Juni 18, 2023

MEREVIEW 3 VIDEO YOUTUBE


Sufyaan Gymnastiar

(@AB19-Sufyaan)


1. Imajinasi dan Intuisi Seorang Wirausaha






Dalam kewirausahaan, eksploitasi imajinasi dan intuisi memiliki peran penting. Imajinasi adalah kemampuan untuk membayangkan atau menghasilkan ide-ide segar dan bagus. Sedangkan intuisi adalah kemampuan untuk memahami sesuatu tanpa proses berpikir yang rasional dan intelektual. Kedua hal ini perlu dikembangkan agar dapat menghasilkan ide-ide yang inovatif dalam berbisnis.


Imajinasi memberikan kekuatan pada pikiran dan membantu memproses citra mental. Ketika imajinasi terstruktur dengan baik, ide-ide dapat dengan mudah diimplementasikan. Intuisi, di sisi lain, merupakan bentuk pemahaman yang tiba-tiba dan tanpa proses berpikir yang cermat. Intuisi dapat membawa pada keyakinan yang tiba-tiba dan tepat.


Mental bawah sadar, yang melibatkan imajinasi dan intuisi, juga berpengaruh pada kemajuan usaha. Ide-ide yang dihasilkan dari proses bawah sadar dapat membawa kemajuan bagi seorang wirausahawan. Pengalaman dan data juga memainkan peran penting dalam pengembangan intuisi. Pengalaman yang lebih banyak akan memperkuat intuisi seseorang.


Beberapa kondisi yang dapat mendorong proses bawah sadar adalah sikap berani, keraguan terhadap pemecahan masalah konvensional, pengalaman yang beragam, persiapan yang sungguh-sungguh, mengadopsi perspektif menyerah sementara, bertukar pikiran dengan orang lain, bebas dari kebingungan atau kekacauan, serta adanya batas waktu atau deadline.


Dalam pengajaran imajinasi, strategi yang digunakan adalah strategic intent atau niat strategis. Penyusunan strategi ini dilakukan secara bertahap dan konsisten untuk mencapai visi atau imajinasi yang diinginkan.


Dalam kesimpulannya, imajinasi dan intuisi memiliki peran penting dalam kewirausahaan. Pengembangan imajinasi dan intuisi dapat membantu menghasilkan ide-ide yang segar dan inovatif. Mental bawah sadar, yang melibatkan imajinasi dan intuisi, juga berpengaruh pada kemajuan usaha. Oleh karena itu, penting bagi seorang wirausahawan untuk mengembangkan kedua aspek ini dalam berbisnis.


2. Kreativitas dan Inovasi Wirausaha




Kreativitas adalah kemampuan seseorang dalam menuangkan ide atau gagasan melalui proses berpikir kreatif untuk menciptakan sesuatu yang menuntut pemusatan perhatian, kerja keras, dan ketekunan. Kreativitas dapat dikembangkan dengan meningkatkan jumlah dan ragam masukan ke otak, terutama hal baru, serta memanfaatkan daya ingat, daya imajinasi, dan daya serap otak. Ada beberapa model kreativitas, seperti modal insani (kecakapan intelektual), modal sosial (kepercayaan dan kejujuran), modal budaya (kearifan lokal), dan modal struktural (kebijakan pemerintah).


Proses pemikiran kreatif melibatkan tahap persiapan (mengumpulkan informasi), tahap inkubasi (melepas diri dari masalah), tahap iluminasi (munculnya inspirasi), dan tahap verifikasi (pengujian ide). Penting untuk mengembangkan pemikiran kreatif dan kritis, serta menguji ide-ide tersebut terhadap realitas.


Cara meningkatkan kreativitas dalam berwirausaha meliputi memiliki motivasi tinggi, tidak takut mencoba hal baru, belajar dari pengalaman orang lain, berada dalam lingkungan yang memberikan motivasi positif, menjual hobi dan keahlian, memulai dan menjalani peluang usaha, menerima kritikan dan masukan orang lain, berani mengambil risiko dan menerima kegagalan, serta konsisten, ulet, dan tekun. Cara-cara ini harus diterapkan secara pribadi untuk meningkatkan kreativitas.


3. Keberhasilan dan Kegagalan Seorang Wirausaha



Wirausaha dapat mengalami keberhasilan atau kegagalan dalam menjalankan usaha mereka. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan wirausaha antara lain:


Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan:


1. Faktor manusia: Kepribadian dan karakter seseorang, kemauan keras untuk belajar dan berubah, serta lingkungan yang mendukung.

2. Ilmu pengetahuan: Pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola usaha, serta kemampuan menghadapi berbagai kondisi yang terjadi.

3. Pengalaman: Belajar dari pengalaman pribadi maupun pengalaman orang lain dapat membantu dalam mengambil keputusan yang tepat dalam menjalankan usaha.

4. Faktor keuangan: Modal yang cukup untuk membiayai pengeluaran dalam usaha, seperti pembelian bahan baku, peralatan, gaji karyawan, promosi, dan kegiatan operasional lainnya.

5. Perencanaan: Perencanaan yang matang untuk mengarahkan jalannya usaha, termasuk menentukan produk yang akan dihasilkan, jumlah modal yang dibutuhkan, target pasar, tempat usaha, dan pihak yang terlibat dalam usaha.

6. Pemasaran: Kemampuan memasarkan produk atau layanan dengan baik agar dapat menjangkau konsumen yang dituju.

7. Falsafah Doraemon: Mengacu pada dream (impian), opportunity (peluang usaha), reform (perencanaan sistematis), action (tindakan), energy (semangat), mapping (pemetaan usaha), organizing (bergabung dengan organisasi), dan network (membangun jaringan dan relasi).


Faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan:


1. Tidak kompeten dalam manajerial: Kurangnya kemampuan mengelola usaha dengan baik.

2. Kurang berpengalaman: Ketidakyakinan dalam kemampuan teknis dan mengkoordinir usaha.

3. Tidak bisa mengelola keuangan: Ketidakmampuan dalam mengatur aliran kas yang dapat menghambat operasional usaha.

4. Lokasi yang kurang mendukung: Pemilihan lokasi usaha yang tidak strategis sehingga tidak menarik konsumen.

5. Kegagalan dalam perencanaan: Tidak adanya perencanaan yang baik dan sistematis.

6. Sikap yang kurang bersungguh-sungguh: Ketidakseriusan atau setengah-setengah dalam menjalankan usaha.

7. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan atau transisi: Tidak siap atau tidak mau melakukan perubahan yang diperlukan.

8. Kurang pengawasan peralatan: Kurangnya pengawasan terhadap penggunaan alat yang mengakibatkan ketidakefisienan dan ketidakproduktifan usaha.


Dengan memahami faktor-faktor tersebut, seorang wirausaha diharapkan dapat mempersiapkan diri dengan baik untuk meningkatkan peluang keberhasilan dalam menjalankan usahanya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar