Oleh: Lutfi Bayhaqi @L18-Lutfi
Fauzi Fathiyakan @L19-Fauzi
Muhammad Abi Haykal @L25-Abi
@Startup-L07
ABSTRAK
Untuk membentuk budaya kewirausahaan
kita perlu mengetahui motivasi seseorang untuk lebih mempercepat terbentuknya
budaya kewirausahaan. Walaupun sebenarnya faktor yang paling mendorong untuk
menciptakan peluang usaha yakni melalui personal itu sendiri. Visi yang paling
efektif dan membangun krativitas dalam memulai usaha dengan pertanyaan “Why”,
bukan “How” yang selama ini menjadi stigma dalam mindset masyarakat di negri
ini. Riset mengatakan efek pada minat siswa untuk menjadi entrepreneur,
dorongan sendiri adalah variabel terkuat mempengaruhi minat berwirausaha.
Disamping itu dorongan juga terbukti bahwa ada perbedaan minat seseorang
terlebih mahasiswa terhadap kewirausahaan di kalangan orang tua yang berprofesi
sebagai pengusaha dan bukan pengusaha.
Kata kunci: Kewirausahaan, motivasi, faktor motivasi,
dan niat,
PENDAHULUAN
Menurut Rachbini (2002), kewirausahaan
(entrepreneurhip) merupakan persoalan penting di dalam perekonomian suatu
bangsa yang sedang berkembang. Kemajuan atau kemunduran ekonomi suatu bangsa
sangat ditentukan oleh keberadaan dan peranan dari kelompok wirausahawan ini.
Peter Drucker (1993) menyatakan bahwa seluruh proses perubahan ekonomi pada
akhirnya tergantung dari orang yang menyebabkan timbulnya perubahan tersebut
yakni sang “entrepreneur”. Kebanyakan perusahaan yang sedang tumbuh dan yang
bersifat inovatif menunjukan suatu jiwa (spirit) entrepreneur.
Korporasi-korporasi berupaya untuk mendorong para manajer mereka menjadi
orang-orang yang berjiwa entrepreneur, universitas-universitas sedang
mengembangkan program-program entrepreneurhip, dan para entrepreneur individual
menimbulkan perubahanperubahan dramatik dalam masyarakat. Keberhasilan
pembangunan yang dicapai oleh negara Jepang ternyata disponsori oleh para
entrepreneur yang berjumlah 2 % tingkat sedang, berwirausaha kecil sebanyak 20%
dari jumlah penduduknya. Inilah kunci keberhasilan pembangunan negara Jepang
(Heidjrachman Ranu, 1982). Sayangnya, jumlah entrepreneur di Indonesia masih
sedikit dan mutunya belum bisa dikatakan hebat untuk menopang perekonomian,
sehingga persoalan wirausaha ini menjadi persoalan yang mendesak bagi suksesnya
pembangunan perekonomian di Indonesia.
Karena
ada entrepreneurship program yang didirikan pemerintah
untuk medorong tingkat kerwirausahaan sejak 2009 ,
negara kita mulai menggalakkan dan menyebarkan pengetahuan tentang
kewirausahaan secara lebih luas. Dari mulai Sekolah menengah, hingga perguruan
tinggi menjadi sasaran untuk memberikan motivasi dan pengetahuan tentang
pentingnya berwirausaha. Hal ini bertujuan agar saat mereka lulus dan terjun
langsung ke masyarakat, mereka memiliki cukup ilmu dan mental menjadi seorang
entrepreneur. Mereka tidak lagi canggung untuk menghadapi dunia bisnis maupun
pekerjaan yang sulit didapatkan. Sehingga, jumlah pengangguran di Indonesia
dapat berkurang dan tentu saja para sarjana perguruan tinggi tidak lagi menjadi
pengangguran yang menyalahkan pendidikan mahal yang mereka lalui selama duduk
di bangku perkuliahanperguruan tinggi tidak lagi menjadi pengangguran yang
menyalahkan pendidikan mahal yang mereka lalui selama duduk di bangku
perkuliahan.
PEMBAHASAN
Hubungan
faktor-faktor motivasi sangat erat dengan minat. Faktor-faktor motivasi
berpengaruh dengan timbulnya minat seseorang untuk mengambil tindakan atau
mencapai tujuan. Dalam penelitian ini kerangka pemikiran teoritisnya menggambarkan
tentang pengaruh dari faktorfaktor motivasi yang di wakili oleh toleransi akan
resiko, keberhasilan diri dalam berwirausaha, dan kebebasan dalam bekerja pada
minat berwirausaha. Menurut Gerry Segal, Dan Borgia, dan Jerry Schoenfeld
(2005), toleransi akan resiko, keberhasilan diri dalam berwirausaha dan
kebebasan dalam bekerja memiliki pengaruh positif terhadap minat berwirausaha.
Menurut
Adi Sutanto (2000), beberapa faktor-faktor yang memotivasi seseorang untuk
menjadi entrepreneur yaitu keinginan merasakan pekerjaan bebas, keberhasilan
diri yang dicapai, dan toleransi akan adanya resiko. Kebebasan dalam bekerja
merupakan sebuah model kerja dimana seseorang melakukan pekerjaan sedikit
tetapi memperoleh hasil yang besar. Berangkat kerja tanpa terikat pada aturan
atau jam kerja formal, atau berbisnis jarang-jarang tetapi sekali mendapat
untung, untungnya cukup untuk dinikmati berbulan-bulan atau cukup untuk sekian
minggu kedepan. Keberhasilan diri yang dicapai merupakan pencapaian tujuan
kerja yang diharapkan, yang meliputi kepuasan dalam bekerja dan kenyamanan
kerja. Toleransi akan resiko, merupakan seberapa besar kemampuan dan
kreativitas seseorang dalam menyelesaikan besar kecilnya suatu resiko yang
diambil untuk mendapatkan penghasilan yang diharapkan. Semakin besar seseorang
pada kemampuan diri sendiri, semakin besar pula keyakinanya terhadap
kesanggupan mendapatkan hasil dari keputusanya dan semakin besar keyakinanya
untuk mencoba apa yang dilihat orang lain beresiko.
Pengaruh Toleransi Akan Resiko Terhadap Minat
Berwirausaha
Praag
dan Cramer (2002) secara eksplisit mempertimbangkan peran resiko dalam
pengambilan keputusan seseorang untuk menjadi seorang entrepreneur. Rees dan
Shah (1986) menyatakan bahwa perbedaan pendapatan pada pekerja individu yang
bebas (entrepreneur) adalah tiga kali lipat dari yang didapat oleh individu
yang bekerja pada orang lain, dan menyimpulkan bahwa toleransi terhadap resiko
merupakan sesuatu yang membujuk untuk melakukan pekerjaan mandiri
(entrepreneur).
*Toleransi akan resiko berpengaruh positif terhadap
minat berwirausaha.
Pengaruh Keberhasilan Diri Dalam Berwirausaha Terhadap
Minat Berwirausaha
Gurol dan Atsan (2006) mendefinisikan keberhasilan
berwirausaha sebagai pendorong keinginan seseorang untuk menjadi entrepreneur,
karena persepsi keberhasilan sebagai hasil menguntungkan atau
berharap untuk berakhir melalui pencapaian tujuan dari usahanya. Artinya, jika
seseorang mencapai tujuan usaha yang diinginkan melalui prestasi, ia akan
dianggap berhasil. Indikator keberhasilan yang sesungguhnya bukanlah apa yang
dicapai, tetapi apa yang dirasakan.
*Keberhasilan diri dalam berwirausaha berpengaruh
positif terhadap minat berwirausaha.
Pengaruh Merasakan Kebebasan Dalam Bekerja Terhadap
Minat Berwirausaha
Menurut
Hendro (2005) pengaruh Merasakan Kebebasan Dalam Bekerja Terhadap Minat
Berwirausaha Hasil survey dalam bisnis berskala kecil tahun 1991 menunjukkan
bahwa 38% dari orang-orang yang meninggalkan
pekerjaannya di perusahaan lain karena mereka ingin menjadi bos atas perusahaan
sendiri.
*Keinginan merasakan kebebasan dalam bekerja
berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha.
Terdapat Perbedaan Minat Berwirausaha Dari Tiap Latar
Belakang Pekerjaan Orang Tua
Hal
ini juga akan membahas tentang perbedaan minat berwirausaha dilihat dari
pekerjaan orang tua nya. Menurut Duchesnau et al. (dalam Riyanti, 2003),
wirausaha yang berhasil adalah mereka yang dibesarkan oleh orang tua yang juga
wirausaha, karena memiliki banyak pengalaman yang luas dalam dunia usaha. Lebih
lanjut Staw mengemukakan bahwa ada bukti kuat wirausaha memiliki orang tua yang
bekerja mandiri atau berbasis sebagai wirausaha. Kemandirian dan fleksibilitas
yang ditularkan oleh orang tua seperti itu melekat dalam diri anak-anaknya
sejak kecil. Sifat kemandirian yang kemudian mendorong mereka untuk mendirikan
usaha sendiri. Dapat disimpulkan bahwa latar belakang orang tua membuat
perbedaan dalam minat maupun motivasi mahasiswa untuk menjadi wirausahawan,
maka hipotesis penelitian ini,
*Terdapat perbedaan minat untuk berwirausaha dari tiap
latar belakang pekerjaan orang tua mahasiswa.
CONTOH KASUS

Siapa yang tidak kenal Warren Buffett. Dia adalah sosok
miliuner yang sukses dengan jumlah kekayaan hampir Rp 1.000 triliun. Data
Forbes terakhir mencatat total kekayaan menempatkan Buffett sebagai orang ke
tiga paling kaya di dunia. Pria
berusia 84 tahun ini memiliki kekayaan setidaknya USD 73,3 miliar atau sekitar
Rp 932 triliun. Kekayaan terus bertambah lantaran kecerdikan Buffett dalam
menganalisis pergerakan investasi secara tajam, serta sifatnya yang tidak
gentar dan keinginan untuk mendobrak norma-norma bisnis tradisional.
Buffett terkenal dengan bisnis investasinya di
berbagai sektor di pasar modal melalui perusahaan investasinya Berkshire
Hathway. Saham Warren Buffet juga terkenal sangat mahal di pasar modal.
Dilansir dari lifhack.org, hal yang paling mengesankan
dari Buffet adalah dia sudah bisa mendapatkan USD 53.000 atau Rp 689 juta saat
masih berusia 16 tahun. Berkat kerja keras dan tidak mudah menyerah, Buffet
kini berhasil masuk jajaran 5 besar orang terkaya di dunia.
Namun demikian, tahukan Anda bagaimana perjuangan
Warren Buffett mencapai kekayaan? Berikut kisahnya:
Pada usia 6 tahun, Buffett sudah memulai bisnis
pertamanya yaitu dengan menjual permen karet. Usia terus bertambah, Buffett
remaja juga sedikit berbeda dengan pria seumurnya. Dia lebih memilih mencari
uang dengan jadi pengantar koran. Ia bahkan pernah menjadi penjual bola golf, penjual
popcorn, penjual perangko dan menjual barang bekas.
Di tahun 1951-1954, Buffet mendapatkan gelar Master
seusai menempuh studinya di Columbia
Graduate Business School. Setelah banyak berkonsultasi dengan orang yang
dianggapnya sebagai guru pasar modal, Warren Buffett kembali untuk mengelola dana milik orang-orang
kaya di sana. Perusahaan yang dibangun ini akhirnya
dijual dan dibubarkan.
Namun, meski perusahaannya dijual dan ditutup, Warren Buffett tidak berdiam
diri, Warren Buffett tetap
bekerja dan berupaya untuk meraih kesuksesan, sehingga akhirnya pada tahun 1965
ia membeli saham Berkshire
Hartaway. Setelah mengelolanya selama 3 tahun, Warren Buffett berhasil menjadi
pemegang saham terbesar di perusahaan tersebut. Keuntungan yang diperoleh tidak
dibiarkan menjadi dana tentang; ia menginvestasikan uang perusahaan dengan
membeli utilitas, perusahaan permata, perusahaan asuransi, serta makanan..
Di tangan Warren
Buffett, perusahaan terus mengalami kemajuan. Para pemegang saham dapat
tersenyum karena selama lebih dari 34 tahun mereka dapat memperoleh tingkat
pengembalian tahunan sekitar 24,7 persen. Kini, setelah 46 tahun saham Berkshire Hartaway mengalami
perkembangan yang sangat pesat.
Bill Gates, pernah mengadakan janji temu dengan Warren
Buffet. Dia merancang pertemuan untuk 30 menit saja, tapi dia
menghabiskan 10 jam untuk belajar menjadi seperti Warren Buffet.
Warren Buffett adalah investor dan pengusaha Amerika yang masuk
dalam daftar orang terkaya sedunia. Akan tetapi, hidupnya selalu penuh dengan
kesederhanaan. Ia pernah berkata
"Orang yang berbahagia bukanlah orang yang hebat
dalam segala hal, tapi orang yang bisa menemukan hal sederhana dalam
hidupnya".
KESIMPULAN
Hal diatas adalah
faktor-faktor yang paling kuat menjadi motivasi seorang untuk memulai langkahnya dalam berwirausaha. Dari role model yang
dijelaskan, untuk menjadi seorang wirausaha yang ungguk yakni tidak mudah,
membangun mental dan bersifat visioner merupakan modal keyakinan utama dalam
meraih kesuksesan.
DAFTAR PUSTAKA
Drucker, Peter. 1996. Inovasi dan Kewiraswastaan. Erlangga. Jakarta.
Segal, Gerry, Borgia and Jerry Schoenfeld. 2005. The Motivation To Become An Entrepreneur.
International Journal of Entrepreneurial Behavior & Research. Vol. 11 No 1.
Emerald Group Publishing Limited. USA.
Susanto, Adi. 2000. Kewirausahaan. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Hendro. 2005. How to become a smart entrepreneur and
to start a new business. Penerbit Adi. Yogyakarta.
Merdeka,com. 2015.
Kisah Miliuner Warren Buffet yan tak
Banyak Diketahui Orang. Dalam https://www.merdeka.com/uang/kisah-miliuner-warren-buffett-yang-tak-banyak-diketahui-orang.html
Diakses pada 8 Maret 2018
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus@L20-Nabila
BalasHapus@Startup-L06
Bagaimana cara membangun motivasi yang paling efektif menurut kalian?
Menurut kami, membangun sebuah motivasi dalam berwirausaha merupakan sebuah keharusan. Bagaimana membangunnya itu yang utama adalah berani mengambil sebuah resiko untuk mendapat pengalaman, tetapi tetap bijak dalam memilih langkah.
Hapus@L09-Yulia, @startup-L03
BalasHapusJika motivasi sangat erat hubungannya dengan minat? Lalu faktor apa yang membuat seseorang telah memiliki minat atau niat berwirausaha namun tidak terlaksana?
Faktor paling besar yakni adalah modal, mengapa orang-orang memikirkan modal? Padahal uang bukan segalanya, banyak startup yang memulai usahanya dengan menawarkan jasa, yang mana ini merupakan alternatif dari usaha usaha dibidang barang
Hapus@L08-Rizky
BalasHapus@Startup-L04
Kl semua faktor udah kita punya, tp modal berupa uang belum ada gimana? Harus menunggu sampai ada uang atau gimana?
Sudah kami jawab diatas, uang itu bukan segala galanya dalam membangun usaha. Sebagai enterpreneur tanpa modal dana, kita dapat memulai bisnis jasa, contoh yang paling kecil, jika kita punya keahlian, misal menjahit dan memperbaiki alat elektronik, mengapa tidak memulai dari kita sendiri. Jangan pikir kedepan dulu yang penting percaya dengan usaha kita
Hapus@L27-Bendy, @Startup-L10
BalasHapusArtikel ini sangat membantu dalam memberi motivasi untuk memulai usaha.
Bagaimana membangun motivasi jika kita mengalami kegagalan dalam usaha?
Yang pertama kita lakukan yakni evaluasi sejauh mana diri kita sudah memulai, dan apabila dalam perjalanan terdapat salah pengambilan langkah, dapat dijadikan pelajaran dan direncanakan untuk lebih baik dan percaya diri
Hapus@L12-Arif
BalasHapus@startup-L04
bagaimana jika usaha kita udah maju tapi tiba-tiba ada saingan anda yang bersaing dalam usaha yang sama , apa yang anda lakukan?
Rejeki itu ditangan Allah kok kak, menurut kami Allah sudah mennggarisi setiap pintu rezeki bagi setiap orang, maka dari itu tidak usah takut :)
Hapus@L39-Lestari, @Starup-L13
BalasHapusKemandirian dan fleksibilitas yang dimaksud dalam motivasi berwirausaha itu seperti apa ?
Kemandirian itu maknanya dalam menjadi seorang enterpreneur haruslah independen, artinya apa? Artinya adalah jangan pernah bergantung terhadap siapapun, walaupun ada orang lain disekitar kita siap selalu membantu
HapusUntuk fleksibilitas kuncinya yakni jadilah seorang yang mampu menbangun komunikasi yang baik dengan orang banyak, itu dapat menjadi modal yang baik karena integritas kita dengan orang lain menjadi luas
@L38-Daffa, @Starup-L13
BalasHapusJika saya sudah mempunyai ciri ciri menjadi seorang pengusaha, terus saya juga selalu beribadah dan juga saya tidak pernah menyakiti ibu saya, bahkan sering meminta doa kepada ibu saya, tetapi saya tidak kunjung menjadi sukses, bagaimana solusi anda untuk masalah ini ?
Tanya pada diri anda sendiri dan pada Tuhan apa selama ini anda pernah berbuat kesalahan pada orang lain selain keluarga? Karna sukses itu sebuah proses yang bukan semudah membalikan tangan tanpa datang ujuk ujuk
Hapus@L17-Humairoh, @Startup-L06
BalasHapusKan kata anda,"kemajuan atau kemunduran ekonomi suatu bangsa sangat ditentukan oleh keberadaan dan peranan dari kelompok wirausahawan", kenapa bisa seperti itu?
Mungkin hal yang paling menggambarkan hal tersebut yaitu era MEA, saat ini negara lain sudah bebas dalam melangsungkan bisnis, banyak negara yang menjadikan negara kita sebagai tujuan invasi dalam membangun situasi ekonomi yang menguntungkan golongan sepihak dan maka dari itu perlu ditanamkan bahwa kita sebagai anak bangsa dapat menjadi pemain, bukan hanya penonton yang rela negaranya habis dihisap negara yang lebih superior bidang ekonominya
Hapus@L32-Maulani
BalasHapus@Starup-L11
Artikel ini sangat bermanfaat, lalu menurut kalian bagaimna para wirausaha tersebut menghadapi persaingan sekarang yang semakin berkembang?
Mau tidak mau sebagai enterpreneur modern kita perlu mempelajari alur persaingan disektor perdangang sebagai sebuah peluang walaupun sekecil mungkin, apalagi generasi kita adalah generasi yang sudah terima jadi dari para pejuang bangsa terdahulu
Hapus