Maret 25, 2018

Pengelolaan Bisnis Terkini (E-COMMERCE)

@Proyek-L04, @Startup-L06, @L16-Mega, @L17-Humairoh, @L20-Nabila
Disusun Oleh :
Mega Puspitasari
Humairoh
Nabila Sopyan Aisya Putri

ABSTRAK

            Artikel ini dibuat bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang bagaimana bisnis konvensional, dan e-commerce. Mengetahui apa dampak  negatif dan positif dari kegiatan bisnis yang dulunya konvensional  sekarang menggunakan internet atau biasa di sebut e-commerce. Artikel ini juga membahas faktor-faktor pendukung E-Commerce, dan penggolongan e-commerce.

Keyword: bisnis, konvensional, e-commerce

PENDAHULUAN

         Internet merupakan sarana elektronik yang dapat dipergunakan untuk berbagai aktivitas sepertikomunikasi, riset, transaksi bisnis dan lainnya. Teknologi internet menghubungkan ribuan jaringan komputerindividual dan organisasi di seluruh dunia sehingga teknologi internet begitu populer. Dengan adanyakecanggihan teknologi komputer, semua keterbatasan sarana, jarak, dan waktu transaksi dapat teratasi denganmudah. Hanya dengan “klik“ pelanggan bisa mendapatkan barang yang diinginkan, bisa mengetahui apa sajayang diinginkan dan dapat melakukan transaksi dengan siapa saja tanpa dibatasi dengan waktu dan jarak.Menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII, 12 Desember 2012) Berdasarkan hasil survey, angka tersebut cukup menggambarkan bahwa pengguna internet tiaptahunnya selalu mengalami peningkatan. Sebagian besar dari masyarakat Indonesia mulai menyadari akankeberadaan internet, bahkan saat ini internet bukan hanya sekedar media untuk mencari informasi, komunikasi,dan hiburan saja melainkan sebagai sarana untuk bisnis online (bisnis melalui media internet). Dahulu kegiatan bisnis hanya berpusat pada bisnis konvensional, namun sejak adanya internet kegiatan bisnis konvensional saat ini mengalami perkembangan menjadi opnline (Rahmadani,2015)

PERMASALAHAN

1. Apa pengertian bisnis, konvensional  dan e-commerce ?
2. Apa pengaruhnya negatif dan positif menggunakan e-commerce ?
3. Apa saja faktor pendukung E-Commerce?

PEMBAHASAN
           Pengertian  Bisnis, konvensional dan e-commerce:
          Pengertian Bisnis menurut Owen adalah suatu perusahaan yang berhubungan dengan distribusi dan produksi barang-barang yang nantinya dijual ke pasaran ataupun memberikan harga yang sesuai pada setiap jasanya.
         Menuru t pendapat Raymond E. Glos dalam bukunya “Business : Its Nature and Environment: An Introduction” Bisnis adalah seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung di dalam bidang perindustrian dimana sebuah perusahaan atau organisasi melakukan perbaikan-perbaikan standar serta kualitas produk mereka.
       Menurut Scarborough (2014) entrepreneur, adalah seseorang yang menciptakan sebuah bisnis baru dengan segala risiko dan ketidakpastian untuk tujuan mendapatkan keuntungan dan pertumbuhan usaha yang teridentifikasi dari kemampuannya mendapatkan peluang yang baik dan kecakapan dalam memanfaatkan serta mengelola sumberdaya yang dimiliki.
         Menurut (Bunjamin,2015) Bisnis Konvensional atau yang lebih sering dikenak dengan bisnis offline adalah kegiatan atau transaksi jual-beli yang dilakukan secara langsung, bertatap muka antara penjual dengan pembeli.
         Menurut (nimda, 2012) E-Commerce secara umum dapat diartikan sebagai transaksi jual beli secara elektronik melalui media internet. Selain itu, E-commerce juga dapat diartikan sebagai suatu proses berbisnis dengan memakai teknologi elektronik yang menghubungkan antara perusahaan, konsumen dan masyarakat dalam bentuk transaksi elektronik dan pertukaran atau penjualan barang, servis, dan informasi secara elektronik. Dalam melakukan E-Commerce penggunaan internet menjadi pilihan favorit oleh kebanyakan orang karena kemudahan-kemudahan yang dimiliki oleh jaringan internet .
          menurut Kalakota dan Whinston (1997) dalam buku M. Suyanto (2003:11) mendefinisikan e-commerce dari beberapa perspektif berikut :

1. Perspektif Komunikasi : e-commerce merupakan pengiriman informasi, produk/layanan, atau pembayaran melalui lini telepon, jaringan komputer atau sarana eletronik lainnya. 

2. Perspektif Proses Bisnis : e-commerce merupakan aplikasi teknologi menuju otomisasi transaksi dan aliran kerja perusahaan.

3. Perspektif Layanan: e-commerce merupakan salah satu alat yang memenuhi keinginan perusahaan, konsumen dan manajemen dalam memangkas service cost ketika meningkatkan mutu barang dan kecepatan pelayanan.

4. Perspektif Online: e-commerce berkaitan dengan kapasitas jual beli produk dan informasi di internet dan jasa online lainnya.

Penggolongan E-commerce

Penggolongan e-commerce yang lazim dilakukan orang ialah berdasarkan sifat transaksinya. Menurut Suyanto (2003:45) tipe-tipe berikut segera bisa dibedakan :

1. Business to business (B2B), adalah model e-commerce dimana pelaku bisnisnya adalah perusahaan, sehingga proses transaksi dan interaksinya adalah antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Contoh model ecommerce ini adalah beberapa situs e-banking yang melayani transaksi antar perusahaan.

2. Business to Consumer (B2C), adalah model e-commerce dimana pelaku bisnisnya melibatkan langsung antara penjual (penyedia jasa e-commerce) dengan individual buyers atau pembeli. Contoh model ecommerce ini adalah airasia.com.

3. Consumer to Consumer (C2C), adalah model e-commerce dimana perorangan atau individu sebagai penjual berinteraksi dan bertransaksi langsung dengan individu lain sebagai pembeli. Konsep e-commerce jenis ini banyak digunakan dalam situs online auction atau lelang secara online. Contoh portal e-commerce yang menerapkan konsep C2C adalah e-bay.com .

4. Consumer to Business (C2B), adalah model e-commerce dimana pelaku bisnis perorangan atau individual melakukan transaksi atau interaksi dengan suatu atau beberapa perusahaan. Jenis e-commerce seperti ini sangat jarang dilakukan di Indonesia. Contoh portal e-commerce yang menerapkan model bisnis seperti ini adalah priceline.com.

Faktor  Pendukung E-Commerce

1. Cakupan yang luas
2. Proses transaksi yang cepat
3. E-Commerce dapat mendorong kreatifitas dari pihak penjual secara cepat dan tepat dan pendistribusian informasi yang disampaikan berlangsung secara periodik.
4. E-Commerce dapat menciptakan efesiensi yang tinggi, murah serta informatif.
5. E-Commerce dapat meningkatkan kepuasan pelanggan, dengan pelayanan yang cepat, mudah, aman dan akurat.
Pengaruh positif dan negatif adanya e-commerce

       Menurut  (Nimda, 2012) . Keuntungan E-Commerce bagi konsumen:
a. Keuntungan yang diperoleh konsumen adalah melakukan pencarian barang, dan pembelian secara online dengan mudah, belanja cukup pada suatu tempat.
Contoh : Seorang pembeli diinternet dapat menggunakan computer pribadinya pagi atau malam selama 7 hari per minggu untuk membeli hamper semua barang, dan tidak perlu mengantri ditoko atau bahkan meninggalkan rumahnya.

b. Keuntungan yang diperoleh pelaku bisnis toko online adalah melakukan proses penjualan lebih mudah, efisiensi, tanpa kesalahan, tepat waktu.
Contoh : pelaku bisnis atau toko online cukup mengupdate barang apa saja yang akan di jual, dan dalam pembayarannya pelanggan cukup mendaftar dan memberikan data yang dibutuhkan, dan toko online tersebut akan menyimpan informasi kartu kredit pembelinya diserver mereka, sehingga informasi yang dibutuhkan hanya dimasukkan sekalisaja.

c. Keuntungan yang diperoleh Manajemen atau perusahaan E-Commerce adalah mendapatkan peningkatan pendapatan, dan loyalitas pelanggan.
Contoh : Perusahaan-perusahaan dapat menjangkau pelanggan diseluruh dunia. Oleh karena itu dengan memperluas bisnis mereka, sama saja dengan meningkatkan keuntungan

Contoh E-Commerce.

Banyak sekali yang dapat kita lakukan melalui E-Commerce yaitu :
1. Pembelian buku melalui online.
2. Pembelian elektronik melalui online.
3. Pembelian kendaraan melalui online.
4. Pembelian pakaian melalui online, dll.

 Dampak Positif dan Negatif E-Commerce

Didalam dunia E-Commerce pasti terdapat dampak positif dan negativenya.
Dampak positifnya, yaitu :
1. Revenue Stream (aliran pendapatan) baru yang mungkin lebih menjanjikan yang tidak bisa ditemui di sistem transaksi tradisional.
2. Dapat meningkatkan market exposure (pangsa pasar).
3. Menurunkan biaya operasional(operating cost).
4. Melebarkan jangkauan (global reach).
5. Meningkatkan customer loyality.
6. Meningkatkan supplier management.
7. Memperpendek waktu produksi.
8. Meningkatkan value chain (mata rantai pendapatan).

Dampak negativenya, yaitu :
1. Kehilangan segi finansial secara langsung karena kecurangan. Seorang penipu mentransfer uang dari rekening satu ke rekening lainnya atau dia telah mengganti semua data finansial yang ada.
2. Pencurian informasi rahasia yang berharga. Gangguan yang timbul bisa menyingkap semua informasi rahasia tersebut kepada pihak-pihak yang tidak berhak dan dapat mengakibatkan kerugian yang besar bagi si korban.
3. Kehilangan kesempatan bisnis karena gangguan pelayanan. Kesalahan ini bersifat kesalahan non-teknis seperti aliran listrik tiba-tiba padam.
4. Penggunaan akses ke sumber oleh pihak yang tidak berhak. Misalkan seorang hacker yang berhasil membobol sebuah sistem perbankan. Setelah itu dia memindahkan sejumlah rekening orang lain ke rekeningnya sendiri.
5. Kehilangan kepercayaan dari para konsumen. Ini karena berbagai macam faktor seperti usaha yang dilakukan dengan sengaja oleh pihak lain yang berusaha menjatuhkan reputasi perusahaan tersebut.
6. Kerugian yang tidak terduga. Disebabkan oleh gangguan yang dilakukan dengan sengaja, ketidakjujuran, praktek bisnis yang tidak benar, kesalahan faktor manusia, kesalahan faktor manusia atau kesalahan sistem elektronik.

KESIMPULAN
    pengguna internet setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan. Sebagian besar dari masyarakat Indonesia mulai menyadari akan keberadaan internet, bahkan saat ini internet bukan hanya sekedar media untuk mencari informasi, komunikasi, dan hiburan saja melainkan sebagai sarana untuk bisnis online (bisnis melalui media internet). Kita harus bisa mengimbangi dan mengikuti perkembangan zaman namun kita harus memperhatikan memilih dan memilah dalam setiap hal yang ingin kita lakukan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Bunjamin, Agnes. 2015. Masih jaman bisnis konvensional dalam https://www.kompasiana.com/agnesbunjamin/masih-jaman-bisnis-konvensional_55ef159a2223bd560de913b7 diakses tanggal 25 Maret 2018

2. Nimda, 2012. Apa itu e-commerce. Universitas Pasundan dalam http://www.unpas.ac.id/apa-itu-e-commerce/ diakses tanggal 25 Maret 2018

3. Rahmidani, Rose. 2015.  Penggunaan E-Commerce Dalam Bisnis Sebagai Sumber Keunggulan Bersaing Perusahaan  dalam SEMINAR NASIONAL EKONOMI MANAJEMEN DANAKUNTANSI (SNEMA) FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS NEGERI PADANG SNEMA-2015 Padang-Indonesia. ISBN: 978-602-17129-5-5 dalam http://fe.unp.ac.id/sites/default/files/unggahan/26.%20Rose%20Rahmidani%20(hal%20344-352)_0.pdf diakses tanggal 25 Maret 2018

4. Rustamaji, Koko. 2018. Kewirausahaan 1 "Model Bisnis konvensional, Waralaba dan E-commerce"di

Tidak ada komentar:

Posting Komentar