Mei 08, 2023

Kisah Seorang Pebisnis Sambil Kuliah

 Herlina Tri Seva

@AB07-Herlina

Kisah Seorang Pebisnis Sambil Kuliah



BISNIS EARTH COMPANY : CUEVA

Seorang mahasiswa dari school of business and management di ITB mereka memutuskan untuk menekuni dunia bisnis kreatif di usia rata-rata baru menginjak 19 tahun. Saat ini produk hasil ciptaan mereka baru dipasarkan di sosial media. Pendiri cueva terdiri dari  9 orang

Awal mulanya,

Mereka ingin membuat suatu produk yang dapat menggantikan cara orang mendengarkan musik. Lalu mereka mencoba brainstorm bareng produk apa yang bisa inovatif ada teknologi nya dan bisa diterima masyarakat. Lalu ketemu membuat passive speaker dadi salah satu teman mereka akhirnya mereka bikin dan develop sekitar 4-5 bulan.

Awalnya projek ini dari mata kuliahnya, awal pemasaran dari website dan ternyata respon masyarakat bagus jadi mereka melanjutkan nya menjadikan bisnis. Lalu mereka juga melakukan grand launching pertama dari situ banyak media yang datang dan meliput. Produk ini menjadi eksklusif bagi pemiliknya karena hanya diproduksi maksimal 24 buah dalam 1 bulan, keuntungan yang mereka raih tidak hanya mereka nikmati. Sendiri. Mereka yakin produk yang mereka pasarkan mampu bersaing dengan produk lainnya.

Untuk bahan kayunya terdiri dua jenis yang warna terang (kayu sungkai) dari Sumatera sedangkan yang warna gelap (kayu sonokeling) dari Jawa tengah. Untuk desainnya yang penting itu di dalamnya jadi sistemnya yang unik dan bentuknya parabolic yang bisa mengaplikasi suara. Untuk proses produksinya membutuhkan 3 minggu sekitar 20-25 unit. Jadi sistemnya menggunakan resonansi suara. Cara kerjanya dari handphone yang memiliki speaker lalu dimasukkan ke dalam tiga buah songket jadi suara yang keluar dari handphone kita bakal masuk kedalam Chamber Chamber lebih dalam dan secara otomatis bakal mengaplikasi suara dari speaker handphone sendiri tanpa bantuan listrik.

Ketika Kesuksesan menjadi tujuan utama mereka melalui berbisnis mereka ingin membangun masa depan mereka sendiri.

 

BISNIS AIDS INDONESIA :GROWBOX EIDIBLE GROWING MUSHROOM KIDS

Pendiri bisnis ini ada 4 orang, untuk menjadi sukses itulah yang menjadi dasar pemikiran ke 4 anak muda ini yang rata-rata berumur 25 tahun.

Awal mulanya,

Di Bandung Jawa barat mereka menciptakan bisnis kreatif, berawal dari keprihatinan mereka terhadap banyaknya makanan instan di zaman serba modern ini, mengantarkan mereka menciptakan media tanam jamur tiram yang di beri nama growbox, yang berbentuk kubus dan terbuat dari kardus. Dalam menjalankan bisnisnya mereka bermitra dengan para petani jamur dikawasan Cisarua Lembang. Setelah melalui proses pencampuran bahan, sterilisasi, pembibitan dan inkubasi, media tanam ini pun mereka sulap menjadi kotak tempat tumbuh jamur yang modern.

Sehingga masyarakat dapat menikmati hasilnya asiknya bercocok tanam, diruangan ini mereka berempat berkerja untuk membuat desain, pesanan, pengemasan dan untuk menciptakan ide ide kreatif lainnya, kini mereka sudah memasarkan 4 jenis warna jamur putih, kuning, merah muda dan biru, 1 tahun dipasarkan kini growbox semakin dikenal dan semakin diminati oleh berbagai kalangan masyarakat dari berbagai usia, melalui jamur mereka bermimpi untuk dapat mengubah dunia.

Untuk jamur kuning mempunyai khasiat yaitu bagus untuk penderita diabetes dan bisa menurunkan kadar gula darah, untuk jamur biru khasiat yaitu glukosamin buat yang nyeri sendi, anti body, imun booster, untuk jamur pink khasiatnya good source of antioksidan, anti kanker, anti tumor, untuk jamur putih khasiatnya ngilangin anemia

Bahan bahan yang digunakan growbox, recycle serbuk kayu, dicampur sekam, dicampur kapur, lalu dikasi bibit jamur.

Awal mula munculnya gagasan untuk membuat growbox,

Waktu itu abis jalan jalan ke Jogja di bulan September lalu melihat ada restoran disana dia menyajikan semuanya dari jamur dari semua dekorasinya, lalu setelah mereka riset terus bikin prototyping lalu jadi, dengan terciptanya growbox ini kita ingin mengajak masyarakat untuk menumbuhkan makanan sendiri, atau mengedukasi masyarakat asal muasal makanannya datang darimana, jadi mengubah lifestyle yang biasanya konsumtif dengan melibatkan mereka di proses pembentukannya.

Modal awal growbox satu orang 500.000 ribu, lalu mereka berempat ada undangan event di Singapura bulan Oktober lalu mereka membawa 20 kotak growbox dan ternyata semua orang termasuk oma² suka alasannya mereka ingin berkebun tapi yang gampang yang hanya perlu disemprot saja.

Tujuannya mereka yaitu ingin mengedukasi masyarakat agar masyarakat tau dan mengenal tentang makanan nya serta khasiatnya.

 

BISNIS BAJU BATIK

Dea kuliah di Universitas Multimedia Nusantara dengan jurusan sistem informatika, di usianya yang relatif masih muda gadis kelahiran Semarang, sudah memiliki puluhan pegawai dengan konsep usaha yang mencapai ratusan juta rupiah perbulannya dan memulai bisnis dari semester tiga.

Awalnya,

Awalnya hanya membantu ibunya membuat koleksi batiknya namun ketertarikannya pada batik berkembang dan akhirnya berinisiatif  mengoleksi batik dari bebagai daerah, batik batik lama yang sudah tidak terpakai di kreasikan dengan berbagai model batik lainnya menjadi sebuah desain pakaian batik yang indah dan bernilai jual tinggi. Sebagai generasi muda gea sudah tebiasa menggunakan social media lalu ia memanfaatkannya untuk memasarkan produk batiknya, dan terbukti langkah yang diambilnya efektif karena produknya kini cukup terkenal dan berdampak pada jumlah pesanan yang terus bertambah.

 

BISNIS AKSESORIS

Lia mampu mengembangkan bisnis aksesoris sejak di bangku kuliah memiliki latar belakang kuliah di Trisakti dengan jurusan Desain Komunikasi Visual, ia memulai bisnisnya dari semester 6 dengan menjual berbagai aksesoris untuk hasil kreasinya seperti kalung, gelang, sepatu lukis, topi rajut, baju rajut. Ia melihat dimana para mahasiswa di kampusnya berrpenampilan fashionable mengitu tren model. Setelah lulus kuliah ia semakin fokus dengan membesarkan bisnisnya melalui usaha toko unik atau disingkat (tonik).

Kini tonik yang ia rintis sejak tahun 2006 ini sudah memiliki beberapa gerai yang sudah tersebar diberbagai pusat perbelanjaan Jakarta dan Surabaya, ia terus berinovasi untuk menciptakan produk-produk baru yang unik dan tidak pasaran. Inovasi dicipatakan dari tonik untuk memuaskan pelanggan yang disesuaikan karakteristik mereka dan biasanya dilakukan per dua minggu agar mereka tidak bosan dating ke tonik.

Awalnya,

Karena anak desain suka memakai sesuatu yang unik dan tidak pasaran, saat itu mulai dari awal membuat pin bergambar, gelang, dan lain lain lalu dan responnya positif akhirnya membuat sepatu lukis, baju lukis, tas lukis dan berkembang lalu dijadikan bisnis. Target utamanya waktu itu membantu orang tua dan untuk menghasilkan untuk diri sendiri serta membiayai tugas akhir sendiri. Modalnya dari uang jajan yang dikumpulin.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar