Herlina Tri Seva
@AB07-Herlina
Kisah Seorang Pebisnis Sambil Kuliah

BISNIS EARTH COMPANY : CUEVA
Seorang mahasiswa
dari school of business and management di ITB mereka memutuskan untuk menekuni
dunia bisnis kreatif di usia rata-rata baru menginjak 19 tahun. Saat ini produk hasil
ciptaan mereka baru dipasarkan di sosial media. Pendiri cueva terdiri
dari 9 orang
Awal mulanya,
Mereka ingin membuat suatu produk yang
dapat menggantikan cara orang mendengarkan musik. Lalu mereka mencoba brainstorm
bareng produk apa yang bisa inovatif ada teknologi nya dan bisa diterima
masyarakat. Lalu ketemu membuat passive speaker dadi salah satu teman mereka
akhirnya mereka bikin dan develop sekitar 4-5 bulan.
Awalnya projek ini
dari mata kuliahnya, awal pemasaran dari website dan ternyata respon masyarakat
bagus jadi mereka melanjutkan nya menjadikan bisnis. Lalu mereka juga melakukan
grand launching pertama dari situ banyak media yang datang dan meliput. Produk
ini menjadi eksklusif bagi pemiliknya karena hanya diproduksi maksimal 24 buah
dalam 1 bulan, keuntungan yang mereka raih tidak hanya mereka nikmati. Sendiri.
Mereka yakin produk yang mereka pasarkan mampu bersaing dengan produk lainnya.
Untuk bahan
kayunya terdiri dua jenis yang warna terang (kayu sungkai) dari Sumatera sedangkan yang warna
gelap (kayu
sonokeling) dari Jawa tengah. Untuk desainnya yang penting itu di dalamnya jadi
sistemnya yang unik dan bentuknya parabolic yang bisa mengaplikasi suara. Untuk
proses produksinya membutuhkan 3 minggu sekitar 20-25 unit. Jadi sistemnya
menggunakan resonansi suara. Cara kerjanya dari handphone yang memiliki speaker
lalu dimasukkan ke dalam tiga buah songket jadi suara yang keluar dari handphone
kita bakal masuk kedalam Chamber Chamber lebih dalam dan secara otomatis bakal
mengaplikasi suara dari speaker handphone sendiri tanpa bantuan listrik.
Ketika Kesuksesan
menjadi tujuan utama mereka melalui berbisnis mereka ingin membangun masa depan
mereka sendiri.
BISNIS AIDS INDONESIA
:GROWBOX EIDIBLE GROWING MUSHROOM KIDS
Pendiri bisnis ini ada 4 orang, untuk menjadi sukses
itulah yang menjadi dasar pemikiran ke 4 anak muda ini yang rata-rata berumur
25 tahun.
Awal mulanya,
Di Bandung Jawa barat mereka menciptakan
bisnis kreatif, berawal dari keprihatinan mereka terhadap banyaknya makanan
instan di zaman serba modern ini, mengantarkan mereka menciptakan media tanam
jamur tiram yang di beri nama growbox, yang berbentuk kubus dan terbuat dari
kardus. Dalam menjalankan bisnisnya mereka bermitra dengan para petani jamur
dikawasan Cisarua Lembang. Setelah melalui proses pencampuran bahan,
sterilisasi, pembibitan dan inkubasi, media tanam ini pun mereka sulap menjadi kotak
tempat tumbuh jamur yang modern.
Sehingga
masyarakat dapat menikmati hasilnya asiknya bercocok tanam, diruangan ini
mereka berempat berkerja untuk membuat desain, pesanan, pengemasan dan untuk
menciptakan ide ide kreatif lainnya, kini mereka sudah memasarkan 4 jenis warna
jamur putih, kuning, merah muda dan biru, 1 tahun dipasarkan kini growbox
semakin dikenal dan semakin diminati oleh berbagai kalangan masyarakat dari
berbagai usia, melalui jamur mereka bermimpi untuk dapat mengubah dunia.
Untuk jamur kuning
mempunyai khasiat yaitu bagus untuk penderita diabetes dan bisa menurunkan
kadar gula darah, untuk jamur biru khasiat yaitu glukosamin buat yang nyeri
sendi, anti body, imun booster, untuk jamur pink khasiatnya good source of
antioksidan, anti kanker, anti tumor, untuk jamur putih khasiatnya ngilangin
anemia
Bahan bahan yang
digunakan growbox, recycle serbuk kayu, dicampur sekam, dicampur kapur, lalu
dikasi bibit jamur.
Awal mula
munculnya gagasan untuk membuat growbox,
Waktu itu abis
jalan jalan ke Jogja di bulan September lalu melihat ada restoran disana dia
menyajikan semuanya dari jamur dari semua dekorasinya, lalu setelah mereka
riset terus bikin prototyping lalu jadi, dengan terciptanya growbox ini kita
ingin mengajak masyarakat untuk menumbuhkan makanan sendiri, atau mengedukasi
masyarakat asal muasal makanannya
datang darimana, jadi mengubah lifestyle yang biasanya konsumtif dengan
melibatkan mereka di proses pembentukannya.
Modal awal growbox
satu orang 500.000 ribu, lalu mereka berempat ada undangan event di Singapura bulan
Oktober lalu mereka membawa 20 kotak growbox dan ternyata semua orang termasuk
oma² suka alasannya mereka ingin berkebun tapi yang gampang yang hanya perlu
disemprot saja.
Tujuannya mereka
yaitu ingin mengedukasi masyarakat agar masyarakat tau dan mengenal tentang
makanan nya serta khasiatnya.
BISNIS BAJU BATIK
Dea kuliah di Universitas Multimedia Nusantara dengan jurusan sistem informatika,
di usianya yang relatif masih muda gadis kelahiran Semarang, sudah memiliki
puluhan pegawai dengan konsep usaha yang mencapai ratusan juta rupiah perbulannya
dan memulai bisnis dari semester tiga.
Awalnya,
Awalnya hanya membantu ibunya membuat koleksi batiknya namun
ketertarikannya pada batik berkembang dan akhirnya berinisiatif mengoleksi batik dari bebagai daerah, batik
batik lama yang sudah tidak terpakai di kreasikan dengan berbagai model batik
lainnya menjadi sebuah desain pakaian batik yang indah dan bernilai jual tinggi.
Sebagai generasi muda gea sudah tebiasa menggunakan social media lalu ia memanfaatkannya
untuk memasarkan produk batiknya, dan terbukti langkah yang diambilnya efektif
karena produknya kini cukup terkenal dan berdampak pada jumlah pesanan yang
terus bertambah.
BISNIS AKSESORIS
Lia mampu mengembangkan bisnis aksesoris sejak di bangku kuliah memiliki
latar belakang kuliah di Trisakti dengan jurusan Desain Komunikasi Visual, ia memulai
bisnisnya dari semester 6 dengan menjual berbagai aksesoris untuk hasil kreasinya
seperti kalung, gelang, sepatu lukis, topi rajut, baju rajut. Ia melihat dimana
para mahasiswa di kampusnya berrpenampilan fashionable mengitu tren model. Setelah
lulus kuliah ia semakin fokus dengan membesarkan bisnisnya melalui usaha toko unik
atau disingkat (tonik).
Kini tonik yang ia rintis sejak tahun 2006 ini sudah memiliki beberapa
gerai yang sudah tersebar diberbagai pusat perbelanjaan Jakarta dan Surabaya, ia
terus berinovasi untuk menciptakan produk-produk baru yang unik dan tidak
pasaran. Inovasi dicipatakan dari tonik untuk memuaskan pelanggan yang disesuaikan
karakteristik mereka dan biasanya dilakukan per dua minggu agar mereka tidak
bosan dating ke tonik.
Awalnya,
Karena anak desain suka memakai sesuatu yang unik dan tidak pasaran,
saat itu mulai dari awal membuat pin bergambar, gelang, dan lain lain lalu dan responnya
positif akhirnya membuat sepatu lukis, baju lukis, tas lukis dan berkembang
lalu dijadikan bisnis. Target utamanya waktu itu membantu orang tua dan untuk
menghasilkan untuk diri sendiri serta membiayai tugas akhir sendiri. Modalnya
dari uang jajan yang dikumpulin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar