Mengubah
Pola Pikir Pemuda dalam Berwirausaha
Abstrak
Artikel ini bertujuan untuk memperluas wawasan serta memahami
potensi
dalam diri dengan motivasi
dan mengubah pola pikir sebagai wirausahawan.
Kata
Kunci : Mengubah, kebiasaan, pola pikir, pandangan hidup.
Pendahuluan
Keterbatasan kesempatan kerja bagi para
lulusan perguruan tinggi menciptakan pengangguran-pengangguran
intelektual. Kondisi yang dihadapi akan semakin buruk karena adanya persaingan
global, contohnya Masyarakat Ekonomi ASEAN/MEA. MEA menjadikan hubungan antar
Negara semakin terbuka sehingga lulusan-lulusan perguruan tinggi dari luar negeri pun ikut bersaing dalam
mencari pekerjaan, maka dari itu dibutuhkan adanya kompetensi untuk menjadi Job
Creator bukan Job Seeker. Masalahnya adalah bagaimana cara mendidik para
pemuda, khususnya pada mahasiswa untuk menumbuhkan jiwa wirausaha?
Ada beberapa faktor bagaimana seseorang
dapat menciptakan usaha sendiri, dengan pengalaman bekerja, motivasi yang
didapatkan dari belajar, Zimmerer
(2002:12), menyatakan bahwa salah satu faktor pendorong pertumbuhan
kewirausahaan disuatu negara terletak pada peranan universitas melalui
penyelenggaraan pendidikan kewirausahaan. Faktor lainnya adalah bisa karena
karakter, sifat, dan kepribadian seseorang yang dapat menumbuhkan rasa semangat
untuk berwirausaha. Dalam pendidikan kewirausahaan, mahasiswa diberi pengarahan
untuk mengubah pola pikir serta motivasi berprestasi untuk menjadi wirausahawan.
Pembahasan
Mengubah sesuatu yang
menjadi kebiasaan tidaklah mudah serta membutuhkan kerja keras dan banyak
pengorbanan, apalagi menyangkut pola pikir dari seorang individu. Pandangan
hidup, adat kebiasaan, persepsi, hingga perilaku, dipengaruhi oleh perjalanan
yang sangat panjang, baik secara keturunan (hereditas) maupun lingkungan.
Mengubah pola pikir
memerlukan keberanian dan kerelaan, karena tanpa itu semua tidak akan terjadi
perubahan apa-apa. Dengan bahasa yang tegas, Dr. Rhenald Kasali, pakar
manajemen Universitas Indonesia, pernah mengatakan “Berubah atau Mati !! “ Ia
memberikan sinyal bahwa setiap pengusaha yang mau bertahan harus melakukan
perubahan demi perubahan atau akan tertinggal dari para pesaingnya.
Sadar atau tidak, kita
selalu keluar masuk dari comfort zone satu ke comfort
zone berikutnya. Dari semua gambaran tersebut, kita berharap agar para
pengusaha tidak terjebak hanya menjalankan bisnis kecil saja. Langkah awal yang
harus dilakukan adalah merubah cara pandang dan memulai pola pikir
kewirausahaan (entrepreneurial – mindset).
Menurut McGrath dan
MacMillan (2000) dalam Rambat (2004), lima karakteristik yang umumnya dimiliki
pengusaha adalah :
- Pengusaha sangat bersemangat
melihat peluang-peluang baru.
- Pengusaha mengejar peluang dengan
disiplin yang kuat.
- Pengusaha hanya mengejar peluang
yang sangat baik dan menghindari mengejar peluang yang lain yang
belum jelas.
- Pengusaha berfokus pada
pelaksanaan.
- Pengusaha mengikutsertakan energi
setiap orang yang berada dalam jangkauan mereka.
Mindset / pola pikir dapat mempengaruhi
nasib seseorang, menjadi gagal atau berhasil adalah berasal dari pola pikir dan
tindakan. Untuk menjadikan kita orang yang sukses, kita harus melihat serta
meniru pola pikir orang yang sukses. Karena pola pikir orang sukses menjadi
tolak ukur dan menjadi inspirasi yang berharga bagi setiap orang yang ingin
mempunyai kesempatan untuk berwirausaha hingga menjadi sukses. Sukses juga
bukan merupakan suatu tujuan, melainkan sebuah proses, kegagalan juga bagian dari
sukses, dan selalu berorientasi pada solusi, sehingga kegagalan itu bisa di
ubah menjadi keberhasilan.
Seperti yang dikatakan Bob Sadino,
“Mending anda gagal dulu kalau ingin menjadi wirausaha muda yang sukses”.
Pengusaha bernama lengkap Bambang Mustari Sadino, lahir tanggal 9 Maret 1933,
memulai usaha sendiri dengan menyewakan mobil mercedesnya dan menjadi supir.
Namun usaha itu tidak berjalan dengan mulus karena kecelakaan yang
mengakibatkan mobilnya rusak dan tidak punya biaya untuk memperbaikinya.
Setelah itu, akhirnya Bob Sadino bekerja sebagai kuli bangunan dengan upah 100
rupiah. Suatu hari seorang temannya menawarkan untuk bisnis ternak ayam negeri
dan telur ayam negeri, Bob tertarik untuk mengembangkan usaha peternakan ayam
dan telur ke seluruh Indonesia, dimana ayam negeri mendominasi pasar. Ketika itu, telur ayam
negeri belum populer di Indonesia sehingga barang dagangannya tersebut hanya
dibeli oleh ekspatriat-ekspatriat yang tinggal di daerah
Kemang, serta beberapa orang Indonesia yang pernah bekerja di luar negeri.
Namun seiring berjalannya waktu, telur ayam negeri mulai dikenal sehingga
bisnis Bob semakin berkembang. Bob kemudian melanjutkan usahanya dengan
berjualan daging ayam. Selain memperkenalkan telur ayam negeri, ia juga
merupakan orang pertama yang menggunakan perladangan sayur sistem hidroponik di Indonesia.
Catatan awal tahun 1985 menyebutkan, rata-rata per bulan
perusahaan Bob menjual 40-50 ton daging segar, 60-70 ton daging olahan, dan
sayuran segar 100 ton.
Kesimpulan
Percaya bahwa setiap langkah sukses selalu diawali kegagalan demi
kegagalan. Perjalanan wirausaha tidak semulus yang dikira. Kelemahan banyak
orang adalah terlalu banyak mikir untuk membuat rencana sehingga dia tidak
segera melangkah, yang paling penting adalah tindakan. Terampil dan tekun dalam
menjalani suatu usaha, serta pola pikir yang positif dan tidak mudah putus asa
adalah kunci dari sebuah keberhasilan dan kesuksesan
Daftar Pustaka
Buku Kewirausahaan "Membangun Usaha
Sukses Sejak Usia Muda", Salemba Empat 2011, Jakarta (Universitas Mercu
Buana)
Suharti. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol. 13 No. 2, 2011.
Wahyudi, Agung. Mengubah Pola Pikir dan Motivasi Berprestasi. Universitas
Mercu Buana. Jakarta.
https://id.wikipedia.org/wiki/Bob_Sadino
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.