November 16, 2023

Strategi Model Bisnis: Mengukur Efektivitas dan Keberlanjutan Bisnis

 Strategi Model Bisnis: Mengukur Efektivitas dan Keberlanjutan Bisnis

(Oleh Alliya Rahma Ayu Pramudya @AE19-Alliya)


Model bisnis awalnya digunakan untuk menyampaikan suatu gagasan bisnis dan wirausaha yang detail dan rumit dalam jangka waktu yang cepat untuk calon pemodal Kemudian, seiring perkembangan zaman konsep model bisnis makin dikembangkan sebagai metode guna komunikasi, perencanaan, dan analisis sistem bisnis dari penyusunan dan aplikasi pada tunggal atau beberapa unit bisnis dan lingkungan bisnis guna menyelesaikan kompleksitas organisasi bisnis (Doleski, 2015), modal bisnis juga dijadikan aset fungsional produktif. Model bisnis menjadi salah satu alat analisis yang andal bagi manajemen, bisnis dan wirausaha dan digunakan suatu perusahaan untuk memulai bisnis nya.

Mengukur Efektivitas Bisnis

Mengukur efektivitas strategi bisnis merupakan komponen penting dalam mendorong suatu perusahaan mencapai tujuan dan sasarannya. Tanpa adanya pengukuran akan sulit untuk mengukur kemajuan dan mengidentifikasi bidang-bidang yang memerlukan perbaikan. Mengukur efektivitas strategi bisnis  tentang memahami bagaimana keputusan strategis berdampak pada kinerja dan keuntungan bisnis secara keseluruhan dan memastikan bahwa strategi yang digunakan tidak hanya masuk akal di atas kertas tetapi juga efektif dalam praktik.


Penerapan metode pengukuran efektivitas strategi bisnis, Proses mengukur efektivitas strategi bisnis bukanlah tugas yang bisa dilakukan secara umum. pengukuran efektivitas memerlukan pendekatan yang secara khusus dengan kebutuhan, sasaran, dan sumber daya unik bisnis. Hal ini melibatkan proses sistematis pengumpulan data, analisis, pengambilan keputusan, pemantauan kemajuan, dan tinjauan rutin. Langkah-langkah dalam pengukuran efektivitas strategi bisnis 


  1. Pengumpulan Data : Langkah pertama dalam proses ini adalah mengumpulkan data yang relevan. Data ini harus sesuai dengan berbagai metrik yang telah diidentifikasi untuk mengukur efektivitas strategi bisnis Metrik ini dapat bersifat finansial, berpusat pada pelanggan, operasional, terkait dengan karyawan, atau berfokus pada pasar. Data dapat bersumber dari berbagai tempat, termasuk laporan keuangan, survei umpan balik pelanggan, laporan operasional, tinjauan kinerja karyawan, dan studi riset pasar.

  1. Analisis Data : Langkah selanjutnya setelah pengumpulan data adalah menganalisisnya. Hal ini melibatkan interpretasi data untuk memperoleh wawasan bermakna tentang efektivitas strategi bisnis, dapat menggunakan berbagai teknik analisis data, seperti analisis tren, analisis komparatif, dan analisis statistik, untuk menafsirkan data. 

  1. Pengambilan Keputusan yang Diinformasikan : Wawasan yang diperoleh dari analisis data harus menginformasikan proses pengambilan keputusan. Hal ini dapat mencakup penyesuaian terhadap strategi, penetapan target baru, atau penerapan inisiatif baru. 

  1. Pemantauan Kemajuan : Setelah menerapkan keputusan, langkah selanjutnya adalah memantau kemajuan bisnis. Ini melibatkan pelacakan kinerja terhadap target yang telah ditetapkan dan membuat penyesuaian yang diperlukan sesuai kebutuhan. 

  1. Tinjauan dan Penyesuaian Reguler : Lingkungan bisnis bersifat dinamis, dan metode untuk mengukur efektivitas strategi bisnis harus mencerminkan dinamisme ini. Ini harus ada peninjauan dan menyesuaikan metode secara rutin untuk memastikan metode tersebut tetap relevan dan efektif. 


Model Bisnis Berkelanjutan

Keberlanjutan usaha merupakan cara dalam suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu untuk melakukan kesinambungan usaha dengan meningkatkan pelayanan. Cara meningkatkan pelayanan, perusahaan dapat merespon kritikan/saran dan melakukan perbaikan pelayanan Osborne (2007;51). Perubahan pada model bisnis banyak disetujui sebagai pendekatan yang mendasar untuk mewujudkan inovasi keberlanjutan. Penerapan praktik model bisnis berkelanjutan merupakan salah satu bentuk komitmen pelaku bisnis yang diterapkan dengan cara memiliki tata kelola yang etis dan senantiasa berkontribusi terhadap perkembangan ekonomi dan tidak mengesampingkan kualitas kehidupan tenaga kerja, komunitas lokal dan masyarakat sekitar. Bisnis yang berkelanjutan ini pada umumnya hanya diterapkan oleh perusahaan besar yang telah stabil secara finansial. Namun disisi lain, keberhasilan adopsi model bisnis yang berkelanjutan ini masih sedikit diterima oleh usaha yang skalanya kecil.  Menurut Bocken et al (2014) untuk meminimalisir resiko ketidakberhasilan penerapan model bisnis berkelanjutan, maka perlu adanya kategorisasi model bisnis berkelanjutan yang seluruh aktivitas usahanya mengarah kepada kategori ini, yaitu:


1. Memaksimalkan efisiensi material dan energi

2. Ciptakan nilai dari ‘buang’ (zero waste)

3. Pengganti dengan energi terbarukan dan proses alami

4. Memberikan fungsionalitas, bukan kepemilikan

5. Mengadopsi peran penata layanan

6. Mendorong kecukupan

7. Mengarahkan kembali bisnis untuk masyarakat/ lingkungan

8. Kembangkan solusi peningkatan


Model bisnis berkelanjutan hendaknya menyatukan berbagai aspek keberlanjutan. Di Dalam masing-masing kategorisasi diatas, memungkinkan adanya tingkat transformasi dan kegiatan organisasi terkait keberlanjutan yang mendatangkan keuntungan ekonomi dan keuntungan kompetitif bagi perusahaan. Manfaat Memprediksi Keberlanjutan Usaha Hanafi dan Halim (2003:261) mengatakan bahwa informasi tentang keberlanjutan usaha berperan penting bagi beberapa pihak seperti :

a. Kreditur

Kreditur akan memberikan pinjaman apabila debitur dinilai mampu melunasi hutang. Salah satu informasi yang dipertimbangkan adalah informasi keberlanjutan usaha.  


b. Investor

Investor yang berkontribusi melalui saham maupun obligasi telah menanamkan sebagian dana untuk perkembangan perusahaan tersebut. Investor yang aktif memperhatikan perkembangan menggunakan model prediksi keberlanjutan usaha untuk mengantisipasi hal yang mengarah pada kebangkrutan. Apabila usaha sudah mengarah pada kebangkrutan, maka akan berdampak pada nilai saham maupun obligasi sehingga investor dapat bertindak untuk menjual saham atau obligasi yang dimiliki untuk menghindari kerugian yang besar.


c. Pihak Pemerintah

Lembaga pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk mengawasi aktivitas beberapa sektor usaha. Apabila terjadi tanda-tanda yang mengarah pada kebangkrutan, pemerinah dapat melakukan tindakan- tindakan untuk memberi saran yang mengarah pada perbaikan keuangan.


d. Akuntan

Informasi keberlanjutan usaha digunakan oleh akuntan untuk menilai going concern dari perusahaan.



DAFTAR PUSTAKA


APA Afia, N., Firdaus, M., Rosyidah, E., & Purnomo, A. (2022). Memahami Apa Makna Model Bisnis.ISO 690


Poerwanto, G. H., Kristia, K., & Pranatasari, F. D. (2019). Praktik Model Bisnis Berkelanjutan pada Komunitas UMKM di Yogyakarta. EXERO: Journal of Research in Business and Economics, 2(2), 183-204.


Puteri, M. A. N. (2022). PENGARUH PENILAIAN KESEHATAN KEUANGAN, REGULASI PEMERINTAH, PERILAKU PEKERJA, PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP KEBERLANJUTAN KOPERASI PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM BANTUL (Doctoral dissertation, Universitas Atma Jaya Yogyakarta).


Karakan, Cehyan. 2023  “Mengukur Efektivitas Strategi Bisnis Anda” https://ceyhankaracan-medium-com.translate.goog/measuring-the-effectiveness-of-your-business-strategy-b39d807d0bfa?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc&_x_tr_hist=true, diakses pada 14 November 2023 pukul 16,30.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar