gati Wibawaningsih sebelumnya mengatakan, hampir seluruh IKM fesyen busana muslim terdampak corona, dan merumahkan karyawan "Kapasitas produksi mereka menurun, berimbas pada penurunan stok dan omzetnya. Hampir 70-80% market mereka drop," kata Gati dalam video conference

Tidak ada komentar:

Posting Komentar