Nama/Logo Usaha
: JAVAPUCCINO
Pendiri : Muhammad Asmuikamuri (27)
Tahun
Berdiri : 2006
·
Untuk mempromosikan usahanya, ia membuat blog
dan melakukan promosi lewat media sosial.
·
Promosi langsung di outlet tempat usaha.
Kesulitan
Usahan :
·
Kesulitan menemukan tempat yang strategis
·
Kesulitan membuka cabang/outlet baru
Peluang
Usaha :
·
Lokasi usahanya kantin sekolah, kampus, dan
perkantoran
·
Variasi dan Inovasi Produk
·
Harga yang terjangkau
Kekuatan
Usaha :
·
Memberdayakan anak-anak kampus yang memiliki
cukup waktu luang.
·
Lokasi outlet yang strategis.
Sejarah Usaha
:
Ketiadaan biaya untuk kuliah rupanya membuka jalan bagi Muhammad Asmuikamuri (27) menjadi salah seorang pengusaha
muda yang sukses. Dengan menyandang merek Javapuccino, ia
berjualan minuman kopi. Kini ia telah “memiliki” 423 booth, 175 island (kios
kecil), dan lima kafe.
“Omzet nya sih lumayan,” ujarnya tanpa
mau menyebut angka. Namun, ia mencanangkan target keuntungannya Rp 2
juta/booth/bulan, Rp 5 juta/island/bulan, dan Rp 7 juta — Rp 10
juta/kafe/bulan. Kalau target itu tercapai di seluruh outlet dan semua oulet
miliknya, ia akan mengantongi penghasilan bersih minimal Rp 1,7 miliar/bulan.
Tempat usahanya hanya berupa booth dengan konsep
bongkar pasang. Modal awalnya hanya Rp 3 juta. Dari modal itu, diperuntukkan
sewa tempat sebesar Rp 1 juta serta beli booth dan bahan sebanyak Rp 2 juta.
Selama satu tahun pertama, ia terjun sendiri menj aga booth bersama teman
kuliahnya yang ia bayar.
“Kebetulan outlet pertama saya di kampus dan
lokasinya sangat strategis. Respons pasar bagus,” ungkap ayah seorang anak ini.
“Hasil jualan saya sehari sebanding dengan hasil
saya mengajar satu minggu,” tambahnya. Sejak itu, kegiatan memberi les
ditinggalkan dan fokus pada usaha Javapuccino.
Memulai usaha pada 2006 dengan menjual es teh
sembari kuliah dan memberi les privat anak sekolah. Namun, usaha ini terhenti
karena masalah merek. Februari tahu 2008, ia kemudian beralih ke bisnis minuman
kopi dan mendaftarkan merek Javapuccino di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan
lntelektual, Kementerian Hukum dan Hak Azazi Manusia Republik Indonesia.
Pada 2009, Asmi sudah mempunyai 26 booth
Javapuccino. Sebagian besar miliknya, selebihnya milik orang-orang terdekatnya,
seperti teman kuliah, saudara, dan dosen, scbagai mitra usahanya. Di tahun yang
sama, konsep business opportunity mulai ia garap. Target pasar dipertajam, anak
muda. Lokasi usahanya kantin sekolah, kampus, dan perkantoran. “Lokasi itu saya
pilih karena tarif sewanya murah dan targctnya banyak,” jelasnya. Produk yang
dijual pun ia tambah, tidak hanya kopi melainkan j uga jelly drink, bubble
drink, smoothies.
Mendapatkan kantin merupakan kesulitan yang
paling ia rasakan. Untuk mengatasinya, “Saya memberdayakan anak-anak kampus
yang memiliki cukup waktu luang. Mereka yang cari lokasi, saya kasih fee sesuai
target.” Ujar Pemilik Usaha.
Pada 2010 ia mulai mengarahkan bisnisnya ke
konsep island.
“Tahun 2010 ini merupakan puncak dari
perkembangan usaha saya,” ungkap juara pertama Wirausaha Muda Mandiri 2010 ini.
Pada tahun yang sama ia juga menyelesaikan
kuliahnya. Pada 2011 konsep island dan konsep kafe mulai ia jalankan. Hingga
pertengahan 2012 sudah lima kafe yang beroperasi. Produk utama kafe yang
ditawarkan tetap pada berupa kopi. Namun, ia juga memasukkan makanan dan snack
Jawa dan Italia.
Foto Observasi : Javapuccino Ciputat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar