Mei 08, 2023

INSPIRASI KULIAH SAMBIL BISNIS

Oleh: Kisty Oktaviana (AB33-Kisty)


 A COMPANY : CUEVA

 (Sebuah Alat Pengeras Suara)


Abdul berumur 19 tahun sekarang tengah menempuh pendidikan di Sekolah Bisnis Manajemen Institut Teknologi Bandung, Abdul merupakan seorang produsen dari bisnis Cueva, yang dia bangun bersama dengan 8 rekannya yang bermula dari project mata kuliah, dengan perusahaan yang bernama A Company. Awalnya membuat suatu produk yang dapat menggantikan cara orang mendengarkan musik, mereka brainstorm bareng mecari folder apa yang bisa inovatif ada teknologinya bagi masyarakat, lalu ketemulah ide membuat passive speaker dari salah satu rekannya namanya mas Eki dan akhirnya mereka developer sekitar lima bulan dari awal banget dari desain awal sampai ke final. Pemasaran pertama kali di lakukan lewat website dengan melihat respon dari masyarakat bagus dan akhirnya mengadakan Grand Launching pertamanya. Developing sendiri memakan waktu sekitar 4 sampai 5 bulan. Cueva ini tidak hanya hardware tapi ada juga softwere tidak ada aplikasi namanya kuasa music player. Sekarang ini punya official website yaitu di www.bisniscueva.com sama ada beberapa offline Store di Bandung dan Jakarta. 




AIDS INDONESIA: GROWBOX

Edible Growing Mushroom Kids

Annisa berumur 25 alumni dari jurusan Ekonomi Studi Pembangunan Universitas Padjadjaran. Annisa merupakan pengusaha jamur tiram "GROWBOX" yang dia bangun bersama dengan 3 rekan lainnya yang bernama Hadi, Hadi dan Roby dengan modal awal hasil patungan masing-masing Rp 500.00. Growbox ini membuat Edible growing mushroom Kids yang bisa ditumbuhi dimana saja dan kapan saja, dengan perusahaan yang bernama AIDS Indonesia Idol Indonesia. Mereka berempat menciptakan bisnis kreatif berawal dari keprihatinan mereka terhadap banyak yang makanan instan zaman serba muda ini, menghantarkan mereka menciptakan "Minggu Tanam Jamur Tiram" yang diberi nama "Growbox" yang berbentuk kubus dan terbuat dari kardus. Kotak ini membungkus bahwa yang berisi limbah serbuk kayu agar tidak terlihat kotor dan menjijikkan. Dalam menjalankan bisnisnya mereka bermitra dengan para petani jamur gusar walemba. Setelah melalui proses pencampuran bahan, sterilisasi, pembibitan, dan inkubasi media tanam ini pun mereka sulap jadi kotak tempat tumbuh jamur yang modern, sehingga masyarakat Urban pun dapat menikmati asyiknya bercocok tanam. Kini mereka sudah memasarkan empat jenis warna jamur yaitu putih, kuning, merah muda, dan biru. Satu tahun dipasarkan kini Growbox semakin dikenal dan semakin diminati oleh berbagai kalangan masyarakat dari berbagai usia. Bisnis Growbox ini berawal dari sebuah pertanyaan tentang Indonesia yang sering mengimpor bahan-bahan pangan dan pengalaman mereka yang melihat sebuah restoran di Jogja yang menyajikan makanan yang semuanya terbuat dari jamur. Lalu muncul lah ide untuk membangun sebuah bisnis Growbox ini dengan tujuan ingin mengajak masyarakat untuk menumbuhkan sendiri makanannya serta mengedukasi masyarakat asal makanannya datang darimana. Jadi mengubah Lifestyle masyarakat yang biasanya konsumtif dengan melibatkan mereka di proses. Dengan percobaan membawa 20 box Growbox di sebuah event di Singapura dan ternyata banyak yang suka dari kalangan anak kecil sampai dewasa.



BERBISNIS BAJU BATIK

Lia merupakan seorang alumni dari jurusan Design Visual Komunikasi (DKV) Trisakti. Lia sudah memulai berbisnis sejak dari bangku kuliah yaitu semester 6 saat masih berusia 21 tahun. Bisnis yang dia bangun adalah bisnis yang menjual seputar aksesoris seperti gelang, sepatu lukis, jahitan baju rajut yang dia buat sendiri. 



 AKSESORIS KREASI SENDIRI

Dhea merupakan seorang alumni dari jurusan Sistem Informasi Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Dhea memulai bisnisnya sejak dia masih berkuliah yaitu saat masih semester 3, bisnis yang dia bangun adalah bisnis baju batik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar