Kreativitas
dan Inovasi dalam berwirausaha
Oleh:
Akhmad Hilman – 42315010036
Kisah
Sukses Tirto Utomo Pendiri AQUA
Sebuah ruangan yang terdiri dari tiga lemari kayu,
terpajang rapi berbagai produksi Aqua. Sebuah meja rapat bundar berukuran kecil
dan meja kerja mengisi ruangan tersebut. Dari ruangan itulah Tirto Utomo
mengawali lahirnya perusahaan Aqua pada 1973. “Meja ini merupakan meja yang
digunakan pendiri,” kata Willy Sidharta, Presiden Direktur PT. Aqua Golden
Missisippi Tbk.
Tirto Utomo, warga asli Wonosobo, mendirikan
perusahaan air munum dalam kemasan (AMDK) karena ketika bekerja sebagai pegawai
Pertamina di awal tahun 1970-an Tirto bertugas menjamu delegasi sebuah
perusahaan Amerika Serikat. Namun jamuan itu terganggu ketika istri ketua delegasi
mengalami diare yang disebabkan karena mengonsumsi air yang tidak bersih. Tirto
kemudian mengetahui bahwa tamu-tamunya yang berasal dari negara Barat tidak
terbiasa meminum air minum yang direbus, tetapi air yang telah disterilkan.
Inisiatif bisnispun segera datang. Bersama
saudara-saudaranya, Tirto mulai mempelajari cara memproses air minum dalam
kemasan. Adiknya, Slamet Utomo diminta untuk magang di Polaris, sebuah
perusahaan AMDK yang ketika itu telah beroperasi 16 tahun di Thailand. Tidak
mengherankan bila pada awalnya produk Aqua menyerupai Polaris mulai dari bentuk
botol kaca, merek mesin pengolahan air, sampai mesin pencuci botol serta
pengisi air.
Usai mengerti cara kerja pembuatan air minum dalam
kemasan, Tirto mendirikan pabrik pertamanya di Pondok Ungu, Bekasi, dan
menamai pabrik itu Golden Missisippi dengan kapasitas produksi enam juta liter
per tahun. Tirto sempat ragu dengan nama Golden Missisippi yang meskipun cocok
dengan target pasarnya, ekspatriat, namun terdengar asing di telinga orang
Indonesia. Konsultannya, Eulindra Lim, mengusulkan untuk menggunakan nama Aqua
karena cocok terhadap imej air minum dalam botol serta tidak sulit untuk
diucapkan. Tirto kemudian mengubah merek produknya dari Puritas menjadi Aqua.
Dua tahun kemudian, produksi pertama Aqua diluncurkan
dalam bentuk kemasan botol kaca ukuran 950 ml dengan harga jual Rp.75, hampir
dua kali lipat harga bensin yang ketika itu bernilai Rp.46 untuk 1.000 ml.
Bermodal
Keberanian
Meskipun saat itu air mineral dalam kemasan belum ada
di Indonesia, Tirto tetap yakin dengan langkahnya. Keluar dari tempat kerjanya
yang mapan di Pertamina, pada 1982, Tirto mengganti bahan baku (air) yang
semula berasal dari sumur bor ke mata air pegunungan yang mengalir sendiri
(self-flowing spring) karena dianggap mengandung komposisi mineral alami yang
kaya nutrisi seperti kalsium, magnesium, potasium, zat besi, dan sodium.
Dengan bantuan Willy Sidharta, sales dan perakit mesin
pabrik pertama Aqua, sistem distribusi Aqua bisa diperbaiki. Willy menciptakan
konsep delivery door to door khusus yang menjadi cikal bakal sistem pengiriman
langsung Aqua. Konsep pengiriman menggunakan kardus-kardus dan galon-galon
menggunakan armada yang didesain khusus membuat penjualan Aqua Secara konsisten
membaik.
tahun 1974 sampai 1978 adalah masa-masa sulit bagi
perusahaan ini. Apalagi permintaan konsumen masih sangat rendah. Masyarakat
kala itu masih “asing” dengan air minum dalam kemasan. Apalagi harga 1 liter
Aqua lebih mahal daripada harga 1 liter minyak tanah.
Tapi pemilik Aqua tidak menyerah. Dengan berbagai
upaya dan kerja keras, akhirnya Aqua mulai diterima masyarakat luas. Bahkan
tahun 1978, Aqua telah mencapai titik BEP. Dan saat itu menjadi batu loncatan
kisah sukses Aqua yang terus berkembang pesat.
Saat itu memang produk Aqua ditujukan untuk market
kelas menengah ke atas, baik dalam rumah tangga, kantor-kantor dan restoran.
Namun sejak tahun 1981, Aqua telah berganti kemasan dari semula kaca menjadi
plastik sehingga melahirkan berbagai varian kemasan. Hal ini menyebabkan
distribusi yang lebih mudah dan harga yang lebih terjangkau sehingga produk
Aqua dapat dijangkau masyarakat dari berbagai kalangan.
Dari sisi kemasan, Aqua juga menjadi pelopor. Botol
plastiknya yang semula berbahan PVC yang tidak ramah lingkungan, sejak 1988
telah diganti menjadi bahan PET. Padahal saat itu di Eropa masih menggunakan
bahan PVC. Selain itu desain botol Aqua berbentuk persegi bergaris yang mudah
dipegang telah menggantikan desain botol bulat Eropa. Bahkan botol PET ciptaan
Aqua ini telah dijadikan standar dunia.
Pada 1984, Pabrik AQUA kedua didirikan di Pandaan,
Jawa Timur. Dan Pada 1995, Aqua menjadi pabrik air mineral pertama yang
menerapkan sistem produksi in line di pabrik Mekarsari. Pemrosesan air dan
pembuatan kemasan AQUA dilakukan bersamaan. Hasil sistem in-line ini adalah
botol AQUA yang baru dibuat dapat segera diisi air bersih di ujung proses
produksi, sehingga proses produksi menjadi lebih higienis.
Aqua juga sukses di
mancanegara. Sejak 1987, produk Aqua telah diekspor ke berbagai negara
seperti Singapura, Malaysia, Fillipina, Australia, Maldives, Fuji, Timur Tengah
dan Afrika. Berbagai prestasi dan penghargaan pun didapatkan baik dari dalam
negeri maupun luar negeri.
Pada tahun 1998, karena ketatnya persaingan dan
munculnya pesaing-pesaing baru, Lisa Tirto sebagai pemilik Aqua Golden
Mississipi sepeninggal ayahnya Tirto Utomo, menjual sahamnya kepada Danone pada
4 September 1998. Akusisi tersebut dianggap banyak pihak sebagai langkah tepat
setelah beberapa cara pengembangan tidak cukup kuat menyelamatkan Aqua dari
ancaman pesaing baru.
Langkah ini berdampak pada peningkatan kualitas produk
dan menempatkan AQUA sebagai produsen air mineral dalam kemasan (AMDK) yang
terbesar di Indonesia. Pada tahun 2000, bertepatan dengan pergantian milenium,
Aqua meluncurkan produk berlabel Danone-Aqua.
Almarhum Tirto Utomo pun dinobatkan sebagai pencetus
air minum dalam kemasan dan masuk dalam “Hall of Fame” . Dan berdasarkan survey
Zenith International, sebuah badan survey Inggris, Aqua dinobatkan sebagai merk
air minum dalam kemasan terbesar di Asia Pasifik, dan air minum dalam kemasan
nomor dua terbesar di dunia. Sebuah prestasi yang mungkin tidak pernah
dikira-kira.
Nekat
Mendirikan Aqua
Tirto Utomo, kelahiran Wonosobo, Jawa Tengah 8 Maret
1930, harus bersekolah Magelang yang berjarak sekitar 60 kilometer, ketika
SMP, karena memang di Wonosobo belum ada SMP. Perjalanan itu ditempuh dengan
sepeda.
Dibesarkan dari anak seorang pengusaha susu sapi an
pedagang ternak, lulus SMP, Tirto Utomo melanjutkan sekolah ke HBS (sekolah
setingkat SMA di zaman Hindia Belanda) di Semarang dan kemudian di Malang. Masa
remaja Tirto Utomo dihabiskan di Malang dan di situlah dia bertemu dengan Lisa
/ Kienke (Kwee Gwat Kien), yang kelak menjadi istrinya.
Semasa kuliahm Tirto mengisi waktu luang dengan
menjadi wartawan Jawa Pos dengan tugas khusus meliput berita-berita pengadilan.
Namun, kemudian Tirto pindah ke Jakarta sambil kuliah ia bekerja sebagai
Pimpinan Redaksi harian Sin Po dan majalah Pantja Warna.
Pada tahun 1959. Tirto diberhentikan sebagai pemimpin
redaksi Sin Po. Akibatnya sumber keuangan keluarga menjadi tidak jelas. Tirto
Utomo menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Hukum UI. Sementara Lisa berperan
sebagai pencari nafkah yaitu dengan mengajar dan membuka usaha catering, Tirto
belajar dan juga ikut membantu istrinya. Pada Oktober 1960 Tirto Utomo berhak
menyandang gelar Sarjana Hukum dan bekerja di Pertamina.
Kedudukan Tirto Utomo sebagai Deputy Head Legal dan
Foreign Marketing membuat sebagian besar hidupnya berada di luar negeri. Pada
usia 48 tahun, Tirto Utomo memilih pensiun dini untuk menangani beberapa
perusahaan pribadinya yakni AQUA, PT. Baja Putih, dan restoran Oasis.
Di kalangan karyawan dan teman-temannya, Tirto dikenal
sebagai pribadi yang sangat sederhana, ramah, murah senyum, namun cerdas
berpikir. Dalam hubungannya dengan bawahan, ia menganut gaya manajemen
kekeluargaan dan mempercayai kemampuan karyawannya melalui sejumlah
pengembangan dan pelatihan manajemen.
“Banyak orang mengira bahwa memproduksi air kemasan
adalah hal yang mudah. Mereka pikir yang dilakukan hanyalah memasukkan air kran
ke dalam botol. Sebetulnya, tantangannya adalah membuat air yang terbaik,
mengemasnya dalam botol yang baik dan menyampaikannya ke konsumen.” Kata Tirto
Utomo. Tirto memang sudah wafat pada tahun 1994 namun prestasi Aqua sebagai
produsen air minum dengan merek tunggal terbesar di dunia tetap dipertahankan
sampai sekarang.
“Dulu bukan
main sulitnya. Dikasih saja orang tidak mau. Untuk apa minum air mentah’,
itulah celaan yang tak jarang kami terima,” ujar Willy Sidharta. Saat itu
minuman ringan berkabonasi seperti Cola Cola, Sprite, 7 Up, dan Green Spot
sedang naik daun sehingga gagasan menjual air putih tanpa warna dan rasa, bisa
dianggap sebagai gagasan gila
KREATIF
& INOVATIF : KUNCI SUKSES WIRAUSAHA
Kreatif dan inovatif adalah karakteristik personal
yang terpatri kuat dalam diri seorang wirausaha sejati. Bisnis yang tidak
dilandasi upaya kreatif dan inovatif dari sang wirausaha biasanya tidak dapat
berkembang abadi. Lingkungan bisnis yang begitu dinamis menuntut wirausaha
untuk selalu adaptif dan mencari terobosan terbaru. Karakter cepat berpuas diri
dan cenderung stagnan sama saja membawa bisnis ke arah kematian.
Pemahaman kreatif dan inovatif sering kali
dipertukarkan satu sama lain. Menurut Zimmerer dkk (2009) kreatifitas adalah
kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru
dalam melihat masalah dan peluang. Inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan
solusi kreatif terhadap masalah dan peluang untuk meningkatkan atau untuk
memperkaya kehidupan orang-orang. Selanjutnya Ted Levitt (dalam Zimmerer, 2009)
menyatakan bahwa kreatifitas memikirkan hal-hal baru dan inovasi mengerjakan hal-hal
baru. Jadi kreatif adalah sifat yang selalu mencari cara-cara baru dan inovatif
adalah sifat yang menerapkan solusi kreatif. Kreatif tapi tidak inovatif adalah
mubazir karena ide hanya sebatas pemikiran tanpa ada realisasi.
Semua bisnis yang maju dan berkembang hingga kini
berpangkal pada upaya kreatif dan inovatif. Banyak restoran waralaba asing yang
telah mengglobal dan berdiri sejak puluhan tahun yang lalu selalu menunjukkan
karakter ini. Sepertinya begitu mudah dan sederhana. Tetapi banyak wirausaha
yang abai ketika bisnis telah dirasakan mencapai tingkat kemapanan. Kreatifitas
dan inovasi mungkin dapat dipandang sebagai upaya yang mengganggu keseimbangan
yang telah tercipta.
Kreatif dan inovatif dapat diterapkan secara
sederhana. Kuncinya adalah kepekaan dalam mencium peluang dan kemampuan membaca
pasar. Seorang member MRC misalnya. Ketika pelanggan sudah mulai jenuh dengan
fried chicken, ia melihat masih ada peluang lain yang dapat dikembangkan.
Berhubung gerainya ada di kantin sekolah, ia mencoba memahami selera siswa.
Kebanyakan siswa suka bumbu keju. Ia memiliki ide bagaimana kalau keju digabung
dengan ayam. Pemikiran kreatif ini kemudian dikembangkan menjadi produk yang
dinamai: cheesy chicken. Hasilnya lumayan bagus. Setelah tes pasar dan dijual
terbatas, pelanggan begitu menyukai menu ini. Pelanggan selalu mencari-cari dan
selalu terjual habis.
Pemikiran kreatif dan pengembangan ide memang tidak
mudah. Contoh sederhana tadi terjadi dalam waktu yang tak terduga. Mengalir
seperti air. Tetapi Zimmerer (2009) menegaskan bahwa kreatifitas dapat
diajarkan dan kreatifitas individual dapat ditingkatkan. Caranya? Ia
menguraikan 11 cara untuk meningkatkan kreatifitas individual yaitu:
1. Beri kesempatan diri Anda menjadi kreatif.
Berani untuk berpikir kreatif tanpa takut dibilang
bodoh oleh orang lain. Ide-ide cemerlang biasanya lahir dari hal-hal yang
mungkin dianggap bodoh dan tak berarti.
2. Beri pikiran Anda masukan segar setiap hari.
Agar kreatif, otak perlu distimulasi dengan hal-hal
baru yang variatif. Mendengarkan radio dan berganti-ganti setiap hari,
mendengarkan beraneka ragam jenis musik atau melakukan hal-hal lain yang
sebelumnya tidak pernah dilakukan.
3.Amati berbagai produk dan jasa perusahaan lainnya,
terutama yang berada dalam pasar yang benar-benar berbeda.
Tidak ada salahnya meminjam ide perusahaan lain,
kemudian mengembangkan menjadi inovasi yang brilian.
4. Sadari kekuatan kreatif dari kesalahan.
Orang bijak mengatakan agar kita selalu belajar dari
kesalahan yang diperbuat. Orang kreatif mengatakan kita dapat memperoleh ide
dari kesalahan yang kita buat. Kisah Charles Goodyear menunjukkan hal tersebut.
Setelah bekerja selama lima tahun untuk memformulasikan kombinasi karet,
belerang dan timah putih, pada malam yang dingin tahun 1839, tanpa sengaja
Charles menumpahkan sedikit campuran tersebut pada kompor kerjanya. Campuran
tersebut meleleh membentuk senyawa baru yang selama ini dicari-cari!
5. Bawalah selalu buku harian untuk mencatat pikiran
dan ide Anda.
Ide-ide kreatif kadang muncul tanpa disengaja dan di
waktu yang tak terduga. Daripada cepat terlupa, ada baiknya membawa buku kecil
untuk mencatat ide-ide yang mungkin akan muncul tiba-tiba.
6.Dengarkan orang lain.
Ide tidak selalu datang dari diri kita sendiri. Ide
dapat datang dari orang lain atau bahkan kompetitor kita sendiri. Jadi selalu
dengarkan orang lain karena mungkin ia akan menghadirkan ide cemerlang buat
kita.
7. Dengarkan apa kata pelanggan.
Mendengarkan pelanggan wajib hukumnya. Mereka
mengkonsumsi produk kita dan sekaligus menjadi sumber ide yang tiada habisnya.
8.Berbicara dengan anak kecil.
Anak-anak tidak membatasi pemikiran mereka. Mereka
begitu bebas mengungkapkan kreatifitas mereka tanpa batas. Mereka dapat menjadi
sumber ide yang berharga.
9.ÂSimpan kotak mainan di kantor Anda.
Mainan-mainan kecil seperti yoyo, gasing dan lain-lain
dapat menjadi sumber inspirasi. Ketika sedang bingung, Anda dapat mengambil
satu dan memikirkan bagaimana benda tersebut berkaitan dengan masalah Anda.
10. Baca buku mengenai cara merangsang kreatifitas dan
mengambil kursus kreatifitas.
Memahami prinsip-prinsip kreatifitas akan sangat
membantu meningkatkan kemampuan kreatif kita.
11. Luangkan waktu Anda.
Sesekali luangkan waktu untuk berelaksasi, melepaskan
diri dari rutinitas sejenak. Ide-ide baru bisa muncul ketika otak kita tidak
dalam keadaan tegang.
Akhirnya menjadi kreatif dan inovatif adalah wajib
hukumnya bagi wirausaha tanpa terkecuali termasuk Anda, member MRC dan MA.
Inilah kunci sukses. Tanpa kedua karakteristik ini, bisnis akan mandeg dan
“pintu†akan tertutup karena kuncinya tidak Anda miliki. Ayo kita buktikan!
Referensi:
1. http://www.magfood-amazy.com/read/amazy-info/112/kreatif-inovatif-kunci-sukses-wirausaha/
3. http://inspirasisuksesmulia.blogspot.co.id/2013/05/kisah-sukses-tirto-utomo-pendiri-aqua.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar